Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HUKUM DAN POLITIK

"Pengaruh Politik Dalam Penegakan Hukum di Indonesia & Relasi


Hukum dan Politik di Indonesia"

Di Susun Guna Memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Dan Politik


Dosen Pengampu : Andre Monifa, S.H., M.H
Prodi/Semester : Konsentrasi Ilmu Hukum/6

Disusun Oleh Kelompok 5 :


Gusti Restu 1721040018
Mammarella RA 1721040023
Nur Eka Putri M 1721040027
Rahma Danti 1721040030
Ramadhan Alfiandi P 1721040031

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM


UIN RADEN INTAN
LAMPUNG
2020
PEMBAHASAN
BAB 14

A. Pengaruh Politik Dalam Penegakan Hukum di Indonesia


Hukum dan politik adalah berbicara bagaimana hukum bekerja dalam
sebuah situasi politik tertentu. Dalam hal ini yang dimaksud adalah hukum sebagai
perwujudan dari nilai-nilai yang berkembang dan nilai-nilai yang dimaksud adalah
keadilan. Dengan demikian idealnya hukum dibuat dengan mempertimbangkan
adanya kepentingan untuk mewujudkan nilai-nilai keadilan tersebut. Dengan ciri-ciri
mengandung perintah dan larangan, menuntut kepatuhan dan adanya sangsi, maka
hukum yang berjalan akan menciptakan ketertiban dan keadilan di masyarakat.
Keadilan akan dapat terwujud apabila aktifitas politik yang melahirkan
produk-produk hukum memang berpihak pada nilai-nilai keadilan itu sendiri.
Terlepas bahwa dalam proses kerjanya lembaga-lembaga hukum harus bekerja secara
independen untuk dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum, dasar dari
pembentukan hukum itu sendiri yang dilakukan oleh lembaga-lembaga politik juga
harus mengandung prinsip-prinsip membangun supremasi hukum yang berkeadilan.1

1.1 Politik sebagai pemberi arah dalam penegakan hukum


Menurut Daniel S. Lev, yang paling menentukan dalam proses
hukum adalah konsepsi dan struktur kekuasaan politik. Yaitu bahwa hukum sedikit
banyak selalu merupakan alat politik, dan bahwa tempat hukum dalam negara,
tergangtung pada keseimbangan politik, defenisi kekuasaan, evolusi idiologi politik,
ekonomi, sosial, dan seterusnya (Daniel S. Lev, 1990 : xii)
Pengaruh kekuatan-kekuatan politik dalam membentuk hukum
dibatasi ruang geraknya dengan berlakunya sistem konstitusional berdasarkan checks
and balances, seperti yang dianut Undang- Undang dasar 1945 (UUD 1945) setelah
1
Efernando M. Manullang, Menggapai Hukum Berkeadilan Tinjauan Hukum Kodrat dan Antinomi
nilai, Cetakan kedua (Jakarta: PT. kompas Media Nusantara, 2007) , h.157.

2
perubahan. Jika diteliti lebih dalam materi perubahan UUD 1945 mengenai
penyelenggaraan kekuasaan negara adalah mempertegas kekuasaan dan wewenang
masing-masing lembaga-lembaga negara, mempertegas batas-batas kekuasaan setiap
lembaga negara dan menempatkannya berdasarkan fungsi-fungsi penyelenggaraan
negara bagi setiap lembaga negara. Sistem yang demikian disebut sistem “checks and
balances”, yaitu pembatasan kekuasaan setiap lembaga negara oleh undang-undang
dasar, tidak ada yang tertinggi dan tidak ada yang rendah, semuanya sama di atur
berdasarkan fungsi- fungsi masing-masing.
Dengan sistem yang demikian, memberikan kesempatan kepada
setiap warga negara yang merasa dirugikan hak konstitusionalnya oleh produk politik
dari instutusi politik pembentuk hukum untuk mengajukan gugatan terhadap institusi
negara tersebut. Dalam hal pelanggaran tersebut dilakukan melalui pembentukan
undang-undang maka dapat diajukan keberatan kepada Mahkmah Konstitusi dan
dalam hal segala produk hukum dari institusi politik lainnya dibawah undang-undang
diajukan kepada Mahkamah Agung. Selain itu, pemerintah berhak dan berkewajiban
menjaga kepastian hukum.2
Hukum determinan atas politik dalam artian bahwa kegiatan politik
diatur oleh dan harus tunduk pada aturan-aturan hukum kemudian ketika politik
determinan atas hukum, hukum merupakan hasil atau kristalisasi dari kehendak-
kehendak politik yang saling berinteraksi dan bahkan saling bersaingan. Tetapi, suatu
system yang ideal yang posisi keduanya berada pada posisi determinan yang
seimbang maka dapat membentuk sebuah keteraturan. Meskipun hukum merupakan
produk keputusan politik, namun begitu hukum berlaku, maka semua kegiatan politik
harus tunduk pada hukum.
Pelaku politik hukum adalah alat pemerintahan dalam arti luas, yakni
alat pemerintahan dalam bidang legislatif, alat pemerintahan dalam bidang yudikatif,
yang dimaksud dengan alat pemerintahan dalam bidang legislatif adalah alat
2
M. Khozim, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, Cetakan keempat, (Bandung: Penerbit Nusa
Media, 2011) , h.54.

3
pemerintahan yang bertugas menetapkan ketentuan hukum yang belum berlaku
umum. Berdasarkan undang-undang dasar 1945.

1.2 Corak politik sebagai penentu penegakan hukum


Dalam hubungan tarik menarik antara hukum dan politik maka
sesungguhnya politik mempunyai energi yang cukup kuat untuk mempengaruhi
hukum. Asumsi dasar tadi memperlihatkan bahwa dalam konfigurasi politik yang
demokratis maka yang lahir adalah produk hukum yang responsif/populistik,
sedangkan konfigurasi politik yang otoriter melahirkan produk hukum yang
konservatif /ortodoks dan elitis.
Dalam kaitannya dengan penegakkan hukum Negara dengan sistem politik yang
demokratis cenderung melahirkan sistem penegakkan hukum yang efektif sedangkan,
Negara dengan sistem politik yang otoriter akan melahirkan sistem penegakkan
hukum yang tersendat.3

PEMBAHASAN
BAB 15

B. Relasi Hukum dan Politik di Indonesia

3
Derta Sri Widowatie, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, cetakan pertama,(Bandung: Nusa

Media, 2010), h. 64.

4
2.1 Relasi antara hukum dan politik di indonesia
Satjipto Rahardjo mengemukakan bahwa jika kita melihat hubungan
antara politik dan hukum, politik memiliki konsentrasi energi yang lebih besar
sehingga hukum selalu berada pada posisi yang lemah. Politik sangat menentukan
bekerjanya hukum. Maka dari itu politik dan hukum berkesinambungan karena :
1. Hukum merupakan produk politik.
2. Hukum merupakan salah satu alat politik, dimana penguasa dapat
mewujudkan kebijakannya.
3. Jika sudah menjadi hukum, maka politik tunduk pada hukum.4

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi bahwa hukum dilahirkan dari


aktifitas politik
Bahwa politiklah yang akan memberi arah penegakkan hukum. Jika
pemerintah memiliki kemauan politik (political will) yang baik dalam menegakkan
hukum maka hukum dapat ditegakkan dengan baik. Jika penguasa tidak memiliki
kemauan politik untuk menegakkan hukum, maka kecil harapan untuk menegakkan
hukum dengan politik baik.
Relnya adalah hukum dan keretanya adalah politik. Jika kereta keluar dari relnya
maka kecelakaanlah yang terjadi, jika politik keluar dari ketentuan hukum maka
kehidupan politik akan mengalami kejatuhan.

KESIMPULAN
A. Pengaruh Politik Dalam Penegakan Hukum di Indonesia
Wajah politik hukum di Indonesia pada era saat ini masih membekas sistem
rezim orde baru meskipun sitem demokrasi sudah berubah tetapi perubahan tersebut

4
Abdul Latif dan Hasbi Ali, Politik Hukum, cetakan kedua, (Jakarta: Sinar Grafika,2011), h.81-82.

5
hanya terletak pada struktur, dalam pelaksanaan di lapangan masih dapat dilihat dari
produk hukum yang dibuat syarat dengan kepentingan dan hukum di Indonesia lebih
determinan konfigurasi politik yang bersifat otoriter sehingga produk hukum yang di
hasilkan lebih konservatif. berbagai masalah kekecewaan pada penegakan hukum
serta kekecewaan pada aturan hukum sebagian besarnya diakibatkan oleh situasi
bergesernya pemahaman terhadap hukum tersebut serta proses pembentukan hukum
dan putusan-putusan hukum yang tidak demokratis. Upaya perbaikan hukum di
Indonesia paling tidak ada beberapa faktor yang harus di benahi yaitu :
1) struktur hukum yaitu sistem hukum, yang terdiri atas bentuk hukum,
lembaga-lembaga hukum, perangkat hukum. Penataan kembali terhadap
struktur dan lembaga-lembaga hukum yang ada termasuk rekrutmen sumber
daya manusianya yang berkualitas.
2) Substansi hukum yaitu nilai-nila atau asas-asas yang terkandung dalam
aturan tersebut yang mengandung usnsur keadilan. Dengan Perumusan kembali
hukum yang berkeadilan.
3) budaya hukum yaitu terkait dengan profesionalisme para penegak
hukum dalam menjalankan tugasnya serta kesadaran masyarakat dalam menaati
hukum. Meningkatkan kembali budaya hukum dengan cara menyelesaikan
kasus-kasus pelanggaran hukum dan mengikut sertakan rakyat dalam
penegakkan hukum. Serta membangun Penerapan konsep Good Governance
dengan memberikan Pendidikan publik untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap hukum.

B. Relasi Hukum dan Politik di Indonesia


Bahwa Proses pembentukan hukum dan penegakan hukum ternyata sangat
dipengaruhi oleh situasi politik. Politik dengan corak otoriter mempengaruhi produk
hukum yang konservatif dan ortodoks dan melahirkan penegakkan hukum yang tidak

6
baik. Sebaliknya politik yang demokratis melahirkan produk hukum responsif dan
penegakan hukum yang baik.5

DAFTAR PUSTAKA

5
Moh. Mahfud, Politik Hukum di Indonesia, cetakan kelima, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 16.

7
Khozim, M., Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, Cetakan keempat, Bandung:
Penerbit Nusa Media, 2011.
Latif, Abdul dan Hasbi Ali, Politik Hukum, Cetakan kedua, Jakarta: Sinar Grafika,
2011. Mahfud, Moh., Politik Hukum di Indonesia, Cetakan kelima, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012.
Manullang, Efernando M., Menggapai Hukum Berkeadilan Tinjauan Hukum Kodrat
dan Antinomi Nilai, Cetakan kedua, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2007.
Mahfud, Moh., Politik Hukum di Indonesia, Cetakan kelima, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012.
Widowatie, Derta Sri, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Cetakan pertama,
Bandung: Nusa Media, 2010.

Anda mungkin juga menyukai