Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI DAN BISNIS

“PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS MELALUI ARBITRASE DAN


ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA”

Dosen Pengampu :

Rissa Afni Martinouva, SH., M.H

Disusun Oleh :

1. Armita Yonasari 19220008


2. Arya Rama Lingga Ramadan 19220009
3. Azidan Magad 19220010
4. Cut Fitri 19220012
5. Dian Febrianti 19220013
6. Dinda Laurenda 19220014

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MALAHAYATI

TAHUN AJARAN 2019/2020 GENAP

i|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui
Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa” dengan hadirnya makalah ini
dapat memberikan informasi bagi para pembaca.

Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi agung


Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya. Penyusun menyadari
tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini mungkin tidak dapat
terlaksana. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Rissa Afni Martinouva,, S.H., M.H selaku dosen pengampu yang telah
memberikan pengarahan dan koreksi sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
2. Teman-teman semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua
pihak yang telah membantu terselesainya penyusun makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan


kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang
adasehingga penulis berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi penyempurnaan makalah
ini danpenulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan parapembaca pada
umumnya. Semoga materi yang disampaikan dalam makalah inidapat menjadi
sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.

Bandar lampung, 11 Maret 2020

Penyusun

ii | A S P E K H U K U M D A L A M E K O N O M I
DAFTAR ISI

Halaman judul.....................................................................................................i

Kata pengantar ...................................................................................................ii

Daftar isi..............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Penulis.........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................4

A. Sengketa bisnis........................................................................................4
B. Cara Penyelesaian Sengketa Bisnis Melalui Arbitrase...........................4
C. Lembaga Penyelesaian Sengketa Bisnis di Indonesia.............................6
D. Arbitrase dan Alternatif Penyelesalan Sengketa.....................................8
E. Jenis Arbitrase.........................................................................................9

BAB III PENUTUP............................................................................................12

A. Kesimpulan ............................................................................................15
B. Saran .......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16

iii | A S P E K H U K U M D A L A M E K O N O M I
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap masyarakat memiliki berbagai macam cara untuk


memperoleh kesepakatan dalam memperoleh perkara atau untuk
meyelesaikan sengketa dan konflik.1 Mengamati kegiatan bisnis yang
jumlah transaksinya ratusan setiap hari tidak mungkin dihindari terjadinya
sengketa antar pihak yang terlibat. Setiap jenis sengketa yang terjadi selalu
menutut pemecahan dan penyelesaian yang cepat.
Membiarkan sengketa dagang terlambat diselesaikan akan
mengakibatkan perkembangan pembangunan tidak efisien, produktifitas
menurun, konsumen dirugikan dan biaya produksi meningkat. Konsumen
adalah pihak yang paling dirugikan.
Penyelesaian sengketa di bidang ekonomi dan bisnis pada dasarnya
dilakukan melalui 3(tiga) sarana, yaitu negoisasi atau alternatif
penyelesaian sengketa, arbitrase dan melalui lembaga konvensional.
Bentuk penyelesaian sengketa secara mediasi misalnya, juga telah diatur
secara tersendiri di dalam Peraturan Mahkamah Agung Republik
Indonesia (PERMA) No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan, yang memberikan rumusan bahwa “Mediasi adalah cara
penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh
kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator” (Pasal 1 Angka 7)2

Sebaliknya, melalui proses di luar pengadilan menghasilkan


kesepakatan kesepakatn yang bersifat “win-win solution”, dihindari dari
kelambatan proses penyelesaian yang diakibatkan karena hal prosedural
dan administratif, menyelesaikan komprehensif dalam kebersamaan dan
tetap menjaga hubungan baik. Penggunaan pranata penyelesaian sengketa

1
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia hal : 1
2
Lihat Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia (PERMA) No. 1 Tahun
2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan (Pasal 1 Angka 7).

1|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


di luar pengadilan tersebut kemudian diterapkan di Negara Indonesia yang
dibuatkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahu 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, telah menyediakan
beberapa pranata pilihan penyelesaian sengketa (PPS) secara damai yang
dapat ditempuh para pihak untuk menyelesaikan sengketa atau beda
pendapat perdata mereka, apakah pendayagunaan pranata konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.3

3
Umam Khotibul. 2010. Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan . Yogyakarta:
Pustaka Yustisia

2|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan tema yang telah kami terima sebagai materi makalah
yaitu penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa, maka rumusan masalah yang dikaji dalam makalah
penulis yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan sengketa bisnis ?


2. Apa yang dimaksud dengan arbitrase?
3. Apa yang dimaksud dengan negosiasi?
4. Dan lain-lain.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian sengketa bisnis.


2. Untuk mengetahui pengertian arbitrase.
3. Untuk mengetahui pengertian negosiasi.
4. Dan lain-lain.

3|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sengketa Bisnis

Menurut Evans and Newnham (1998:121) sengketa adalah perselisihan


atau pertengkaran dalam suatu keadaan yang tidak dikehendaki oleh setiap
orang sehat akal dan pikiran manusia.4 Dalam kamus bahasa Indonesia
sengketa adalah pertentangan atau konflik organisasi terhadap satu
objek permasalahan.. Konflik berarti adanya oposisi, atau pertentangan
antara kelompok atau organisasi terhadap satu objek permasalahan.
Pengertian Sengketa bisnis (commercial disputes) menurut
Maxwell J. Fulton: commercial disputes is one which arises during the
course of the exchange or transaction process is central to market
economy" (suatu sengketa bisnis adalah suatu hal yang muncul selama
berlangsungnya proses transaksi yang berpusat pada ekonomi pasar)5

B. penyelesaian Sengketa Bisnis melalui Arbitrase Cara Penyelesaian


Sengketa Bisnis.

1. Dari Sudut Pembuat Keputusan


Berikut ini ada beberapa cara penyelesaian keputusan.

a. Adjudikatif
Mekanisme penyelesaian yang ditandai dimana
kewenangan pengambilan keputusan dilakukan oleh
pihak ketiga dalam sengketa diantara para pihak.
Pihak ketiga inilah yang nantinya menjadi penengah
dalam mencari jalan keluar.

4
Evans and Newnham., Dictionary of International Relation,.1998, hlmn 121
5
Buku Cetak Aspek Hukum Dalam Eknomi Dan Bisnis, Penerbit Mitra Wacana
Media, 2010. penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa. Hal :71

4|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


b. Konsensual/Kompromi
Cara penyelesaian sengketa secara
kooperatif/kompromi untuk mencapai penyelesaian
yang bersifat win-win solution.

c. Ajudikasi semua/Quasi Adjudikatif


Merupakan kombinasi antara unsur-konsensual dan
adjudikatif. Gagasan umumnya adalah bahwa apabila
pihak yang mempunyai perkara dapat memproleh
prakiraan yang memadai mengenai bagai mana
pengadilan keputusan akan memutuskan perkara
mereka, pihak yang mungkin akan kalah akan
cenderung lebih meyetujui untuk merundingkan sesuatu
peyelesaian dari pada menanggung resiko kerugian
karena proses pemeriksaan/persidangan.6

2. Dilihat dari prosesnya penyelesaian sengketa dapat berupa :


a. Litigasi (ordinaty court/court settlement)
Suatu proses gugatan, suatu konflik yang
diritualisasikan yang menggantikan konflik
sesungguhnya, yaitu para pihak dengan memberikan
kepada seseorang pengambil keputusan dua pilihan
yang bertentangan. Merupakan mekanisme
penyelesaian sengketa melalui jalur pengadilan dengan
menggunakan pendekatan hukum. Lembaga
penyelesaiannya :
1) Pengadilan Umum
2) Pengadilan Niaga

6
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia hal : 6

5|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


b. Non Litigasi (extra ordinary court/out of court
settlement)
Merupakan mekanisme penyelesaian sengketa diluar
pengadilan dan tidak menggunakan pendekatan hukum
formal.

Seperti diketahui, terdapat dua macam solusi penyelesaian


sengketa, yaitu litigasi dan non-litigasi. Litigasi merupakan cara
penyelesaian sengketa tertua. dimana proses penyelesaiannya diserahkan
melalui lembaga pengadilan. Kemudian berkembang pula proses
penyelesaian sengketa secara non-litigasi yakni alternatif penyelesaian
sengketa diluar pengadilan melalui adanya kerjasama dan itikad baik
antara kedua belah pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan serta
mengakhiri sengketa tersebut melalui bantuan pihak ketiga. Dewasa ini
cara penyelesaian sengketa melalui peradilan mendapat kritik yang cukup
tajam, baik dari praktisi maupun teoritisi hukum. Peran dan fungsi
peradilan dianggap mengalami beban yang terlampau padat (overloaded),
lamban dan buang waktu (waste of time), biaya mahal (very expensive)
dan kurang tanggap (unresponsive) terhadap kepentingan umum, atau
dianggap terlalu formalistik (formalistic) dan terlampau teknis
(technically)7

C. Lembaga Penyelesaian Sengketa Bisnis di Indonesia.

1. Pengadilan Umum
2. Pengadilan Niaga
3. Arbitrase

Pengadilan Umum

7
Hukum dan Masyarakat, Bandung, L Angkasa, 1980, dalam skripsi Ririn
Bidasari Tahun 2006
Fakultas Hukum USU, hlm.3

6|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


Merupakan lembaga pelaksanaan kekuasaan kehakiman
diindonesia. Berdasarkan Ps 50 UU No.2 tahun 1986 tentang peradilan
umum menentukan bahwa pengadilan negeri bertugas dan berwenang
memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara pidana
ditingkat pertama.8

Karakteristik pengadilan umum (litigasi)


1. Prosesnya sangat formal
2. Isi keputusan win-lose solution
3. Proses persidangan bersifat terbuka

pengadilan Niaga
adalah pengadilan khusus yang berada ditingkungan pengadilan
umum yang mempunyai kompctenst untuk memeriksa dan memutusk
Permohonan Pernyataan Pallit dan penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (PKPU), setta sengketa Hak Kekayaan Intelektual (liak Cipta,
Merek, dan Paten).

Karakteristik Pengadilan Niaga:.


1. Prosesnya sangat formal
2. Keputusan dibuat oleh pihak ketiga yang ditunjuk olch negara (majelis
hakim)
3. Para pihak tidak terlibat dalam pembuatan keputusan
4. Waktu singkat

Arbitrase
Arbitrase berasa l dari kata arbiter yang artinya wasit, sehinga
menurut Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999. Arbitrase adalah cara
penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang
didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para

8
Buku Cetak Aspek Hukum Dalam Eknomi Dan Bisnis, Penerbit Mitra Wacana
Media, 2010. penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa. Hal :71

7|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


pihak yang bersengketa. Arbitrase merupakan pemeriksaan/penyelesaian
sengketa secara privat. Para pihak, baik yang sedang mengantisipasi
sengketa yang mungkin akan terjadi maupun yang sedang mengalami
sengketa yang tidak mampu diselesaikan melalui musyawarah, sepakat
untuk meyerahkan sengketanya kepada pengambil keputusan privat
dengan cara-cara yang mereka tentukan bersama. Dengan cara ini, para
pihak menghindari penyelesaian sengketa melalui badan peradilan umum.
alasan memiih arbitrase k3 (kebebasan kepercayaan dan keamanan).

Hal-hal prinsip di dalam arbitrasi


Berdasarkan penjelasan diatas ,beberapan hal prinsip yang harus
diperhatian adalah:
1. Penyelesaian sengketa tersebut dilakukan diluar peradilan
2. Keinginan untuk menyelesaikan sengketa diluar peradilan harus di
dasarkan atas kesepakatan tertulis yang dibuat oleh pihak yang
bersengketa
3. Sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrame hanyalah sengketa
dalam bidang perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum
dan mengenai hak yang menurut hukum danperaturan perundang-
9
undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersangkutan

D. Arbitrase dan Alternatif Penyelesalan Sengketa.

Dasar hukum Arbitrase


Untuk menyelesaikan sengketa di dalam urusan bisnis, tidak hanya
dapat dilakukan melalui litigasi di lembaga peradilan tetapi dapat juga
dilakukan dengan cara Arbitrase dan Altematif Penyelesaian Sengketa
sebagaimana diatur di dalam Undang Undang Nomor 30 tahun 1999
tentang Arbitrase dan Altematif Penyelesaian Sengketa yang
ditetapkan di Jakarta pada 12 Agustus 1999. Dalam undang-undang
9
Lihat di Buku Cetak Aspek Hukum Dalam Eknomi Dan Bisnis, Penerbit Mitra
Wacana Media, 2010. penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa. Hal : 78

8|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


No.14 tahun 1970 tentang ketentuan pokok kekuasaan kehakiman
penjelasan pasal 3 undang-undang ini menyatakan “penyelesaian
10
perkara diluar pengadilan, atas dasar perdamaian atau melalui wasit
(arbitrase), tetap diperbolehkan.”11

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang NO 3 tahun 1999,


penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase bersandar kepada
Hukum Acara Perdata (RV), namun hal itu tentu saja tidak sesuai
dengan perkembangan Indonesia saat ini. Pada tahun 1977
didirikannya suatu badan arbitrase nasional atau yang sering dikenal
adalah Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).12

E. Jenis Arbitrase

1. Arbitrase ad hoc atau arbitrase volunteer yaitu arbitrase yang dibentuk


secara khusus untuk menyelesaikan atau memutus perselisihan
tertentu.
2. Arbitrase institutional, yaitu merupakan lembaga atau badan arbitrase
yang bersifat permanen.

Macam-Macam Perjanjian Arbirase

Kesepakatan para pihak untuk penyerahkan penyelesaian sengketa melalui


arbitrase dapat dituangkan dalam dua bentuk :

1. Perjanjian khusus, yang diadakan oleh para pihak setelah sengketa


terjadi, bahwa sengketa telah diselesaikan melalui arbitrase.
2. Klausal Arbitrase, yang merupakan bagian dari salah satu
ketentuan dalam suatu kontrak kalusal arbitrase ini berkaitan
dengan sengketa-sengketa yang timbul dikemudian hari.13
10
Buku Cetak Aspek Hukum Dalam Eknomi Dan Bisnis, Penerbit Mitra Wacana
Media, 2010. penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa. Hal :75
11
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia. Hal :37
12
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia. Hal :37
13
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia. Hal :39

9|ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI


Lembaga Arbitrase institutional yang ada di Indonesia adalah:
1. Arbitrase ad hoc atau arbitrase volunteer yaint arbitrase yang
dibentuk secara khusus untuk menyelesaikan atau memutus
perselisihan tertentu. Dengan demikian arbitrase ini bersifat
insidental. Kedudukan dan keberadaannya hanya untuk melayani
dan memutus kasus perselisihan tertentu. Apabila sengketa telah
diputus maka keberadaan dan fungsi arbitrase ad hoc akan lenyap
dan berakhir dengan sendirinya.

2. Arbitrase institusional, yaitu merupakan lembaga atau badan


arbitrase yang bersifat permanen. Oleh karena itu disebut juga
permanent arbital body, merupakan badan arbitrase yang sengaja
didirikan. Pembentukannya ditujukan untuk menyelesaikan
sengketa yang timbul bagi mereka yang menghendaki penyelesaian
sengketa di luar pengadilan.

F. Negosiasi (Negotiation)

Negosiasi berasal dari kata latin negotium yang berarti kegiatan


atau usaha yang berujuk pada kegiatan tawar menawar atau berunding
dengan sudut pandang untuk mencapai kesepakatan. Negosiasi biasa
digunakan oleh para pihak untuk memperoleh kesepakatan diantara
mereka. Proses-proses ajudikasi semu juga melibatkan negosiasi. Jadi pada
prosedur-prosedur ajudikasi semu, negosiasi berlangsung setelah litigasi
berlangsung sebelum pemeriksaan pengadilan.14

Negosiasi yang baik dan efektif adalah negosiasi yang berdasarkan oleh
data ril yang akurat dan factual, sehingga setiap argument dan
kehendaknya tidak terlepas dari fakta yang ada.

14
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia hal : 11

10 | A S P E K H U K U M D A L A M E K O N O M I
Adapung negosiator yang handal hendaknya memenuhi beberapa
persyaratan sebagai berikut (Mahendra Wijaya, 2001:9):
1. Berkpribadian mantap dan penuhpercaya diri
2. Tidak sombong
3. Disiplin dan memiliki prinsip
4. Komunikatif, wawasan dan pengetahuan luas
5. Berfikir positif dan optimis

G. Mediasi (Mediaton)

Undang Undang No. 30 tahun 1999 tentang arbitrasde dan


Alternatif penyelesaian sengketa tidak memberikan definisi mengenai
mediasi. Laurence Boulle dalam bukunya Mediation, Principle, process,
Practice memberikan dfinisi sebagai berikut : Mediasi adalah Proses
penyelesaian sengketa secara pribadi diluar pengadilan , informasi dimana
seorang pihak ketiga yang netral yaitu mediator membantu para pihak
yang bersengketa untuk mencapai kesepakatan. Mediator tidak punya
wewenang untuk menetapkan keputusan bagi para pihak. Mediasi adalah
proses negosiasi pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak
memihak dan netral berkerja dengan pihak yang bersengketa untuk
membantu mereka untuk memperoleh kesepakatan dalam perjanjian
dengan memuaskan15
Karakteristik Mediasi:
1. Interest accpmpdation/intereset based- problem solving
penyelesaian sengketa didasarkan pada terakomodasinya
kepentingan-kepentingan pihak-pihak yang bersengketa.
2. Voluntary and consensual
Kesediaan para pihak untuk menyelesaikan sengketa
dengan menempuh melalui mekanisme mediasi bersifat
sukarela dan telah disepakati oleh pihak yang bersengketa.
3. Private and confidental

15
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia hal : 11

11 | A S P E K H U K U M D A L A M E K O N O M I
Salah satu dipilihnya mekanisme mediasi maupun
mekanisme ADR lainnya sifatnya yang pribadi.16

Mediasi akan berfungsi dengan baik bila mana sesuai dengan


syarat sebagai berikut :

1. Para pihak mempunyai kekuatan tawar menawar yang


sebanding
2. Para pihak menaruh perhatian terhadap hubungan
dimasa depan.
3. Terdapat urgensi atau batas waktu untuk
meyelesaikannya. 17

H. Konsiliasi

Konsiliasi adalah salah satu lembaga alternative penyelesaian


sengketa dapat kita temukan dalam ketentuan pasa1 angka 10 Undang-
Undang No. 30 tahun 1999 tentang Arebitrase dan Alternatif penyelesaian
sengketa. Jhon Wade dari bond University Dipute Resolution Center,
Australia memberika definisi sebagai berikut “Conciliation is a process by
wich the parties in a conflict with assisting of a neutral third party
(consiliator) identifiying the problem, creating options, Consider solution
options, and strive to rech agreement”. Konsiliasi adalah suatu proses
dalam mana para pihak dalam suatu konflik dengan bantuan seorang pihak
ketiga netral (konsiliator) mengidentifikasi masalah, menciptakan pilihan
pilihan, dan mempertimbangkan pilihan penyelesaian.

Konsiliasi akan berhasil apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :


1. Para pihak mempunyai kekuatan tawar menawar yang kuat.
2. Terdapat urgensi atau batas waktu untuk menyelesaikan.

16
lihat dibuku Cetak Aspek Hukum Dalam Eknomi Dan Bisnis, Penerbit Mitra
Wacana Media, 2010. penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa. Hal : 89
17
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia. Hal :17

12 | A S P E K H U K U M D A L A M E K O N O M I
3. Para pihak menaruh perhatian terhadap hubungan dimasa depan.18

I. Penilaian Ahli (Expert Appraisal)

Penilaina Ahli merupakan salah satu mekanisme penyelesaian


sengketa diluar pengadilan yang disebutkan didalam pasal 1 angka 10
Undang –Undang No.30 tahun 1999 tentang arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa. Penilaian ahli adalah suatu proses yang
menghasilkan suatu pendapat objectif, independen dan tidak memihak atas
fakta-fakta atau isu-isu yang di persengketakan, oleh seorang ahli yang
ditunjuk oleh para pihak yang bersengketa, Merupakan salah satu
mekanisme penyelesaian sengketa diluar pengadilan yang disebutkan
didalam Pasal 1angka 10 UU No.30 tahun 1999 tentang arbitrase.19

Dalam sistem hukum diindonesia untuk melaksanakan mekanisme


Penilaian Ahli dapat dilakukan secara Ad hoc yaitu untuk suatu sengketa
para pihak dapat menujuk orang yang dianggap ahli dalam bidang hukum
dan ahli dalam hal yang dipersengketaan untuk memberikan penilaian
terhadap sengketa mereka. Secara kelembagaan bisa mengacu kepada
pasal 52 Undang-Undang No. 30 tahun 1999 tentang arbitrase dan
alternatif penyelesaian sengketa untuk menyatakan bahwa para pihak
dalam suatu perjanjian berhak untuk memohon pendapat yang mengikat
dari lembaga arbitrase atas hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian.
(Gunawan Wijaya, 2001:95) 20

18
Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia. Hal. Hal : 93-94
19
Lihat dibuku Cetak Aspek Hukum Dalam Eknomi Dan Bisnis, Penerbit Mitra
Wacana Media, 2010. penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa. Hal : 94-95
20
lihat dibuku Cetak Aspek Hukum Dalam Eknomi Dan Bisnis, Penerbit Mitra
Wacana Media, 2010. penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan alternatif
penyelesaian sengketa. Hal : 96

13 | A S P E K H U K U M D A L A M E K O N O M I
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sengketa adalah perilaku pertentangan antara kedua orang atau
lembaga atau lebih yang menimbulkan suatu akibat hukum dan
karenanya dapat diberikan sanksi hukum bagi salah satu diantara
keduanya.

Arbitrase sebaiknya menjadi metode penyelesaian sengketa yang


dipilih apabila pihak yang bersengketa tidak dapat menyelesaikan
sengketa mereka secara damai melalui negaisasi, konsiliasi atau jasa
baik.

B. Saran

Perlu ditekankan dalam melakukan perikatan dengan kontrak atau


perjanjian harus dibuat secara matang dengan mempertimbangkan
berbagai kemungkinan resiko yang terjadi. Dalam pembuatannya pun
perlu melibatkan pihak hukum yang ahli sehingga jika terjadi hal di
luar perjanjian dapat langsung diselesaikan.

Dalam penyelesaian sengketa, sebaiknya mengutamakan musyawarah


atau negosiasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang
bersengketa. Selain lebih murah, efisien waktu, kerahasiaan tetap
terjaga.

14 | A S P E K H U K U M D A L A M E K O N O M I
DAFTAR PUSTAKA

A. Lihat dibuku arbitrase di Indonesia penerbit ghalia Indonesia.


B. Buku Cetak Aspek Hukum Dalam Eknomi Dan Bisnis, Penerbit Mitra
Wacana Media, 2010. penyelesaian sengketa bisnis melalui arbitrase dan
alternatif penyelesaian sengketa. Hal :71-96
C. Lihat Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia (PERMA) No. 1
Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan (Pasal 1 Angka 7).
D. Hukum dan Masyarakat, Bandung, L Angkasa, 1980, dalam skripsi Ririn
Bidasari Tahun 2006 Fakultas Hukum USU, hlm.3
E. Umam Khotibul. 2010. Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan .
Yogyakarta: Pustaka Yustisia

15 | A S P E K H U K U M D A L A M E K O N O M I

Anda mungkin juga menyukai