BISNIS
Jarot Maryono
Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Islam As-Syafi’iyah, Jakarta
email: adv.jarot@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
A. PENDAHULUAN
1
Globalisasi telah membuat maraknya aktivitas di bidang ekonomi, salah satu ciri
bisnis atau perekonomian yang paling menonjol pada era globalisasi sangat cepat
mengalami perubahan. William Irvin Thompson mengemukakan bahwa dengan
dukungan teknologi dan informasi, kecepatan perubahan tidak lagi menghitung
abad, tahun, dan bulan, tetapi pergeseran dan perubahan bisa terjadi setiap hari.
1
Erni Dwita Silambi, Penyelesaian Sengketa Ekonomi dan Bisnis Melalui Arbitrase Internasional
(Studi Kasus Pertamina Vs Karaha Bodas), Jurnal Ilmu Ekonomi & Sosial, Tahun III, Nomor 6,
Oktober 2012, hlm. 296.
2
Sentosa Sembiring, Hukum Dagang, Cetakan Ketiga, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2008,
hlm. 239.
2
Secara konvensional atau tepatnya kebiasaan yang berlaku dalam beberapa
decade yang lampau jika ada sengketa bisnis, pada umumnya para pebisnis
tersebut membawa kasusnya ke lembaga peradilan. Penyelesaian sengketa bisnis
melalui lembaga peradilan ditempuh, baik lewat proses gugatan perdata maupun
secara pidana.3
B. SENGKETA BISNIS
1. Sengketa Perniagaan
2. Sengketa Perbankan
3. Sengketa Keuangan
5. Sengketa Perindustrian
3
Ibid.
4
Arus Akbar Silondae & Wirawan B. Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Jakarta: Salemba Empat,
2013, hlm. 179.
3
6. Sengketa Hak Kekayaan Intelektual
7. Sengketa Konsumen
8. Sengketa Kontrak
9. Sengketa Pekerjaan
Cara penyelesaian sengketa bisnis dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari
sudut pembuat keputusan dan dari sudut prosesnya.
a. Adjudikatif
5
Ibid.
4
b. Konsensual/Kompromi
c. Quasi Adjudikatif
1) Pengadilan Umum
5
d) Upaya hukum luar biasa Peninjauan Kembali (Mahkamah Agung).
2) Pengadilan Niaga
6
f) Proses sidang bersifat terbuka.
g) Waktunya singkat.
3) Pengadilan Agama
6
“Penyelesaian Perkara Ekonomi Syariah”, http://www.rudipradisetia.com/2010/06/meringkas-
sejarah-hukum-pidana-di_21.htm., 10 Mei 2020.
7
pengadilan, dan tidak menggunakan pendekatan hukum formal. Untuk
penyelesaian sengketa bisnis non litigasi dapat dilakukan dengan cara
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
1) Arbitrase
8
keberadaan dan fungsinya akan lenyap dan berakhir dengan
sendirinya.
b) Arbitrase Institusional
9
(BAMUI) yang sekarang badan arbitrase syariah
(BASYARNAS).
i. Prinsip aksesibilitas
7
Arus Akbar Silondae & Wirawan B. Ilyas, Op. Cit.,, hlm. 179.
10
LAPS memiliki organ pengawas untuk menjaga dan memastikan
independensi SDM LAPS. Selain itu, LAPS juga memiliki sumber
daya yang memadai sehingga tidak tergantung kepada Lembaga
Jasa Keuangan tertentu.
11
Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Perhimpunan
Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo), Asosiasi Bank
Syariah Indonesia (Asbisindo), dan Perhimpunan Bank Asing
(Perbina).
12
BMAI merupakan lembaga yang berada di bawah payung
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Asosiasi Asuransi
Umum Indonesia (AAUI), dan Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial
Indonesia (AAJSI). Ketiganya merupakan anggota Federasi
Asosiasi Pengasuransian Indonesia (FAPI). Didirikannya BMAI
bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada pihak yang
tertanggung yang kurang paham dengan aturan asuransi. Pihak
tertanggung ini tidak akan dimintai biaya untuk bantuan hukum
yang diberikan BMAI.
13
Ventura, PT Pertamina Dana Ventura, dan PT Astra Mitra Ventura.
Lembaga ini fokus pada pemberian bantuan mediasi terkait dengan
masalah yang menyangkut modal ventura. Salah satu jenis masalah
yang mungkin timbul dari sektor keuangan ventura adalah bagi
hasil yang tidak sesuai dengan kontrak oleh pemilik modal ventura
atau pelanggaran kontrak bagi hasil yang dilakukan pemodal
ventura.
14
adalah untuk menangani penyelesaian sengketa antara konsumen
dan pelaku usaha/produsen yang pada umumnya meliputi jumlah
nilai yang kecil.
15
berdimensi waktu saat sekarang yang telah timbul karena faktor-
faktor yang tidak diduga maupun untuk mengatasi hal-hal yang
akan dating. Dasar pembentukan LKS Tripartit ini adalah Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
16
terhangat hari ini. International Chamber of Commerce (ICC)
didirikan tahun 1919 untuk melayani bisnis dunia dengan
mempromosikan perdagangan dan investasi, membuka pasar untuk
barang dan jasa, dan arus bebas pendapatan. Sekretariat
internasional organisasi dibentuk di Paris dan International Court of
Arbitration ICC didirikan tahun 1923. Awalnya mewakili sektor
pribadi Amerika Utara, Belgia, Britania, Italia dan Prancis,
akhirnya meluas untuk mewakili organisasi bisnis di sekitar 140
negara.8
8
“International Chamber of Commerce”,
https://id.wikipedia.org/wiki/International_Chamber_of_Commerce.htm., 10 Mei 2020.
9
“International Centre for Settlement of Investment Disputes”,
https://en.wikipedia.org/wiki/International_Centre_for_Settlement_of_Investment_Disputes.htm.
, 10 Mei 2020.
17
c) The United Nations Commission on International Trade Law
(UNCITRAL) atau Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
Hukum Perdagangan Internasional
D. DAFTAR PUSTAKA
Arus Akbar Silondae & Wirawan B. Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis, Jakarta:
Salemba Empat, 2013.
10
“United Nations Commission on International Trade Law”,
https://en.wikipedia.org/wiki/United_Nations_Commission_on_International_Trade_Law.htm.,
10 Mei 2020.
18
“International Chamber of Commerce”,
https://id.wikipedia.org/wiki/International_Chamber_of_Commerce.htm., 10 Mei
2020.
19