DISUSUN OLEH :
MURIYANTO
NIM.19440027
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS KADER BANGSA
PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terminologi politik dalam konteks yang tidak semata bersifat kotor, licik, tipu
hukum dan politik. Bahkan dalam sistem pemerintahan hal tersebut telah
politik yang berkembang. Tentu saja hukum tidak bisa dipisahkan dengan
1
Abdul Latif dan Hasbi Ali, Politik Hukum, cetakan kedua, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011) h.81-
82.
2
berlaku terhadap penegakkan hukumnya dan karakteristik produk-produk
dan politik di Indonesia. Sejauh mana hubungan antara hukum dan politik
tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Nasional?
2
Moh. Mahfud M.D., Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2010. hlm.5
3
BAB II
PEMBAHASAN
apa yang kita maksudkan sebagai hukum dan apa yang kita maksudkan
bukan sekedar peraturan yang dibuat oleh kekuasaan politik maka tentu saja
maka rasa tak relevan lagi pertanyaan tentang hubungan antara kekuasaan
atas sistem konstitusi (hukum dasar) elemen pokok negara hukum adalah
4
sebagai dependent variable (variabel terpengaruh), sedangkan politik
hukum sebagai variabel yang tergantung atas politik atau politik yang
determinan atas hukum itu mudah dipahami dengan melihat realitas, bahwa
undang-undang.3
politik melalui alat-alat negara yang telah diberi kewenangan seperti polisi,
masyarakatnya. Dalam hal ini, tentu saja sanksi hukum dapat pula
3
Moh. Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, (Jakarta, Rajawali Pers, 2009), hlm 10.
5
B. Pengaruh Politik Dalam Pembentukan Hukum Nasional
Dalam paradigma baru, hukum tidak lagi dilihat sebagai entitas yang
dalam masyarakat. Untuk itu, tidaklah heran jika hukum bisa berinteraksi
dengan politik. Hukum yang demikian ini akan lebih mampu memahami atau
4
Moh. Mahfud MD. Perkembangan Politik: Studi tentang Pengaruh Konfigurasi Politik
terhadap Produk Hukum di Indonesia” (Disertasi Doktor), (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada,
1993), hlm. 26
6
peraturan perundang-undangan yang mencakup tahapan perencanaan,
adalah Peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara
umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
undangan.
adalah konsepsi dan struktur kekuasaan politik. Yaitu bahwa hukum sedikit
banyak selalu merupakan alat politik, dan bahwa tempat hukum dalam
hal yang sama, yakni konsepsi dan struktur kekuasaan politiklah yang berlaku
hukum. Dengan demikian, maka adanya suatu ruang yang absah bagi
5
Daniel S. Lev. Hukum Dan Politik di Indonesia, Kesinambungan dan Perubahan, (Jakarta:
LP3S, 1990), hlm. 11
7
Miriam Budiarjo berpendapat bahwa kekuasaan politik diartikan
politik peranan kekuatan politik yang duduk dalam institusi politik itu adalah
membentuk hukum hanyalah sebuah institusi yang vacum tanpa diisi oleh
mereka diberikan kewenangan untuk itu. karena itu institusi politik hanya alat
lembaga swadaya masyarakat dan lain-lain. Bahkan UU. R.I. No. 10 tahun
menegaskan adanya partisipasi masyarakat yaitu yang diatur dalam Pasal 53:
6
Miriam Budiardjo. Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2005), hlm. 182
7
Bagir Manan. Dasar-Dasar Perundang-undangan di Indonesia. (Jakarta: Kencana, 1990), hlm. 14
8
“Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam
sejumlah undang-undang yang memberi apresiasi yang begitu besar dan luas.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tetapi hukum di buat oleh lembaga politik yaitu legislatif. Hal ini
membuat hasil yang dibuat oleh DPR adalah produk politik bukan produk
hukum.
2. Relasi hukum dan politik dapat dibagi menjadi tiga model hubungan.
Pertama sebagai das sollen, hukum determinan atas politik kerena setiap
sebagai das sein, politik determinan atas hukum karena dalam faktanya
hukum merupakan produk politik sehingga hukum yang ada di depan kita
B. Saran
10
negara senantiasa menciptakan stabilitas politik, sehingga keputusan-
11
DAFTAR PUSTAKA
12