Anda di halaman 1dari 14

Your text here

TEORI, STRATEGI, DAN


TAKTIK NEGOSIASI

Oleh Kelompok 1 :
Andita Dina Apsari (C92218113)
Kanifatun Nadhiroh (C92218142)
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Azza Wa Jalla. Semoga sholawat


dan salam tak luput penulis curahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.,
karena beliaulah yang telah mengantarkan umat islam dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang terang benderang dan semoga penulis dan pembaca selalu
menjadi umat yang taat terhadap ajaran yang disampaikan oleh Baginda
Muhammad SAW.

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah Azza Wa Jalla


karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
“Mediasi HES”. Penulis mengucapkan Jazakumullahu khoiron katsiron kepada
semua pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini serta
memberikan ktritik dan saran yang membangun terhadap materi dan penyajian
makalah.

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah “Mediasi HES”
sebagai media presentasi. Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan
masukan dari pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Surabaya, 15 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan Pembelajaran..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Negosiasi..............................................................................................2
B. Strategi Negosiasi..........................................................................................5
C. Taktik Negosiasi............................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................xi

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam menyelesaikan sebuah sengketa dapat dilakukan melalui dua cara yakni
dengan cara melalui pengadilan dan di luar pengadilan. Penyelesaian sengketa di luar
pengadilan ini kemudian disebut dengan penyelesaian secara al ternatif atau disebut ADR
(Alternative Dispute Resolution). Dapat disimpulkan bahwa ADR merupakan suatu langkah
untuk menyelesaikan suatu perengketaan di luar pengadilan, yang mekanismenya
berdasarkan kesepakatan anatara kedua belah pihak yang bersengketa melalui cara konsultasi,
negosiasi, konsiliasi, dan penilaian ahli.

Dalam penyelesaian sengketa mengenai HES, cara negosiasi sering digunakan.


Negosiasi merupakan sebuah bentuk interaksi sosisal secara dua arah dengan pihak-pihak
yang terlibat saling mengemukakan keinginannya. Dalam melakukan negosiasi tentunya
perlu menggunakan strategi dan teknik yang setiap orang memiliki cirinya masing-masing.
Negosiasi dilakukan apat ditempuh oleh para pihak yang ersengketa maupun oleh lebih dari
dua pihak.penyelasaian dari sengketa tersebut dapat terselesaikan apabila pihak-pihak yang
bersengketa dapat menerima penyelesaian itu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah teori-teori tentang negosiasi?
2. Bagaimanakah strategi negosiasi?
3. Bagaimana taktik negoisasi?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui teori-teori negosiasi
2. Untuk mengetahui strategi negosiasi
3. Untuk mengetahui taktik negosiasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Negosiasi

Pada dasarnya negosiasi memiliki pengertian suatu proses yang mana terdapat dua
pihak yang bertentangan dalam mencapai suatu kesepakatan melalui kompromi serta saling
memberikan kelonggaran anatar kedua belah pihak. Negosiasi juga dapat disebut dengan
perundingan ataupun musyawarah. orang yang melakukan perundingan atau negosiasi disebut
negosiator.
Kata “negosiasi” berasal dari kata “negotiation” yang memiliki makna
“bermusyawarah”. Secara umum negosiasi memiliki pengertian suatu upaya penyelesaian
sengekta ynag prosesnya tanpa melalui pengadilan dengan harapan mencapai kesepakatan
bersama dengan kerja sama yang baik dan kreatif. Dalam hal ini kedua belah pihak
berhadapan langsung dalam merundingkan permasalahan yang terjadi.1
Berdasarkan pendapat Fisher dan Ulry, negosiasi merupakan proses komunikasi oleh
dua arah dirancang agar dapat mencapai suatu kesepakatan saat kedua belah pihak memiliki
kepentingan yang berbeda. Sedangakan berdasarakan Gerry Goodpaster, negosiasi adalah
proses interaksi dan komukasi yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan dengan pihak
lain.2
Dengan berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
negosiasi merupakan suatu proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang dilakukakan
oleh kedua belah pihak yang bersengketa atau diwakili oleh kuasanya, tanpa adanya bantuan
dari pihak ketiga, dilakukan dengan berunding agar dapat memecahkan suatu permasalahan
yang dianggap adil antar kedua belah pihak. Negosiasi yang dihasilkan berupa penyelesaian
kompromi yang tidak terikat oleh hokum. Negosiasi pada umumnya dilakukan dalam
sengketa yang tidak pelik, yang mana kedua belah pihak masih bisa untuk beritikad baik serta
bersedia untuk memecahkan suatu permasalahan secara bersama.3
Negosiasi dalam mekanisme penyelesaian sengketa harus dilakukan dengan
pertemuan secara langsung oleh kedua belah pihak yang bersengketa dengan tidak
melibatkan pihak ketiga yang dijadikan penengah untuk meneyelesaikan sengketa tersebut.
1
Iswi Hariyani, dkk, Penyelesaian Sengketa Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia utama, 2018), 61.
2
Herniati, dkk, Sengketa Bisnis dan Proses Penyelesaiannya Melalui Jalur Non Litigasi, (Surabaya: Media
sahabat Cendikia, 2019), hlm 21.
3
Ibid., hlm 22.

2
Di dalam Pasal 6 Ayat 2 UU No. 30 Tahun 1999 menjelaskan bahwa kedua belah pihak dapat
menyelesaikan sendiri atas sengketa yang ditimbulkan. Kesepakatan terkait penyelesaian atas
sengketa harus dinyatakan dengan secara tertulis antar kedua belah pihak yang bersengketa
dan disetujui antar keduanya.4
Kesepakatan atas negoisasi tersebut selanjutnya dinyatakan dalam bentuk tertulis
yang kemudian ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan dilakukan dengan sebagaimana
mestinya. Atas kesepakatan tertulis tersebut bersifat final serta mengikat kedua bela pihak,
setelah itu wajib didaftarkan ke pengadilan negeri dengan jangka waktu 30 hari terhitung
berdasarkan tanggal kesepakatan negosiasi tersebut. Negosiasi dilaksanakan oleh seorang
negosiator, dari negosiasi yang paling sederhana dengan dilaksanakannya negosiasi dengan
pihak-pihak yang berkepentigan sengketa sendiri sampai negosiatir khusus yang mana
memakai lawyer sebagai negosiator.5
Pada dasarnya, bernegoisasi mempunyai tujuan untuk mengahsilkan win-win solution
melalui para pihak yang sedang bernegosiasi, yakni mereka mendapatkan sesuatu yang
dinginkan tanpa ada yang dirugikan. Berikut beberapa tujuan dari bernegosiasi:
1. Untuk mendapatkan kesepakatan
Kesepakatan ini di dalamnya terdapat persamaan presepsi, saling mngerti anatar kedua
belah pihak serat saling mneyetujui atas kesepakatan tersebut. Melalui negosiasi ini,
maka kedua pihak akan memusyawarahkan permintaan meraka masing-masing. Oleh
sebab itu untuk menjebatani permintaannya masing-masing harus melalui putusan
kesepakatan.
2. Untuk memperoleh solusi
Untuk memperoleh solusi dari suatu permasalahan haruslah dilakukan prundingan.
Bernegosiasi mempunyai kepentingan agar tercapainya suatu tujuan yakni kesepakatan
anatar kedua belah pihak yang dilakukan terus-menerus. Hal ini dapat berlangsung jika
keduanya memiliki tujuan yang sama serta disepakati. Dalam mencapai kesepakatan
berarti memperoleh suatu yang diinginkan serta pihak lain mendapatkannya tanpa ada
kerugian didalamnya.

3. Untuk memperoleh suatu keuntungan.6

4
Jimmy Joses Simbiring, Cara Meneyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan, (Jakarta: Visimedia, 2011), 17.
5
Ibid., 18.
6
Dirgahayu Lantara, dkk, Dunia Industri, (Makassar: Nas Media Pustaka), 157.

3
Untuk mendapatkan kondisi bernegosiasi yang menguntungkan kita harus berada
dalam kondisi sebagai berikut;

a. Menegetahui fakta-fakta apa yang di sengketakan


b. Konflik dalam tingkat yang masih bisa diatasi.
c. Lawan memiliki sikap tidak kaku, menaruh kepercayaan serta dapat dipercaya,
memiliki sikap toleransi terhadap pendapat yang berbeda, suka bekerja sama, paham
terhada kebutuhan orang lain, serta dapat menegmbangkan solusi.
d. Tidak menghubungkan permasalahan dengan kekuasaan.
e. Solusi saling menguntungkan kedua belah pihak.
f. Dalam kemenangan negoisasi tidak menghasilkan dampak yang tidak diingikan oleh
salah satu pihak.7

Pada dasarnya dalam bernegosiasi tidak menjamin negosiasi tersebut akan berjalan
dengan sesuai harapan dengan mempertimbangkan hal diatas. Pastinya, amati setiap proses
negosiasi, apakah negoisasi tersebut dapat dilanjutkan atau dihentikan. Bermaksud, saling
mempertimbangkan kondisi anatar kedua belah pihak, jang sampai saling menyakiti antar
keduanya.

Dalam bernegosiasi juga terdapat prinsip-prinsip secara umum, hal ini berdasarkan
Patrice Lumamba (2013):

a) Negosiasi memiliki sifat negotiable, artinya permasalahan yang sedang dinegosiasikan


pantas untuk dinegosiasikan.
b) Orang yang berada dalam negosiasi, misalnya dua atau lebih oranng, kelompok atau
organisasi, hubungan anatar buruh dan majikan, dan lain sebagainya.
c) Adanya suatu perbedaan permintaan antar kedua belah pihak yang bernegosiasi, yakni
perminta pihak satu belum tentu sama denan permintaan pihak lain, dan mereka harus
mencari solusi kesepakatannya.
d) Kedua belah pihak lebih baik memilih untuk bernegosiasi untuk mencari suatu
kesepkaatan dari pada dnegan perlawanan lainnya.
e) Bernegosiasi kedua belah pihak diharuskan untuk berpikir kreatif agar dapat
mendapatkan suatu solusi.

7
Mahardika Wirastama, Negoisasi Itu Ada Ilmuya, (Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia), 6.

4
f) Negosiasi bersifat suka rela, dilakukan oleh kedua belah pihak murni tanpa adanya
perantara.
g) Negosiasi dilakukan dengan memperoleh suatu tujuan, mengidentifiakasi kepentigan
bersama, menyepakatinya, dapat terpenuhinya keinginana masing-masing, serta adanya
pengakuan terhadap perbedaan kepentinga anatar kedua belah pihak.
h) Dalam bernegosiasi memliki proses yang panjang, nukan suatu hal yang instan.8

Adapun sigi positif dan segi negative dalam melakukan negosiasi. Negosiasi dilihat
dari segi positifnya sebagai berikut:

a) Negosiasi dilakukan dengan pihak yang bersengketa tanpa ada pihak-pihak lain.
b) Kedua belah pihak bebas menentukan cara penyelesaian sengketa atau negosiasi
sesuai dengan kesepatan mereka.
c) Keda belah pihak ikut serta mengawasi terjadinya negosiasi.
d) Dalam bernegosiasi kedua belah pihak berupaya melakukan perundingan untuk
menyelesaikan perkara yang bisa diterima serta dapat memuaskan anatar keduanya.
e) Bernegosiasi dapat dilakukan dalam penyelesaian sengketa dalam setiap bentuknya,
baik secara tulis, lisan, bilateral, dan lain sebaginya.

Negosiasi dilihat dari segi negative nya sebagai berikut :

a) Cara peneyelesian secara negosiasi tidak menjamin akan menyelesaikan suatu


sengketa karaena salah satu pihak bisa saja terus bersikeras atas pendiriannya.
b) Ketidak ikut sertaan pihak ketiga dalam bernegosiasi, lebih khusunya jika salah satu
pihak merupakan pihak yang berposisi lemah.9

B. Strategi Negosiasi

Dalam bernegoisasi untuk mencapai tujuan yakni kesepakatan yang dikenhendaki


anatar kedua belah pihak, maka cara yang yang dapat dilakukan menggunakan strategi sebgai
berikut:

a) Strategi menang-menang (win-win strategy)

Strategi ini dilakukan pada kedua belah pihak saling menginginkan keuntubgan dari
masing-masing keinginananya. Misalnya: seoarang buruh ingin peningkatan gaji, namun
8
Ibid., 9-10.
9
Fitrotin Jamilah, Strategi Penyelesaian Sengketa Bisnis, (Yoyakarta: Medpress Digital, 2014), 57.

5
perusahaan tersebut tidak setuju atas permintaan buruhnya ini dikarenakan hasil pendapatan
perusahaan menurun. Maka, terjadilah suatu kesepakatan bahwa gaji tetap dilakukan. Namun
tidak dalam jumlah yang diminta buruh. buruuhpun setuju dengan permintaan perushaan
karena buruh melihat keadaan perusahaan saat ini. Oleh karena itu, dari negosiasi ini tidak
ada pihak yang merasa telah dirugikan.

b) Strategi Menang-Kalah (win-lose strategy)

Strategi ini dilakukan jika ada salah satu pihak yang akan mengambil keuntungan
yang tinggi dan pihak lain secara terpaksa menerima atas kekalahan dalam perundingan.
Contohnya, pemerintah sepakat menaiikan tarif listrik masyarakat, tetapi masyarakat harus
terpaksa menerima permintaan pemerintah karena disebabkan tidal memiliki sumber energi
lain selain listrik.

c) Strategi Kalah-Kalah (Lose-lose Strategy)

Strategi ini dilakukan secara terpaksa jika kedua belah pihak tetap bersih kuku
tehadap masing-masing permintaanya sehingga pada kahirnya tidak terjadi sutau
kesepakatan. Contohnya: seoarang pedagang menawarkan daganganya kepada pembeli,
namun si pembeli tetap bersih kukuh dengan harga yang lebih murah dari pada yang
ditawarkan oleh penjual. Padahal, jika pedagang memberikan harga sesuai degan permintaan
pembeli, penjual akan rugi Karena harga awalnya belum tercapai. Pada akhirnya, kedua
belah pihak tidak terjadi suatu kesepakatan dan tidak adanya keuntungan.

d) Strategi kalah-Menang (Lose-Win Strategi)

Strategi ini dilakukan dengan sengaja jika salah satu pihak yang bernegosiasi
mengalah demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada pihak lain. Contohnya,
seorang pedagang yang sengaja menggunakan keuntungan yang sedikit dengan harapan
pelanggan akan lebih suka berbelanja di tempatnya. Padahal, ditempat lain yang mana
menjual barang yang sama menggunakan harga yang lebih mahal maka dengan menggunakan
strategi ini pedagang berharap pembeli dapat memberikan informasi kepada teman-teman
pembeli tentang harga barang yang murah dijual di tempatnya . 10

C. Taktik Negosiasi

10
Ibid., 15-17.

6
Dalam melakukan negosiasi tentunya akan sangat diperlukan strategi dan taktik agar
dapat memenangkan negosiasi. Ada perbedaan antara strategi dengan negosiasi, mungkin
kata-kata tersebut bagi sebagian orang akan terdengar sama saja artinya. Namun ternyata da
perbedaan antara keduanya. Strategi adalah suatu cara yang dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan, sedangkan taktik adalah langkah-lagkah yang dilakukan secara spesifik untuk
menerapkan strategi yang sudah dipilih sebelumnya. Dalam bidang bisnis, taktik digunakan
sebagai tindak lanjut dari strategi. Strategi merupakan suatu cara berpikir untuk menyusun
sebuah perencanaan.11

 Mengumpulkan dan menguasai data


Sebelum melakukan negosiasi hendaknya menyiapkan dan mengumpulkan
informasi sebanyak mungkin yang bisa diketahui. Materi juga harus dikuasai agar
negosiasi berjalan lancar.12 Kita harus memaparkan hal-hal yang yang ada buktinya dan
nyata dan juga keterampilan berbicara dengan lawan biacara. Hal tersebut dianggap
penting, karena data dan informasi yang besar atau kecil selalu dianggap penting.13

 Memahami posisi tawar kita dan lawan negosiasi


Sebelum melakukan negosiasi kita harus mengetahui terlebih dahulu posisi tawar
kita dan juga pihak lawan. Dengan mengetahuinya kita dapat mengetahui celah yang
dapat diambil.14 Pada awal melakukan negosisasi sebaiknya tidak memberikan sesuatu
terlebih dahulu, maksudnya adalah kita harus mempunyai suatu tawaran-tawaran ini
yang akan dibicarakan dalam negosiasi. Caranya dengan memposisikan diri seperti pihak
lawan yang selalu meminta hal lebih, dan bersedia untuk melakuakan atau memberikan
sesuatu terhadap hal tersebut. Jangan takut untuk meminta lebih, karena bisa jadi hal
tersebut bisa disetujui kedua belah pihak. Dengan begitu pihak lawan akan perlahan-
lawan mengubah topic negosiasi sesuai denan keinginan kita. 15 Ada baiknya jika
menyiapkan beberapa plan B atau plan C agar bisa menjadi pilihan lain ketika plan A

11
Ihsan Said Ahmad, et.al, Pengantar Manajemen, (Bandung: Penerbit Media Sains Indonesia, 2020), 88.
12
Nita Triana, Alternative Dispute Resolution (Penyelesaian Sengketa Alternative Dengan Model Mediasi,
Arbitrase, Negosiasi, Dan Konsiliasi), (Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2020), 71.
13
AC Mahendra K. Datu, Strategi Negosiasi Ampuh & Meyakinkan Mitra Bisnis, (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2010), 72.
14
Nita Triana, ibid., 71.
15
Lazaro Sumbeiywo, et.al, Menjadi Seorang Negosiator: Strategi dan Taktik, (Zurich: The Center for
Securities Studies, 2009), 10.

7
ditolak oleh pihak lain. Jika posisi tawar kita lebih kuat, sebaiknya dipertahankan namun
apabila tawar dari pihak lawan negosiasi lebih kuat maka kita bisa mencari celah dari hal
tersebut. Misalnya menawarkan fasilitas tambahan yang bisa mereka pertimbangkan.16

 Mendahulukan kepentingan pribadi, tetapi kepentingan orang lain juga dipenuhi


Dalam negosiasi bisnis kesepakatan hasil akhir win-win solution merupakan hal
yang sangat diinginkan oleh pihak-pihak yang melakukan negosiasi. Salah satu ciri
negosiator yang baik adalah dapat mencari kesepakatan yang sangat fair antara kedua
belah pihak dengan sangat baik, memenuhi semua kepentingan yang pihak lawan
minta.17 Tetapi dalam mendahulukan kepentingan kita, tidak perlu sampai terlalu
membuka diri akan keinginan kita. Karena dengan terlalu terbuka kepada pihak lawan
negosiasi dapat membuat pihak lawan membuat keputusan dengan cepat.18

 Jangan berkata “tidak” untuk permintaan pihak lawan


Ketika pihak lawan memberikan sebuah pertanyaan atau permintaan lebih baik
untuk tidak langsung mengatakan tidak. Langkah awal yang harus digunakan adalah
mencari tahu mengapa mereka melakukan hal tersebut, dan mencoba meyakinkan apa
yang kita inginkan. Bisa juga dengan cara memberikan saran kepada mereka tentang apa
yang kita inginkan. Mencoba mendengarkan apa yang menjadi rencana mereka dan
perlahan-lahan mencoba untuk memahami posisi kita. Deengan begitu mereka tahu
bahwa kita siap untuk melakukan negosiasi untuk mencari suatu kesepakatan dalam
memecahkan masalah.

 Harus tegas, fleksibel, dan gunakan nada ramah


Dalam bernegosiasi, kata-kata yang kita ucapkan tidak kalah pentingnya untuk
membentuk suatu kepercayaan. Dilakukan dengan pikiran yang tenang, dan menganggap
lawan negosiasi adalah saudara sendiri agar dapat membantu menurunkan emosi.

16
Nina Triana, ibid., 71.
17
Ibid.
18
Lazaro Sumbeiywo, et.a, ibid., 12.

8
Walaupun kita berada di posisi yang benar, jika negosiasi dilakukan dengan memaksakan
kehendak maka kasus yang diselesaiakan mungkin bisa jadi tidak segera terselesaikan.

 Take it or leave it
Negosiator biasanya akan merespon dengan cepat terhadap setiap peluang,
contohnya pada penawaran yang tersedia dalam aktu terbatas. Hal tersebut bisa menjadi
suatu kelangkaan dan tekanan. Jika kita memiliki suatu hal yang diinginkan pihak lawan,
kita bisa menjelaskannya agar membuat mereka tertarik sehingga mereka akan sangat
menginginkannya untuk segera mendapatkannya karena takut kehilangan hal tersebut.

 Harus realistis dan rasional


Harus masuk akal dalam mengajukan permintaan, jika tidak maka kita akan
dianggap tidak serius dalam bernegosiasi. Walaupun kita meminta permintaan yang
berlebih tetapi harus diingat agar tetap realistis dan rasional jika ingin sengketanya
dipecahkan.19

 Dengarkan dan ajukan pertanyaan berkualitas


Dalam bernegosiasi, tentunya harus menggunakan etika yang baik. Lebih baik
untuk mengusahakan lebih banyak mendengar dan berbicara sedikit jika tidak penting.
Hal yang harus dilakukan adalah menyiapkan pertanyaan sebaik-baiknya, kemudian
mendengar jawaban dari pihak lawan negosiasi dan tentu saja merespon perkataan dari
jawaban pihak lawan.20

19
Ibid.
20
Nina Triana, ibid., 72.

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Negosiasi merupakan suatu proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang
dilakukakan oleh kedua belah pihak yang bersengketa atau diwakili oleh kuasanya, tanpa
adanya bantuan dari pihak ketiga, dilakukan dengan berunding agar dapat memecahkan suatu
permasalahan yang dianggap adil antar kedua belah pihak.

Dalam bernegoisasi untuk mencapai tujuan yakni kesepakatan yang dikenhendaki


anatar kedua belah pihak, maka cara yang yang dapat dilakukan menggunakan strategi sebgai
berikut: Strategi menang-menang (win-win strategy), Strategi Menang-Kalah (win-lose
strategy), Strategi Kalah-Kalah (Lose-lose Strategy), sStrategi kalah-Menang (Lose-Win
Strategi).

Dalam bidang bisnis, taktik digunakan sebagai tindak lanjut dari strategi. Strategi
merupakan suatu cara berpikir untuk menyusun sebuah perencanaan. Mengumpulkan dan
menguasai data. Berikut adalah taktik negosiasi:

 Memahami posisi tawar kita dan lawan negosiasi


 Mendahulukan kepentingan pribadi, tetapi kepentingan orang lain juga dipenuhi
 Jangan berkata “tidak” untuk permintaan pihak lawan
 Harus tegas, fleksibel, dan gunakan nada ramah
 Take it or leave it
 Harus realistis dan rasional
 Dengarkan dan ajukan pertanyaan berkualitas

10
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Hariyani, Iswi dkk, 2018, Penyelesaian Sengketa Bisnis, Jakarta: PT Gramedia utama, 2018.
Herniati, dkk, 2019, Sengketa Bisnis dan Proses Penyelesaiannya Melalui Jalur Non Litigasi,
Surabaya: Media sahabat Cendikia.
Jamilah, Fitrotin, 2014, Strategi Penyelesaian Sengketa Bisnis, Yoyakarta: Medpress Digital.

Joses Simbiring, Jimmy, 2011, Cara Meneyelesaikan Sengketa di Luar Pengadilan, Jakarta:
Visimedia.

Lantara, Dirgahayu dkk, Dunia Industri, Makassar: Nas Media Pustaka.


Mahendra K. Datu, AC, 2010, Strategi Negosiasi Ampuh & Meyakinkan Mitra Bisnis,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Said Ahmad, Ihsan et.al, 2020, Pengantar Manajemen, Bandung: Penerbit Media Sains
Indonesia..
Sumbeiywo, Lazaro et.al, 2009, Menjadi Seorang Negosiator: Strategi dan Taktik, Zurich:
The Center for Securities Studies.

Triana, Nita, 2020, Alternative Dispute Resolution (Penyelesaian Sengketa Alternative


Dengan Model Mediasi, Arbitrase, Negosiasi, Dan Konsiliasi), Yogyakarta: Pustaka
Ilmu.
Wirastama, Mahardika, Negoisasi Itu Ada Ilmuya, Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.

xi

Anda mungkin juga menyukai