PENYELESAIAN SENGKETA
Mata Kuliah: Mediasi dan Advokasi Hukum Keluarga
Dosen Pengampuh: Dr. Aris, S.Ag., M.H.
OLEH:
AIDIL
NIM : 2220203874130002
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat dan limpahannya
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dan tak lupa pula kita kirimkan
shalawat serta salam atas junjungan nabi besar Muhammad SAW nabi yang telah
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
Simpulan ........................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan diantara sekian macam kaidah, maka yang merupakan salah satu kaidah
sesuai kaidah dan pebuatan yang bertentangan dengan kaidah. Perbuatan yang
individu muncul konflik atau sengketa yang menimbulkan kerugian baik salah
1
bersifat adversial yang belum mampu merangkul kepentingan bersama,
beracara di pengadilan umum dan win-win solution. ADR sebagai salah satu
bahwa pada dasarnya mediasi bukan merupakan suatu metode yang asing
pendekatan dan caranya berbeda yang lebih disesuaikan dengan budaya hukum
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
2. Untuk mengetahui penyelesaian sengketa dalam Masyarakat Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
Perselisihan tidak pernah lepas dari konflik. Di mana ada konflik, di situ
ada konflik. Begitu banyak konflik dalam kehidupan sehari-hari. Terlepas dari
apakah itu konflik kecil, bahkan konflik besar dan serius. Banyak orang
dengan negara, antara negara dan antara mereka sendiri. Dengan kata lain,
sengketa dapat bersifat publik atau perdata dan dapat timbul di tingkat lokal,
nasional, atau internasional. Sengketa adalah suatu keadaan dimana salah satu
yang dimaksud dengan sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara para
4
dalam suatu kontrak, baik sebagian maupun keseluruhan. Dengan kata lain
timbul antara para pihak yang mengadakan perjanjian sebagai akibat dari
perselisihan faktual satu sama lain atau perselisihan yang ada dalam persepsi
mereka. 2
sengketa dapat dilakukan secara damai atau melalui cara hukum, tergantung
1
Nurmaningsih amriani, Mediasi alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan, PT Raja
Grafindo Persada : Jakarta, 2012 hal 12
2
Takdir Rahmadi, Mediasi Penyelesaian Sengketa melalui pendekatan mufakat Rajawali Pers,
Jakarta, 2011 hal 1
3
Purbantoro, A. (2017). Alternatif Penyelesaian Sengketa Non-Litigasi dalam Hukum Perdata.
Jurnal Dinamika Hukum, 17(1), 116-125.
5
1. Penyelesaian Sengketa secara Litigasi
jalur hukum, yaitu dengan cara negosiasi, mediasi, dan arbitrase. Proses
cara damai melalui perundingan antara para pihak. Sementara itu, arbitrase
masing-masing, tergantung pada kasus dan situasi yang dihadapi. Oleh karena
itu, para pihak yang terlibat dalam sengketa harus mempertimbangkan metode
berbagai cara, baik melalui jalur hukum (litigasi) maupun cara-cara non-litigasi
6
musyawarah dianggap sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa yang
paling efektif dan sesuai dengan budaya lokal. Dalam musyawarah, para pihak
sengketa yang melibatkan pihak ketiga yang netral, yaitu mediator, untuk
itu, dalam beberapa kasus, pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa juga dapat
7
Secara umum, penyelesaian sengketa di masyarakat Indonesia dilakukan
Oleh karena itu, penting bagi para pihak untuk tetap membuka dialog dan
berusaha mencari solusi yang terbaik dan paling sesuai dengan budaya lokal
1. Litigasi
4
Bunyi Pasal 6 ayat (1), “Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak
melalui alternatif penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan
mengesampingkan penyelesaian sengketa secara litigasi di Pengadilan Negeri.
5
Yessi Nadia, Penyelesaian Sengketa Litigasi dan Non-Litigasi (Tinjauan Terhadap Mediasi
dalam Pengadilan sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan,
https://www.academia.edu/29831296/Penyelesaian_Sengketa_Litigasi_dan_NonLitigasi_Tinjauan
_terhadap_Mediasi_dalam_Pengadilan_sebagai_Alternatif
8
2. Non Litigasi
dengan nama APS) telah memiliki landasan hukum yang diatur dalam UU
adat masyarakat Indonesia dan hal ini sejalan dengan cita-cita masyarakat
setempat.
pihak tertentu yang disebut dengan klien dengan satu pihak lain yang
tersebut.
9
diatur secara eksplisit dalam Undang-Undang, namun dapat dilihat
Kesepakatan yang terjadi akan bersifat final dan mengikat para pihak.
damai.
10
tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Arbitrase digunakan untuk
sebagai berikut:6
1. Bersifat konsensual
budaya lokal, seperti gotong royong, musyawarah, dan adat istiadat, yang
3. Beragam Metode
arbitrase.
6
Kertadjaja, H. A. (2015). Keberhasilan Mediasi dalam Penyelesaian Sengketa di Indonesia:
Sebuah Studi Empiris. Jurnal Dinamika Hukum, 15(3), 400-410.
11
4. Mempertimbangkan aspek hukum
12
BAB IV
SIMPULAN
Sengketa adalah sengketa yang timbul antara dua pihak atau lebih yang
karena kelalaian para pihak atau salah satu pihak yang mengadakan
dapat dilakukan secara damai atau melalui cara hukum, tergantung pada keinginan
pihak yang terlibat. Jenis penyelesaian sengketa dapat dibagi menjadi dua, yaitu
berbagai cara, baik melalui jalur hukum (litigasi) maupun cara-cara non-litigasi
musyawarah dianggap sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa yang paling
efektif dan sesuai dengan budaya lokal. Dalam musyawarah, para pihak yang
tokoh masyarakat atau pemuka adat yang dianggap memiliki otoritas dalam
masyarakat setempat
13
DAFTAR PUSTAKA
14