Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Peran Arbitrase dalam Penyelesaian


Sengketa Bisnis Internasional

Disusun Oleh
Mohamad Hikmah Yasin 120010033

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah dengan judul Peran Arbitrase dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis
Internasional. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi kita yaitu
nabi Muhammad Solallahu‘alaihi wa Salam.
Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah
Abritase & ADR, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Unversitas Swadaya
Gunung Jati Cirebon.

Dalam penyusunan tugas makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,


bimbingan dan arahan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Dr. Dudung Hidayat, S.H., M.H. sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Abritase
& ADR, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Unversitas Swadaya
Gunung Jati Cirebon.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik untuk perbaikan penyusunan selanjutnya. Semoga tugas penyusunan makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi pembaca.

Cirebon, 17 Januari 2024

Mohamad Hikmah Yasin

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................3
Pendahuluan............................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
Pembahasan.............................................................................................................................6
2.1. Keunggulan Arbitrase dalam Konteks Bisnis Internasional..............................6
2.1.1. Fleksibilitas dalam Arbitrase...........................................................................7
2.1.2. Pemilihan Arbiter..............................................................................................8
2.2. Proses Arbitrase dalam Sengketa Bisnis Internasional.......................................9
2.2.1. Sidang Arbitrase..............................................................................................10
2.2.2. Pemberian Penghargaan Arbitrase...............................................................12
BAB III.....................................................................................................................................14
Kesimpulan............................................................................................................................14

ii
BAB I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Arbitrase adalah suatu proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan
konvensional, di mana pihak-pihak yang bersengketa sepakat untuk
menyerahkan penyelesaian sengketanya kepada pihak ketiga yang disebut
arbiter atau panel arbiter. Arbiter ini kemudian akan membuat keputusan
yang bersifat mengikat untuk kedua belah pihak. Arbitrase seringkali dipilih
sebagai alternatif dari pengadilan tradisional karena dianggap lebih cepat,
lebih efisien, dan lebih bersifat rahasia.
Beberapa definisi dan pendapat para ahli mengenai arbitrase:
1. Black's Law Dictionary (edisi ke-9, 2009)
"Arbitrase adalah penyelesaian sengketa melalui keputusan yang
diberikan oleh pihak ketiga yang bersifat independen, yang biasanya
disebut arbiter atau panel arbiter."
2. Gary Born, Ahli Hukum Arbitrase Internasional
"Arbitrase adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan
keterlibatan pihak ketiga yang independen untuk membuat keputusan
yang mengikat terkait hak dan kewajiban para pihak.”
3. “Redfern & Hunter, Penulis "Law and Practice of International
Commercial Arbitration"
"Arbitrase adalah metode alternatif untuk menyelesaikan sengketa
bisnis di mana pihak-pihak yang bersengketa sepakat untuk
menyerahkan penyelesaian sengketanya kepada satu atau beberapa orang
yang independen dan netral, yang disebut arbiter."
4. Jan Paulsson, Ahli Hukum Arbitrase Internasional
"Arbitrase adalah sebuah mekanisme untuk menetapkan sengketa
melalui keputusan sukarela yang dilakukan oleh pihak ketiga yang
dipilih oleh para pihak, dengan tujuan untuk mencapai keadilan."
Penting untuk diingat bahwa arbitrase sering digunakan dalam konteks
hukum bisnis internasional dan memiliki kelebihan tertentu seperti
kecepatan, efisiensi, dan keberlanjutan sengketa yang lebih baik
dibandingkan dengan pengadilan konvensional.
Konteks bisnis internasional merujuk pada lingkungan dan kondisi di mana
perusahaan beroperasi dan terlibat dalam kegiatan bisnis di skala global. Ini
mencakup semua aspek yang mempengaruhi perusahaan dalam berinteraksi
dengan pasar, pelanggan, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya di
luar batas negara asalnya. Berikut adalah beberapa elemen penting yang
merangkum definisi konteks bisnis internasional:
1. Aspek Geografis
Konteks bisnis internasional melibatkan kegiatan ekonomi dan komersial
yang melibatkan lebih dari satu negara. Perusahaan beroperasi di
berbagai wilayah geografis dan terlibat dalam transaksi lintas batas.
2. Regulasi dan Hukum Internasional
Perusahaan harus memahami dan mematuhi regulasi dan hukum yang
berlaku di berbagai negara. Ini mencakup peraturan perdagangan
internasional, pajak, hak kekayaan intelektual, lingkungan, dan
sebagainya.
3. Kondisi Ekonomi Global
Faktor-faktor ekonomi global seperti perubahan nilai tukar mata uang,
kondisi pasar global, dan fluktuasi harga komoditas dapat
mempengaruhi kinerja dan keberlanjutan bisnis internasional.
4. Kebijakan Pemerintah dan Politik
Kebijakan pemerintah, stabilitas politik, dan hubungan diplomatik antar
negara memainkan peran penting dalam membentuk konteks bisnis
internasional. Ketidakpastian politik dapat mempengaruhi keputusan
investasi dan strategi bisnis.
5. Kemajuan Teknologi
Teknologi memainkan peran sentral dalam bisnis internasional,
memungkinkan komunikasi, distribusi, dan operasi global. Perusahaan
harus beradaptasi dengan perubahan teknologi untuk tetap bersaing.
6. Keragaman Budaya
Perusahaan internasional harus memahami dan mengelola keragaman
budaya dalam hal komunikasi, pemasaran, dan manajemen sumber daya
manusia. Pengertian terhadap norma budaya lokal dapat mempengaruhi
penerimaan produk atau layanan.
7. Persaingan Global
Perusahaan beroperasi dalam konteks persaingan global yang ketat.
Mereka harus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari
berbagai negara, memahami dinamika pasar global, dan menyesuaikan
strategi bisnis mereka secara efektif.

4
Dalam rangka mengelola bisnis secara efektif dalam konteks bisnis
internasional, perusahaan perlu memiliki pemahaman mendalam tentang
faktor-faktor di atas dan dapat mengadaptasi strategi mereka sesuai dengan
kompleksitas pasar global.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja Keunggulan Arbitrase dalam Konteks Bisnis Internasional?
2. Bagaiamana Proses Arbitrase dalam Sengketa Bisnis Internasional?

5
BAB II

Pembahasan

2.1. Keunggulan Arbitrase dalam Konteks Bisnis Internasional


Arbitrase merupakan metode alternatif penyelesaian sengketa di mana
pihak yang bersengketa sepakat untuk menyerahkan penyelesaian
sengketanya kepada pihak ketiga yang disebut arbitrator atau panel
arbitrase. Kecepatan dan efisiensi arbitrase sangat penting dalam konteks
bisnis internasional, di mana sengketa dapat melibatkan pihak dari
berbagai negara. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi
kecepatan dan efisiensi arbitrase dalam konteks bisnis internasional:

a) Pilihan Hukum dan Lokasi Arbitrase


Pemilihan hukum yang jelas dan lokasi arbitrase yang sesuai dapat
meningkatkan kecepatan proses. Pemilihan lokasi arbitrase
internasional yang terkait dengan bisnis dan hukum yang
memfasilitasi proses arbitrase dapat mempercepat penyelesaian
sengketa.
b) Ketentuan Proses
Penentuan peraturan dan prosedur arbitrase yang jelas dan efisien
dapat membantu mempercepat proses. Misalnya, menggunakan
peraturan arbitrase yang telah ditetapkan oleh lembaga arbitrase
internasional terkemuka dapat mempercepat proses.
c) Kualitas dan Pengalaman Arbitrator
Pemilihan arbitrator yang berkualitas dan berpengalaman dalam
bidang hukum dan industri yang bersangkutan dapat memastikan
keputusan yang cepat dan tepat. Arbitrator yang kompeten dapat
mengelola proses dengan efisien.
d) Keterlibatan Pihak
Keterlibatan aktif dari pihak yang bersengketa dalam proses arbitrase
dapat membantu mempercepat proses. Pihak yang proaktif dalam
menyediakan bukti dan informasi yang diperlukan dapat
meminimalkan penundaan.
e) Kejelasan Kontrak
Kontrak yang jelas dan terinci dapat menghindari sengketa atau
mempercepat proses arbitrase jika sengketa muncul. Ketentuan
arbitrase yang dijelaskan dengan baik dalam kontrak dapat
memudahkan penyelesaian sengketa.
f) Keterlibatan Pemerintah
Dukungan dari pemerintah dan yurisdiksi yang stabil dapat
membantu memastikan pelaksanaan putusan arbitrase. Beberapa

6
negara memiliki undang-undang yang mendukung pelaksanaan
putusan arbitrase internasional.

g) Teknologi dan E-Dispute Resolution


Penggunaan teknologi, seperti konferensi video dan sistem manajemen
kasus online, dapat meningkatkan efisiensi proses arbitrase. E-Dispute
Resolution juga dapat menjadi pilihan untuk mempercepat
penyelesaian sengketa.
h) Biaya Arbitrase
Kejelasan mengenai biaya arbitrase dan pendanaan proses arbitrase
dapat memengaruhi efisiensi. Keterbukaan terkait biaya dapat
membantu pihak mengelola ekspektasi dan mencegah penundaan.

Kecepatan dan efisiensi arbitrase sangat tergantung pada bagaimana


proses tersebut diatur, dipandu, dan diimplementasikan. Oleh karena
itu, pemilihan elemen-elemen yang mendukung kecepatan dan
efisiensi menjadi kunci dalam menyelesaikan sengketa bisnis
internasional melalui arbitrase.

2.1.1. Fleksibilitas dalam Arbitrase

Fleksibilitas dalam arbitrase merujuk pada kemampuan para pihak yang


berselisih untuk mendesain proses penyelesaian sengketa sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi mereka. Hal ini melibatkan beberapa aspek,
antara lain:

1. Prosedur yang Disesuaikan


Para pihak dapat menentukan prosedur arbitrase sesuai dengan
kompleksitas dan kebutuhan khusus sengketa mereka. Ini berbeda
dengan pengadilan konvensional, di mana prosedur ditentukan oleh
hukum dan peraturan setempat.
2. Pemilihan Lokasi Arbitrase
Pihak dapat memilih lokasi arbitrase yang paling nyaman dan sesuai
dengan konteks bisnis mereka. Fleksibilitas ini memungkinkan
penghematan biaya dan waktu karena dapat disesuaikan dengan
kebutuhan pihak.
3. Bahasa Pengadilan
Para pihak dapat sepakat menggunakan bahasa tertentu selama proses
arbitrase, yang dapat memudahkan pemahaman dan menghindari
kebingungan yang mungkin muncul dalam sengketa multibahasa.
4. Waktu dan Jadwal Fleksibilitas waktu dalam arbitrase
memungkinkan pihak-pihak untuk menyesuaikan jadwal sidang dan
proses lainnya sesuai dengan ketersediaan mereka, memberikan

7
keleluasaan yang tidak dapat ditemukan dalam pengadilan
konvensional.

2.1.2. Pemilihan Arbiter

Pemilihan arbiter adalah salah satu elemen kunci dari fleksibilitas dalam
arbitrase. Beberapa aspek terkait pemilihan arbiter meliputi:

1. Keahlian Khusus
Pihak yang berselisih memiliki hak untuk memilih arbiter yang
memiliki keahlian khusus sesuai dengan sengketa yang mereka
hadapi. Ini dapat meningkatkan kredibilitas dan kualitas keputusan
arbitrase.

2. Kewarganegaraan dan Keberagaman


Para pihak dapat mempertimbangkan aspek kewarganegaraan atau
keberagaman untuk memastikan bahwa proses arbitrase dijalankan
dengan adil dan tidak memihak.

3. Reputasi dan Pengalaman


Pemilihan arbiter yang memiliki reputasi baik dan pengalaman dalam
penyelesaian sengketa bisnis internasional dapat memberikan
keyakinan pada kedua belah pihak terhadap integritas dan
pengetahuan arbiter.

4. Pemilihan Bersama
Para pihak sering memilih arbiter bersama-sama. Ini menunjukkan
semangat kerjasama dalam menyelesaikan sengketa dan dapat
meningkatkan peluang mencapai kesepakatan yang dapat diterima
oleh semua pihak.

Fleksibilitas dalam pemilihan arbiter dan proses arbitrase secara umum


memastikan bahwa penyelesaian sengketa dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan preferensi masing-masing pihak yang berselisih,
menciptakan lingkungan penyelesaian sengketa yang lebih efisien dan
efektif dalam konteks bisnis internasional.

8
2.2. Proses Arbitrase dalam Sengketa Bisnis Internasional
Pendaftaran sengketa dalam arbitrase adalah langkah awal yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang berselisih untuk memulai proses
penyelesaian sengketa melalui arbitrase. Prosedur ini melibatkan sejumlah
langkah untuk melibatkan lembaga arbitrase atau individu arbiter yang
akan memfasilitasi penyelesaian sengketa. Berikut adalah penjelasan
mengenai pendaftaran sengketa dalam arbitrase:

1. Kesepakatan Pihak
Sebelum memulai proses pendaftaran, pihak yang berselisih harus
memiliki kesepakatan untuk menyelesaikan sengketanya melalui
arbitrase. Kesepakatan ini biasanya dicantumkan dalam suatu
perjanjian arbitrase atau klausul arbitrase yang terdapat dalam kontrak
bisnis atau perjanjian antara pihak-pihak yang berselisih.

2. Memilih Lembaga Arbitrase atau Arbiter


Setelah kesepakatan arbitrase ada, para pihak kemudian memilih
lembaga arbitrase yang akan mengelola proses arbitrase atau memilih
arbiter (atau panel arbiter) yang akan menangani sengketa mereka.
Pemilihan lembaga arbitrase atau arbiter ini dapat berdasarkan
kesepakatan para pihak atau mengikuti aturan yang telah ditetapkan
dalam perjanjian arbitrase.

3. Persiapan Dokumen Pendaftaran


Para pihak yang berselisih kemudian menyiapkan dokumen
pendaftaran. Dokumen ini biasanya berisi informasi mengenai
identitas pihak, ringkasan sengketa, klaim yang diajukan, dan
pemilihan lembaga arbitrase atau arbiter. Beberapa lembaga arbitrase
juga menyediakan formulir khusus untuk proses pendaftaran.

4. Pembayaran Biaya Pendaftaran


Pendaftaran sengketa melibatkan pembayaran biaya pendaftaran ke
lembaga arbitrase yang dipilih. Biaya ini dapat mencakup biaya
administrasi lembaga, biaya arbiter, dan biaya-biaya lain yang terkait
dengan proses arbitrase. Pembayaran ini perlu dilakukan untuk
memulai proses penyelesaian sengketa.

9
5. Konfirmasi dan Penetapan Arbitrer
Setelah pendaftaran diterima dan biaya pendaftaran dibayarkan,
lembaga arbitrase atau arbiter yang dipilih akan mengkonfirmasi
pendaftaran dan menetapkan arbiter atau panel arbiter yang akan
menangani sengketa. Proses penetapan arbiter ini biasanya dilakukan
dengan mempertimbangkan keahlian dan pengalaman arbiter yang
sesuai dengan sengketa yang dihadapi.

6. Pelaksanaan Prosedur Arbitrase


Setelah pendaftaran selesai, proses arbitrase akan berlanjut sesuai
dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh lembaga
arbitrase atau arbiter. Ini termasuk tahap-tahap seperti presentasi
kasus, pertukaran bukti, dan sidang arbitrase.

Pendaftaran sengketa merupakan langkah kritis dalam menginisiasi


proses arbitrase dan membuka pintu untuk penyelesaian sengketa
yang efektif dan efisien. Melalui pendaftaran, pihak-pihak yang
berselisih memberikan landasan hukum bagi arbitrase dan
menentukan arah penyelesaian sengketa mereka.

2.2.1. Sidang Arbitrase


Sidang arbitrase merupakan tahapan kunci dalam proses penyelesaian
sengketa melalui arbitrase. Sidang ini memberikan kesempatan kepada
pihak-pihak yang berselisih untuk menyajikan bukti, argumen, dan
pendapat mereka di hadapan arbiter atau panel arbiter. Berikut adalah
penjelasan mengenai sidang arbitrase:

1. Persiapan Sidang
Sebelum sidang, pihak-pihak yang berselisih dan arbiter biasanya
berkomunikasi untuk menentukan jadwal, lokasi, dan aturan yang
akan diterapkan selama sidang. Persiapan ini juga mencakup
pertukaran informasi dan bukti yang akan digunakan selama sidang.
2. Presentasi Awal Pihak Penggugat
Sidang biasanya dimulai dengan pihak penggugat menyajikan kasus
mereka. Ini melibatkan penyajian argumen hukum, fakta, dan bukti
untuk mendukung klaim yang mereka ajukan. Pihak penggugat juga
dapat memanggil saksi-saksi untuk memberikan kesaksian.
3. Persilangan dan Pemeriksaan Saksi
Setelah presentasi pihak penggugat, pihak tergugat memiliki
kesempatan untuk melakukan persilangan (cross-examination)
terhadap saksi-saksi yang dipanggil oleh pihak penggugat. Pihak
penggugat juga dapat melakukan pemeriksaan tambahan terhadap
saksi-saksi mereka.
4. Presentasi Pihak Tergugat

10
Setelah pihak penggugat menyelesaikan presentasinya, giliran pihak
tergugat untuk menyajikan kasus mereka. Mereka akan menyajikan
argumen hukum, fakta, dan bukti untuk membela diri terhadap klaim
yang diajukan oleh pihak penggugat.
5. Persilangan dan Pemeriksaan Saksi oleh Pihak Penggugat
Setelah presentasi pihak tergugat, pihak penggugat memiliki
kesempatan untuk melakukan persilangan terhadap saksi-saksi yang
dipanggil oleh pihak tergugat. Pihak tergugat juga dapat melakukan
pemeriksaan tambahan terhadap saksi-saksi mereka.
6. Replik dan Duplik
Beberapa sistem arbitrase mengizinkan pihak-pihak untuk
menyampaikan replik (rebuttal) setelah presentasi pihak tergugat dan
duplik (surrebuttal) setelah presentasi pihak penggugat. Ini
memberikan kesempatan bagi pihak-pihak untuk merespons argumen
dan bukti yang telah disajikan.
7. Penutupan Sidang
Setelah semua presentasi dan pertanyaan selesai, sidang diakhiri.
Pihak-pihak biasanya memberikan penutupan, merangkum argumen
mereka, dan memberikan kesimpulan kepada arbiter. Beberapa
lembaga arbitrase juga memungkinkan pihak-pihak untuk
menyampaikan pernyataan penutup secara tertulis setelah sidang.
8. Pengecekan Fakta dan Analisis Hukum
Setelah sidang selesai, arbiter atau panel arbiter akan melakukan
pengecekan fakta, menganalisis argumen hukum, dan
mempertimbangkan semua bukti yang disajikan. Mereka kemudian
akan membuat keputusan arbitrase yang mengikat.

Sidang arbitrase memberikan ruang bagi pihak-pihak yang berselisih


untuk secara rinci menyajikan argumen dan bukti mereka, sambil
memberikan arbiter atau panel arbiter pemahaman yang lebih baik
tentang sengketa yang dihadapi. Proses ini memberikan fleksibilitas dan
kontrol yang lebih besar kepada pihak-pihak dibandingkan dengan sistem
peradilan konvensional.

11
2.2.2. Pemberian Penghargaan Arbitrase
Pemberian penghargaan arbitrase adalah tahap akhir dalam proses
arbitrase di mana arbiter atau panel arbiter membuat keputusan resmi dan
mengeluarkan putusan tertulis mengenai sengketa yang diajukan oleh
pihak-pihak yang berselisih. Berikut adalah penjelasan mengenai
pemberian penghargaan arbitrase:

1. Analisis Fakta dan Hukum


Setelah sidang arbitrase selesai, arbiter atau panel arbiter melakukan
analisis mendalam terhadap fakta-fakta yang telah disajikan dan
menerapkan prinsip-prinsip hukum yang relevan untuk mengambil
keputusan.

2. Pembahasan Internal Arbiter atau Panel Arbiter


Arbiter atau panel arbiter biasanya melakukan pertemuan atau
diskusi internal untuk membahas hasil analisis dan mencapai
kesepakatan terkait dengan keputusan yang akan diambil. Diskusi ini
melibatkan evaluasi bukti, argumen, dan hukum yang diajukan oleh
pihak-pihak.

3. Pembuatan Draft Putusan


Berdasarkan kesepakatan dan hasil diskusi internal, arbiter atau
panel arbiter menyiapkan draf putusan arbitrase. Draf ini mencakup
temuan fakta, analisis hukum, dan keputusan akhir yang mereka ambil
dalam menyelesaikan sengketa.

4. Penulisan Putusan Tertulis


Draf putusan kemudian diubah menjadi putusan tertulis yang resmi.
Dokumen ini mencakup penjelasan rinci mengenai alasan-alasan di
balik keputusan, analisis hukum, dan jika diperlukan, jumlah ganti
rugi atau tindakan yang harus diambil oleh salah satu atau kedua
pihak.

5. Pengiriman Putusan kepada Pihak-Pihak


Putusan arbitrase disampaikan kepada pihak-pihak yang berselisih
sesuai dengan aturan dan prosedur yang ditetapkan. Pengiriman ini
dapat dilakukan melalui pos, email, atau melalui lembaga arbitrase
yang menangani kasus tersebut.

6. Pelaksanaan Putusan
Setelah pihak-pihak menerima putusan arbitrase, mereka diharapkan
untuk mematuhi putusan tersebut. Pelaksanaan putusan bisa

12
melibatkan pembayaran ganti rugi, pemenuhan kewajiban kontraktual,
atau tindakan lain yang diperintahkan oleh arbiter.

7. Keberlakuan dan Pemutusan


Putusan arbitrase memiliki keberlakuan hukum dan dapat diakui
dan diberlakukan di berbagai yurisdiksi internasional. Pihak yang
tidak puas dengan putusan arbitrase memiliki terbatasnya hak untuk
mengajukan pemutusan, yang umumnya sulit dilakukan kecuali jika
terdapat kebijakan tertentu yang melanggar hukum atau pelanggaran
prosedur serius.

Pemberian penghargaan arbitrase merupakan langkah terakhir yang


menandai penutupan formal dari proses arbitrase. Keputusan arbitrase
memiliki karakteristik yang mengikat dan mengakhiri sengketa yang
bersangkutan. Pelaksanaan putusan tersebut dapat membawa resolusi
yang efektif terhadap sengketa bisnis internasional.

13
BAB III

Kesimpulan

Dalam konteks bisnis internasional, arbitrase memiliki keunggulan yang


signifikan dalam menyelesaikan sengketa antara pihak-pihak yang berasal
dari berbagai negara. Kecepatan, efisiensi, dan fleksibilitas arbitrase
menjadi faktor kunci yang memengaruhi proses penyelesaian sengketa
tersebut. Pilihan hukum dan lokasi arbitrase, ketentuan proses yang jelas,
kualitas arbiter, keterlibatan aktif pihak, kejelasan kontrak, dukungan
pemerintah, serta pemanfaatan teknologi adalah elemen-elemen penting
yang dapat mempercepat dan meningkatkan efisiensi arbitrase.

Fleksibilitas dalam arbitrase memungkinkan pihak-pihak yang berselisih


untuk mendesain proses penyelesaian sengketa sesuai dengan kebutuhan
dan preferensi mereka. Hal ini mencakup penyesuaian prosedur,
pemilihan lokasi, bahasa pengadilan, dan penentuan waktu. Pemilihan
arbiter juga menjadi aspek krusial, di mana keahlian khusus, reputasi, dan
pengalaman arbiter dapat memberikan keyakinan pada pihak-pihak
terhadap integritas dan keadilan proses arbitrase.

Proses arbitrase dimulai dengan pendaftaran sengketa, yang melibatkan


kesepakatan pihak, pemilihan lembaga arbitrase atau arbiter, persiapan
dokumen, pembayaran biaya pendaftaran, dan konfirmasi arbiter.
Selanjutnya, sidang arbitrase menjadi forum di mana pihak-pihak dapat
secara rinci menyajikan argumen dan bukti mereka. Fleksibilitas dalam
prosedur, pemilihan lokasi, waktu, dan bahasa menjadi kunci dalam
memastikan penyelesaian sengketa yang efektif.

Pemberian penghargaan arbitrase merupakan langkah terakhir di mana


arbiter atau panel arbiter membuat keputusan tertulis yang mengakhiri
sengketa. Proses ini melibatkan analisis fakta dan hukum, pembahasan
internal, pembuatan draft putusan, penulisan putusan tertulis, pengiriman
kepada pihak-pihak yang berselisih, pelaksanaan putusan, dan pengakuan
keberlakuan hukum.

Secara keseluruhan, arbitrase menawarkan pendekatan yang efisien dan


fleksibel untuk menyelesaikan sengketa bisnis internasional, memberikan
pihak-pihak kendali yang lebih besar terhadap proses dan hasil
penyelesaian sengketa mereka.

14

Anda mungkin juga menyukai