Anda di halaman 1dari 5

Naskah Ujian

Universitas Bung Karno

o UTS ü UAS o Susulan UTS/UAS o Lain-lain : ………………………….… Ganjil/Genap 2023/2024


Mata Kuliah : HPS2217002/HUKUM PEYELESAIAN SENGKETA BISNIS : 2202220004
NIM
(HB)
Kelas : 3MIH3/SEMESTER III Nama Mahasiswa : Viola Meiryan
KDS/Nama Dosen : Prof. Dr. Sri Gambir Melati Hatta, S.H., M.H.

Hari /Tanggal : Sabtu, 17 Februari 2024 Diperiksa oleh: Tanda Tangan :

Waktu Ujian : 08.00- 10.30 WIB

Sifat Ujian : ONLINE


Dr. Dewi Iryani S.H., M.H.
Tanggal : 05-01-2024

SOAL :

1. Apa yang saudara ketahui tentang Peran Hukum Internasional dalam Penyelesaian Sengketa
Bisnis ? Jelaskan!
2. Berikan pendapat saudara tentang Tujuan akhir dari Penyelesaian Sengketa Hukum Bisnis !
3. Mengapa Arbitrase dipilih dalam penyelesaian sengketa hukum bisnis ? Jelaskan menurut
saudara !
4. Berikan pendapat saudara tentang pendapat Prof. C.F.G. Sunaryati Hartono, S.H dalam Prospek
dan Pelaksanaan Arbitrase di Indonesia dalam Konflik Antar Wewenang Antara Pengadilan dan
Forum Arbitrase !

Selamat mengerjakan dan semangat !


JAWABAN

1. Peran hukum internasional dalam penyelesaian sengketa bisnis menjadi semakin


penting dalam era globalisasi, di mana bisnis seringkali melintasi batas-batas
negara dan terlibat dalam transaksi lintas wilayah. Berikut adalah beberapa hal
yang perlu dipahami tentang peran hukum internasional dalam penyelesaian
sengketa bisnis:

• Basis Hukum: Hukum internasional memberikan landasan untuk


penyelesaian sengketa bisnis antar negara atau antara pihak yang berasal
dari negara yang berbeda. Ini termasuk prinsip-prinsip hukum
internasional yang mengatur kontrak internasional, seperti Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Kontrak Internasional untuk
Penjualan Barang (CISG) dan prinsip-prinsip hukum umum yang diterima
secara internasional.
• Konvensi Arbitrase Internasional: Salah satu metode utama penyelesaian
sengketa bisnis internasional adalah melalui arbitrase internasional.
Konvensi New York tentang Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase
Asing menyediakan kerangka hukum internasional yang penting untuk
pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase di berbagai negara. Ini
memberikan kepastian hukum dan penegakan keputusan arbitrase di
tingkat internasional.
• Organisasi Internasional: Organisasi internasional seperti International
Chamber of Commerce (ICC) dan International Centre for Settlement of
Investment Disputes (ICSID) memiliki peran penting dalam menyediakan
mekanisme penyelesaian sengketa bisnis internasional. Mereka
mengoperasikan aturan arbitrase dan mediasi internasional yang
membantu pihak-pihak dalam menyelesaikan sengketa bisnis.
• Pengaturan Konflik Hukum: Dalam kasus sengketa bisnis internasional,
seringkali terjadi konflik antara hukum dari berbagai yurisdiksi. Hukum
internasional memberikan kerangka kerja untuk menentukan yurisdiksi
yang berlaku dan mengatasi konflik hukum. Ini termasuk prinsip-prinsip
seperti lex mercatoria (hukum perdagangan internasional) dan prinsip-
prinsip hukum yang diterima secara internasional untuk menyelesaikan
konflik hukum.

Dengan demikian, hukum internasional memainkan peran kunci dalam


penyelesaian sengketa bisnis internasional dengan menyediakan kerangka hukum
yang jelas dan dapat diakses bagi para pihak yang terlibat dalam transaksi lintas
batas. Ini membantu memperkuat kepercayaan dan kepastian hukum dalam
lingkungan bisnis global yang semakin kompleks.

2. Tujuan akhir dari penyelesaian sengketa hukum bisnis adalah mencapai solusi yang
adil, efisien, dan memuaskan bagi semua pihak yang terlibat. Berikut adalah
beberapa aspek yang menjadi tujuan akhir dalam penyelesaian sengketa hukum
bisnis:
• Keadilan: Penyelesaian sengketa bisnis harus memastikan bahwa
keputusan yang diambil memperhatikan keadilan bagi semua pihak yang
terlibat. Ini berarti memberikan perlakuan yang setara dan adil kepada
setiap pihak, tanpa memihak kepada salah satu pihak.
• Kepastian Hukum: Tujuan lain dari penyelesaian sengketa adalah
memberikan kepastian hukum kepada para pihak. Artinya, keputusan yang
diambil harus didasarkan pada hukum yang berlaku dan prinsip-prinsip
hukum yang jelas, sehingga memberikan kejelasan mengenai hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
• Efisiensi: Penyelesaian sengketa harus dilakukan secara efisien, dengan
meminimalkan biaya dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
sengketa. Ini penting untuk menghindari mengganggu kegiatan bisnis dan
memastikan bahwa solusi dapat dicapai dengan cepat dan efektif.
• Memuaskan: Penyelesaian sengketa harus menghasilkan solusi yang
memuaskan bagi semua pihak yang terlibat. Ini berarti bahwa keputusan
yang diambil harus dapat diterima oleh semua pihak, dan menyelesaikan
sengketa dengan cara yang tidak merugikan salah satu pihak secara
signifikan.
• Pemulihan Hubungan: Dalam beberapa kasus, penyelesaian sengketa juga
harus bertujuan untuk memulihkan hubungan antara para pihak yang
terlibat. Ini termasuk mempromosikan dialog, kerja sama, dan saling
pengertian untuk menghindari konflik di masa depan.

Dengan mencapai tujuan-tujuan ini, penyelesaian sengketa hukum bisnis dapat


menghasilkan solusi yang berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan bisnis yang
sehat. Hal ini juga membantu memperkuat kepercayaan dalam sistem hukum dan
menciptakan lingkungan bisnis yang stabil dan kondusif untuk investasi dan
pertumbuhan ekonomi.

3. Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan umum
yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak yang bersengketa (Pasal 1 angka 1 UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase
dan Alternatif Penyelesaian Sengketa).

Sedangkan menurut Subekti bahwa Arbitrase adalah penyelesaian


sengketa/perselisihan oleh seorang atau beberapa orang wasit (arbiter) yang
bersama-sama dipilih oleh para pihak yang berperkara dengan tidak diselesaikan
lewat pengadilan.

Dari kedua definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa Arbitrase adalah suatu
penyelesaian suatu sengketa yang dilakukan:

• Didasari pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para
pihak;
• Diadili oleh seseorang atau beberapa orang arbiter yang dipilih secara
bersama-sama oleh para pihak yang bersengketa, Dan
• Diluar Pengadilan Umum;

Dalam menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase terdapat beberapa keuntungan


dibandingkan menyelesaikan sengketa melalui Pengadilan Umum. Yaitu sebagai
berikut :
• Sidang dalam arbitrase dilakukan tertutup dan tidak dapat diketahui oleh
masyarakat umum, sehingga privasi para pihak yang bersengketa sangat
terjaga.
• Hal-hal prosedural dan administratif yang menyebabkan kelambatan
dalam penyelesaian sengketa dapat dihindari.
• Para pihak yang bersengketa dapat memilih arbiter (wasit) sendiri yang
menurutnya mempunyai kompetensi yang mumpuni untuk
menyelesaikan sengketa tersebut.
• Sikap arbiter dalam menyelesaikan sengketa didasari dengan prinsip yang
mengedepankan win-win solution terhadap sengketa yang sedang
dihadapi para pihak.
• Mengenai proses dan tempat untuk menyelesaikan sengketa didasari
oleh kesepakatan kepada para pihak yang sedang bersengketa.
• Suatu perjanjian arbitrase (klausul arbitrase) tidak menjadi batal karena
berakhir atau batalnya perjanjian pokok.
• Putusan arbitrase bersifat final and binding melalui tata cara yang
sederhana dan dapat segera dilaksanakan.
• Pada prinsipnya, seorang arbiter atau majelis arbitrase selalu
mengutamakan perdamaian di antara para pihak.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Arbitrase hadir sebagai jalan
keluar bahwa untuk menyelesaikan sengketa tidak selamanya melalui Pengadilan
konvensional. Dan juga dalam proses penyelesaiannya, Arbitrase juga
menawarkan efisiensi waktu serta privasi para pihak yang berperkara sangat
terjaga.

Tak hanya itu, yang lebih menggiurkan lagi bahwa para pihak diberikan
kesempatan untuk memilih sendiri arbiternya dan sekiranya hukum mana yang
digunakan untuk menyelesaikan perkaranya tersebut. Apakah hukum nasional?
Atau hukum internasional/dari negara lain?

Berkaca dari para pihak diberikan kebebasan untuk memilih hukum mana yang
akan digunakan, bahwa mekanisme Arbitrase ini sangat cocok digunakan untuk
menyelesaikan sengketa bisnis di era yang sangat terbuka ini.

4. Pendapat Prof. C.F.G. Sunaryati Hartono, S.H tentang prospek dan pelaksanaan
arbitrase di Indonesia dalam konflik antar wewenang antara pengadilan dan
forum arbitrase bisa memberikan pandangan yang berharga terkait
perkembangan sistem penyelesaian sengketa alternatif di Indonesia. Beberapa
aspek yang mungkin diungkapkan dalam pendapat beliau adalah:

• Pentingnya Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase: Prof. C.F.G.


Sunaryati Hartono mungkin akan menekankan pentingnya penyelesaian
sengketa melalui arbitrase sebagai alternatif yang lebih cepat, efektif,
dan fleksibel dibandingkan proses litigasi di pengadilan. Hal ini bisa
didasarkan pada pengalaman praktis dan pemahaman akan manfaat
arbitrase dalam menyelesaikan konflik bisnis.
• Harmonisasi dan Koordinasi Sistem Hukum: Beliau mungkin akan
membahas tantangan yang terkait dengan konflik antar wewenang
antara pengadilan dan forum arbitrase, termasuk perbedaan pendekatan
dan interpretasi hukum. Dalam hal ini, mungkin beliau akan mengusulkan
perlunya harmonisasi dan koordinasi yang lebih baik antara kedua sistem
untuk memastikan kepastian hukum dan efektivitas penyelesaian
sengketa.
• Peran Otoritas Pengawas: Prof. C.F.G. Sunaryati Hartono mungkin juga
akan membahas peran otoritas pengawas, seperti Pengadilan Negeri dan
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), dalam menyelesaikan konflik
antar wewenang. Hal ini melibatkan penegakan putusan arbitrase,
pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase di pengadilan, serta
pemantauan dan peningkatan praktik arbitrase di Indonesia.
• Pengembangan Infrastruktur dan Kapasitas: Beliau mungkin akan
menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur dan kapasitas dalam
mendukung pelaksanaan arbitrase di Indonesia. Ini mencakup pendidikan
dan pelatihan bagi para praktisi hukum, arbitrator, dan mediator, serta
peningkatan kualitas layanan arbitrase dan pendukungnya.
• Mendorong Kepercayaan Publik: Terakhir, Prof. C.F.G. Sunaryati Hartono
mungkin akan menggarisbawahi pentingnya membangun kepercayaan
publik terhadap sistem arbitrase di Indonesia melalui transparansi,
akuntabilitas, dan profesionalisme dalam penanganan sengketa.

Pendapat beliau tentu akan memberikan pandangan mendalam dan pemahaman


yang lebih baik tentang tantangan dan prospek dalam pelaksanaan arbitrase di
Indonesia, serta upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sistem
penyelesaian sengketa di negara ini.

Anda mungkin juga menyukai