PENYELESAIAN SENGKETA”
MAKALAH
Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpah dan rahmat serta karunianya sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan yang diberikan oleh dosen pembimbing
dimata kuliah “Alternatif Penyelesaian Sengketa’’ Dengan judul makalah
“Konsiliasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa ”. Kesuksesan ini dapat
penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada:
Akhir kata, semoga segala amal baik yang telah Bapak berikan kepada penulis
mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1I Gede Dharma Wijaya "Konsiliasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis" Jurnal
Hukum Bisnis, Vol. 3, No. 2, 2019.
1
Mediasi, Konsilisasi dan penilaian ahli.2 Adapun Salah satu alternatif
penyelesaian sengketa yang akan kita bahas dalam makalah ini yaitu
konsiliasi.
2
Nevey Varida Ariani, “Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis Di Luar Pengedilan”, Jurnal
Rechts Vinding Media Pembinaan Hukum Nasional, Volume 1 Nomor 2, Badan Pembinaan
Hukum Nasional, 2012, hlm. 281.
3
ADCO Law” Konsiliasi: Suatu Alternatif Penyelesaian Sengketa”. 2022. Konsiliasi: Suatu
Alternatif Penyelesaian Sengketa - ADCO Law diakses pada 23 oktober 2023
4Jurnalresmi:https://www.academia.edu/9350099/PENYELESAIAN_SENGKETA_ALTERN
2
secara profesional sudah dapat di buktikan kehandalannya, konsiliator dalam
proses konsiliasi ini, memiliki peran yang cukup berarti, oleh karenanya
mengenai duduk persoalan dari masalah atau sengketa yang dihadapi.
Penyelesaian melalui konsiliasi dilaksanakan setelah para pihak mencacatkan
perselisihannya kepada instansi ketenagakerjaan setempat, dan setelah
menerima saran pejabat ketenagakerjaan setempat, para pihak sepakat untuk
memilih penyelesaian melalui konsiliasi. Pemilihan konsiliator dilakukan dari
daftar nama konsiliator yang dipasang dan diumumkan pada kantor instansi
ketenagakerjaan setempat. Permintaan penyelesaian melalui konsiliator yang
dipilih oleh para pihak dilakukan dengan kesepakatan tertulis. Penyelesaian
perselisihan melalui konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang terdaftar pada
kantor instansi ketenagakerjaan Kabupaten/Kota (Pasal 17 dan 18 UU No. 2
Tahun 2004). Penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi ini harus tuntas
dalam waktu 30 hari kerja, terhitung sejak menerima permintaan dari salah
satu pihak atau para pihak yang beperkara. Apabila dalam perundingan di
tingkat konsiliasi ini terjadi kesepakatan para pihak, maka dibuat Perjanjian
Bersama yang ditandatangani kedua belah pihak beperkara. 6 Dengan uraian di
atas tersebut, maka penulis dalam penelitian ini akan membahas mengenai
definisi konsiliasi, langkah langkah konsiliasi, Penyelesaian sengketa industry
melalui konsiliasi, manfaat dan hambatan dan faktor faktor yang
mempengaruhi keberhasilan konsiliasi dalam konteks penyelesaian sengketa.
Industrial Menurut Uu No. 2 Tahun 2004”, Jurnal Warta Edisi : 49 Juli 2016.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsiliasi dapat membantu dalam penyelesaian sengketa?
2. Apa manfaat dan hambatan konsiliasi dalam konteks penyelesaian
sengketa
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami apa itu konsiliasi.
2. Untuk mengetahui manfaat dan hambatan konsiliasi dalam konteks
penyelesaian sengketa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
5. Konsiliator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusan
selama perundingan berlangsung.
6. Konsiliasi bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan yang diterima
pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri sengketa. Salah satu
perbedaan antara mediasi dan konsiliasi adalah berdasarkan
rekomendasi yang diberikan oleh pihak ketiga pada pihak yang
bersengketa. Hanya dalam konsiliasi ada rekomendasi pada pihak-
pihak yang bersengketa, sedangkan mediator dalam suatu mediasi
hanya berusaha membimbing para pihak yang bersengketa menuju
suatu kesepakatan.8
Peraturan hukum konsiliasi merujuk pada undang-undang tentang
penyelesaian arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa dan UU
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Berikut penjelasannya:
8 Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004),
hal.35
6
B. Langkah Langkah Konsiliasi
7
agenda tersebut, masing-masing pihak akan saling mengutarakan
pendapat dan keterangan kepada konsiliator. Sebagai pihak netral,
konsiliator akan mendengarkan dengan saksama keterangan dari
kedua belah pihak. Selanjutnya, konsiliator berhak menyampaikan
pandangan serta pendapat mereka mengenai kasus yang sedang
bergulir. Upaya tersebut menjadi upaya yang diberikan untuk
membantu proses perundingan. Tujuannya adalah untuk tercapainya
kesepakatan yang memuaskan semua pihak.
4. Mendapatkan Hasil Akhir Konsiliasi
Pada proses perundingan selalu ada dua risiko yang harus Anda
hadapi. Ada upaya konsiliasi yang berhasil dan berujung dengan
perdamaian, namun ada juga yang tidak. Berhasil dan tidaknya
sebuah upaya perundingan juga tergantung dari para pihak yang
terlibat. Apabila masing-masing pihak tidak ada yang mau mengalah
maka upaya perdamaian juga mustahil untuk terwujud.
5. Mendaftarkan Kesepakatan Konsiliasi Jika Berhasil
Setelah proses perundingan selesai, selanjutnya konsiliator akan
memberikan anjuran tertulis yang diberikan kepada para pihak.
Apabila anjuran tersebut mendapatkan persetujuan dari keduanya
maka artinya perjanjian berhasil dilakukan.
8
bersengketa. Namun nasihat hukum dan pendapat dari seorang konsiliator
akan sangat membantu dalam pencarian solusi.9
Dan dalam pasal 17 sampai pasal 28 UU PHI ini dijelaskan mengenai
prosedur penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi. APS melalui
konsiliasi bisa ditemukan dalam beberapa peraturan di Indonesia. Salah
satunya dalam UU Nomor 2 Tahun 2004 yang secara spesifik
mendefinisikan konsiliasi di ranah hubungan industrial, yang diatur pada
Pasal 1 ayat 13 yang mendefinisikan konsiliasi hubungan industrial
sebagai berikut: "Konsiliasi Hubungan Industrial yang selanjutnya disebut
konsiliasi adalah perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan
hubungan kerja atau perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya
dalam satu perusahaan melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang
atau konsiliator yang netral".
Selain itu, UU 2/2004 juga menjelaskan tata cara dan jangka waktu
dalam praktik menggunakan konsiliasi terutama dalam perselisihan
hubungan industrial. UU ini juga menjelaskan pengertian konsiliator
dalam Pasal 1 ayat 14 menyebutkan: "Konsiliator Hubungan Industrial
yang selanjutnya disebut konsiliator adalah seorang atau lebih yang
memenuhi syarat-syarat sebagai konsiliator ditetapkan oleh Menteri, yang
bertugas melakukan konsiliasi dan wajib memberikan anjuran tertulis
kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan perselisihan
kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan
antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan".
Oktober 2023
9
serikat pekerja/ serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai hak,
perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan
perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.
Dalam Pasal 2 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2004 disebutkan bahwa
jenis perselisihan hubungan industrial meliputi :
1. Perselisihan hak
Perselisihan hak adalah perselisihan yang timbul karena tidak
dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan atau
penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan,
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
2. Perselisihan kepentingan
Perselisihan kepentingan adalah perselisihan yang timbul dalam
hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan
dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau perjanjian
kerja bersama.
3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja
Perselisihan pemutusan hubungan kerja adalah perselisihan yang
timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat mengenai
pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak.
Perselisihan PHK merupakan masalah yang sering terjadi. Oleh
karena itu perlindungan mengenai PHK paling banyak diatur dalam
peraturan ketenagakerjaan karena masalah PHK menyangkut
kelangsungan hidup para pekerja selanjutnya.
4. Perselisihan antar pekerja/ buruh dalam satu perusahaan
Perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh adalah perselisihan
antara serikat pekerja/serikat buruh dengan serikat pekerja/serikat
buruh lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak adanya
10
persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan
kewajiban keserikat pekerjaan. 10
Hubungan Industrial
11
Menteri, yang bertugas melakukan konsiliasi dan wajib memberikan
anjuran tertulis kepada para pihak yang berselisih untuk menyelesaikan
perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau
perselisihan antarserikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu
perusahaan.
11
Tris Widodo, Pernyelesaian Secara Konsilasi Dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial Menurut Uu No. 2 Tahun 2004.2016.
12
Adapun keuntungan atau manfaat yang bisa kita dapatkan dari
penyelesaian masalah jalur tersebut, beberapa di antaranya:
1. Menyelesaikan Masalah secara Damai
Keuntungan dari penyelesaian masalah menggunakan sistem
konsiliasi adalah untuk menyelesaikan masalah secara damai.
Tujuan dari perundingan non litigasi ini yaitu untuk menyelesaikan
konflik dengan tenang dan berorientasi pada perdamaian.
13
4. Mendapatkan Solusi yang Saling Menguntungkan
Penyelesaian masalah menggunakan cara diskusi tidak hanya
efektif untuk menyelesaikan konflik. Tetapi juga dapat memberikan
solusi yang menguntungkan bagi masing-masing pihak. Selain
memperoleh kesepakatan bersama, kedua pihak yang bersengketa
juga bisa menjalin kerja sama atau hubungan
bisnis di masa depan.12
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (Bpsk) Kota Medan. Jurnal Hukum Universitas Medan
Area.2022
14
c. Kurangnya komitmen dari para pihak untuk menyelesaikan
sengketa secara konsiliatif.
Dengan Cara Konsiliasi di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Siak.
Jurnal Hukum dan Hak Asasi Manusia.2021
15
mengatasi hambatan-hambatan tersebut, diperlukan upaya-upaya dari
berbagai pihak, antara lain:
1. Faktor Internal
14
Yulianti, R. Efektivitas Penyelesaian Sengketa Konsumen Dengan Cara Konsiliasi Di
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Padang. Jurnal Ilmu Hukum.2018
16
b. Kepercayaan para pihak terhadap Konsiliator. Konsliator harus
dapat membangun kepercayaan dari para pihak sehingga mereka
merasa nyaman untuk berdiskusi dan mengungkapkan
pendapatnya.
2. Faktor Eksternal
15
Yurijaya, A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Mediasi Terhadap Sengketa
Dibidang Perkawinan Di Pengadilan Agama Pasuruan. Jurnal Hukum Universitas Merdeka
Malang, 2018.hlm 38
16
Yurijaya, A.hlm 39.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
Selain itu, ada pula manfaat dan hambatan yang ada dalam penyelesaian
sengketa melalui mediasi yang mana manfaatnya yaitu bisa Menyelesaikan
Masalah secara Damai, Terhindar dari Keputusan yang Dipaksakan,
Menghindari Biaya Terlalu Besar Mendapatkan Solusi yang Saling
Menguntungkan. Sedangkan hambatannya yaitu Majelis bertindak pasif, pihak
tidak hadir, para pihak telah melakukan konsiliasi di luar BPSK, dan para
pihak tidak melaporkan hasil kesepakatan konsiliasi. Adapun Faktor faktor
yang Mempengaruhi Keberhasilan Konsiliasi Sebagai Alternatif
Penyelesaian Sengketa yaitu adanya faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor Internalnya yaitu : Kesediaan para pihak untuk menyelesaikan sengketa
secara sukarela, Kepercayaan para pihak terhadap Konsiliator, Kemampuan
Konsiliator dalam memimpin proses konsiliasi, dan faktor eksternalnya yaitu:
Sengketa yang bersifat sederhana, Keterlibatan pihak ketiga, Kebijakan
pemerintah. Pemerintah dapat berperan dalam mendorong penggunaan APS,
termasuk konsiliasi, melalui berbagai kebijakan, seperti pemberian insentif
atau kemudahan bagi para pihak yang menyelesaikan sengketa melalui APS.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21