TUGAS MAKALAH
MATA KULIAH LEMBAGA NEGARA
Disusun Oleh:
Ahmad Rizqi Robbani Kaban ( 1906408983 )
HTN Sore / Absen 24.
Dosen:
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie S.H., M.H.
Dr. Fitra Arsil S.H., M.H.
Dr. Fatmawati S.H., M.H.
Mohammad Novrizal S.H., LL.M.
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU HUKUM
JAKARTA
OKTOBER 2020
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketiga kekuasan itu terpisah satu sama lain, baik mengenai fungsi maupun
oleh Emanuel Kant disebut sebagai Trias Politica.Tri berarti tiga, As berarti
poros, dan Politica berarti kekuasaan, sehingga Trias Politica berarti tiga poros
antara cabang kekuasaan eksekutif dan cabang kekuasaan legislatif menjadi titik
presidensil.4
1
Romi Librayanto, Trias Politica dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia, (Makasar: PUKAP,
2008), hal. 18.
2
Ibid, hal, 19.
3
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka, 2002), hal. 151.
4
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi
Dalam sistem politik kekinian, perwakilan politik menjadi hal yang penting
serta memihak kepada masyarakat. Selama lebih dari 200 (dua ratus) tahun
(statutory force)”.5
sama sekali, niscaya pelembagaan demokrasi itu dalam kenyataan tidak akan
5
C.F Strong, Modern Politucial Constitution An Introduction to the Comparative Study Of Their
History and Existing Form, (Sidwick & Jackson, Londong, 1978), hal. 8.
yang bersangkutan. Oleh karena itu, perwujudan gagasan demokrasi sangat
ide bahwa warga negara seharusnya terlibat dalam hal tertentu dibidang
konsep check and balances struktur parlemen tidak hanya terdiri dari satu kamar
(unicameral), tetap terdiri dari dua kamar (bicameral). Dengan konsep seperti
itu, maka pembentukan suatu undang-undang dibahas dan disetujui oleh kedua
6
Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-Undang, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal.
8.
kamar tersebut. Ada negara yang menganut strong bicameral seperti Amerika
Serikat, dan ada juga negara yang menganut soft bicameral seperti Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagimana fungsi dan peran lembaga legislatif dalam proses legislasi dan
C. Kerangka Konseptual
1. Teori Konstitusi
arti luas adalah keseluruhan dari ketentuan ketentuan dasar atau hukum dasar,
baik yang tertulis maupun tidak tidak tertulis. Prof Jimly Asshidiqie
atau bahkan paling tinggi serta paling fundamental sifatnya, karena konstitusi itu
untuk menata dan mengatur pada pokok-pokoknya struktur dan fungsi lembaga-
arti yang lebih sempit, konstitusi bahkan cuma diartikan sebagai dokumen yang
tiga elemen yang umumnya di gunakan dalam materi muatan konstitusi, yaitu :
9
Jimly Asshidiqqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Op,.Cit., hal. 97.
10
Benny K. Harman Hendardi, “Konstitusionalisme Peran DPR dan Judicial Review”, (Jakarta:
Yayasan Bantuan Hukum, 1991), hal. 32.
2. Kesepakatan tentang the rule of law sebagai landasan pemerintahan atau
penyelenggaraan negara.
ketatanegaraan.
menghendaki the rule of law. Konsekuensi logis dari kenyataan bahwa tanpa
Dasar pada suatu negara adalah untuk menjadi pegangan dan pemberi batas,
function determined by the legal order is an organ”, yang memiliki arti organ
negara tiak selalu berbentuk organik, tetapi setiap jabatan yang ditentukan oleh
hukum dapat pula disebut organ asal fungsi-fungsinya itu bersifat mencipatkan
Selanjutnya dalam arti luas Hans Kelsen berpendapat bahwa semua organ yang
adalah merupakan organ atau lembaga negara. Menurut Kelsen, setiap warga
11
negara yang sedang berada dalam keadaan menjalankan suatu ketentuan undang-
undang undang-undang juga dapat disebut sebagai organ negara dalam arti luas,
norma hukum.
norma hukum yang juga memiliki posisi dalam jabatan kenegaraan atau
pemerintahan.
didirikan negara. Lembaga negara dalam proses nya harus memiliki organisasi
negara yang dalam pelaksanaan nya di isi oleh orang-orang yang disebut dengan
pejabat. Lembaga Negara atau Organ Negara yang melaksanakan fungsi negara
secara langsung atau bertindak untuk dan atas nama negara, seperti Lembaga
lembaga yang menjalankan fungsi administrasi negara dan tidak bertindak untuk
dan atas nama negara. Artinya, lembaga ini hanya menjalankan tugas
penunjang yang berfungsi unutk menunjang fungsi alat kelengkapan negara, dan
aliansi dan sebagainya (dewasa ini disebut dengan hubungan luar negeri).
membedakannya dalam tiga bagian yang berbeda dengan John Locke, yaitu:
undang-undang.12
Dari dua pendapat ini ada perbedaan pemikiran antara John Locke dengan
dalam setiap pemerintahan tiga jenis kekuasaan itu mesti terpisah satu sama
(organ) yang melakukannya. Menurut ajaran ini tidak dibenarkan adanya campur
Oleh karena itu ajaran Montesquieu disebut pemisahan kekuasaan artinya ketiga
yang menanganinya.13
dari suatu negara yaitu Undang-Undang Dasar atau Konstitusi. Konstitusi atau
12
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik,(Jakarta: Gramedia, 2002), hal. 150.
13
Moh. Kusnadi dan Hamaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta:
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UI, 1983), hal. 141.
UUD merupakan dokumen negara yang memuat hal-hal pokok penyelenggaraan
wewenang.
14
Moh. Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi Indonesia : Studi Tentang Interaksi Politik dan
Kehidupan Ketatanegaraan, (Jakarta: Rineka Cipta), hal. 421.
tentang hakekat hubungan wakil. dengan terwakili yang terkenal, yaitu teori
wakil.
terikat secara ketat dari terwakili. Menurut teori ini wakil adalah
rakyat;
15
Dahlan Thaib, DPR Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia, Edisi Kedua, (Yogyakarta:
Liberty, 2000), hal. 2.
bangunan masyarakat (sosial). Si pemilih akan memilih wakilnya
yang benar- benar ahli dalam bidang kenegaraan dan yang akan
e. Dalam teori hukum obyektif dari Duguit, menurut teori ini dasar
menjalankan tugasnya.
organisasi parlemen ini biasanya dikenal adanya dua sistem yaitu sistem
unikameral dan bikameral, yang pertama terdiri atas satu kamar, sedangkan yang
yang berbeda-beda).
struktur negara. Isi aturan menganai fungsi dan tugas parlemen unicameral ini
beragam dan bervariasi dari satu negara ke negara lain, tetapi pada pokoknya
penyusunan perundang-undangan.
eksekutif .
kuat dan saling mengimabngi satu sama lain adalah ciri dari sistem Bikameral.
Untuk itu masing-masing kamar diusulkan dilengkapi dengan adanya hak veto.
Usulan semacam ini berkaitan erat dengan sifat kebijakan otonomi daerah yang
cenderung sangat luas dan hampir mendekati pengertian sistem federal. Hal ini
Sistem bikameral bukan hanya merujuk adanya dua dewan dalam suatu
negara, tetapi dapat pula dilihat dari proses pembuatan undang-undang yang
melalui dua dewan atau kamar, yaitu melalui Majelis Tinggi dan Majelis
Rendah, dengan adanya dua majelis akan sangat menguntungkan karena dapat
Teori tata urutan norma hukum adalah teori yang dikemukakan oleh Hans
Kelsen, dimana menurutnya bahwa suatu norma hukum itu valid karena dibuat
dengan cara yang ditentukan oleh suatu norma hukum yang lain, dan norma
hukum yang lain itu menjadi landasan validitas dari norma hukum yang disebut
pertama, dan menurutnya suatu tatanan hukum, terutama tatanan hukum yang
dipersonifikasikan dalam bentuk Negara bukanlah sistem norma yang satu dan
lain hanya dikoordinasikan, yang berdiri sejajar dan sederajat, melainkan suatu
tatanan urutan norma-norma dari tingkatantingkatan yang berbeda. Pembentukan
norma yang satu- yakni norma yang lebih rendah ditentukan oleh norma yang
lebih tinggi lagi, yang pembentukannya ditentukan oleh norma yang lebih tinggi
lagi, dan bahwa regressus (rangkaian proses pembentukan hukum) ini diakhiri
oleh suatu norma dasar tertinggi, yang menjadi dasar tertinggi dari validitas
Dengan demikian maka menurut Hans Kelsen dalam teorinya yang disebut
dengan “Stufenbau des Recht” atau hierarchi hukum, bahwa norma hukum itu
dimana sustu norma yang lebih rendah berlaku,bersumber, dan berdasar pada
norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan
berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pada
suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut yaitu norma dasar
(Grundnorm).17
suatu tata norma hukum secara hierarchis dan tidak boleh saling bertentangan
baik secara vertical maupun horizontal. Tata urutan norma hukum di Indonesia
diatur dalam UU No.12 Tahun 2011. Dalam UU No.12 Tahun 2011 akan tampak
16
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, (Bandung: Nusa Media, 2006), hal.
179.
17
Maria Farida Indrati Soprapto, Ilmu Perundang-Undangan Dasar-Dasar dan
Pembentukannya, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hal. 25.
2). Peraturan perundang-undangan di luar hierarki.
yang ditentukan dalam Pasal 7 ayat (1) UU No.12 Tahun 2011, sedangkan yang
diluar hierarki sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 ayat (1) UU No.12 Tahun
2011.
ayat (1) UU No.12 Tahun 2011, yang menyebutkan bahwa : (1) Jenis dan
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
4. Kaidah hukum harus ditulis secara jelas, sehingga dapat diketahui dan
7. Hukum harus bersifat konstan sehingga ada kepastian hukum. Tetapi hukum
harus juga diubah jika situasi politik dan sosial telah berubah.
Lack of sources, and other factor may act to blunt this power.
4. Via the committee system, the legislature has exstensif power to call
18
Hamzah Halim dan Kemal Redindo Syahrul Putera, Cara Praktis Menyusun dan Merancang
Peraturan Daerah (Suatu Kajian Teoritis dan Praktis Disertai Manual) Konsepsi Teoritis Menuju
Artikulasi Empiris, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 34.
19
Saldi Isra., Op.Cit,. hal. 82-83.
Dalam karakter umum di atas, dijelaskan bahwa kekuasaan legislatif
dalam praktek, karakter seperti itu, tidak mutlak dapat dijalankan sepenuhnya
karena disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya sumber daya, pengaruh
sistem kepartaian dan faktor-faktor lainnya. Sehingga sebagai karakter khas dalam
sistem presidensil, Presiden memiliki hak veto yaitu berupa hak untuk menolak
yang dibentuk jangan sampai memberikan celah timbulnya korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
dikomunikasikan kepada pelaku peran (rule accupants), sebaba tidak ada orang
yang secara sadar mematuhi suatu produk hukum kecuali bila dia mengetahuinya.
akomodatif – mengacu pada harapan atau pandangan pelaku peran tentang akibat
dan manfaat bagi mereka. Produk hukum memuat ketentuan sanksi dan
penghargaan sebagai motivator bagi pelaku peran untuk berlaku sesuai dengan
ketentuan-ketentuan produk hukum. Process (proses), produk hukum yang
dibentuk harus memuat prosedur yang jelas mengenai bagaimana pelaku peran
memutuskan untuk mematuhi atau tidak suatu produk hukum. Ideology (ideologi),
hukum sebagai motivasi untuk berperilaku sesuai dengan produk hukum yang
ada.
BAB II
PEMBAHASAN
yaitu Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Dalam UUD 1945 tersebut
Bank Sentral ( Pasal 23D ), KPU ( Pasal 22E ayat (5) ), TNI dan
Indonesia, hal itu diatur melalui keberadan, wewenang, dan fungsinya yang
Lainnya
Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyatakan “MPR terdiri atas anggota DPR
dan anggota DPD yang dipilih meIaui pemilu dan diatur Iebih lanjut dengan
20
Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Implementasinya Dalam Sistem
Ketata Negaraan Republik Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 414.
undang-undang”. Hubungan dalam kewenangan dari legislasi DPR bekerjasama
selanjutnya usulan tersebut dibahas dalam rapat bersama antara DPR dengan
lainnya seperti MPR, Presiden, MA, MK, BPK, dan KY adalah lembaga tinggi
negara, lembaga tinggi negara dihapuskan dalam UUD 1945 amandemen ke-4.
Anggota DPR terpilih melalui sebuah pemilihan umum hal tersebut diatur
di dalam Pasal 19 ayat (1) UUD 1945, dalam hal ini anggota DPR adalah
perwakilan dari rakyat yang memberikan suaranya dalam pemilu untuk dapat
memiliki peran sebagai pengawas sehingga akan tercipta ‘check and balances’
antara eksekutif dan legislatif. Kedaulatan berada di tangan rakyat, hal ini telah
diatur dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Melalui pemilihan umum, rakyat
pengganti antarwaktu yang diambil dari Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota
DPR dari partai politik yang sama pada daerah pemilihan yang sama yang
hanya tersisa 6 bulan lagi maka keanggotaan seorang menjadi anggota DPR
Setiap anggota DPR yang terpilih pada satu pemilu akan menjabat selama
5 tahun. Apabila dalam pemilu selanjutnya anggota DPR yang mencalonkan diri
kembali tidak terpilih maka secara otomatis pada saat masa jabatannya berakhir
Pasal 20A ayat (1) UUD 1945 mengatur tugas DPR yaitu memiliki fungsi
legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. Selain tugas dan fungsi tersebut,
dalam melaksanakan fungsinya DPR diberikan hak yang diatur di dalam Pasal 20A
ayat (2) dan ayat (3), yaitu hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan
melalui Pasal 20 ayat (1) UUD 1945. Wewenang legislasi tersebut juga melalui
selaku legislatif, hal itu sebagaimana fungsi pengawasan yang di amanatkan UUD
Salah satu fungsi dan tugas dari lembaga perwakilan rakyat (DPR) adalah
sepanjang rakyat sendiri menyetujui untuk diikat dengan norma hukum yang
sebagai berikut :
enactment approval).
21
Reni Dwi Purnomowati, Implementasi Sistem Bikameral Dalam Parlemen Indonesia, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2005) hal. 205.
Di Indonesia undang-undang dibuat atas kerjasama DPR dan Presiden.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 20 UUD 1945 ayat (1), bahwa DPR memegang
yang menyertai fungsi ini adalah hak inisiatif yang merupakan hak dari anggota-
anggota DPR. Hak inisiatif adalah hak untuk memprakarsai pembuatan undang-
Tahun 1945 hak ini terdapat dalam Pasal 21 ayat (1) yang menyatakan bahwa,
undang. Dalam Undang Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR,
DPD, dan DPRD sebagaimana telah diubah dengan UU. No. 42 Tahun 2014
bersama (Pasal 71 huruf a). DPR juga berwenang memberikan persetujuan atau
negara dalam hal ini presiden, akan melekat secara terus-menerus. Dengan
sebagaimana dijelaskan, dengan mengacu pada ketentuan Pasal 5 ayat (1) UUD
ada lima tahapan penting yang harus dijadikan patokan dalam menghasilkan
sendiri pula. Artinya bahwa, fungsi legislasi dalam sistem presidensil merupakan
pada hakikatnya tidak serta merta dijalankan secara mutlak. Namun dalam
sistem negara modern, ada hubungan fungsional antara eksekutif dan legislatif.
22
Yuliandri, Asas-Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Yang Baik (Gagasan
Pembentukan Undang-Undang Berkelanjutan), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 41-43.
Bahkan dalam fungsi legislasi di Indonesia dilakukan secara bersama-sama
Lack of sources, and other factor may act to blunt this power.
4. Via the committee system, the legislature has exstensif power to call
23
Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi; Menguatnya Model Legislasi Parlementer dalam
Sistem Presidensial Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 235.
dalam praktek, karakter seperti itu, tidak mutlak dapat dijalankan sepenuhnya
BAB III
PERBANDINGAN
sedangkan DPD dapat ikut membahas hal-hal yang telah ditentukan oleh
telah diatur dalam Article 1 section 7 The Constitution of United States yang
All Bills for raising Revenue shall originate in the House of Representatives; but
the Senate may propose or concur with Amendments as on other Bills. Yang
berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat, akan tetapi Senat boleh mengusulan atau
menyetujui perubahan-perubahan, seperti halnya dengan Rancangan Undang-
Every Bill which shall have passed the House of Representatives and the
United States; If he approve he shall sign it, but if not he shall return it, with his
Objections to that House in which it shall have originated, who shall enter the
Objections at large on their Journal, and proceed to reconsider it. If after such
Reconsideration two thirds of that House shall agree to pass the Bill, it shall be
sent, together with the Objections, to the other House, by which it shall likewise
Law. But in all such Cases the Votes of both Houses shall be determined by yeas
and Nays, and the Names of the Persons voting for and against the Bill shall be
entered on the Journal of each House respectively. If any Bill shall not be
returned by the President within ten Days (Sundays excepted) after it shall have
been presented to him, the Same shall be a Law, in like Manner as if he had
signed it, unless the Congress by their Adjournment prevent its Return, in which
setelah dipertimbangkan kembali dua pertiga anggota Kamar itu setuju untuk
meloloskan Rancangan tersebut, rancangan itu akan disampaikan bersama-sama
Akan tetapi dalam semua Kasus demikian hasil suara akan ditentukan
dengan kata-kata ya dan tidak, dan Nama orang-orang yang memberi suara
tidak dikembalikan oleh Presiden dalam waktu sepuluh Hari (kecuali Hari
before the Same shall take Effect, shall be approved by him, or being
disapproved by him, shall be repassed by two thirds of the Senate and House of
sidang) harus disampaikan kepada Presiden Amerika Serikat; dan sebelum bisa
haruslah diloloskan lagi oleh dua pertiga anggota Senat dan Dewan Perwakilan
Rakyat, sesuai dengan Aturan-Aturan dan Pembatasan-Pembatasan yang
rancangan undang-undang tidak diberikan hak untuk itu. akan tetapi, Presiden
House of Representativc, namun setelah itu naskah tersebut akan menjadi milik
Indonesia, ide pembentukan undang undang berasal dari sebuah “idea” tau
sebuah gagasan. Dimana gagasan ini bisa berasal dari Constituent, bisa juga
berasal dari Partai politik , dan bisa juga dari Pejabat terpilih (Elected Officials),
atau bisa juga datang dari kepentingan kepentingan dari kelompok tertentu
(Interest Groups). Presiden juga berhak untuk mengusulkan sebuah rancangan
undang-undang. Kemudian gagasan atau ide ini akan dilanjutkan oleh House of
kepada anggota yang lain melalui surat untuk rekan yang terhormat (Dear
saran dari anggota parlemen non partisan, kepada komisi komisi yang
diajukan berada di bawah satu komisi, apabila ada lebih dari komisi yang
bersinggungan, maka komisi yang terkait hanya dapat bekerja hanya pada
tersebut akan ditunjuk satu sebagai pimpinan utama/panitia utama yang akan
adalah Rapat Paripurna anggota (House Floor or Senate Floor). Dalam rapat ini
semua anggota dalam Kamar (House of Representative) apabila dikumpulkan
selanjutnya yaitu pembahasan bersama yang dilakukan dari pihak House dan
pembahasan ini akan ada perwakilan dari Senate dan akan ada perwakilan dari
maka setelah itu dikembalikan lagi ke floor kamar yang mengajukan RUU untuk
dibahas kembali dalam rapat floor. Pembahasan ini dilakukan untuk membahas
paripurna tersebut apakah telah dirubah dalam join commite atau apakah tidak
Peraturan Perundang-Undangan.
ayat (1) dan (2) UUD RI 1945, yaitu pemegang kekuasaan membentuk undang-
undang adalah DPR, dan setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR
lain:
Daerah.
Peraturan Perundang-undangan.
Perundang-undangan lainnya.
penyusunan RUU.
Peraturan Perundang-undang.
undang ini.
Dari politik hukum legilasi tersebut, maka dari segi penyiapan materi,
Untuk itu konteks dimensi legislasi harus dimasukan dalam ketiga tahapan
tersebut. Dari ketiga tahapan tersebut maka beberapa kegiatan krusial yang
ada mengajukan permintaan RUU, maka jumlah RUU sudah mencapai 23.
Prolegnas yang terjadi saat ini belum mengatur dari segi kualitas, dimana
tersebut.
adalah naskah hasil penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian
NA, jadi terdapat dua kegiatan yang berbeda dengan tujuan yang berbeda
pula, yaitu :
aturan tersebut.
dipersiapkan.
permasalahan dan mencari solusi dalam bidang hukum serta metode dalam
membuat aturan yang lebih rasional, maka aspek multi approach ini sesuai
dengan pandangan beberapa pakar yang tersebut di atas dan hal ini juga
berarti harus menggunakan banyak bidang ilmu dan juga kementrian terkait
implikasinya pada penentu kebijakan, dalam hal legislasi ini adalah DPR
dan Pemerintah.
Untuk itu NA harus beranggotakan pakar akademisi dan praktisi yang
implikasinya, untuk itu kepentingan anggota DPR untuk studi banding dapat
terkait dengan RUU yang akan dibahas, hal ini mungkin sudah dilakukan,
federal Amerika Serikat. Sistem yang dianut adalah sistem dua kamar atau
dan bertugas selama dua tahun. Jumlah kursinya dibagi berdasarkan jumlah
penduduk tiap negara bagian; sedangkan dalam Senat, setiap negara bagian
memiliki dua Senator, tidak memandang populasi. Ada 100 orang senator,
yang menjabat selama enam tahun. Anggota DPR dan senator, dipilih secara
anggota lembaga tinggi negara atau pimpinan dari lembaga tinggi negara
seperti anggota BPK, pimpinan polri, hakim agung, dan lain-lain, sedangkan
di Amerika Serikat kekuasan itu terletak ada pada senate. Dalam hal
tidak hanya terhadap Presiden dan/atau Wakil Presiden tetapi juga terhadap
yang diajukan.
Congress yang terdiri dari dua badan (bicameral) yaitu senate, dan House Of
membentuk MPR.
sebuah Kongres Amerika Serikat, yang terdiri dari sebuah Senat dan
legislatif.
Serikat:
rancangan rundang-undangan
di usulkan.
undang.
terbanyak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
diatur dalam Pasal 5 ayat (1),pasal 20 dan pasal 22D ayat (1) dan (2) UUD
1945 yang kemudian diturunkan dalam UU No. 12 tahun 2011 dan Perpres
No. 87 tahun 2014 serta Peraturan DPR RI No.1 tahun 2014 tentang Tata
undang-undang.
ketika usulan tersebut sudah diterima oleh Senate atau Representative, dalam
pembahasan maka usulan tersebut tidak lagi ditulis atas usulan presiden,
sehingga tugas dan fungsi dari lembaga legislative, yudikatif dan eksekutif
B. Saran
yang memberi wewenang kepada pejabat tingi dan duta besar, sehingga di
dalam hal ini presiden berada diluar pengawasan langsung badan legislatif