Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH HUKUM SEBAGAI

BAGIAN DARI ILMU HUKUM

Oleh :

Jarot Maryono
2220180037

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2020
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum sebagai gejala masyarakat, jadi sebagai keseluruhan

kebiasaan-kebiasaan hukum yang berlaku di dalam masyarakat, adalah

objek dari ilmu pengetahuan hukum. Sebagai juga halnya dengan tiap-tiap

ilmu pengetahuan lainnya, ia tak puas dengan mencatat gejala-gejala

yang dilihatnya, akan tetapi sebanyak mungkin juga mencoba

menerangkannya dari hubungan sebab akibat dengan gejala-gejala

lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, ia memakai tiga buah cara, yaitu:

cara sosiologis, cara perbandingan hukum dan cara sejarah. 1

Van Apeldoorn seorang pakar hukum menjelaskan tiga cara yang

dimaksud adalah:

1. Cara Sosiologis

Yang menyelidiki sangkut paut hukum dengan gejala-gejala

masyarakat lainnya.

2. Cara Perbandingan Hukum

Yang membandingkan satu sama lain tatanan-tatanan hukum dari

pelbagai masyarakat hukum.

1
L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1999,
hlm. 412.
2

3. Cara Sejarah

Yang menyelidiki sangkut paut hukum dari sudut perjalanan

sejarahnya atau dengan perkataan lain yang menyelidiki pertumbuhan

hukum secara historis.2

Secara historis zaman terus berkembang melalui hirarkis

perkembangan yang terus dibarengi pula dengan perubahan-perubahan

sosial, dimana dua hal ini selalu berjalan beriringan. Keberadaan manusia

yang dasar pertamanya bebas, menjadi hal yang problematis ketika ia

hidup dalam komunitas sosial. Kemerdekaan dirinya mengalami benturan

dengan kemerdekaan individu-individu lain atau bahkan dengan mahluk

yang lain. Sehingga ia terus terikat dengan tata kosmik, bahwa bagaimana

ia harus berhubungan dengan dengan orang lain, dengan alam, dengan

dirinya sendiri maupun dengan Tuhannya. Maka muncullah tata aturan,

norma atau nilai-nilai yang menjadi kesepakatan universal yang harus

ditaati. Dimana manusia harus selalu menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaaan. Ia harus memegangi aturan yang berlaku mengatur hidup

manusia.3

Walaupun sejarah hukum lebih tua usianya dari sosiologi hukum,

namun cabang ilmu pengetahuan yang agak muda karena terjadinya

2
Ibid.
3
Abdul Ghofur Anshori, Filsafat Hukum Sejarah, Aliran dan Pemaknaan, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2006, hlm. 1
3

disebabkan oleh aliran hukum historis dari Friedrich Carl Von Savigny

(1770-1861).4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang di atas,

maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan sejarah hukum?

2. Apakah Sejarah Hukum itu merupakan bagian dari Ilmu Sejarah atau

Ilmu Hukum?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan pernyataan masalah maka tujuan yang ingin dicapai oleh

penulisan makalah ini adalah mengetahui pengertian dari sejarah hukum

dan bagaimana sejarah hukum itu menjadi bagian dari suatu ilmu..

4
L.J. Van Apeldoorn, Op. Cit., hlm. 412.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Hukum

1. Definisi Sejarah

Istilah sejarah dalam bahasa Arab dikenal dengan tarikh, dari akar

kata arrakha (a-rk-h), yang berarti menulis atau mencatat, dan catatan

tentang waktu serta peristiwa. Akan tetapi, istilah tersebut tidak hanya

berasal dari kata ini, ada yang berpendapat bahwa istilah sejarah

berasal dari istilah bahasa Arab syajaroh, yang berarti pohon atau

silsilah. Makna silsilah inl ebih tertuju pada makna padanan tarikh,

termasuk padanan pengertian abad, mitos, legenda dan seterusnya.

Syajaroh berarti terjadi. Sedangkan syajarah an-nasab berarti pohon

silsilah.

Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah

yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa

variasi. Meskipun demikian, banyak yang mengakui bahwa istilah

sejarah berasal dari bahasa Yunani, historia. Dalam bahasa Inggris

dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia,

bahasa Jerman geschihte, yang bermakna yang terjadi, dan dalam

bahasa Belanda dikenal dengan geschiedenis.

Menurut pengertian istilah, kata sejarah juga memiliki beberapa

versi. Redaksi R.G Collingwood, misalnya mendefinisikan sejarah


5

sebagai ungkapan history is the history of thought atau yang berarti

sejarah adalah sejarah pemikiran, history is kind of research or inquiry

atau juga berarti bahwa sejarah adalah sejenis penelitian atau

penyelidikan. Collingwood memaknai sejarah dalam arti penulisan

sejarah historiografi, seperti membangun dunia fantasi (are people

who build up a fantasy world).5

2. Definisi Sejarah

Sampai saat ini tidak ada definisi hukum yang bersifat tunggal artinya

terdapat definisi hukum yang diangkat dari sudut pandang yang berbeda-

beda. Fakta itu sekali lagi menggambarkan bahwa hukum itu komplek dan

berdimensi ganda sehingga dapat diamati dari sudut pandang dan kajian

yang berbeda-beda.6 Utrecht memberikan batasan pengertian bahwa

hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan

larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dank

arena itu harus ditaati oleh masyarakat tersebut.7

Selain Utrecht juga beberapa sarjana hukum Indonesia lainnya telah

berusaha merumuskan tentang apakah hukum itu, yang diantaranya ialah:

a. S.M. Amin, S.H.

5
Moh Hasbullah dan Dedi Supriyadi, Filsafat Sejarah. Bandung: CV Pustaka Setia,
2012, hlm. 21-22.
6
Nomensen Sinamo, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Intitama
Sejahtera, 2011, hlm. 9.
7
Kansil, C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Cetakan
Kedepalan, Jakarta: Balai Pustakan, 1989, hlm. 38.
6

Dalam bukunya yang berjudul Bertamasya ke Alam Hukum, bahwa

hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-

sanksi itu disebut hukum dan tujuan hukum itu adalah mengadakan

ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan

ketertiban terpelihara.

b. J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H.

Dalam buku yang disusun bersama berjudul Pelajaran Hukum

Indonesia bahwa hukum adalah peraturan-peraturan tang bersifat

memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam kehidupan

masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib,

pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan

diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu.

c. M.H. Tirtaatmadjadja, S.H.

Dalam bukunya Pokok-pokok Hukum Perniagaan bahwa hukum

adalah semua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah laku

tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti

mengganti kerugian, jika melanggar aturan-aturan itu, akan merugikan diri


7

sendiri atau harta, umpamanya orang akan kehilangan kemerdekaannya,

didenda dan sebagainya. 8

3. Definisi Sejarah Hukum

Sejarah hukum adalah merupakan bagian dari ilmu hukum

sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Van Apeldoorn, bahwa

Hukum sebagai gejala dalam masyarakat, maka keseluruhan kebiasaan-

kebiasaan hukum yang berlaku dalam masyarakat adalah objek dari ilmu

hukum.9 Van Apeldoorn memberikan definisi dan pengertian tentang Ilmu

Sejarah Hukum yaitu Ilmu yang mempelajari dan menyelidiki

perkembangan hukum dari masa ke masa. Suatu hukum akan mudah

dimengerti dan dipahami dengan benar apabila diketahui sejarah

perkembangannya. Dengan mempelajari sejarah hukum, akan memudah

dan membantu dalam menafsirkan pasal-pasal sebuah undang-undang

atau peraturan perundang-undangan.

Kansil, C.S.T., menerangkan bahwa tatahukum itu tumbuh,

berkembang dan lenyap bersama-sama dengan tumbuh, berkembang dan

lenyapnya masyarakat tertentu, tatahukum dengan kata lain adalah suatu

8
Ibid.
9
L.J. Van Apeldoorn, Loc. Cit., hlm. 416.
8

gejala. Tatahukum yang berlaku sekarang berlainan dengan daripada

tatahukum dalam masa yang akan datang. Dalam tatahukum yang

sekarang sudah tentu terkandung anasir dari tatahukum dahulu,

sekedarnya masih diakui berlakunya di dalam tatahukum sekarang

terletak tunas-tunas tentang tatahukum yang akan terwujud dikemudian

hari. Gejala ini dapat pula merupakan objek dari ilmu pengetahuan hukum

tersendiri, yakni sejarah hukum. 10

Prof. Emeritus John Gilisen dan Prof. Emeritus Frits Gorle dalam

sebuah buku mereka, sepakat memberikan pengertian bahwa Sejarah

hukum adalah bagian dari penyelenggaraan sejarah secara integral

dengan memfokuskan perhatian pada gejala-gejala hukum, dimana

penulisan sejarah secara integral pula mempergunakan hasil-hasil sejarah

hukum dan sekaligus meredam efek samping yang terpaksa ikut muncul

ke permukaan sebagai akibat peletakan tekanan pada gejala-gejala

hukum.11

Secara garis besar Prof. Emeritus John Gilisen dan Prof. Emeritus

Frits Gorle mengemukakan bahwa terdapat manfaat yang besar dalam

mempelajari sejarah hukum dengan alasan-alasan sebagai berikut:

a. Hukum tidak hanya berubah dalam ruang dan letak (Hukum Belgia,

Hukum Amerika, Hukum Indonesia, dan sebagainya), malainkan juga

dalam lintasan waktu. Hal ini berlaku bagi sumber-sumber hukum

10
Ibid.
11
Emeritus John Gilisen dan Emeritus Frits Gorle, Sejarah Hukum: Suatu Pengantar,
Cetakan Kelima, Bandung: PT. Refika Aditama, 2011, hlm. 12.
9

formil, yakni bentuk-bentuk penampakan diri norma-norma hukum,

maupun isi norma-norma hukum itu sendiri (sumber-sumber hukum

materiil).

b. Norma-norma hukum dewasa ini sering kali hanya dapat dimengerti

melalui sejarah hukum.

c. Sedikit banyak mempunyai pengertian mengenai sejarah hukum, pada

hakikatnya merupakan suatu pegangan penting bagi yuris pemula

untuk mengenal budaya dan pranata hukum.

d. Hal ikhwal yang teramat penting di sini adalah perlindungan hak asasi

manusia terhadap perbuatan semena-mena bahwa hukum diletakan

dalam perkembangan sejarahnya serta diakui sepenuhnya sebagai

sesuatu gejala historis.

Sejarah hukum tergolong pengetahuan yang masih muda dan belum

banyak dikenal bahkan dikalangan pakar hukum sendiri sehingga

pertumbuhan dan perkembangannya belum menggembirakan. Hal ini

mungkin sekali disebabkan oleh belum disadarinya betapa pentingnya

disiplin ilmu baru ini dalam menunjang dan memahami ilmu pengetahuan

hukum, khususnya hukum positif.

Segala yang hidup selalu berubah, Demikian pula masyarakat

manusia, dan demikian juga bagian dari masyarakat yang kita sebut

hukum. Ditinjau dari sudut ilmu pengetauan, hukum adalah gejala sejarah,

ia mempunyai sejarah. Hukum sebagai gejala sejarah berarti tunduk pada


10

pertumbuhan yang terus-menerus. Pengertian Pertumbuhan memuat dua

arti yaitu:

a. Unsur Perubahan

b. Unsur Stabilitet

Hukum pada saat ini dan hukum pada masa lampau merupakan satu

kesatuan. Kita dapat mengerti hukum kita pada masa ini, hanya dengan

penyelidikan sejarah, bahwa mempelajari hukum secara ilmu

pengetahuan harus bersifat juga mempelajari sejarah. Azas dari

penyelidikan keilmuan adalah bahwa memperoleh pengertian tentang

gejala-gejala tak mungkin dengan tiada mengetahui hubungan-

hubungannya.

B. Kesimpulan Tentang Sejarah Hukum

Sesuai dan sejalan dengan para pakar hukum seperti Van Apeldoorn

dan Kansil, C.S.T., saya berpendapat bahwa sejarah hukum adalah

bagian dari ilmu hukum, dimana sejarah hukum mempelajari dan

menyelidiki perkembangan hukum dari masa ke masa. Suatu hukum akan

mudah dimengerti dan dipahami dengan benar apabila diketahui sejarah

perkembangannya. Dengan mempelajari sejarah hukum, akan memudah

dan membantu dalam menafsirkan pasal-pasal sebuah undang-undang

atau peraturan perundang-undangan. Dimana hukum yang saat ini ada

dan berlaku merupakan mata rantai yang tidak terputus dengan hukum-
11

hukum yang pernah ada sebelumnya, yang berkolaborasi dan

menyesuaikan dengan perjalanan peristiwa-peristiwa dan gejala-gejala

sosial di masyarakat, ada hukum yang menghapus ketentuan hukum yang

sudah berlaku, ada hukum yang merubah ketentuan hukum yang sudah

berlaku dan ada juga hukum baru yang tumbul menyempurnakan

ketentuan hukum sebelumnya.


12

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Ghofur Anshori, Filsafat Hukum Sejarah, Aliran dan Pemaknaan,


Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.

Emeritus John Gilisen dan Emeritus Frits Gorle, Sejarah Hukum: Suatu
Pengantar, Cetakan Kelima, Bandung: PT. Refika Aditama, 2011.

Kansil, C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,


Cetakan Kedepalan, Jakarta: Balai Pustakan, 1989.

L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: PT. Pradnya


Paramita, 1999.

Moh Hasbullah dan Dedi Supriyadi, Filsafat Sejarah. Bandung: CV


Pustaka Setia, 2012.

Nomensen Sinamo, Pengantar Hukum Indonesia, Jakarta: PT. Bumi


Intitama Sejahtera, 2011.

Anda mungkin juga menyukai