Disusun Oleh
Mohamad Hikmah Yasin 120010033
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul Peran Arbitrase dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis
Internasional. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi kita yaitu
nabi Muhammad Solallahu‘alaihi wa Salam.
Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah
Abritase & ADR, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Unversitas Swadaya
Gunung Jati Cirebon.
1. Dr. Dudung Hidayat, S.H., M.H. sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Abritase
& ADR, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Unversitas Swadaya
Gunung Jati Cirebon.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik untuk perbaikan penyusunan selanjutnya. Semoga tugas penyusunan makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................3
Pendahuluan............................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
Pembahasan.............................................................................................................................6
2.1. Keunggulan Arbitrase dalam Konteks Bisnis Internasional..............................6
2.1.1. Fleksibilitas dalam Arbitrase...........................................................................7
2.1.2. Pemilihan Arbiter..............................................................................................8
2.2. Proses Arbitrase dalam Sengketa Bisnis Internasional.......................................9
2.2.1. Sidang Arbitrase..............................................................................................10
2.2.2. Pemberian Penghargaan Arbitrase...............................................................12
BAB III.....................................................................................................................................14
Kesimpulan............................................................................................................................14
ii
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Arbitrase adalah suatu proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan
konvensional, di mana pihak-pihak yang bersengketa sepakat untuk
menyerahkan penyelesaian sengketanya kepada pihak ketiga yang disebut
arbiter atau panel arbiter. Arbiter ini kemudian akan membuat keputusan
yang bersifat mengikat untuk kedua belah pihak. Arbitrase seringkali dipilih
sebagai alternatif dari pengadilan tradisional karena dianggap lebih cepat,
lebih efisien, dan lebih bersifat rahasia.
Beberapa definisi dan pendapat para ahli mengenai arbitrase:
1. Black's Law Dictionary (edisi ke-9, 2009)
"Arbitrase adalah penyelesaian sengketa melalui keputusan yang
diberikan oleh pihak ketiga yang bersifat independen, yang biasanya
disebut arbiter atau panel arbiter."
2. Gary Born, Ahli Hukum Arbitrase Internasional
"Arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan
keterlibatan pihak ketiga yang independen untuk membuat keputusan
yang mengikat terkait hak dan kewajiban para pihak.”
3. “Redfern & Hunter, Penulis "Law and Practice of International
Commercial Arbitration"
"Arbitrase adalah metode alternatif untuk menyelesaikan sengketa
bisnis di mana pihak-pihak yang bersengketa sepakat untuk
menyerahkan penyelesaian sengketanya kepada satu atau beberapa orang
yang independen dan netral, yang disebut arbiter."
4. Jan Paulsson, Ahli Hukum Arbitrase Internasional
"Arbitrase adalah sebuah mekanisme untuk menetapkan sengketa
melalui keputusan sukarela yang dilakukan oleh pihak ketiga yang
dipilih oleh para pihak, dengan tujuan untuk mencapai keadilan."
Penting untuk diingat bahwa arbitrase sering digunakan dalam konteks
hukum bisnis internasional dan memiliki kelebihan tertentu seperti
kecepatan, efisiensi, dan keberlanjutan sengketa yang lebih baik
dibandingkan dengan pengadilan konvensional.
Konteks bisnis internasional merujuk pada lingkungan dan kondisi di mana
perusahaan beroperasi dan terlibat dalam kegiatan bisnis di skala global. Ini
mencakup semua aspek yang mempengaruhi perusahaan dalam berinteraksi
dengan pasar, pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya di
luar batas negara asalnya. Berikut adalah beberapa elemen penting yang
merangkum definisi konteks bisnis internasional:
1. Aspek Geografis
Konteks bisnis internasional melibatkan kegiatan ekonomi dan komersial
yang melibatkan lebih dari satu negara. Perusahaan beroperasi di
berbagai wilayah geografis dan terlibat dalam transaksi lintas batas.
2. Regulasi dan Hukum Internasional
Perusahaan harus memahami dan mematuhi regulasi dan hukum yang
berlaku di berbagai negara. Ini mencakup peraturan perdagangan
internasional, pajak, hak kekayaan intelektual, lingkungan, dan
sebagainya.
3. Kondisi Ekonomi Global
Faktor-faktor ekonomi global seperti perubahan nilai tukar mata uang,
kondisi pasar global, dan fluktuasi harga komoditas dapat
mempengaruhi kinerja dan keberlanjutan bisnis internasional.
4. Kebijakan Pemerintah dan Politik
Kebijakan pemerintah, stabilitas politik, dan hubungan diplomatik antar
negara memainkan peran penting dalam membentuk konteks bisnis
internasional. Ketidakpastian politik dapat mempengaruhi keputusan
investasi dan strategi bisnis.
5. Kemajuan Teknologi
Teknologi memainkan peran sentral dalam bisnis internasional,
memungkinkan komunikasi, distribusi, dan operasi global. Perusahaan
harus beradaptasi dengan perubahan teknologi untuk tetap bersaing.
6. Keragaman Budaya
Perusahaan internasional harus memahami dan mengelola keragaman
budaya dalam hal komunikasi, pemasaran, dan manajemen sumber daya
manusia. Pengertian terhadap norma budaya lokal dapat mempengaruhi
penerimaan produk atau layanan.
7. Persaingan Global
Perusahaan beroperasi dalam konteks persaingan global yang ketat.
Mereka harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari
berbagai negara, memahami dinamika pasar global, dan menyesuaikan
strategi bisnis mereka secara efektif.
4
Dalam rangka mengelola bisnis secara efektif dalam konteks bisnis
internasional, perusahaan perlu memiliki pemahaman mendalam tentang
faktor-faktor di atas dan dapat mengadaptasi strategi mereka sesuai dengan
kompleksitas pasar global.
5
BAB II
Pembahasan
6
negara memiliki undang-undang yang mendukung pelaksanaan
putusan arbitrase internasional.
7
keleluasaan yang tidak dapat ditemukan dalam pengadilan
konvensional.
Pemilihan arbiter adalah salah satu elemen kunci dari fleksibilitas dalam
arbitrase. Beberapa aspek terkait pemilihan arbiter meliputi:
1. Keahlian Khusus
Pihak yang berselisih memiliki hak untuk memilih arbiter yang
memiliki keahlian khusus sesuai dengan sengketa yang mereka
hadapi. Ini dapat meningkatkan kredibilitas dan kualitas keputusan
arbitrase.
4. Pemilihan Bersama
Para pihak sering memilih arbiter bersama-sama. Ini menunjukkan
semangat kerjasama dalam menyelesaikan sengketa dan dapat
meningkatkan peluang mencapai kesepakatan yang dapat diterima
oleh semua pihak.
8
2.2. Proses Arbitrase dalam Sengketa Bisnis Internasional
Pendaftaran sengketa dalam arbitrase adalah langkah awal yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang berselisih untuk memulai proses
penyelesaian sengketa melalui arbitrase. Prosedur ini melibatkan sejumlah
langkah untuk melibatkan lembaga arbitrase atau individu arbiter yang
akan memfasilitasi penyelesaian sengketa. Berikut adalah penjelasan
mengenai pendaftaran sengketa dalam arbitrase:
1. Kesepakatan Pihak
Sebelum memulai proses pendaftaran, pihak yang berselisih harus
memiliki kesepakatan untuk menyelesaikan sengketanya melalui
arbitrase. Kesepakatan ini biasanya dicantumkan dalam suatu
perjanjian arbitrase atau klausul arbitrase yang terdapat dalam kontrak
bisnis atau perjanjian antara pihak-pihak yang berselisih.
9
5. Konfirmasi dan Penetapan Arbitrer
Setelah pendaftaran diterima dan biaya pendaftaran dibayarkan,
lembaga arbitrase atau arbiter yang dipilih akan mengkonfirmasi
pendaftaran dan menetapkan arbiter atau panel arbiter yang akan
menangani sengketa. Proses penetapan arbiter ini biasanya dilakukan
dengan mempertimbangkan keahlian dan pengalaman arbiter yang
sesuai dengan sengketa yang dihadapi.
1. Persiapan Sidang
Sebelum sidang, pihak-pihak yang berselisih dan arbiter biasanya
berkomunikasi untuk menentukan jadwal, lokasi, dan aturan yang
akan diterapkan selama sidang. Persiapan ini juga mencakup
pertukaran informasi dan bukti yang akan digunakan selama sidang.
2. Presentasi Awal Pihak Penggugat
Sidang biasanya dimulai dengan pihak penggugat menyajikan kasus
mereka. Ini melibatkan penyajian argumen hukum, fakta, dan bukti
untuk mendukung klaim yang mereka ajukan. Pihak penggugat juga
dapat memanggil saksi-saksi untuk memberikan kesaksian.
3. Persilangan dan Pemeriksaan Saksi
Setelah presentasi pihak penggugat, pihak tergugat memiliki
kesempatan untuk melakukan persilangan (cross-examination)
terhadap saksi-saksi yang dipanggil oleh pihak penggugat. Pihak
penggugat juga dapat melakukan pemeriksaan tambahan terhadap
saksi-saksi mereka.
4. Presentasi Pihak Tergugat
10
Setelah pihak penggugat menyelesaikan presentasinya, giliran pihak
tergugat untuk menyajikan kasus mereka. Mereka akan menyajikan
argumen hukum, fakta, dan bukti untuk membela diri terhadap klaim
yang diajukan oleh pihak penggugat.
5. Persilangan dan Pemeriksaan Saksi oleh Pihak Penggugat
Setelah presentasi pihak tergugat, pihak penggugat memiliki
kesempatan untuk melakukan persilangan terhadap saksi-saksi yang
dipanggil oleh pihak tergugat. Pihak tergugat juga dapat melakukan
pemeriksaan tambahan terhadap saksi-saksi mereka.
6. Replik dan Duplik
Beberapa sistem arbitrase mengizinkan pihak-pihak untuk
menyampaikan replik (rebuttal) setelah presentasi pihak tergugat dan
duplik (surrebuttal) setelah presentasi pihak penggugat. Ini
memberikan kesempatan bagi pihak-pihak untuk merespons argumen
dan bukti yang telah disajikan.
7. Penutupan Sidang
Setelah semua presentasi dan pertanyaan selesai, sidang diakhiri.
Pihak-pihak biasanya memberikan penutupan, merangkum argumen
mereka, dan memberikan kesimpulan kepada arbiter. Beberapa
lembaga arbitrase juga memungkinkan pihak-pihak untuk
menyampaikan pernyataan penutup secara tertulis setelah sidang.
8. Pengecekan Fakta dan Analisis Hukum
Setelah sidang selesai, arbiter atau panel arbiter akan melakukan
pengecekan fakta, menganalisis argumen hukum, dan
mempertimbangkan semua bukti yang disajikan. Mereka kemudian
akan membuat keputusan arbitrase yang mengikat.
11
2.2.2. Pemberian Penghargaan Arbitrase
Pemberian penghargaan arbitrase adalah tahap akhir dalam proses
arbitrase di mana arbiter atau panel arbiter membuat keputusan resmi dan
mengeluarkan putusan tertulis mengenai sengketa yang diajukan oleh
pihak-pihak yang berselisih. Berikut adalah penjelasan mengenai
pemberian penghargaan arbitrase:
6. Pelaksanaan Putusan
Setelah pihak-pihak menerima putusan arbitrase, mereka diharapkan
untuk mematuhi putusan tersebut. Pelaksanaan putusan bisa
12
melibatkan pembayaran ganti rugi, pemenuhan kewajiban kontraktual,
atau tindakan lain yang diperintahkan oleh arbiter.
13
BAB III
Kesimpulan
14