Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMUNIKASI BISNIS
LOBI DAN NEGOSIASI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Nur Afifah (220905501001)
Muhammad Naufal (220905501005)
Izzatul Auliah Hasyim (220905502001)
Muhammad Farhan Azyam Putra Pratama N. (220905502006)

PROGRAM STUDI KEWIRAUSAHAAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan untuk Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut kami tampilkan sebuah makalah mata kuliah administrasi bisnis
dan membahas tentang “ Lobi dan Negosiasi” yang menurut kami dapat
menambah pengetahuan tentang hal tersebut.
Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan. Tak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
kami hingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Makassar, 18 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
A. TUJUAN PEMBELAJARAN......................................................................... 1
B. PENDAHULUAN...........................................................................................1
C. PEMBAHASAN............................................................................................ 1
1. Pengertian Lobi dan Negosiasi................................................................ 1
2. Tujuan dan Manfaat Dari Lobi dan Negosiasi......................................... 3
3. Perbedaan Lobi dan Negosiasi................................................................4
4. Teknik Lobi dan Negosiasi.......................................................................4
5. Strategi Lobi dan Negosiasi......................................................................5
6. Hubungan Antara Lobi dan Negosiasi......................................................6
D. RANGKUMAN MATERI................................................................................7
E. TUGAS LATIHAN..........................................................................................8
1. Essay........................................................................................................8
2. Studi Kasus..............................................................................................9
GLOSARIUM...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12

iii
Lobi dan Negosiasi

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
tentang pengertian lobi dan negosiasi, tujuan serta manfaat dari lobi dan
negosiasi, perbedaan antara lobi dan negosiasi, teknik dan strategi saat
melobi dan bernegosiasi, dan yang terakhir yaitu hubungan antara lobi dan
negosiasi. Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaaat dan
menambah wawasan atau pengetahuan bagi kita semua.
B. PENDAHULUAN
Kegiatan lobi sebenarnya adalah kegiatan sehari-hari yang tidak dapat
terlepas dari kehidupan manusia. Selama manusia itu melakukan proses
komunikasi dengan orang lain, maka disitulah kegiatan lobi itu terjadi dan
kadang kala kita juga melakukan tanpa kita sadari.
Bahkan dalam menyelesaikan suatu perbedaan atau pertentangan
maupun perbedaan kepentingan, diperlukan dialog dan musyawarah melalui
lobi dan negosiasi. Biasanya lobi-lobi dilakukan sebagai pendekatan dalam
rangka merancang sesuatu perundingan.
Lobi dan negosiasi tentunya akan dapat berjalan dengan sukses apabila
dilakukan dengan baik. Dalam komunikasi bisnis, negosiasi adalah suatu
proses dimana dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama
atau bertentangan, bertemu dan berbicara untuk mencapai suatu
kesepakatan.

C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Lobi dan Negosiasi
a. Istilah lobbying atau kemudian menjadi “Lobi” dalam bahasa Indonesia
sering dikaitkan dengan kegiatan politik dan bisnis. Perkembangan
dewasa ini Lobi-melobi tampaknya tidak terbatas pada kegiatan tersebut
namun mulai dirasakan oleh manajer organisasi untuk menunjang
kegiatan manajerialnya baik sebagai lembaga birokrat maupun lembaga
usaha khususnya dalam pemberian pelayanan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melobi ialah melakukan
pendekatan secara tidak resmi, sedangkan pelobian adalah bentuk
partisipasi politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk
menghubungi para pejabat pemerintah atau pimpinan politik dengan
tujuan mempengaruhi keputusan atau masalah yang dapat
menguntungkan sejumlah orang.
Pelaksanaan lobi menggunakan pendekatan komunikasi sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Aktivitas komunikasi dapat dilakukan oleh
individu, kelompok, maupun organisasi (profit atau non profit), maupun
lembaga pemerintahan. Sedangkan media komunikasi yang dapat
digunakan adalah dalam bentuk cetak, elektonik, media luar ruang,

1
budaya, dan sebagainya, yang melalui media tersebut, dapat
menggunakan bahasa verbal maupun non verbal.
Lobi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan individu ataupun
kelompok dengan tujuan mempengaruhi pimpinan organisasi lain
maupun orang yang memilikikedudukan penting dalam organisasi dan
pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan untuk diri sendiri
ataupun organisasi dan perusahaan pelobi.
b. Negosiasi (Negotiation) dalam arti harfiah adalah negosiasi atau
perundingan. Negosiasi adalah komunikasi timbal balik yang dirancang
untuk mencapai tujuan bersama. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Negosiasi memiliki dua arti, yaitu:
1) Proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau
menerima guna mencapai kesepakatan antara satu pihak (kelompok
atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.
2) Penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara
pihak-pihak yang bersangkutan. Secara ringkas dapat dirumuskan,
bahwa Negosiasi adalah suatu proses perundingan antara para pihak
yang berselisih atau berbeda pendapat tentang sesuatu
permasalahan.
Dalam komunikasi bisnis, Negosiasi adalah suatu proses dimana
dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama atau
bertentangan, bertemu dan berbicara untuk mencapai suatu
kesepakatan. Perbedaan kepentingan memberikan alasan terjadinya
suatu titik temu dan dasar motivasi untuk mencapai kesepakatan baru.
Negosiasi menurut Suyud Margono adalah: “Proses konsensus
yang digunakan para pihak untuk memperoleh kesepakatan di antara
mereka.” Negosiasi menurut H.Priyatna Abdurrasyid adalah: “Suatu cara
di mana individu berkomunikasi satu sama lain mengatur hubungan
mereka dalam bisnis dan kehidupan sehari-harihnya” atau“Proses yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kita ketika ada pihak lain
yang menguasai apa yang kita inginkan”.
Berdasarkan pengertian sebelumnya, negosiasi dipahami sebagai
sebuah proses dimana para pihak ingin menyelesaikan permasalahan,
melakukan suatu persetujuanuntuk melakukan suatu perbuatan,
melakukan penawaran untuk mendapatkan suatukeuntungan tertentu,
dan atau berusaha menyelesaikan permasalahan untuk keuntungan
bersama (win-win solution). Negosiasi biasa dikenal sebagai salah satu
bentuk alternative dispute resolution.
Dengan demikian, secara sederhana disimpulkan negosiasi
adalah suatu cara bagidua atau lebih pihak yang berbeda kepentingan
baik itu berupa pendapat, pendirian,maksud, atau tujuan dalam mencari
kesepahaman dengan cara mempertemukan penawaran dan
permintaan dari masing-masing pihak sehingga tercapai
suatukesepakatan yang dapat diterima masing-masing pihak.

2
2. Tujuan dan Manfaat dari Lobi dan Negosiasi
a. Tujuan dan Manfaat Negosiasi
Tujuan negosiasi yaitu menemukan kesepakatan kedua belah
pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan atau keinginan kedua
belah pihak. Dengan kata lain, hasil dari sebuah negosiasi adalah
adanya suatu kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi kedua
belah pihak. Artinya, tidak ada satupun pihak yang merasa dikalahkan
atau dirugikan akibat adanya kesepakatan dalam bernegosiasi. Selain
alasan tersebut diatas, tujuan dari negosiasi adalah untuk mendapatkan
keuntungan atau menghindarkan kerugian atau memecahkan problem
yang lain.
Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan pernah
tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing atau salah satu
pihak tidak memilikiniat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan
harus dibangun dari keinginan atauniat dari kedua belah pihak,
sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan. Karena itu, penting sekali
dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari
pihak lain, melalui apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak
tubuh maupun ekspresi wajah. Karena jika sejak awal salah satu pihak
ada yang tidak memiliki niat atau keinginan untuk mencapai
kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi
kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya conciliation,
mediation, dan arbitration melalui pihak ketiga.
Manfaat yang diperoleh dari suatu proses negosiasi dalah hal ini yakni:
1) Terciptanya jalinan kerja sama antar institusi atau badan usaha atau
pun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha
bersama atas dasar saling pengertian. Dengan adanya jalinan kerja
sama inilah maka tercipta proses-proses transaksi bisnis dan kerja
sama yang efektif.
2) Bagi suatu perusahaan, proses negosiasi akan memberikan manfaat
bagi jalinan hubungan bisnis yang lebih luas dan pengembangan
pasar.
3) Meningkatkan relasi, reputasi, profesionalisme.
b. Tujuan dan Manfaat Lobi
Tujuan melobi adalah aktivitas (komunikasi) yang dilakukan untuk
mempengaruhi (meyakinkan) orang atau pihak lain, sehingga orang
atau pihak lain itu sependapat dan se-agenda dengan kita.
Manfaat melobi, yaitu sebagai berikut:
1) Mempengaruhi pengambil keputusan agar keputusannya tidak
merugikan para pelobi dari organisasi atau lembaga bisnis.
2) Lobi juga berfungsi untuk menafsirkan opini pejabat pemerintah yang
kemudian diterjemahkan dalam kebijakan perusahaan.

3
3) Memprediksi apa yang akan terjadi secara hukum dan memberi
rekomendasi pada perusahaan agar dapat menyesuaikan diri dengan
ketentuan baru dan memanfaatkan ketentuan baru tersebut.
4) Menyampaikan informasi tentang bagaimana sesuatu kesatuan
dirasakan oleh perusahaan, organisasi atau kelompok masyarakat
tertentu.
5) Meyakinkan para pembuat keputusan bahwa pelaksanaan peraturan
membutuhkan waktu untuk perizinan.

3. Perbedaan Lobi dan Negosiasi


Lobi adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh individu atau
kelompok dengan tujuan untuk mempengaruhi pimpinan organisasi atau
orang lain yang memegang jabatan penting dalam organisasi dan
pemerintahan sehingga dapat memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri
atau bagi organisasi dan perusahaan melobi. baik kepada individu maupun
institusi. Dalam lobi bisnis ini biasanya disebutkan maksud, tujuan, dan
deskripsi produk.
Sedangkan, negosiasi adalah bentuk interaksi sosial di mana pihak-
pihak yang terlibat berusaha mencapai tujuan yang berbeda dan saling
bertentangan. Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah cara untuk
mencapai kesepakatan melalui diskusi formal. Lobbying dengan negosiasi
hampir sama, tetapi ada perbedaannya yaitu lobbying adalah suatu
penawaran yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk kepentingan
pembeli. pembeli untuk mendapatkan harga yang wajar.
4. Teknik Lobi dan Negosiasi
a. Teknik lobi
Teknik melakukan lobi tidak tanggal dari aktivitas lobi memberi isu
dan mempersuasi. Sebelum sampai di persoalan teknis, kita membahas
terlebih dulu 4 bentuk organisasi lobi. Keempat bentuk tadi
perhimpunan, perusahaan perorangan, yayasan, serta koperasi.
Semuanya memiliki kekurangan dan kelebihan. namun pada Indonesia,
aktivitas lobi belum terorganisasikan secara profesional, melainkan
masih dilakukan oleh orang-per orang. Tahapan lobi dimulai asal
pengumpulan kabar, interpretasi terhadap langkah pemerintah,
interpretasi terhadap perusahaan, membangun posisi, melemparkan
gosip nasional, dan mendukung kegiatan pemasaran. Dari dimensi
korelasi manusiawi, teknik lobi tadi merupakan:
1) menganalisis iklim;
2) memilih lawan serta kawan;
3) mengidentifikasi kelompok kecil yang akan memilih iklim opini;
4) membuat koalisi;
5) memutuskan tujuan;
6) menganalisis dan mendefinisikan penyebab perkara;

4
7) menganalisis aneka macam macam segmen khalayak;
8) memperhitungkan media;
9) membuatkan perkara;
10) menjaga fleksibilitas.
Secara lebih teknis langkah-langkah lobi dilakukan menggunakan
mengetahui motif-motif orang yg terlibat dalam lobi, menyangsikan
jebakan, menetralisir perilaku lawan, memperbesar situasi media serta
menyusun rancangan pendekatan media.
b. Teknik negosiasi
Dalam menjalankan teknik negosiasi kita mengenal 4 pendekatan,
yakni bargaining, kompromi, kalah menang serta menang merang.
namun yg paling ideal dalam kegiatan bisnis artinya negosiasi yang
berorientasi di situasi menang-menang”. oleh karena selain berorientasi
terhadap pemecahan persoalan, jua berorientasi pada terpenuhinya
kepuasan ke 2 belah pihak serta tercipta serta terpelihara hubungan
jangka panjang yang harmonis. pada “menang-menang” pihak lain tidak
dipandang sebagai versus melainkan menjadi mitra usaha.tapi, tak
setiap situasi memungkinkan kita buat melakukan negosiasi yg
berorientasi pada situasi “menang-menang”. Ini terjadi manakala terjadi
perseteruan kepentingan dengan pihak lain serta pihak lain berupaya
memakai pendekatan negosiasi kalah-menang”. Selain itu, korelasi
serasi jangka panjang tidak diperhitungkan serta Bila kita merasa relatif
bertenaga buat melakukan barganing.demikian, secara sederhana
disimpulkan negosiasi merupakan suatu cara bagi dua atau lebih pihak
yang tidak sinkron kepentingan baik itu berupa pendapat, pendirian,
maksud, atau tujuan dalam mencari kesepahaman menggunakan cara
mempertemukan penawaran dan permintaan dari masing-masing pihak
sehingga tercapai suatu konvensi yang bisa diterima masing-masing
pihak.
5. Strategi Lobi dan Negosiasi
Sebelum menjalani proses negosiasi kita dapat melihat teori untuk
menentukan siapa orang yang tepat untuk menjadi pelobi. Persepsi
manusia menurut (Pearson, 1991).
a. Lelaki memiliki tingkat harapan sukses yang lebih besar dalam keahlian
non sosial daripada perempuan bahkan meskipun mereka tidak lebih
ahli.
b. Wanita lajang memiliki penghargaan diri yang lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita yang menikah.
c. Kemiripan dalam penghargaan diri tampaknya merupakan suatu alasan
untuk memilih mitra untuk suatu hubungan.
Berdasarkan persepsi terhadap manusia itu kita bisa mengetahui
bahwa pelobi itu bisa pria tetapi juga wanita, namun masing-masing harus
diperhatikan kelebihan yang dimiliki oleh pelobi itu sendiri.

5
Dalam melakukan lobi dan negosiasi, pihak yang berdebat bisa lebih
saling memahami, dapat diperkirakan perbedaan di antara mereka dapat
dikurangi dan melalui perundingan mungkin dapat dicapai persetujuan.
Memahami dan menyetujui adalah dua hal yang sama sekali berlainan.
Ketika Anda memahami pesan seseorang, dapat saja berarti Anda tidak
menyetujuinya, bisa saja Anda jauh lebih tidak setuju daripada
sebelumnya.Pada situasi lobi dan negosiasi tindakan mempengaruhi orang
lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya
berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain
memahami ucapan kita.
Dalam lobi, menjadi rahasia umum bahwa seseorang dapat memilih
kata yang tepat, mempersiapkan jauh sebelumnya dan mengemukakannya
dengan tepat pula, maka akan menghasilkan komunikasi yang prima.
Namun, keefektifan komunikasi secara keseluruhan masih memerlukan
suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan .Negosiasi tidak
akan terjadi apabila salah satu pihak mempunyai wewenang atau kuasa
secara pihak untuk memaksakan suatu keputusan kepada pihak
lain.Negosiasi bukan terdiri dari sebuah ketrampilan saja. Dalam arti luas
berkenaan dengan pokok bahasan, sifat dasar pihak yang terlibat, dan
tingkat formalitas. Negosiasi mempunyai kualitas yang berbeda-beda
tergantung pada mereka yang terlibat dalam negosiasi atas nama mereka
atau sebagai wakil.
Mereka yang bertindak atas nama sendiri dapat menentukan batas
dan sasarannya dan segera mengambilkeputusan. Sedangkan mereka
yang bernegosiasi mewakili perusahaan atau suatu lembaga, kurang
bebas. Keduanya mengandung untung dan rugi. Peranan langsung
memungkinkan keputusan yang lebih cepat dan pasti, tetapi merupakan
posisi terbuka tanpa mempunyai ke sempatan untuk mundur. Sedangkan
peran sebagai wakil, jika wewenang bernegosiasi terlalu dibatasi, mungkin
mengurangi kredibilitas si perunding, tetapi memberikan kesempatan untuk
mendapatkan waktu mengacu kembali untuk arah baru dan menawarkan
kemungkinan untuk memecahkan jalan buntu dengan mengalihkan
negosiasi ke arah baru yang lebih tinggi. Ada satu faktor komunikasi lagi
untuk menunjang keberhasilan di dalam lobi dan negosiasi selain
kemampuan berkomunikasi yang efektif, yaitu kemampuan untuk menjadi
pendengar yang baik.
6. Hubungan Lobi dan Negosiasi
Lobi dan negosiasi kerap terjadi dalam berbagai kegiatan, baik itu
politik, sosial sampai pada berbagai kegiatan bisnis. Lobi dan negosiasi
adalah proses yang berbeda namun berkaitan. Ada kalanya lobi dilakukan
terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan negosiasi.
Namun dalam negosiasi juga sering dilakukan lobi jika terdapat hal
hal yang tidak dapat dipecahkan dalam proses negosiasi. Lobi dalam

6
negosiasi berfungsi untuk melakukan pendekatan sehingga keputusan
dapat diperoleh lebih awal dan tidak berbelit belit. Lobi merupakan upaya
persuasi, mengajak atau upaya untuk merubah persepsi sehingga pihak
lawan mau mendengarkan dan mengakomodir kita. Faktor yang
menentukan keberhasilan lobi diantaranya adalah seberapa dekat
hubungan kita, seberapa luas networking yang kita miliki, seberapa besar
pengaruh kita dan bagaimana upaya kita dalam meyakinkan lawan.
Siapapun dapat melakukan lobi, dan keberhasilan dapat ditentukan dengan
berbagai kesiapan dan upaya.
D. RANGKUMAN MATERI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, melobi ialah melakukan
pendekatansecara tidak resmi, sedangkan pelobian adalah bentuk partisipasi
politik yang mencakup usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para
pejabat pemerintah atau pimpinan politik dengan tujuan mempengaruhi
keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang.
Sedangkan negosiasi dalam komunikasi bisnis adalah suatu proses dimana
dua pihak atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama atau
bertentangan, bertemu dan berbicara untuk mencapai suatu kesepakatan.
Tujuan negosiasi yaitu menemukan kesepakatan kedua belah pihak
secara adil dan dapat memenuhi harapan atau keinginan kedua belah pihak.
Dengan kata lain, hasil dari sebuah negosiasi adalah adanya suatu
kesepakatan yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Artinya,
tidak ada satupun pihak yang merasa dikalahkan atau dirugikan akibat adanya
kesepakatan dalam bernegosiasi. Sedangkan, tujuan melobi adalah aktivitas
(komunikasi) yang dilakukan untuk mempengaruhi (meyakinkan) orang atau
pihak lain, sehingga orang atau pihak lainitu sependapat dan se-agenda
dengan kita.
Tahapan lobi dimulai asal pengumpulan kabar, interpretasi terhadap
langkah pemerintah, interpretasi terhadap perusahaan, membangun posisi,
melemparkan gosip nasional, dan mendukung kegiatan pemasaran. Adapun
dalam menjalankan teknik negosiasi kita mengenal 4 pendekatan, yakni
bargaining, kompromi, kalah menang serta menang-menang. Namun yg
paling ideal dalam kegiatan bisnis artinya negosiasi yang berorientasi di
situasi “menang-menang”. Oleh karena selain berorientasi terhadap
pemecahan persoalan, jua berorientasi pada terpenuhinya kepuasan kedua
belah pihak serta tercipta serta terpelihara hubungan jangka panjang yang
harmonis.
Lobi dan negosiasi adalah proses yang berbeda namun berkaitan. Ada
kalanya lobi dilakukan terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan negosiasi.
Namun, dalam negosiasi juga sering dilakukan lobi jika terdapat hal hal yang
tidak dapat dipecahkan dalam proses negosiasi. Lobi dalam negosiasi
berfungsi untuk melakukan pendekatan sehingga keputusan dapat diperoleh
lebih awal dan tidak berbelit belit.

7
E. TUGAS DAN LATIHAN
1. Essay
a. Apa yang dimaksud dengan lobi?
Jawab: Melobi ialah melakukan pendekatan secara tidak resmi,
sedangkan pelobian adalah bentuk partisipasi politik yang mencakup
usaha individu atau kelompok untuk menghubungi para pejabat
pemerintah atau pimpinan politik dengan tujuan mempengaruhi
keputusan atau masalah yang dapat menguntungkan sejumlah orang.
b. Apa yang dimaksud dengan negosiasi?
Jawab: Negosiasi adalah suatu proses dimana dua pihak atau lebih
yang mempunyai kepentingan yang sama atau bertentangan, bertemu
dan berbicara untuk mencapai suatu kesepakatan.
c. Jelaskan tujuan melobi!
Jawab: Tujuan melobi adalah aktivitas (komunikasi) yang dilakukan
untuk mempengaruhi (meyakinkan) orang atau pihak lain, sehingga
orang atau pihak lainitu sependapat dan se-agenda dengan kita.
d. Sebutkan manfaat dari proses negosiasi!
Jawab: 1) Mempengaruhi pengambil keputusan agar keputusannya
tidak merugikan para pelobi dari organisasi atau lembaga bisnis.
2) Lobi juga berfungsi untuk menafsirkan opini pejabat pemerintah yang
kemudian diterjemahkan dalam kebijakan perusahaan.
3) Memprediksi apa yang akan terjadi secara hukum dan memberi
rekomendasi pada perusahaan agar dapat menyesuaikan diri dengan
ketentuan baru dan memanfaatkan ketentuan baru tersebut.
4) Menyampaikan informasi tentang bagaimana sesuatu kesatuan
dirasakan oleh perusahaan, organisasi atau kelompok masyarakat
tertentu.
5) Meyakinkan para pembuat keputusan bahwa pelaksanaan peraturan
membutuhkan waktu untuk perizinan.
e. Sebutkan teknik dalam melobi!
Jawab: 1) menganalisis iklim;
2) memilih lawan serta kawan;
3) mengidentifikasi kelompok kecil yang akan memilih iklim opini;
4) membuat koalisi;
5) memutuskan tujuan;
6) menganalisis dan mendefinisikan penyebab perkara;
7) menganalisis aneka macam macam segmen khalayak;
8) memperhitungkan media;
9) membuatkan perkara;

8
10) menjaga fleksibilitas.

2. Studi Kasus
Teknik Lobi dan Negosiasi Bisnis Ritel Domestik di Indonesia

Ritel merupakan sektor industri yang sangat populer dan sudah


mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia turun-temurun sejak
dahulu kala. Ditandai dengan tersebarnya warung dan toko kelontong di
hampir tiap daerah, mulai dari pelosok hingga kota besar. Industri ini
tumbuh dan berkembang sedemikian cepat seiring dengan
pertambahan laju penduduk. Industri ini juga semakin populer sejak
masuknya peritel modern dan milik investor asing di Indonesia. Para
peritel tersebut berlomba-lomba untuk masuk. Dari yang ingin membuka
cabang (ekspansi), mendirikan pabrik baru di luar negara asal, mencari
mitra strategis, hingga mendirikan perusahaan baru.
Fenomena tersebut secara perlahan mengakibatkan pelaku usaha
domestik satu- persatu kolaps tidak berdaya, terlebih lagi pelaku usaha
domestik dengan skala yang kecil. Tidak mengherankan jika industri ini
mendapat sorotan yang cukup serius dan banyak diperbincangkan oleh
berbagai kalangan, mulai dari instansi pemerintah, pelaku usaha, hingga
para akademisi. Banyak kalangan yang menghendaki pemerintah untuk
turun tangan mengatasi permasalahan tersebut. Kondisi ini kemudian
menggelitik pemerintah untuk mengatur permasalahan ini dalam suatu
bentuk ketentuan dengan maksud melindungi kepentingan usaha kecil
secara nasional. Namun, ketika pemerintah kemudian menerbitkan
Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
“Perpres 112/2007” pada tanggal 27 Desember 2007. Perpres 112/2007
mengatur secara teknis mengenai pembagian usaha antara pasar
tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.
Dalam kasus ini narasumber akan bertindak sebagai Lobbyist dari
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dan akan melakukan
upaya-upaya lobby agar pemerintah benar-benar mengimplementasikan
isi Perpres 111/2007 sehingga usaha ritel Indonesia tetap mendapat
perhatian khusus dari pemerintah. Disamping itu, sebagai persiapan
menghadapi ASEAN Community 2015 pemerintah perlu membuat
pengaturan khusus untuk menjamin persaingan usaha yang sehat antara
bisnis ritel Indonesia dan ritel asing, mulai dari pengaturan jarak tempat
usaha, dan perizinan usaha. Demikian juga dengan kebijakan baru dari
pemerintah yakni mengenai Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP).
Upah ini berlaku untuk 11 bidang usaha. Di sektor ritel, bersama dengan
sektor tekstil, sandang, dan kulit, besar UMSP adalah 5 persen di atas
UMP tahun berjalan. Pemberlakuan upah ini dinilai sangat memberatkan

9
bisnis ritel saat ini dan kedepannya. Oleh karena itu pengaturan UMSP ini
agar dapat dipertimbangkan dan ditinjau kembali oleh pemerintah
mengingat persaingan yang akan semakin segit pada 2015.
Adapun jenis lobby yang dilakukan adalah:
a. Lobi akar rumput (Grassroot Lobbying)
Lobby akar rumput adalah upaya awal yang saya lakukan. Ritel
indonesia merupakan identitas bangsa, kepemilikan bangsa yang
sebenarnya. Peningkatan bisnis ritel Indonesia pastinya akan
berdampak lebih besar bagi kesejahteraan orang-orang Indonesia
dibandingkan ritel asing. Ini juga merupakan bagian dari upaya agar
lebih mencintai produk-produk Indonesia atau produk lokal sebagai
bagian pelestarian budaya bangsa.
b. Lobi Tradisional
Jenis lobby ini biasanya memanfaatkan orang-orang terkenal,
figur publik, atau mantan pejabat untuk mendekati kelompok-kelompok
kepentingan agar tujuan organisasi/lembaga bisnis dapat tercapai.

10
GLOSARIUM

Fleksibel : Sesuatu yang terjadi secara luwes ( mudah dan cepat


menyesuaikan diri)
Formalitas : Bentuk ( peraturan, tata cara, prosedur, kebiasaan) yang
berlaku atau dapat juga berarti sekedar mengikuti tata
cara basa-basi
Intreprestasi : Bentuk penafsiran atau pandangan oleh seorang juru
bahasa untuk menerjemahkan sesuatu
Konsensus : Sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan
sebuah kesepakatan yang di setujui secara bersama-
sama antar kelompok atau individu setelah adanya
perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif
intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan
keputusan
Koalisi : Sekelompok persekutuan, gabungan, atau aliansi
beberapa unsur
Korelasi : Hubungan timbal balik atau sebab akibat. Secara sempit,
korelasi artinya suatu hubungan
Non verbal : Komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata
Net working : Jalinan relasi dalam suatu lingkungan sisoal yang
berawal
dari kesamaan pada hal-hal tertentu, seperti profesi atau
hobi
Profesionalisme : Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompentensi terbaik
dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi
Persepsi : Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan
Persuasi : Ajakan kepada seseorang dengan memberi alasan dan
prospek baik yang menyakinkannya
Psikologis : Salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan
yang mempelajari tentang perilaku, fungsi mental, dan
proses mental manusia melalui proses ilmiah
Relasi : Suatu yang menyatakan hubungan atau kaitan yang khas
antara dua himpunan
Reputasi : Persepsi yang menggambarkan keseluruhan perilaku
organisasi serta hubungannya dengan para stakeholder
yang terbentuk seiring dengan berjalannya waktu

11
11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai