Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

NEGOSIASI DAN PERSUASI BISNIS


DOSEN PENGAMPUH : BAPAK IRFAN WILDZAN MUAFA, SE.,M.M

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

I KADEK WAHYU A.S.K : 202161201112

RIZKI HIDAYAT : 202161201104

DWI IRAWAN : 202161201105

IRMA PUTRI ANNISA : 202161201119

SYAHRANI : 202161201117

EMI NURLAELIA : 202161201130

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat dan Hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Negosiasi dan Persuasi Bisnis” tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Bapak Irfan Wildzan Muafa,
SE.,M.M pada bidang studi Komunikasi Bisnis di Universitas Musamus Merauke. Selain itu,
kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Komunikasi Bisnis.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Irfan Wildzan
Muafa,SE.,M.M. Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan wawasan terkait
bidang yang ditekuni kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Merauke, 14 Maret 2023

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
2.1 Lobbying......................................................................................................................5
2.2 Pengertian Negoisasi...................................................................................................6
2.3 Proses Negoisasi..........................................................................................................7
2.4 Tipe Negosiator...........................................................................................................7
2.5 Strategi Pengorganisasian Pesan-Pesan Negatif Dan Pesan-Pesan Persuasif.............9
2.6 Mengomunikasikan Pesan-Pesan Negatif Dan Pesan-Pesan Persuasif.....................11
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Negosiasi harus mempertimbangkan kepentingan bersama, dan keuntungan
bagi kedua belah pihak. Maka komunikasi menjadi kunci bagi keberhasilan negosiasi.
Teknik lobi dan negosiasi merupakan bagian dari komunikasi yang penting dalam
kegiatan bisnis. Lobi dan negosiasi yang efektif mempengaruhi kelancaran suatu
bisnis karena bisa membantu dalam menciptakan relasi dan kerja sama antar rekan
bisnis disuatu perusahaan dan juga bisa membangun komunikasi yang baik untuk
mencapai kesepakatan bersama.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Lobbying.
2. Pengertian negosiasi.
3. Proses negosiasi.
4. Tipe negosiator.
5. Strategi pengorganisasian pesan-pesan negatif dan pesan-pesan persuasif.
6. Mengomunikasikan pesan-pesan negatif dan pesan-pesan persuasif.

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Menjelaskan lobbying.
2. Menjelaskan pengertian negosiasi.
3. Menjelaskan proses negosiasi.
4. Menjelaskan tipe negosiator.
5. Menjelaskan strategi pengorganisasian pesan-pesan negatif dan pesan-pesan
persuasif.
6. Menjelaskan mengomunikasikan pesan-pesan negatif dan pesan-pesan
persuasif.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LOBBYING

Menurut Anwar (1997) definisi yang lebih luas adalah suatu upaya informal
dan persuasif yang dilakukan oleh satu pihak (perorangan, kelompok, Swasta,
pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu untuk menarik dukungan dari pihak
pihak yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang, sehingga target yang
diinginkan tercapai. Pendekatan secara persuasif menurut pendapat ini lebih
dikemukakan pada pihak pelobi dengan demikian dibutuhkan keaktifan untuk pelobi
untuk menunjang kegiatan tersebut

Menurut Pramono (1997) lobi merupakan suatu pressure group yang


mempraktekkan kiat-kiat untuk mempengaruhi orang-orang dan berupaya
mendapatkan relasi yang bermanfaat. Pola ini lebih menekankan bahwa lobby untuk
membangun koalisi dengan organisasi- organisasi lain dengan berbagai tujuan dan
kepentingan untuk melakukan usaha bersama. Digunakan pula untuk membangun
akses guna mengumpulkan informasi dalam isu-isu penting dan melakukan kontak
dengan individu yang berpengaruh.

Maschab (1997) lebih menekankan bahwa lobbying adalah segala bentuk


upaya yang dilakukan oleh suatu pihak untuk menarik atau memperoleh dukungan
pihak lain. Adapun karakteristik lobbying yaitu sebagai berikut :

1. Bersifat tidak resmi / Informal dapat dilakukan diluar forum atau perundingan
yang secara resmi disepakati.
2. Bentuk dapat beragam dapat berupa obrolan yang dimulai dengan tegursapa,
atau dengan surat.
3. Waktu dan tempat dapat kapan dan dimana saja sebatas dalam kondisi wajar
atau suasana memungkinkan. Waktu yang dipilih atau dipergunakan dapat
mendukung dan menciptakan suasan yang menyenangkan, sehingga orang
dapat bersikap rilek dan
4. Pelaku / aktor atau pihak yang melakukan lobbying dapat beragam dan siapa
saja yakni pihak yang bekepentingan dapat pihak eksekutif atau pemerintahan,
pihak legislatif, kalangan bisnis, aktifis LSM, tokoh masyarakat atau ormas,
atau pihak lain yang terkait pada obyek lobby.
5. Bila dibutuhkan dapat melibatkan pihak ketiga untuk perantara
6. Arah pendekatan dapat bersifat satu arah pihak yang melobi harus aktif
mendekati pihak yang dilobi. Pelobi diharapkan tidak bersikap pasif atau
menunggu pihak lain sehingga terkesan kurang perhatian.

5
2.2 PENGERTIAN NEGOISASI

1. Pengertian Negosiasi
Jika dilihat secara etimologis, kata negosiasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu
to negotiate serta to be negotaiting yang memiliki arti merundingkan,
menawarkan, dan membicarakan. Lalu, kata ini memiliki turunan lain, yaitu
negotiation, dilansir dari investopedia, negotiation memiliki arti kegiatan dalam
merundingkan atau membicarakan sesuatu dengan pihak lain demi mencapai
suatu kesepakatan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
pengertian negosiasi adalah suatu proses diskusi yang dilakukan demi
menyelesaikan suatu masalah dengan cara yang bisa diterima oleh pihak lain
yang melakukan negosiasi.
Dalam kegiatan negosiasi, setiap pihak akan mencoba untuk merujuk pihak
lainnya untuk menyetujui sudut pandangnya. Dengan bernegosiasi, maka setiap
pihak yang terlibat akan berusaha utuk menghindari perdebatan atau pertengkaran
dan menyepakati suatu wujud komporomi.
Jadi, pengertian negosiasi secara umum adalah suatu wujud interkasi sosial yang
terjalin antar beberapa pihak untuk mencapai kesepakatan bersama yang dinilai
salin menguntungkan untuk setiap pihak yang melakukan negosiasi. Mereka yang
melakukan negosiasi ini biasa disebut dengan negosiator.
Aktivitas negosiasi dilakukan dalam berbagai lini kehidupan, dan biasanya
berkaitan dengan permasalahan yang melibatkan banyak orang, seperti dalam
dunia organisasi dan bisnis. Kedua kegiatan ini memang selalu lekat dengan
kegiatan negosiasi. Setiap pihak yang terlibat dalam proses negosiasi bisa
beragam dan mencakup banyak hal.
Beberapa contoh kegiatan negosiasi dalam aktivitas sehari-hari adalah tawar-
menawar harga antara penjual dan pembeli, wawancara antara calon karyawan
dan pihak perusahaan, kesepakatan bisnis antar satu perusahaan dengan
perusahaan lain, dan komunikasi antar negara dalam hal kerjama bilateral.
2. Tujuan Negosiasi
Tujuan utama dari negosiasi itu adalah untuk mendapatkan kesepakatan yang
dinilai saling menguntungkan, menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi
atas setiap masalah yang dialami pihak yang bernegosiasi, serta untuk
mendapatkan kondisi yang saling menguntungkan bagi setiap pihak yang
bernegosiasi.
Sebagai contoh, aktivitas negosiasi bisnis yang terjalin antar satu perusahaan
dengan perusahaan lain yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan pasar
agar bisa meningkatkan nilai penjualan. Contoh lainnya adalah proses negosiasi
yang terjadi saat konsumen dan produsen melakukan tawar-menawar harga
terhadap suatu produk agar bisa mencapai harga yang disepakati. Sehingga, pihak
penjual dan pembeli bisa mendapatkan harga yang sesuai dengan nilai produk
yang dijual.

6
3. Manfaat Negosiasi
Beberapa manfaat dari negosiasi adalah demi terciptanya jalinan kerjasama
antar suatu pihak dengan pihak yang lain untuk memperoleh tujuannya masing-
masing, terjadinya rasa saling pengertian pada setiap pihak yang bernegosiasi
terkait kesepakatan yang akan ditempuh dan efeknya untuk pihak-pihak tersebut,
terjalinnya ksepekatan bersama yang saling menguntungkan, dan terciptanya
interaksi yang positif antar pada setiap pihak yang bernegosiasi.

2.3 PROSES NEGOISASI

1. Perencanaan dan persiapan


Tahap pertama yang harus dilalui adalah perencanaan dan persiapan. Proses
dalam pengumpulan data akan sangat dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk
mendukung posisi ketika bernegosiasi. Ketika menyampaikan sebuah argumen
dalam mendukung posisi, harus dilakukan dengan bijaksana.
2. Menentukan aturan
Tahap kedua adalah menentukan sebuah aturan. Pada proses ini, seseorang harus
menentukan garis besar dan aturan. Tujuannya adalah untuk menentukan apa
yang akan dinegosiasikan.
3. Penjelasan
Tahap selanjutnya adalah penjelasan. Pada tahap ini, masing-masing pihak harus
saling mengutarakan apa yang diinginkannya. Masing-masing pihak dapat
memberikan sebuah dokumentasi atau pemaparan secara jelas. Hal tersebut
dibutuhkan untuk mendukung posisi masing-masing pihak.
4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah
Tahap keempat adalah tawar menawar. Ketika selesai, maka dilanjutkan dengan
penyelesaian masalah. Pada tahap ini, semua pihak akan melakukan pencarian
solusi terhadap masalah. Semua pihak yang terlibat diharapkan untuk saling fokus
terhadap masalah dan kepentingannya.
5. Penutupan dan implementasi
Tahap kelima ini adalah tahap terakhir dalam melakukan negosiasi. Pada tahap
ini, semua sesuatu akan diputuskan secara bersama-sama. Sebelum itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan.

2.4 TIPE NEGOSIATOR

1. Tipe Asertif
Negosiator dengan tipe asertif adalah salah satu tipe yang sangat
direkomendasikan. Jarang ada yang mampu memiliki sikap dan sifat asertif.
Asertif adalah kemampuan menyampaikan sesuatu tanpa menyakiti pihak
tertentu. Meskipun sesuatu yang akan disampaikan tersebut sifatnya berupa
kesalahan suatu pihak, namun pihak lain tetap bisa menerima dengan baik. Ini
adalah jenis negosiator yang patut menjadi panutan.

7
2. Tipe Akomodator
Tipe akomodator dari seorang negosiator memiliki pengertian bahwa seorang
negosiator tersebut akan berorientasi pada hubungan yang baik. Ini berarti
umumnya negosiator dengan tipe akomodator akan berusaha “menyenangkan”
orang lain. Biasanya negosiator tipe akomodator lebih berusaha
menjaga mood dari beberapa macam pihak yang terlibat.
3. Tipe Analisis
Hampir mirip dengan tipe asertif, tipe analisis merupakan tipe negosiator yang
sama-sama bersifat menyampaikan sesuatu dengan berusaha tanpa menyakiti
beberapa pihak yang ada. Perbedaannya ada pada spontanitas dari pesan yang
akan disampaikan. Pada tipe asertif, seseorang mungkin akan lebih spontan
mengungkapkan apa yang menjadi inti permasalahan. Tipe analisis tidak akan
terburu-buru dalam mengungkapkan hal tersebut sampai fakta dan data terkumpul
dengan terstruktur.
4. Tipe Curang
Tipe negosiator curang sudah terlihat dari namanya. Tipe ini akan berusaha
memenangkan kesepakatan dengan berbagai macam cara yang licik. Tentu saja
ini adalah jenis negosiator yang perlu dihindari, meskipun dalam beberapa
macam bisnis, praktik kecurangan diambil untuk memenangkan suatu pihak saja.
Ini adalah salah satu hal yang kurang bagus dan etis ketika diterapkan dalam
dunia bisnis. Persaingan bisnis menjadi kurang sehat tentunya. Manajemen public
relations agaknya menjadi sebuah hal yang kurang dikuasai oleh tipe ini.
5. Tipe Profesional
Tipe profesional sebenarnya merangkum tiga tipe negosiator teratas dari daftar
ini. Sikap yang profesional ditunjukan sebagai jalan untuk membuka keobjektifan
dari kesepakatan bisnis yang akan diambil. Tipe negosiator dalam komunikasi
bisnis ini termasuk bagus dan cocok untuk digunakan manakala ada kesepakatan
bisnis yang penting dan perlu diambil. Bahkan, bisa saja tipe ini
menguasai komunikasi bisnis lintas budaya yang menjadikan kesepakatan cepat
untuk diambil.
6. Tipe Bodoh
Negosiator tipe bodoh adalah tipe yang tidak berusaha memenangkan kedua belah
pihak. Ini sedikit menggelikan, karena bagaimana pun juga, kesepakatan bisnis
ingin dicapai dengan menggunakan bantuan negosiator. Namun sayangnya, ada
tipe yang justru tidak ingin memenangkan kesepakatan untuk kedua belah pihak.
Hasilnya tentu saja membuat hasil kesepakatan yang akan diambil menjadi lebih
lama dan mengulur-ulur waktu. Komunikasi informal bahkan sering timbul dari
tipe negosiator ini.
7. Tipe Naif
Tipe naif kebalikan dari tipe bodoh. Apabila tipe bodoh tidak berusaha
memenangkan kesepakatan antara kedua belah pihak, tipe naif justru tidak
menguasai sama sekali bahan apa yang akan menjadi kesepakatan. Umumnya,
tipe naif tidak memiliki posisi netral yang kuat. Ia akan mudah terpancing dengan

8
argumen suatu pihak. Namun bila pihak lain argumennya ternyata lebih disukai,
negosiator ini juga akan menyetujuinya juga.

2.5 STRATEGI PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN NEGATIF DAN PESAN-


PESAN PERSUASIF

1. Pesan-Pesan Negatif (Bad News)


Apabila perusahaan ingin memberikan tanggapan atas pelanggan,
mengkomunikasikan permasalahan tentang pesanan atau memberitahukan perubahan
kebijakan perusahaan yang dapat mempengaruhi citra perusahaan secara negatif,
maka perlu memperhatikan tiga hal, yaitu penyampaian bad news, penerima pesan
tersebut dan menjaga goodwill sebaik mungkin dengan audiens.

Ada dua hal yang diperhatikan oleh perusahaan, berkaitan dengan pesan yang tak
menyenangkan ini, yaitu :
1) Menciptakan Audience-Centered Tone
Menyangkut nada atau intonasi dalam penyampaian bad news mampu
memberikan kontribusi yang cukup bagi efektivitas penyampaian pesan-pesan
bisnis yang didukung dengan tiga tujuan yang khusus, yaitu :
a. Membantu audiens mengerti akan bad news yang merupakan suatu
keputusan yang tegas.
b. Membantu audiens mengerti keputusan yang diambil adalah adil.
c. Membantu audiens agar tetap memberikan goodwill bagi perusahaan.
2) Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam penyampaian suatu pesan yang sifatnya bad news, dapat dilakukan dengan
dua pendekatan, yaitu perencanaan tak langsung (indirect approach) dan
perencanaan langsung (direct plan).
a. Pendekatan tak langsung (indirect approach)
Merupakan pendekatan yang paling lazim digunakan untuk penulisan pesan-
pesan yang mempunyai dampak kurang menyenangkan kepada audiens (bad
news).
Dalam pendekatan tak langsung terdapat 4 bagian penting yaitu :
 Pembukaan
Tahap awal dalam menggunakan pendekatan tak langsung adalah
menempatkan audiens pada situasi yang netral melalui pernyataan tanpa
beban bagi audiens anda. Pernyataan netral yang mengantarkan
pernyataan bad news sering disebut denga buffer.

Dalam menulis paragraf pembuka, ada beberapa hal yang perlu


dihindari, antar lain :
 Mengatakan “Tidak”.
 Penggunaan frase yang tidak relevan.
 Permohonan maaf.
 Penulisan buffer yang terlalu panjang.

9
 Alasan pendukung keputusan-keputusan negatif
Setelah membuat pernyataan yang bersifat netral, tahap berikutnya
memberikan alasan mengapa suatu keputusan tersebut harus diambil atau
terjadi, sebelum menyatakan apa keputusan sebenarnya. Jika anda dapat
menyajikan alasan dengan efektif, hal tersebut akan dapat membantu
audiens menyadari bahwa keputusan anda adil maupun logis.
Dalam hal ini, seorang komunikator yang baik dapat memusatkan
perhatian terhadap apa manfaat yang dapat diambil oleh audiens anda.
Sebagai contoh, tatkala anda ingin menolak pengajuan kredit seorang
nasabah, anda dapat memberikan penjelasan kepada mereka bahwa
apabila pengajuan tersebut dipenuhi akan berakibat beban yang
ditanggungnya menjadi semakin berat dikemudian hari.
 Bad news
Setelah anda memberikan alasan “mengapa” suatu keputusan harus
diambil, pada tahap ini anda dapat secara langsung mengemukakan apa
keputusan yang diambil, seperti keputusan menolak lamaran kerja,
menolak permintaan kredit, pemutusan hubunga kerja (PHK),
mengumumkan kegagalan ujian (tidak lulus ujian), dan sebagainya.
 Penutup
Setelah anda menyampaikan pesan-pesan yang kurang menyenangkan,
tahap berikutnya adalah memberikan kata penutup yang bersifat positif,
hangat, bersahabat, dan lebih menyenangkan. Di samping itu, anda dapat
mengusulkan suatu cara pemecahan masalah yang dihadapi oleh audiens
anda. Dan yang lebih penting lagi adalah berikan kesan yang baik
kepada audiens anda.
b. Pendekatan langsung (direct plan)
Suatu pesan yang kurang menyenangkan yang diorganisasikan dengan
pendekatan langsung akan diawali dengan suatu pernyataan bad news,
selanjutnya diikuti dengan berbagai alasan yang mendukungnya, dan diakhiri
denga penutup yang bersahabat.
Walaupun relatif jarang diterapkan, pendekatan ini memiliki suatu keuntung
yaitu audiens hanya memerlukan waktu yang relatif singkat untuk sampai
pada ide pokoknya yaitu bad news.
Suatu pendekatan organisasi direct plan dapat diterapkan jika :
 Penerima pesan lebih menyukai pesan langsung ke poin yang dituju.
 Pesan tersebut mempunyai pengaruh yang kecil terhadap si penerima
pesan.
 Pesan disampaikan secara empati.
2. Persuasif
Pesan-pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung
memertahankan ide atau gagasannya. Pesan-pesan persuasif umumnya lebih
lama, lebih rinci, dan tergantung pada perencanaan strategi yang cukup ketat.

10
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan pesan-pesan
persuasif, yaitu :
1) Analisis audiens
Penyampaian pesan-pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara
menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens.
2) Mempertimbangkan perbedaan budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu
dalam memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana
mereka akan memberikan penghormatan.
3) Memilih pendekatan organisasional
Agar penyamapian pesan persuasif dapat tempat sasaran dan sesuai denga
apa yang dikehendaki maka perlu diperhatikan cara penyampaiannya kepada
audiens, apakah menggunakan pendekatan langsung atau tidak langsung.

Persuasif yang efektif mencakup 3 komponen penting, yaitu :


1) Menetapkan kredibilitas
Bagi seorang komunikator tingkat kredibilitas ditentukan oleh sejauh mana
tingkat kepercayaan dan reabilitas dirinya. Kredibilitas adalah kapasitas
untuk dapat dipercaya oleh orang lain. Cara yang digunakan untuk
menumbukan kredibiltas seseorang adalah denga fakta, berupa dokumen,
statistik, jaminan, dan hasil riset yang menjadi bukti objektif yang
mendukung kredibilitas seseorang.
2) Membuat kerangka argumentasi audiens
Kerangka argumentasi dapat dibuat berdasarkan rencana organisasi AIDA
(Attention,Interest,Desire,dan Action).
3) Memilih daya pemikat
Umumnya pesan-pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika
(logical appeals) dan daya pemikat emosional (emotional appeals) untuk
melakukan persuasi audiens.
Kedua pendekatan ini akan memiliki keseimbangan apabila tergantung pada
tindakan yang diharapkan, harapan para audiens, tingkat resistensi yang
diatasi, kemampuan menjual ide atau gagasan tersebut.

2.6 MENGOMUNIKASIKAN PESAN-PESAN NEGATIF DAN PESAN-PESAN


PERSUASIF

1. Pesan-Pesan Negatif
Mengomunikasikan informasi negatif adalah fakta kehidupan untuk semua
profesional bisnis, seperti berbagi informasi yang tidak menyenangkan atau tidak
diinginkan, atau mengeluarkan permintaan maaf publik.
Adapun 5 tujuan yang berbeda ketika mengkomunikasikan informasi negatif, yaitu :
1) Untuk menyampaikan kabar buruk.
2) Untuk mendapatkan penerimaan dari yang buruk berita.

11
3) Untuk mempertahankan sebanyak mungkin niat baik audiens.
4) Untuk mempertahankan organisasi, dan jika sesuai.
5) Untuk mengurangi atau menghilangkan kebutuhan untuk koresponden di masa
depan tentang masalah ini.

Lima tujuan jelas banyak yang harus dicapai dalam satu pesan, sehingga perencanaan
dan pelaksanaan yang cermat sangat penting dengan pesan negatif.

Adapun langkah untuk menyusun pesan negatif yaitu :

 Langka Pertama : Perencanaan Pesan Negatif


Ketika kita perlu menyampaikan berita negatif, kita tidak dapat menghindari
fakta bahwa audiens tidak ingin mendengar apa yang kita katakan. Untuk
meminimalkan kerusakan pada hubungan bisnis dan untuk mendorong
penerimaan pesan, analisis situasi dengan cermat sehingga dapat lebih memahami
konteks di mana penerima akan memproses pesan. Pastikan untuk
mempertimbangkan tujuan secara menyeluruh apakah itu langsung (seperti
menolak pelamar pekerjaan) atau lebih rumit (seperti menyusun kinerja negatif
ulasan). Denga tujuan yang jelas dan mempertimbangkan kebutuhan audiens,
mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan audiens untuk
memahami dan menerima pesan. Pesan negatif bisa sangat intens pribadi kepada
penerima, dan penerima sering memiliki hak untuk mengharapkan penjelasan
berdasarkan jawaban kita. Memilih media dan saluran yang tepat juga penting.
 Langkah Kedua : Menulis Pesan Negatif
Denga menulis denga jelas dan sensitif, kita dapat mengambil sebagian dari berita
buruk dan bantuan pembaca kita menerima keputusan dan melanjutkan. Jika
kredibilitas kita belum mapan, berbicara dengan audiens, klarifikasi kualifikasi
sehingga penerima tidak akan bertanya mengenai otoritas atau kemampuan.
 Langkah Ketiga : Menyelesaikan pesan negatif
Kebutuhan akan perhatian yang cermat terhadap setail berlanjut saat kita
menyelesaikan oesan. Memastikan konten semuanya jelas, lengkap, dan ringkas.
Bahkan kesalahan kecil pun mungkin terjadi untu dibesar-besarkan dalam bentuk
pembaca ketika mereka bereaksi terhadap berita negatif, karena mereka dapat
menciptakan kesan bahwa kita ceroboh atau tidak kompeten. Terakhir, pastikan
untuk menyampaikan pesan dengan segera, menahan atau menunda berita buruk
bisa jadi tidak etis, bahkan ilegal.
2. Pesan Persuasuf
Proses penyusunan pesan persuasif, yaitu :
 Langkah Pertama : Perencanaan Pesan Persuasif
1) Mengumpulkan data
Setealh analisis situasi anda selesai, anda perlu mengumpulkan informasi
yang diperlukan untuk membuat pesan persuasif yang menarik.
2) Memilih media dan saluran yang tepat
Pesan persuasif dapat ditemukan di hampir semua format komunikasi, dari
instan pesan dan podcast ke iklan radio dan skywriting. Media sosial

12
menyediakan beberapa pilihan menarik untuk pesan persuasif, terutama
pemasaran, pesan keting dan penjualan.
3) Mengatur informasi anda
Gagasan utama yang paling efektif untuk pesan persuasif memiliki satu
kesamaan, yaitu mereka adalah tentang penerima, bukan pengirim. Misalnya
jika anda mencoba meyakinkan orang lain untuk bergabung dengan anda
dalam usaha bisnis, jelaskan bagaimana itu akan membantu mereka. Karena
sifat persuasif adalah meyakinkan orang untuk mengubah sikap, keyakinan,
atau tindakan mereka.
 Langkah Kedua : Menulis Pesan Persuasif
Dorong tanggapan positif terhadap pesan persuasif anda dengan :
1) Menggunakan kalimat positif dan sopan bahasa.
2) Memahami dan menghormati perbedaan budaya.
3) Peka terhadap organisasi budaya nasional.
4) Mengambil langkah untuk membangun kredibilitas anda.
 Langkah Ketiga : Menyelesaikan Pesan Persuasif
Pastikan elemen desain anda melengkapi, bukan mengurangi, persuasif anda
argumen. Selain itu, proof reading yang teliti akan membantu anda
mengidentifikasi mekanik atau kesalahan ejaan yang akan melemahkan potensi
persuasif anda. Terakhir, pastikan distribusi metode anda sesuai dengan harapan
dan preferensi audiens anda.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengertian Negosiasi Jika dilihat secara etimologis, kata negosiasi berasal dari
bahasa Inggris, yaitu to negotiate serta to be negotaiting yang memiliki arti
merundingkan, menawarkan, dan membicarakan. Lalu, kata ini memiliki turunan lain,
yaitu negotiation, dilansir dari investopedia, negotiation memiliki arti kegiatan dalam
merundingkan atau membicarakan sesuatu dengan pihak lain demi mencapai suatu
kesepakatan. Berdasarkan pengertian di atas, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
pengertian negosiasi adalah suatu proses diskusi yang dilakukan demi menyelesaikan
suatu masalah dengan cara yang bisa diterima oleh pihak lain yang melakukan
negosiasi. Dalam kegiatan negosiasi, setiap pihak akan mencoba untuk merujuk pihak
lainnya untuk menyetujui sudut pandangnya. Dengan bernegosiasi, maka setiap pihak
yang terlibat akan berusaha utuk menghindari perdebatan atau pertengkaran dan
menyepakati suatu wujud komporomi.

3.2 SARAN

Dari kesimpulan di atas, tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih terdapat banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan atas makalah ini
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

99, P. (2019, September 09). Pengorganisasian Pesan Negatif. Retrieved April 13, 2023, from
https://id.scribd.com/document/425086457/pengorganisasian-pesan-negatif.

Barzam. (2017, Novemver 27). 7 tipe negosiator dalam komunikasi bisnis. Retrieved April 12, 2023,
from https://pakarkomunikasi.com/tipe-negosiator-dalam-komunikasi-bsnis.

Cinthhya. (2020, November -). Negosiasi: Pengertian, manfaat, tujuan, dan jenis-jenisnya. Retrieved
April -, 2023, from https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-negosiasi/.

Kuncoro, H. (2021, - -). Pengertian lobbying. Retrieved April -, 2023, from


https://www.jojonomic.com/blog/lobbying/.

Kurniasih, W. (-, - -). Pengertian negosiasi: tujuan, tahap, dan jenis-jenisnya. Retrieved April -, 2023,
from https://www.gramedia.com/literasi/negosiasi/.

15

Anda mungkin juga menyukai