Anda di halaman 1dari 26

Universitas Islam As-Syafi’iyah

HUKUM ISLAM &


Jakarta, 7 Desember 2019
PENDAHULUAN
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Latar Belakang
Dampak Era Modern dan Globalisasi:
Perkembangan IPTEK sangatlah besar, yang berpengaruh besar terhadap POLEKSOSKUM dan
agama.
Bebas berinteraksi baik nasional/internasional: Masyarakat dapat terpengaruh dalam hal yang
pada dasarnya membawa kehancuran
Salah satu dampak negatif yang mempengaruhi segi sosial, hukum dan agama: Munculnya
Minuman Keras (Miras) yang beralkohol juga Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (Narkoba) yang
mengandung zat-zat kimia terlarang.
(menimbulkan kemudharatan yang mempengaruhi daya nalar manusia dalam berfikir, perusakan
terhadap mental, jiwa, harta dan keyakinan)

UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 1:


Narkotika: Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang ini
Latar Belakang
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah melarang/mengharamkan minuman keras atau
khamr sehingga dapat dijadikan dasar atau dalil terhadap dilarang dan diharamkannya miras dan
penyalahgunaan narkoba, karena menimbulkan bahaya dan mudharat yang besar yang bisa
mengancam dan merusak keselamatan jiwa, akal, harta, dan keturunan, serta merusak keutuhan
beragama.
(walaupun di sisi lain mengandung manfaat tertentu misalnya untuk pengobatan, bahan penelitian dan
ilmu pengetahuan)

Hukum Islam yang disyariatkan ALLAH SWT: untuk merealisasikan dan melindungi kemaslahatan
manusia, baik kemaslahatan individu maupun kemaslahatan masyarakat yang menyangkut seluruh
aspek.
Para ulama mengklasifikasikannya menjadi tiga aspek;
- Dharuriyat (primer)
- Hajiyyat (sekunder)
- Takhsiniyyat (pelengkap)
Aspek Dharuriyyat merupakan aspek yang paling asasi dalam kehidupan manusia. Dengan
terganggunya aspek ini, kehidupan akan menjadi kacau. Oleh karena itu, hukum Islam memberikan
perhatian khusus terhadap aspek ini.

Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah maupun larangan. Aturan-aturan itu ada
yang bersifat ancaman hukuman di dunia dan ancaman hukuman di akhirat.
Latar Belakang
Universitas Islam As-Syafi’iyah

Aspek-aspek tersebut meliputi agama, jiwa, keturunan dan harta benda. Dalam menjamin
dan melindungi hal-hal tersebut, Islam menetapkan sejumlah aturan, baik berupa perintah
maupun larangan.
Aturan-aturan itu ada yang bersifat ancaman hukuman di dunia dan ancaman hukuman di
akhirat. Aturan-aturan mengenai pelanggaran dan kejahatan tersebut dalam hukum pidana
Islam dikategorikan dalam tindak pidana hudud.
Di antara unsur penting dalam hukum pidana Islam ialah perbuatan melawan hukum yang
lazim dikenal dengan uqubah (ditetapkan dalam Alquran dan Sunnah). Dalam hukum pidana
Islam dikenal dengan tindak pidana minum-minuman yang memabukkan (Khamar).

Hukum positif maupun hukum Islam: Narkoba adalah dilarang keberadaanya apabila
disalahgunakan dan bukan untuk kemaslahatan bahkan dilihat dari sisi kemaslahatan pun
sebenarnya juga sangat kecil.
Karena memang dampak negatifnya sangatlah besar yang mengancam jiwa, akal, agama dan
harta manusia
Latar Belakang
Universitas Islam As-Syafi’iyah

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah miras dan narkoba dalam perspektif hukum Islam?


2. Bagaimanakah miras dan narkoba dalam perspektif hukum Positif?

Tujuan Penulisan

Mengetahui bagaimana Miras dan Narkoba menurut perspektif hukum Islam dan
hukum positif di Indonesia.
PEMBAHASAN
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Pengertian Minuman Keras (Miras) dalam Islam

Etimologi: (Kata)
Khamr (minuman keras) berasal dari kata khamar yang bermakna satara (menutupi). Sedang
khammara berarti memberi ragi. Adapun al-khamr diartikan arak, segala yang memabukkan.

Tafsir al-Lubāb terdapat empat sebab mengapa disebut khamr:


- Karena menutupi akal,
- Khimār yang bermakna menutupi wanita
- Al-khamaru yang berarti sesuatu yang bisa dipakai bersembunyi dari pohon dan tumbuhan/
semak-semak
- Khāmir yang bermakna orang yang menyembunyikan janjinya
Pengertian Miras dalam Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah

Terminologi: (Istilah)
Makna khamr: Zat yang memabukkan dan terbuat dari sari anggur atau semua zat (minuman) yang
dapat menutupi dan menghilangkan akal (Tafsir al-Alūsī)

Khamr: nama jenis minuman yang dibuat dari perasan anggur sesudah dimasak hingga mendidih
serta mengeluarkan buih dan kemudian menjadi bersih kembali. Sari dari buih itulah yang
memabukkan. (Abu Hanifah)

Adapun menurut jumhur ulama’ (Maliki, Syafi’i dan Hambali), yang dimaksud dengan khamr ialah
semua zat/barang yang memabukkan baik sedikit maupun banyak. Hal ini sesuai dengan hadits
Rasulullah saw dari Ibn Umar:
Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr itu haram. (H.R. Muslim).
Setidaknya ada 26 sahabat yang meriwayatkan hadits tersebut dengan berbagai macam
lafadznya.
Pengertian Narkoba dalam Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah

Hukum Narkoba secara khususnya tidak disebut melalui dalil tafsili dalam al-Quran dan Hadis.
Zat Narkoba adalah sesuatu yang suci dan boleh digunakan (Kaedah Istishab)
Kaedah fiqih, al-Aslu fi al-‘Asya’ al-Ibahah yaitu hukum asal bagi setiap perkara adalah mubah
melainkan ada sandaran yang mengharamkannya.

Hukum Narkoba itu segera berubah selaras dengan prinsip fleksibilitas hukum berdasarkan
logikanya (‘Illah). Karenanya, hukum Narkoba berdasarkan ilmu usul fiqih disebut sebagai al-
hurmah li ghairih. Umumnya bukan karena zatnya sebagaimana khinzir, tetapi merujuk kepada
penyalahgunaannya.
Secara tradisinya dikaitkan melalui kias kepada pengharaman arak berdasarkan persamaan keadaan
‘illah memabukkan (al-iskar) yang nyata merenggut fungsi akal yaitu satu dari teras al-Kulliyat al-
Khamsah
Pengertian Narkoba dalam Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah

Hukum penggunaan narkoba (akhir kurun keenam hijriah), para ahli fiqih telah berijtihad untuk
mengeluarkan hukum syariat dengan cara mengkiaskannya kepada arak melalui penelitian kepada
dalil-dalil yang digunakan untuk pengharaman arak, ‘illah pengharamannya dan keterkaitan antara
arak dan narkoba dalam konteks pengharamannya

Narkotika dalam istilah bahasa Arab paling sedikit ada 3:


- al-Mukhaddirât,
- al-aqâqir,
- dan hasyîsy.
Narkotika al-Mukhaddirât, secara etimologi berarti sesuatu yang terselubung, kegelapan atau
kelemahan. Diambil dari kata al-Khidr, yang berarti tirai yang terjurai di sudut ruangan seorang
gadis. Kata tersebut biasanya digunakan sebagai penirai rumah.
Kata al-Mukhaddirât dapat juga terambil dari kata al-Khadar, yang berarti kemalasan dan
kelemahan. Al-Khadir bentuk fâ’il atau subjek dari kata al-Khadar artinya orang yang lemah dan
malas.
Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah

ِ َ َ ِ َّ ِ ِ َّ
‫س‬ ‫ج‬‫ر‬
ٌ ْ ُ‫م‬ ‫َل‬
َ‫ز‬
ْ ‫اْل‬
ْ ‫و‬ ‫اب‬ ‫ص‬ْ‫ن‬ ‫اْل‬
ْ ‫و‬ ‫ر‬
َ ُ َ َ ُ َْ َ ُ ْ‫س‬ ‫ي‬ ‫ْم‬ ‫ل‬‫ا‬‫و‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫خ‬َ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ َ ُ َ َ ‫يَايَا أَيُّ َه ا ال‬
‫م‬ ‫ن‬ ‫إ‬ ‫وا‬ ‫ن‬ ‫آم‬ ‫ين‬ ‫ذ‬
‫ح و َن‬ ِ‫ان فَاجتنِب وهُ لَعلَّ ُكم تُ ْفل‬ ِ ‫ط‬
َْ‫ي‬ َّ
‫الش‬ ِ
‫ل‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬
ُ ْ َ ُ َْ ََ ْ
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al-Maidah : 90).

‫ض اءَ فِي الْ َخ ْم ِر‬ ‫ْب‬


‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ة‬
َ ‫او‬ ‫د‬ ‫ْع‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ِ
َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ‫الشيْطَا ُن أَ ْن يُوق‬
‫غ‬ َّ ‫إِنَّ َم ا يُ ِري ُد‬
‫الص ََةِ ۖ فَ َه ْل أَنْ تُ ْم مُنْتَ ُه و َن‬
َّ ‫ص َّد ُك ْم عَ ْن ِذ ْك ِر اللَّهِ َوعَ ِن‬ ‫ي‬‫و‬ ِ
‫ر‬ ‫س‬ِ ‫والْمي‬
ُ ََ َْ َ
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (Q.S. Al-Maidah : 91)
Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Sebab Turunnya Surah Al-Maidah Ayat 90-91 (Miras & Narkoba)
Pelarangan khamr dilakukan secara bertahap, mulai dari paling ringan terus meningkat sampai
kepada larangan yang bersifat qath’I (pasti yang tidak dapat ditawar lagi) yakni QS. Al-Maidah ayat
90-91.
Imam Ahmad telah meriwayatkan sebuah hadis dari sahabat Abu Hurairah r.a.,ia telah mengatakan
bahwa tatkala Rasulullah SAW. Sampai di Madinah, para penduduknya terbiasa dengan meminum
khamar dan permainan judi.
Kemudian mereka menanyakan tentang kedua perbuatan itu kepada Rosulullah SAW, lalu setelah
itu turunlah ayat 219 dari surat al-Baqarah yang berbunyi: Mereka bertanya kepadamu tentang
khamr dan judi, katakanlah keduanya itu adalah dosa besar dan ada manfaatnya bagi manusia,
dan (tetapi) dosanya lebih besar daripada manfaatnya. Akan tetapi orang-orang mengatakan
“Allah tidak mengharamkannya, akan tetapi ia mengatakan bahwa perbuatan itu hanyalah dosa
yang besar saja”. Meraka masih tetap meminum khamr, sehingga pada suatu hari seorang dari
sahabat Muhajirin melakukan shalat magrib sebagai imam dari teman-temannya, akan tetapi
bacaan Al-Quran-nya salah karena mabuk.
Setelah peristiwa itu Allah menurunkan ayat pengharaman khamr yang lebih berat dari semula,
yaitu firman-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan…” (Surah An-Nisaa ayat 43).
Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Sebab Turunnya Surah Al-Maidah Ayat 90-91 (Miras & Narkoba)

Maka ada pula sebagian sahabat yang langsung meninggalkannya, sedang sebagian yang lain tidak
meminumnya pada waktu siang, melainkan hanya pada malam harinya saja ketika hendak tidur.
Hingga terjadinya suatu peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang
gemar minum khamr.
Imam Nasa-I dan imam Baihaqi telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas
telah berkata: “sesungguhnya ayat pengharaman khamr itu diturunkan berkenaan dengan peristiwa
yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Anshar yang gemar minum khamr (saling berkelahi
di kala mabuk).
Akhirnya setelah peristiwa itu rasa dengki mulai merasuk di dalam dada mereka, lalu Allah SWT
menurunkan ayat 90-91 dari surat al-Maidah ini. Baru setelah turunnya ayat ini mereka
mengatakan, 'Wahai Tuhan kami! Sekarang kami telah berhenti.”
Miras & Narkoba Menurut Hukum Islam
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Kandungan Ayat
Adapun inti sari dari QS Al-Maidah (5): 90-91 yaitu antara lain:
1. ALLAH SWT melarang umatnya untuk meminum khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala,
dan mengundi nasib dengan anak panah, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan keji
dan termasuk perbuatan setan, agar ummatnya beruntung.
2. Alasan mengapa Allah mengharamkan meminum khamar dan berjudi bagi orang-orang
mukmin, yaitu: pertama, karena dengan perbuatan tersebut setan ingin menimbulkan
permusuhan, dan rasa saling membenci diantara sesama manusia. Kedua, karena akan
melalaikan mareka dari mengingat Allah dan sholat.

Kandungan Hukum

Kandungan hukum yang terdapat di dalam QS Al-Maidah (5): ayat 90-91 yaitu: haram meminum
khamar, berjudi, berkorban untuk patung-patung dan mengundi nasib dengan menggunakan alat-
alat yang menyerupai anak panah, karena termasuk perbuatan keji dan perbuatan setan dan
perbuatan itu dapat menimbulkan permusuhan dan rasa saling membenci diantara sesama
manusia serta melalaikan manusia dari mengingat ALLAH dan shalat.
Miras & Narkoba Menurut Hukum ISLAM
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Kandungan Hikmah
Hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Maidah ayat 90 – 91 antara lain:
1. Karena adanya pengharaman meminum minuman haram, sehingga kita tidak akan melakukan
perbuatan buruk seperti pelecehan, bahkan pembunuhan.
2. Kita juga akan terjauhi dari sehala macam penyakit yang dapat disebabkan oleh minuman
Khamar seperti kerusakan ginjal, dan lain-lian.
3. Melatih diri kita untuk sabar dan tenang dalam menghadapi berbagai tipuan dunia.

Syarat Berlakunya Hukuman Hudud


Hikmah yang terkandung dalam Surah Al-Maidah ayat 90 – 91 antara lain:
1. Berakal (hukuman hanya bagi yang berakal)
2. Baligh (hukuman diberikan kepada yang sudah baligh/dewasa)
3. Muslim (pemberlakuan hukum hudud hanya untuk muslim)
4. Mumayyiz (orang yang dapat membedakan mana yang baik dan yang buruk)
5. Tidak dalam kondisi darurat (dalam ancaman)
6. Tidak Tahu bahwa itu adalah khamr (ketidaktahuan)
Miras & Narkoba Menurut Hukum Positif
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Pengertian Miras (Minuman Keras/Beralkohol)
Minuman keras/beralkohol: Minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari bahan hasil
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi
tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan
bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur kosentrat dengan ethanol
atau dengan cara pengenceran minuman mengandung ethanol. (KepPres No. 3 Tahun 1997).
Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013).

Etanol: Bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Diberbagai daerah
banyak jenis miras. Minuman keras meliputi seluruh jenis minuman yang mengandung alkohol
(nama kimianya etanol)
Minuman keras/beralkohol adalah salah satu jenis NAZA (Narkotik, Alkohol dan Zat Adiktif) yang
dalam bentuk minuman keras yang mengandung alkohol tidak peduli berapa kadar alkohol
didalamnya.
Zat adiktif yang artinya zat tersebut dapat menimbulkan adiksi (Addiction) yaitu ketagihan atau
ketergantungan atau ketagihan. Dan menimbulkan gangguan mental organik (neuro-transmitter
sel-sel saraf pusat otak) yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan dan berperilaku.
Pengertian Miras (Beralkohol)
Universitas Islam As-Syafi’iyah

Alkohol dapat dibuat melalui proses fermentasi (peragian) berbagai jenis bahan yang mengandung
gula, misalnya buah-buahan (seperti anggur dan apel), biji-bijian (seperti beras dan gandum), umbi-
umbian (seperti singkong), dan madu.
Melalui proses fermentasi dapat diperoleh alkohol dengan kadar 14%. Alkohol dengan kadar yang
lebih tinggi dapat diperoleh melalui penyulingan. Selain melalui proses fermentasi, alkohol juga
dapat dibuat dari etena, suatu produk dari minyak bumi.

Miras berdasarkan kadar alkohol di bagi 3 bagian:


1. Golongan A: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) ~ 5% (Bir dan sejenisnya)
2. Golongan B: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) > 5% - 20% (Martin dan Port)
3. Golongan C: Kadar etil alkohol atau etanol (C2H5OH) > 20% - 55% (wishky, vodka, brendy)

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan
Pengawasan Minuman Beralkohol
Pengertian NARKOBA
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Pengertian NARKOBA (Narkotika dan Obat/Bahan Terlarang)

Secara etimologis istilah narkotika berasal dari kata marke (Bahasa Yunani) yang berarti terbius
sehingga menjadi patirasa atau tidak merasakan apa-apa lagi.
Narkoba atau Narkotika: Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang ini. (UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 1)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif). Semua istilah ini, baik narkoba atau napza,
mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya.

Pakar Kesehatan:
Narkoba sebenarnya adalah Psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak
dioparasi atau obatobatan untuk penyakit tertentu.
Pengertian NARKOBA
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika:

Jenis-Jenis Narkotika:
a. Golongan I
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan (Heroin, Kokain, ganja)
b. Golongan II
Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan (Morfin)

c. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan (Kodein).
Pengertian NARKOBA
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Jenis-Jenis Narkotika dan Psikotropika:
Jenis-Jenis Psikotropika:
a. Golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. (Ekstasi)
b. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
(Amphetamine)
c. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
(Phenobarbital)
d. Golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan terapi dan atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan
(Diazepam)
Pengertian NARKOBA
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Efek dan Perilaku akibat Narkoba/NAPZA:

a. Golongan Depresan (Downer)


Jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat
pemakaiannya menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur dan tak sadarkan diri. Contohnya:
Opioda (Morfin, Heroin, Kodein), sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur), dan Tranquilizer (anti
cemas).
b. Golongan Stimulan (Upper)
Jenis NAPZA yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat
pemakainya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu,Ekstasi), Kokain.
c. Golongan Halusinogen.
Jenis NAPZA ynag dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran, dan
seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu.
Contoh: Kanabis (ganja).
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif

Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka (1)).
Minuman keras tradisional: Minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun temurun
yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta dipergunakan
untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka
(2).
Sebagai barang dalam pengawasan terhadap pengadaan Minuman Beralkohol yang berasal dari
produksi dalam negeri atau asal impor serta peredaran dan penjualannya.

Minuman beralkohol dalam negeri hanya dapat diproduksi bila memiliki izin usaha industri dari
menteri di bidang Perindustrian. Minuman beralkohol import hanya yang telah memiliki perizinan
impor dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif

Minuman beralkohol: Minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan
destilasi atau fermentasi tanpa destilasi (PerPres No. 74 Tahun 2013 Psl. 1 angka (1)).
Minuman beralkohol tradisional: Minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun
temurun yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktu-waktu, serta
dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. (PerPres No. 74 Tahun 2013
Psl. 1 angka (2).
Sebagai barang dalam pengawasan terhadap pengadaan Minuman Beralkohol yang berasal dari
produksi dalam negeri atau asal impor serta peredaran dan penjualannya.

Minuman beralkohol dalam negeri hanya dapat diproduksi bila memiliki izin usaha industri dari
menteri di bidang Perindustrian. Minuman beralkohol import hanya yang telah memiliki perizinan
impor dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan.
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Minuman Keras/Beralkohol dalam Hukum Positif
Hari Sasongko:
Dalam KUHP masalah tindak pidana minuman keras diatur dalam 3 buah Pasal, yaitu Pasal 300,
Pasal 492, dan Pasal 536, unsur-unsur tindak pidana minuman keras/beralkohol:
1. Dengan sengaja menjual atau menyerahkan minuman yang memabukkan kepada orang yang
dalam keadaan mabuk (KUHP Pasal 300 ayat (1) ke (1)).
2. Dengan sengaja membuat mabuk seorang anak dibawah usia 16 tahun, diatur dalam KUHP
Pasal 300 ayat (1) ke (2).
3. Dengan kekerasan atau dengan ancaman kekerasan sengaja memaksa orang untuk meminum
yang memabukkan, diatur dalam KUHP Pasal 300 ayat (1) ke 3).
4. Dalam keadaan mabuk berada di jalan umum, diatur dalam KUHP Pasal 536 ayat (1).
Seseorang yang betul-betul mabuk, tidak bisa berbuat apa-apa. Terhadap orang yang melakukan
tindakan pidana dianggap bertanggungjawab atas perbuatannya karena sebelum mabuk
seseorang sudah bisa berpikir akibat-akibat apa yang bisa terjadi pada seseorang yang sedang
mabuk. Minuman yang memabukkan kepada orang lain yang dalam keadaan mabuk, membuat
mabuk seseorang anak dibawah umur, dalam keadaan mabuk mengganggu ketertiban umum
dan dalam keadaan mabuk berada di jalan umum.
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Narkoba dalam Hukum Positif
Konsideran UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, huruf (c):
Narkotika/Narkoba merupakan obat atau bahan yang bermanfaat dibidang pengobata/pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan dapat pula menimbulkan ketergantungan
yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan
seksama (disalahgunakan yang menyebabkan kecanduan).
Penyalahguna: orang yang menggunakan narkoba tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter.
(UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 1 angka 14)

Pengaturan narkotika bertujuan untuk:


1. Menjamin ketersediaan narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
2. Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan narkotika;
3. Memberantas peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika;
4. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi penyalahguna dan pecandu
narkotika.
Miras dan Narkoba dalam Hukum Positif
Universitas Islam As-Syafi’iyah

Narkoba dalam Hukum Positif

Dadang Hawari:
Ancaman dan bahaya pemakaian narkotiba secara terus menerus dan tidak terawasi dan jika
tidak segera dilakukan pengobatan serta pencegahan akan menimbulkan efek
ketergantungan baik fisik maupun psikis yang sangat kuat terhadap pemakainya. Atas dasar
hal tersebut, secara sederhana dapat disebutkan bahwa penyalahgunaan narkoba adalah
pola penggunaan narkoba yang patologik sehingga mengakibatkan hambatan dalam fungsi
sosial.
Universitas Islam As-Syafi’iyah

Anda mungkin juga menyukai