Anda di halaman 1dari 27

TUGAS

NON LITIGASI

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Hanna Rebecca Buu (20310146)
2. Alyubert Yuveron Manu (20310204)
3. Fandy Kurniawan Balukh ( 203310162)
4. Pedro Gennady Firstanza Sjioen ( 20310152)
5. Camelia Cinta Theresia Adu (20310147)

Kelas/Semester : C (REGULER) / 5
Mata kuliah : Hukum Non litigasi

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan kesempatan dan
kesehatan kepada kami, tanpa pertolongannya tentunya kami tidak mampu
mengerjakan tugas ini dengan baik, sehingga kami telah dapat menyelesaikan
Tugas kelompok Non litimigasi dengan tepat waktu, guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Non Litimigasi

dalam tugas ini kami mengambil BAB III Tentang Negosiasi


besar harapan kami bahwa Tugas ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya kami menyadari bahwa Tugas yang kami susun ini belum
sempurna untuk itu kami mohon maaf bila ada kesalahan, Sekian dan terimakasih
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................

A. Latar belakang,.........................................................................

B. Rumusan masalah.....................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................

A. Pembahasan Dan Solusi.................................................................................

BAB 3 PENUTUP

A. Daftar pustaka..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negosiasi adalah salah satu bentuk komunikasi yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Negosiasi dalam
dilakukan dalam kegiatan politik, kegiatan bisnis dan kegiatan kehidupan
lainnya.Setiap orang pasti pernah melakukan negosiasi. Baik negosiasi
secara formal maupun negosiasi non formal. Negosiasi dilakukan untuk
mencapai sebuah tujuanSeperti untuk mencapai kesepakatan. Negosiasi
juga tidak hanya dilakukan oleh dua pihak saja. Di dalam negosiasi, bisa
dilakukan oleh banyak pihak Sebelum sampai kesana, mari melihat
pengertian negosiasi terlebih dahulu. Artikel ini akan menjelaskan hal-hal
mengenai negosiasi. Mulai dari pengertian negosiasi, tujuan negosiasi,
tahap-tahap negosiasi dan jenis-jenis negosiasi. Negosiasi dilakukan
untuk tujuan menyelesaikan sebuah masalah. Melihat dari sisi etimologis,
kata negosiasi berasal dari bahasa Inggris. Berasal dari kata “to negotiate”
dan “to be negotiating”. Arti dari kata tersebut adalah merundingkan,
membicarakan atau menawarkan. Dari kata-kata tersebut, kemudian kata
negosiasi dalam bahasa Inggris memiliki kata turunan lain. Kata tersebut
adalah “negotiation”. Arti kata negotiation adalah sebuah aktivitas yang
merundingkan atau membicarakan sesuatu. Pembicaraan atau
perundingan tersebut dilakukan dengan pihak lain. Tujuan dari aktivitas
tersebut adalah untuk mencapai sebuah kesepakatan. Pengertian negosiasi
menurut asal katanya adalah sebuah proses diskusi strategis. Proses
diskusi tersebut dilakukan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Caranya
dengan sesuatu yang bisa diterima oleh masing-masing pihak yang ikut
serta dalam bernegosiasi. Pengertian negosiasi dalam kamus Oxford
adalah suatu cara untuk mencapai kesepakatan. Negosiasi ini dilakukan
melalui sebuah diskusi formal. Di dalam negosiasi, masing-masing pihak
yang ikut serta harus mencoba membujuk pihak lain.
Tujuannya supaya mereka dapat menyetujui sudut pandang dari
pihak yang membujuk tersebut. Melalui negosiasi, semua pihak yang ikut
terlibat akan mencoba untuk menghindari pertengkaran. Pihak-pihak yang
ikut bernegosiasi harus setuju untuk mencapai sebuah bentuk kompromi
Secara umum, pengertian negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial.
Interaksi tersebut dilakukan oleh beberapa pihak. Tujuan dari interaksi
tersebut adalah mencapai sebuah kesepakatan bersama. Kesepakatan yang
dicapai adalah yang dianggap akan menguntungkan semua pihak yang
ikut serta dalam negosiasi. Pihak-pihak atau orang yang ikut serta di
dalam kegiatan negosiasi disebut dengan negosiator. Negosiasi umumnya
digunakan di dalam dunia bisnis, tetapi banyak juga bidang lain yang
menggunakan negosiasi dalam merundingkan sebuah hal.

Pengertian Negosiasi Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah pengertian negosiasi menurut beberapa ahli
1. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Pengertian negosiasi menurut KBBI adalah sebuah proses tawar-
menawar. Proses tersebut dilakukan dengan jalan berunding untuk
mencapai sebuah kesepakatan secara bersama. Kesepakatan tersebut
dicapai antara satu pihak (bisa berupa sebuah kelompok atau organisasi)
dan pihak (bisa berupa sebuah kelompok atau organisasi). Pengertian
negosiasi lain juga dapat berupa penyelesaian sengketa secara damai,
melalui sebuah perundingan antara pihak-pihak yang bersengketa.
2. Robbins (2003)
Robbins mengartikan bahwa pengertian negosiasi adalah suatu proses
yang di dalamnya terdapat dua pihak atau lebih. Pihak-pihak tersebut
saling bertukar barang dan jasa. Mereka berupaya untuk menyepakati
tingkat Kerjasama tersebut bagi masing-masing pihak.
3. Jackman (2005)
Menurut Jackman pengertian negosiasi adalah suatu proses yang terjadi
di antara dua pihak atau lebih. Pihak-pihak tersebut mulanya memiliki
pemikiran yang berbeda. Sampai akhirnya semua pihak dapat mencapai
sebuah kesepakatan.
4. Oliver
Pengertian negosiasi menurut Oliver adalah sebuah transaksi. Dimana
kedua belah pihak memiliki ha katas hasil akhirnya. Oleh karena itu,
dibutuhkan persetujuan dari kedua belah pihak. Maka dengan begitu
terjadilah proses saling menerima dan memberi sesuatu. Tujuannya untuk
mencapai sebuah kesepakatan secara bersama.
5. Mcguire (2004)
Pengertian negosiasi disebut juga sebagai proses interaktif. Proses
tersebut dilakukan untuk mencapai sebuah persetujuan. Proses negosiasi
ini akan melibatkan dua orang atau lebih. Orang-orang yang terlibat
memang memiliki pandangan yang berbeda, tetapi tetap ingin mencapai
beberapa resolusi secara bersama.
6. Rustono
Pengertian negosiasi menurut rustono adalah sebuah keterampilan.
Keterampilan yang berupa negosiasi ini bisa dipelajari oleh semua orang.

Tujuan Negosiasi
Negosiasi dilakukan tidak hanya sebagai media saja. Banyak tujuan
dari negosiasi, tetapi ada beberapa tujuan yang paling penting dalam
bernegosiasi. Berikut ini adalah tiga tujuan negosiasi yang penting dalam
melakukan negosiasi.

1. Mencapai kesepakatan bersama


Tujuan pertama dari negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan
bersama. Dalam mencapai kesepakatan bersama, pihak-pihak yang
melakukan negosiasi perlu mengutarakan pendapatnya masing-masing.
Kesepakatan bersama tersebut akan dicapai secara maksimal, jika semua
pihak yang terlibat dalam negosiasi saling terbuka.
Selain itu, pihak-pihak yang terlibat di dalam negosiasi harus merasa
saling membutuhkan. Terkadang memang pada akhirnya proses dalam
mencapai tujuan dari negosiasi memunculkan konflik. Akan tetapi, jika
kesepakatan tersebut sudah menjadi keputusan bersama maka harus
dilakukan
Konflik adalah bagian dari upaya penyelesaian masalah atau sengketa.
Di dalam pencapaian kesepakatan bersama, memang akan ada beberapa
konflik yang muncul. Dalam upaya menyelesaikan konflik di tengah
negosiasi, semua pihak harus memiliki kesadaran untuk
menyelesaikannya. Untuk mencapai semua tujuan dari kegiatan negosiasi
tersebut, pihak-pihak yang terlibat harus ikut mempelajari semua
kemungkinan dari masalah atau persengketaan yang muncul.
Mempelajari keinginan dari pihak lain juga harus dilakukan. Ketika
kondisi tersebut dapat terkontrol dengan baik, maka kesepakatan bersama
dapat tercapai dengan mudah. Ketika sesuatu sudah tepat dan dapat
mencapai kesepakatan bersama, maka hal yang diperlukan adalah
menjaga kepercayaan. Kepercayaan akan menjadi kesepakatan berjalan
dengan lancar setelah negosiasi diselesaikan.

2. Mengurangi konflik dan perbedaan


Di dalam sebuah proses negosiasi, pasti ada sebuah konflik dan
perbedaan. Hal tersebut adalah hal biasa yang dapat terjadi. Justru
negosiasi adalah upaya dalam penyelesaian konflik dan perbedaan.
Mengurangi perbedaan dan konflik adalah salah satu tujuan dari
negosiasi. Sebelum negosiasi dilakukan, pihak yang terlibat dalam
negosiasi harus saling memahami posisi dari pihak lain. Cobalah untuk
memahami keinginan serta permasalahan yang ingin dicapai pihak
lain.Selain itu, harus memberikan kepercayaan kepada pihak yang dapat
diajak negosiasi. Hal tersebut berguna untuk meredam konflik dan
perbedaan yang ada di dalam proses negosiasi. Hindari kalimat atau
pembicaraan basa-basi di dalam negosiasi.
Katakan secara langsung apa saja keinginan dalam melakukan
negosiasi. Kalimat atau pembicaraan yang basa-basi hanya akan
menghalangi tercapainya sebuah kesepakatan. Bahkan berpotensi untuk
memperbesar terjadinya miskomunikasi dan konflik. Para pihak harus
memastikan jika ada perbedaan dan konflik di dalam negosiasi yang
dilakukan berjalan dengan sehat. Meskipun masalah terjadi, harus tetap
menjaga norma kesopanan, tidak berat sebelah saja, dan meskipun ada
saling kritik tetapi tetap saling memberikan solusi satu sama lain.

3. Saling menguntungkan berbagai pihak


Melakukan negosiasi tidak hanya untuk mencapai sebuah kesepakatan
bersama dan mengurangi konflik. Ada hal penting lainnya dari tujuan
negosiasi. Tujuan tersebut adalah saling menguntungkan berbagai pihak.
Tujuan negosiasi yang sangat penting adalah pihak yang ikut bernegosiasi
saling mendapat keuntungan. Saling menguntungkan hanya akan dicapai
ketika negosiasi berada pada titik menemukan win win solution. Untuk
mencapainya, kesepakatan bersama dan semua perbedaan harus berada
pada genggaman. Hal itu akan membuat rasa kepercayaan saling
terbangun. Kerja sama pun dapat mulai dijalankan. Negosiasi pada
hakikatnya tidak hanya mencapai sebuah kesepakatan, tetapi melakukan
kerja sama yang akan saling menguntungkan semua pihak.Meskipun
begitu, tetaplah waspada. Segala kecurangan mungkin saja terjadi. Bukan
berarti ingin berprasangka buruk, tetapi dalam melakukan negosiasi harus
dilakukan dengan hati, akal dan simpati. Jangan pula berlarut-larut ketika
melakukan negosiasi. Hal itu akan menyita banyak tenaga, waktu serta
pikiran yang juga tidak baik.

Tahapan-tahapan Negosiasi
Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui ketika melakukan negosiasi,
berikut ini adalah tahapan dalam bernegosiasi:

1. Perencanaan dan persiapan


Tahap pertama yang harus dilalui adalah perencanaan dan persiapan.
Proses dalam pengumpulan data akan sangat dibutuhkan. Tujuannya
adalah untuk mendukung posisi ketika bernegosiasi. Ketika
menyampaikan sebuah argumen dalam mendukung posisi, harus
dilakukan dengan bijaksana.
2. Menentukan aturan
Tahap kedua adalah menentukan sebuah aturan. Pada proses ini,
seseorang harus menentukan garis besar dan aturan. Tujuannya adalah
untuk menentukan apa yang akan dinegosiasikan.

3. Penjelasan
Tahap selanjutnya adalah penjelasan. Pada tahap ini, masing-masing
pihak harus saling mengutarakan apa yang diinginkannya. Masing-
masing pihak dapat memberikan sebuah dokumentasi atau pemaparan
secara jelas. Hal tersebut dibutuhkan untuk mendukung posisi masing-
masing pihak.

4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah


keempat adalah tawar menawar. Ketika selesai, maka dilanjutkan
dengan penyelesaian masalah. Pada tahap ini, semua pihak akan
melakukan pencarian solusi terhadap masalah. Semua pihak yang terlibat
diharapkan untuk saling fokus terhadap masalah dan kepentingannya.

5. Penutupan dan implementasi


Tahap kelima ini adalah tahap terakhir dalam melakukan negosiasi.
Pada tahap ini, semua sesuatu akan diputuskan secara bersama-sama.
Sebelum itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Ada empat hal yang harus diperhatikan. Pertama, dokumen yang sudah
disepakati. Kedua, meneliti kembali semua poin utama untuk
menghindari salah paham. Ketiga, menguraikan dengan jelas semua
ketetapan dari pertunjukan yang ada. Keempat, membuat secara tertulis
masing-masing pihak kemudian menandatangani untuk kesepakatan yang
sudah dirundingkan.

Jenis-Jenis Negosiasi
Ketika diteliti lebih dalam, negosiasi memiliki jenis-jenis yang
berbeda. Perbedaan negosiasi ini terjadi karena beberapa hal. Seperti
pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi atau jumlah negosiator, situasi
yang ada serta keuntungan dan kerugiannya. Berikut penjelasannya:

1. Jumlah pihak yang terlibat atau negosiator


Negosiasi yang dilihat dari pihak yang terlibat atau jumlah negosiator
dapat dibedakan menjadi dua pihak. Dibedakan menjadi negosiasi pihak
penengah dan negosiasi tanpa pihak penengah. Negosiasi yang dilakukan
dengan pihak penengah umumnya dilakukan oleh dua atau lebih
negosiator. Hal itu membuat semua keputusan dan proses negosiasi akan
membutuhkan pihak penengah. Selain itu, negosiasi ini bersifat netral.
Sedangkan negosiasi tanpa pihak penengah adalah hal yang sebaliknya.
Negosiasi tanpa pihak penengah adalah kegiatan negosiasi yang
dilakukan tanpa membutuhkan bantuan dari pihak penengah. Negosiasi
ini umumnya hanya terjadi pada dua pihak saja.

2. Situasi yang ada


Jenis negosiasi selanjutnya adalah negosiasi berdasarkan situasi. Ketika
dinilai dari situasi, maka negosiasi ini dibagi menjadi dua jenis. Negosiasi
formal dan negosiasi non formal.
Negosiasi formal adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan untuk
mendapatkan sebuah kesepakatan. Caranya dengan menempuh jalur
hukum. Sedangkan negosiasi non formal adalah jenis negosiasi yang
dapat dilakukan dimana saja. Negosiasi ini tidak memerlukan jalur
hukum.

3. Keuntungan dan kerugian


Jenis negosiasi ketika adalah berdasarkan keuntungan dan kerugian.
Jenis negosiasi ini dinilai berdasarkan keuntungan dan kerugian yang ada.
Jenis negosiasi ini dibagi menjadi negosiasi kolaborasi, negosiasi
dominasi, negosiasi akomodasi dan lose lose.
a. Negosiasi kolaborasi
jenis negosiasi kolaborasi adalah negosiasi yang melibatkan semua
pihak. Semua pihak dalam bernegosiasi akan menyuarakan keinginan
serta pendapatnya. Hal itu akan menjalin kolaborasi keinginan dan
kepentingan. Hal itu digunakan untuk mendapat solusi yang terbaik.
b. Negosiasi dominasi
Sesuai dengan namanya, jenis negosiasi ini akan menguntungkan salah
satu pihak saja. Sementara pihak lainnya tidak akan mendapat banyak
keuntungan seperti pihak sebelumnya. Itulah yang dinamakan negosiasi
dominasi.
c. Negosiasi akomodasi
Untuk negosiasi akomodasi, seluruh pihak yang ikut melakukan
negosiasi hanya mendapat keuntungan sedikit. Bahkan, hal ini akan
membuat pihak lawan mendapat keuntungan yang terbilang banyak.
d. Negosiasi lose lose
negosiasi lose lose adalah negosiasi yang dilakukan untuk
menghentikan konflik. Artinya negosiasi ini dilakukan untuk tidak
melanjutkan sebuah konflik maupun konflik yang baru. Jadi, setiap pihak
yang ikut dalam negosiasi akan memilih untuk menyelesaikan masalah
yang ada secara baik atau menggunakan kepala dingin.

Faktor Utama Negosiasi


Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh negosiator.
Ketika melakukan negosiasi, beberapa faktor yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut:
* Para pihak yang ikut serta
* Hubungan
* Komunikasi
* Alternatif
* Opsi realistis
* Klaim yang sah

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pentingnya Negosiasi dalam kehidupan bermasyarakat?
2. Bagaiamana keunggulan penyelesaian sengketa perdata melalui
negosiasi?
3. Bagaimana bias kognitif dalam negosiasi?
4. cara yang dapat digunakan dalam mencapai kesepakatan terbaik dalam
negosiasi?
5. Bagaiamana mekanisme penyelesaian sengketa dengan negosiasi?

Wida Kurnasih, Pengertian Negosiasi Tujuan, Tahap dan Jenis-jenisnya Sumber : Dari berbagai
sumber. Jakarta 2022
BAB II
PEMBAHASAN DAN SOLUSI

A. Pembahasan Dan Solusi


1. Apa Pentingnya Negosiasi dalam kehidupan bermasyarakat?
Pembahasan:
Negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang
begitu erat dengan filosofi kehidupan manusia dimana setiap manusia
memiliki sifat dasar untuk mempertahankan kepentingannya, di satu sisi,
manusia lain juga memiliki kepentingan yang akan tetap di pertahankan.
Padahal, kedua belah pihak tersebut memliki satu tujuan yang sama, yaitu
memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Tiga perkiraan kondisi yang
akan menentukan apakah negosiasi dibutuhkan atau tidak, yaitu :

1. Adanya konflik kepentingan, misalnya bila satu pihak menginginkan


harga lebih tinggi dan pihak lain menghendaki harga lebih rendah untuk
suatu obyek tertentu, atau misalnya pihak satu mengklaim bahwa suatu
obyek adalah haknya sementara pihak yang lain mengklaim demikian
terhadap obyek yang sama, dan lain sebagainya.

2. Masih adanya berbagai cara pemuasan kepentingan kedua belah pihak,


misalnya bila harga belum ditetapkan secara pasti dimana masih ada
kemungkinan harga untuk dinegosiasikan atau dimana para pihak memiliki
bukti kepemilikan hak yang sama kuat, dan lain sebagainya.

3. Adanya peluang untuk kompromi, misal tercapainya kesepakatan harga


yang jelas bagi semua pihak diantara batas minimum bagi penjual atau
batas maksimum bagi pembeli atau ada kesepakatan mengenai pembagian
hak pada obyek sengketa, dan lain sebagainya. Maka dari itu persyarat
yang diperlukan untuk melakukan negosiasi adalah sebagai berikut :
1. Ada isu yang jelas dari pihak – pihak berkepentingan dan hal yang
perlu untuk dinegosiasikan.
2. Ada kemauan untuk mengambil dan memberi.
3. Ada kepercayaan satu sama lain.
4. Setiap pelaku negosiasi mempunyai wewenang yang cukup untuk
mengikat.

Tanpa kita sadari sepanjang kehidupan kita, tentunya kita selalu


melakukan negosiasi. Dalam hubungan sehari – hari dengan orang di
sekitar kita, kita selalu melakukan negosiasi. Baik hubungan ayah-anak,
ibu-anak, teman, diplomasi pemerintahan, maupun rekan bisnis. Setiap
orang memiliki perbedaan masing – masing baik perbedaan fisik, cara
pandang maupun kepentingan. Dalam berhubungan dengan orang lain
tentunya perbedaan itu akan semakin nampak pada tiap – tiap orang. Agar
perbedaan tersebut menghasilkan manfaat dan bukannya menjadi akar
konflik bersifat destruktif, maka dibutuhkan suatu negosiasi. Negosiasi
dapat menjembatani perbedaan yang ada dan menghasilkan kesepakatan
antara pihak yang terlibat. Dari cara penyampaiannya Negosiasi yang di
bedakan dua macam, yaitu direct (langsung) dan indirect (tidak langsung).
Negosiasi langsung adalah negosiasi yang umum dilakukan, pihak – pihak
yang berkepentingan duduk di meja untuk mendiskusikan suatu masalah
tertentu dan mereka secara sadar melakukan negosiasi untuk mencapai
kepentingannya. Sementara itu negosiasi tidak langsung umun terjadi
dalam percakapan sehari – hari, misalnya dialog antara ibu dan anak “Jika
makanan kamu habis, maka kamu boleh main ke luar nanti sore”. Itu
adalah contoh negosiasi tidak langsung. Secara eksplisit sang ibu
menyisipkan keinginannya pada sang anak dengan memberikan suatu
penawaran yang disukai anaknya. Atau contoh lain adik dan kakak berebut
nonton TV dengan chanel yang berbeda sehingga terjadi konflik
kepentingan, maka untuk mengatasi masalah itu sang kakak berinspiratif
memberi adiknya makanan yang di milikinya asalkan adiknya mau pergi
main keluar rumah dan tidak menggangu kakak menonton acara TV
favoritnya, dan keduanya mencapai sepakat maka konflik dapat di
selesaikan dengan cara negosiasi. Contoh negosiasi tidak langsung ini
sama halnya seperti proses negoisasi pada umumnya, namun dengan cara
yang berbeda. Contoh lainnya bahwa negoisasi dibutuhkan dalam
kehidupan masyarakat bahwa dalam konteks politik multi-etnis, sepeti di
ambo, membawa – bawa simbol etnik tertentu dalam urusan pemerintahan
dapat memicu sentimen etnis. Apapun alasannya, perilaku politik seperti
ini beresiko apakah dilakukan oleh suku mayoritas-pribumi atau
sebaliknya. Kasus pengukuhan Bupati Seram Bagian Barat (SBB),
Jakobus Puttileihalat, menjadi La Ode Puttileihalat, oleh masyarakat Buton
yang notabene suku pendatang di Maluku, bisa menjadi semacam
persoalan bagi suku pribumi. Memang hal ini tidak langsung memicu
kekerasan komunal, tapi lagi – lagi ekspresi di tingkat kelembagaan
politik, bisa saja berkontribusi terhadap disharmoni sosial. Negosiasi
sangat di perlukan untuk menyatukan sebuah kepentingan yang berbeda
agar terjadi konflik yang lebih luas dan tidak diinginkan. Dizaman yang
sudah maju dengan teknologi ini takluput dengan Negosiasi yang semakin
berkembang, seperti halnya negosisi yang sering dilakukan diduni bisnis,
dalam dunia bisnis negosiasi bisa dilakukan secara langsung ( bertemu )
ataupun secara tidak langsung Dalam kehidupan Negosiasi faktor
terpenting dalam mengkomunikasikan keinginan kita terhadap pihak lain.
Negosiasi digunakan untuk menyatukan dua kepentingan yang berbeda,
Contohnya negosiasi antar perusahaan A dengan perusahan B yang saling
membutuhkan . Oleh karena itu, agar terjadi suatu kesepakatan di antara
kedua belah pihak, diperlukan negosiasi Dalam proses negosiasi, selalu
ada dua belah pihak yang berlawanan atau berbeda sudut pandangnya.
Agar dapat menemukan titik temu atau kesepakatan, kedua belah pihak
perlu bernegosiasi. Maka kepiawaian dalam bernegosiasi mutlak
dibutuhkan.

Solusi :
Dizaman yang sudah maju dengan teknologi ini takluput dengan
Negosiasi yang semakin berkembang, seperti halnya negosiasi yang sering
dilakukan didunia bisnis, dalam dunia bisnis negosiasi bisa dilakukan
secara langsung ( bertemu ) ataupun secara tidak langsung Dalam
kehidupan Negosiasi faktor terpenting dalam mengkomunikasikan
keinginan kita terhadap pihak lain. Negosiasi digunakan untuk
menyatukan dua kepentingan yang berbeda, Contohnya negosiasi antar
perusahaan A dengan perusahan B yang saling membutuhkan . Oleh
karena itu, agar terjadi suatu kesepakatan di antara kedua belah pihak,
diperlukan negosiasi.
Dalam proses negosiasi, selalu ada dua belah pihak yang berlawanan
atau berbeda sudut pandangnya. Maka Agar dapat menemukan titik temu
atau kesepakatan, kedua belah pihak perlu bernegosiasi. Maka kepiawaian
dalam bernegosiasi mutlak dibutuhkan.

2. Bagaiamana keunggulan penyelesaian sengketa perdata melalui


negosiasi?
Pembahasan :
Negosiasi adalah salah satu cara penyelesaian sengketa perdata melalui
Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS). Sengketa yang dapat diselesaikan

2
Dr, H. Sudianto, SH, M.HUM. Negosiasi, Mediasi Dan Arbitrase widyia astuti Jakarta 2017
halaman 6-7

Syafrida, ralang hartati Jurnal surya kencana, Dinamika masalah hukum dan keadilan Jakarta
2022
melalui negosiasi adalah sengketa bidang perdata atau bidang hukum
dagang yang dapat diselesaikan dengan cara perdamaian. Sedangkan
sengketa perdata yang tidak dapat diselesaikan dengan cara perdamaian,
maka tidak dapat diselesaikan dengan cara melalui negosiasi.

Solusi :
Prosedur penyelesaian sengketa dengan cara negosiasi  diatur pada
Pasal 10 ayat (1) Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Prosedur penyelesaian
sengketa melalui Negosiasi adalah cara penyelesaian yang didasarkan
kepada kesepakatan dari kedua belah pihak yang tidak melibat pihak
ketiga. Keunggulan penyelesaian melalui negosiasi pemeriksaan sengketa
lebih sederhana hanya dihadiri oleh pihak yang bersengketa tidak melibat
pihak ketiga, prosedur lebih sederhana, waktu lebih cepat dan biaya lebih
murah, bersifat tertutup dan rahasia, sifatnya sederhana, menghemat
waktu dengan biaya yang lebih murah dan mencegah terjadinya
permusuhan.

3. Bagaimana bias kognitif dalam negosiasi?


Pembahasan :
Kognisi adalah istilah umum yang mencakup Bagaimana bias kognitif
dalam negosiasi Kognisi adalah istilah umum yang mencakup seluruh
proses mental yang mengubah masukan-masukan dari indera menjadi
pengetahuan (Matsumoto, 2008). Menurut Tri Dayakisni (2008) salah
satu proses dasar kognisi ialah pemberian kategori pada setiap benda atau
obyek atas dasar persamaan dan perbedaan karakternya. Selain kedua hal
di atas, pemberian kategori juga biasanya didasarkan pada fungsi dari
masing-masing objek tersebut.
Kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang
didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses
yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi
pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami,
menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau
kemampuan kognisi biasa diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi.
Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, diantaranya adalah
psikologi, filsafat, komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan.
Bias kognitif, secara sederhana dapat dipahami sebagai pengaruh dari
ketidakmampuan/ ketidakefisienan negosiator dalam memahami situasi
berjalannya negosiasi, yang terjadi melalui proses persepsi dan atribusi
yang keliru (bias) terhadap pihak lawan, sehingga dapat mempengharuhi
hasil negosiasi yang diharapkan. Thompson (1990) mengasosiasikan bias
dengan tindakan yang tidak efisien (inefficient performance). Seperti
sudah disebutkan sebelumnya, bahwa tradisi pemikiran dalam kajian
negosiasi terdiri dari tradisi kognitif dan tradisi strategi-movitasi
(motivational and strategy). Dan bias kognitif merupakan cakupan
pembahasan dalam tradisi kognitif. Carnevale dan Pruitt (1992)
menggambarkan dua perspektif terkait bias kognitif dalam tradisi
kognitif, berupa;

Heuristik dan bias (heuristics and biases), berasal dari pemikiran-


pemikiran Tversky dan Kahneman (1974). Berupa tindakan jalan pintas,
yang dapat menghasilkan penilaian yang tidak akurat/ keliru. Jalan pintas
tersebut terkadang mendatangkan hasil yang jelek (poor outcome) dan
hasil baik (good outcome).
Skematik proses informasi (schematics information processing), yakni
struktur

organisasi.Heuristik dan bias (heuristics and biases),


Pada perspektif ini, negosiator diasumsikan memiliki perhatian terbatas
serta kapasitas yang terbata pula untuk menyimpan dan mengingat
(retrieve) kembali informasi yang tersimpan di memori. Sebagai
hasilnya, negosiator secara sadar ataupun tidak sadar menggunakan
heuristik.Heuristik.Terdapat beberapa jenis heuristik (Carnevale dan
Pruitt, 1992), yang mungkin diadopsi oleh negosiator yakni ketersediaan
(availability), kerepresentatifan (representativeness), bias pembingkaian
hasil (bias due to framing outcomes), dan bias percaya diri berlebih
(bias due to overconfidence).

Ketersediaan (availability).
Negosiator dalam mengambil keputusan bergantung pada kemudahan
mengingat informasi sebagai pertimbangan untuk penilaian atas dasar
keseringan (frequency) dan kemungkinan informasi itu terjadi.
Ketersediaan merupakan sebuah petunjuk yang digunakan untuk
menaksir (assessing) faktor keseringan dan kemungkinan.
Dalam negosiasi, ketersediaan (availability) menyebabkan negosiator
sangat bergantung pada informasi yang mencolok dan hal itu
menghasilkan keputusan bias (Neale dan Bazerman dalam Carnevale dan
Pruitt, 1992).

Kerepresentatifan (representativeness).
Negosiator membuat keputusan atas dasar informasi yang tampak
relevan, dengan cara cenderung menebak situasi berdasarkan informasi
yang didapat, meskipun fakta yang terjadi berbeda dari kesimpulan
tersebut. Tindakan tersebut memberi dampak yang merugikan bagi sang
negosiator. Tversky dan Kahneman (1974) menyebutnya sebagai
kesalahan penjudi (gamblers fallacy).

Bias pembingkaian hasil (bias due to framing outcomes).


Negosiator membingkai hasil yang diinginkan (outcome) dan
pembingkaian tersebut mempengaruhi negosiator dalam mengambil
keputusan. Neale dan Bazerman (1985) mengkategorikannya menjadi
dua yakni terbingkai secara positif

Bias percaya diri berlebihan (bias due to overconfidence).


Sumber lain yang menyebabkan bias dalam negosiasi yakni bercabang
dari kepercayaan bahwa negosiator memiliki kemungkinan untuk
berhasil. Negosiator terkadang percaya bahwa lawan mereka akan lebih
mengalah daripada mereka.

Menurut Carnevale dan Keenan (dalam Carnevale and Pruitt, 1992),


sikap optimis berlebihan (overoptimism) sungguh mengganggu
kemungkinan kesepakatan dicapai dalam negosiasi. Dan optimis yang
berlebihan itu hanya terjadi ketika negosiator memiliki perhatian yang
rendah terhadap keinginan orang lain (others outcome).

Skematik proses informasi (schematics information processing).


Negosiator yang menekankan skematik proses informasi, berfokus pada
bagaimana seorang negosiator memperoleh pengetahuan dan
menggunakannya dalam negosiasi. Ide dasar dari faktor kognitif ini yaitu
persepsi terhadap situasi.

Persepsi terhadap situasi yakni persepsi terhadap maksud, perilaku dan


kepercayaan terhadap orang lain. Ringkasnya adalah konstruksi
seseorang terhadap realitas sosial, menentukan perilaku negosiator.
Seluruh pengetahuan negosiator direpresentasikan dalam skematik.
Menurut Carnevale dkk (1992), skematik yaitu strukur kognitif yang
diduga berisi informasi tentang negosiasi dan yang memandu perilaku
negosiasi. seluruh proses mental yang mengubah masukan-masukan dari
indera menjadi pengetahuan (Matsumoto, 2008). Menurut Tri Dayakisni
(2008) salah satu proses dasar kognisi ialah pemberian kategori pada
setiap benda atau obyek atas dasar persamaan dan perbedaan
karakternya. Selain kedua hal di atas, pemberian kategori juga biasanya
didasarkan pada fungsi dari masing-masing objek tersebut.
Kognisi kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari
proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan
adalah memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan melalui
aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar,
membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa
diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang
mempelajari kognisi beragam, diantaranya adalah psikologi, filsafat,
komunikasi, neurosains, serta kecerdasan buatan.
Bias kognitif, secara sederhana dapat dipahami sebagai pengaruh dari
ketidakmampuan/ ketidakefisienan negosiator dalam memahami situasi
berjalannya negosiasi, yang terjadi melalui proses persepsi dan atribusi
yang keliru (bias) terhadap pihak lawan, sehingga dapat mempengharuhi
hasil negosiasi yang diharapkan. Thompson (1990) mengasosiasikan bias
dengan tindakan yang tidak efisien (inefficient performance).
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, bahwa tradisi pemikiran dalam
kajian negosiasi terdiri dari tradisi kognitif dan tradisi strategi-movitasi
(motivational and strategy). Dan bias kognitif merupakan cakupan
pembahasan dalam tradisi kognitif. Carnevale dan Pruitt (1992)
menggambarkan dua perspektif terkait bias kognitif dalam tradisi
kognitif, berupa Heuristik dan bias (heuristics and biases), berasal dari
pemikiran-pemikiran Tversky dan Kahneman (1974). Berupa tindakan
jalan pintas, yang dapat menghasilkan penilaian yang tidak akurat/ keliru.
Jalan pintas tersebut terkadang mendatangkan hasil yang jelek (poor
outcome) dan hasil baik (good outcome).
Skematik proses informasi (schematics information processing), yakni
struktur organisasi Heuristik dan bias (heuristics and biases), Pada
perspektif ini, negosiator diasumsikan memiliki perhatian terbatas serta
kapasitas yang terbata pula untuk menyimpan dan mengingat (retrieve)
kembali informasi yang tersimpan di memori. Sebagai hasilnya,
negosiator secara sadar ataupun tidak sadar menggunakan heuristik.
Solusi :
Negosiasi merupakan bentuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan
yang dilakukan oleh para pihak yang bersengketa sendiri atau kuasanya,
tanpa bantuan dari pihak lain, dengan cara bermusyawarah atau
berunding untuk mencari pemecahan yang dianggap adil diantara para
pihak. Hasil dari negosiasi berupa penyelesaian kompromi (compromise
solution) yang tidak mengikat secara hukum. Dalam proses bernegosiasi,
ada tiga tahapan penting, yaitu: tahap perencanaan yang merencanakan
sasaran negosiasi dan memperjelas proses negosiasi., tahap implementasi
yang merupakan tahapan peranan atau tindakan yang diperlukan agar
mencapai sukses dalam bernegosiasi, dan tahap peninjauan negosiasi
yang merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi.
Selanjutnya, dalam melakukan negosiasi, kita perlu memilih strategi
yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang kita inginkan. Strategi
negosiasi ini harus ditentukan sebelum proses negosiasi dilakukan. Ada
beberapa macam strategi negosiasi yang dapat kita pilih. Pertama, win-
win yaitu strategi yang dipilih bila pihak-pihak yang berselisih
menginginkan penyelesaian masalah yang diambil pada akhirnya
menguntungkan kedua belah pihak. Kedua, win-lose yaitu strategi yang
dipilih karena pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan hasil yang
sebesar-besarnya dari penyelesaian masalah yang diambil. Ketiga, lose-
lose yaitu strategi yang dipilih biasanya sebagai dampak kegagalan dari
pemilihan strategi yang tepat dalam bernegosiasi. Terakhir
keempat, lose-win yaitu strategi yang dipilih bila salah satu pihak sengaja
mengalah untuk mendapatkan manfaat dengan kekalahan mereka.

Dalam bernegosiasi, kemungkinan terjadi kesalahan secara sistematis


yang dilakukan oleh negosiator akibat dari misinterpretasi terhadap
informasi yang diperoleh selama proses negosiasi. Sehingga, dinilai
memiliki kecenderungan menghalangi proses negosiasi dengan hasil
yang kurang optimal. Untuk itu diperlukan cara mengatasi bias kognitif
yang terjadi dalam negosiasi

4. Apa cara yang dapat digunakan dalam mencapai kesepakatan


terbaik dalam negosiasi?
Pembahasan :
Pencapaian kesepakatan dalam negosiasi, Negosiasi (Negotiation) ini
merupakan suatu kegiatan yang akan terus di temui dan banyak dijalankan
dalam suatu bisnis. Untuk mendapatkan kesepakatan bersama dan terbaik
antara pengusaha dan supplier, pengusaha dengan pelanggan atau
pengusaha dengan investor. Suatu negosiasi biasanya yang terjadi apabila
salah satu pihak merasa kurang puas atau kurang sesuai dengan apa yang
sudah menjadi kesepakatan bersama. Sehingga perlu dibuat kesepakatan
ulang dengan menggunakan metode negosiasi.

Kemampuan negosiasi ini dapat digunakan untuk mendapatkan


kesepakatan bersama dengan menguntungkan semua pihak. Selain untuk
mendapatkan kesepakatan bersama negosiasi juga dapat digunakan
sebagai aternatif penyelesaian sengketa yang pernah dialami dan untuk
menyelesaikan sengketa yang belum terselesaikan yaitu dengan
negosiasi. Sehingga pentingnya negosiasi dengan mengedepankan tujuan
bersama yang ingin dicapai kedua belah pihak supaya dapat terakomodir
dengan mendapatkan manfaat bersama (win-win solution)

Solusi :
Berikut cara yang dapat digunakan dalam mencapai kesepakatan
terbaik dalam Negosiasi, yang melipui :
1. Melakukan Riset Terkait Pihak Lain
Dalam melakukan negosiasi pasti akan menemukan beberapa
hambatan, untuk menghindari dan memperkecil risiko terjadinya
hambatan maka langkah yang sebaiknya diambil yaitu dengan melakukan
riset terlebih dahulu mengenai beberapa hal misalnya seperti bagaimana
budaya kerja, topik apa yang sebaiknya dihindari dan lain-lainnya.
Sehingga hal tersebut dapat mempermudah dalam mencapai tujuan
negosiasi antar pihak.

2. Menyampaikan Informasi yang Relevan


Penyampaian informasi yang relevan dan tidak ada hal yang ditutup-
tutupi dapat mempermudah dalam proses pencapaian tujuan bersama atau
win-win solution. Dengan memberikan informasi yang relevan akan
menjadi salah satu cara untuk membuat orang lain percaya kepada pihak
kita. Dengan memberikan informasi yang termasuk ke dalam informasi
yang bersifat strategis maupun informasi rahasia, cukup berikan
informasi yang sesuai dengan tujuan negosiasi tersebut.

3. Menentukan Batas Waktu Negosiasi


Negosiasi yang berlarut-larut tentunya akan menyita banyak waktu,
tenaga, dan pikiran. Tidak hanya itu proses negosiasi yang berlarut-larut
juga dapat menyita biaya seperti biaya transportasi dan lain-lainnya.
Untuk menghindari proses negosiasi yang macet, sebaiknya tim harus
menyampaikan batas waktu negosiasi yang realistis sejak awal.

4. Bersikap Profesional
Bersikap profesional dan fokus dengan tujuan bersama yang ingin
dicapai dalam negosiasi. Hindari untuk memaksakan kehendak dan
usahakan untuk tidak menanggapinya dengan emosional. Teruslah untuk
mencari solusi kreatif yang menguntungkan kedua belah pihak.

5. Membuat Kontrak Perjanjian


Membuat kontrak perjanjian secara tertulis merupakan hal yang
penting dalam mencapai kesepakatan dalam proses negosiasi yang
panjang. Hal yang biasa dilakukan sebelum menandatangani perjanjian
pokok maka kedua belah pihak akan menandatangani Memorandum Of
Understanding (MOU) terlebih dahulu sebagai suatu kesepakatan awal.
Tanpa adanya perjanjian tertulis ketika hasil negosiasi tidak
menghasilkan apa apa (sia-sia) dan mungkin dapat merugikan salah satu
pihak, maka pihak lain dapat mengugat apabila pihak lain tidak
memenuhi kewajibannya sesuai dengan kesepakatan awal.

5. Bagaiamana mekanisme penyelesaian sengketa dengan negosiasi?


Pembahasan :
Negosiasi sebagai sarana bagi para pihak yang bersengketa, untuk
mendiskusikan penyelesaiannya tanpa keterlibatan pihak ketiga sebagai
penengah, sehingga tidak ada prosedur baku, akan tetapi prosedur dan
mekanismenya diserahkan kepada kesepakatan para pihak yang
bersengketa tersebut. Penyelesaian sengketa sepenuhnya dikontrol oleh
para pihak, sifatnya informal, yang dibahas adalah berbagai aspek, tidak
hanya persoalan hukum saja.

Solusi :
Supaya negosiasi dapat berhasil dengan baik dan memuaskan para pihak,
maka seorang negosiator harus menggunakan strategi dan taktik.
Strategi-strategi negosiasi merupakan cara dasar dalam mengendalikan
hubungan kekuatan, pertukaran informasi, dan interaksi diantara para
pihak pelaku negosiasi. Menurut Garry Goodpaster, dikatakan meskipun
mekanisme negosiasi sangat kompleks dan beragam, namun secara
esensial

tiga strategi dasar negosiasi yaitu :

1. Bersaing (competiting);
Negosiasi dengan cara bersaing atau kompetitif, disebut juga “hard
bargaining” (tawar-menawar bersikeras), distributif, posisional, “zero-
sum bargaining” (menang tawar-menawar sebesar kekalahan pihak
3
Kontributor. pencapaian kesepakatan dalam negosiasi, Yogya 10 maret 2021
lawan) atau “win-lose bargaining” (tawar-menawar menang kalah).
Negosiasi bersaing mempunyai maksud memaksimalisasi keuntungan
yang didapat pelaku tawar-menawar kompetitif terhadap pihak lain, yaitu
untuk mencari kemenangan, berupaya mendapatkan harga termurah, laba
4
yang besar, biaya rendah, persyaratan yang lebih menguntungkan
dibandingkan dengan pihak lain.

2. Kompromi (compromising); Strategi negosiasi kompromi disebut juga


“soft bargaining” (negosiasi lunak), “win-some-lose-some” (mendapat
dengan member) atau “take and give bargaining”. Hal ini berarti bahwa
salah satu pihak harus memberi ganti atas beberapa yang diinginkan agar
mendapat sesuatu. Pada prinsipnya satu pihak harus mengorbankan
sesuatu untuk mendapatkan kesepakatan, negosiator tidak mendapatkan
semua yang diinginkannya, tetapi hanya sebagian.

3. Kolaborasi pemecahan masalah (problem solving).


Negosiasi berkolaborasi pemecahan masalah (problem solving) disebut
juga negosiasi integratif atau kepentingan (positive-sum atau win-win).
Strategi ini para pihak bertujuan memenuhi kepentingan sendiri , juga
kepentingan pihak mitra untuk memaksimalkan keuntungan, para pihak
harus berkolaborasi guna menyelesaikan problem dari penemuan
tindakan bersama yang dapat mereka lakukan guna memenuhi
kepentingan masing-masing.

BAB III
PENUTUP

A. DAFTAR PUSTAKA

4
Dewi tuti muryati. pengaturan dan mekanisme penyelesaian sengketa non litigation di bidang
perdaggangan.B.Rini heryati Jakarta 2011 halaman 49-65
1. Kontributor. (2021, Maret 10). Pencapaian Kesepakatan Dalam
Negosiasi -. Pelatihan-Sdm.net.
https://www.pelatihan-sdm.net/pencapaian-kesepakatan-dalam-negosiasi/

‌2. Syafrida Syafrida, & Ralang Hartati. (2020). KEUNGGULAN


PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI
NEGOSIASI. Jurnal Surya Kencana Dua : Dinamika Masalah Hukum
Dan Keadilan.
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/SKD/article/view/9213/5818

3. Eddy sanusi silitonga. (2017, September 30). TUGAS NEGOSIASI


NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE. Slideshare.net.
https://www.slideshare.net/eddysanusisilitonga/tugas-negosiasi-
negosiasi-mediasi-arbitrase?from_action=save

4. Dra. Masdalifah. (semarang 2015). MAGISTER DAN ILMU


NEGOSIASI. hlm. 23-26

5. Dewi tuti muryati, B. reni haryati (2011, juni 1). Pengaturan dan
mekanisme penyelesaian sengketa non litigation di bidang perdagangan.
https://repository.usm.ac.id/files/journalnas/A002/20170518102458-
PENGATURAN-DAN-MEKANISME-PENYELESAIAN-SENGKETA-
NONLITIGASI-DI-BIDANG-PERDAGANGAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai