Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan

Aditya Yuda Pratama1* dan Tintin Suhaeni2

1
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia
2
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia

Abstract:
Culinary business from every new is always increas, has always been the highest compared
with other types of business. Based on data from the print media, Bandung is designated as
an Indonesian culinary destination because it contributes greatly to the state revenue.
However, there are problems that often occur especially in the culinary field, one of which is
from human resources. This study was conducted to determine the effect of human resources
viewed from emotional intelligence to employee performance. The method used is
descriptive analysis to obtain the results of emotional intelligence is in the high category
and employee performance is also in the high category. The result of simple linear
regression analysis obtained equation Y = 13.060 + 0.420X, with R Square of 0.599 means
there is contribution between emotional intelligence to employee performance equal to
59.9%.

Keywords: culinary, emotional intelligence, employee performance

Abstrak:
Bisnis kuliner dari tahun ke tahun selalu meningkat, meningkatnya bisnis kuliner selalu
menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Berdasarkan data
dari media cetak, Bandung ditetapkan sebagai destinasi kuliner Indonesia karena
berkontribusi besar terhadap pendapatan negara. Namun, ada masalah yang sering terjadi
terutama di bidang kuliner, salah satunya berasal dari sumber daya manusia. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh sumber daya manusia yang dilihat dari kecerdasan
emosional terhadap kinerja karyawan. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif
dengan hasil kecerdasan emosional berada pada kategori tinggi dan kinerja karyawan juga
berada pada kategori tinggi. Hasil analisis regresi linier sederhana diperoleh persamaan Y =
13,060 +0,420X, dengan R Square sebesar 0,599 berarti ada kontribusi antara kecerdasan
emosional terhadap kinerja karyawan sebesar 59,9%.

Kata Kunci : kuliner, kecerdasan emosional, kinerja karyawan


PENDAHULUAN Kota Bandung, Kota
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota * Email Korespondensi:
Bandung No 3 Tahun 2014, laju Aditya Yuda Pratama
Adityayudapratama.ayp@gmail.com
pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota
Bandung menjadi salah satu sumber
Bandung dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang penting.
Jawa Barat dan Nasional di tahun
Data tersebut juga menunjukkan bahwa
2008-2012 selalu berada diatas
Kota Bandung merupakan Kota yang
ratarata. Hal ini menunjukkan bahwa
penting bagi aktivitas ekonomi di Jawa
51
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
Barat maupun Nasional. Pikiran Rakyat
Dalam Kompas.com menyebutkan tanggal 23 November 2015,
bahwa Walikota Bandung Ridwan Kamil menjelaskan Bandung
mempromosikan Usaha Mikro Kecil Ditetapkan sebagai Destinasi Wisata
Menengah (UMKM) dengan cara Kuliner Indonesia. Menurut Menteri
membuka toko Little Bandung Store di Pariwisata, sektor kuliner memberikan
Malaysia, dimana program ini adalah kerja kontribusi kepada pendapatan Negara
sama antara Bandung dan Malaysia sebesar Rp. 208,6 Triliun dengan rata-
melalui Malaysia Indonesia Corporate rata pertumbuhan sekitar 4,5% pada
House. tahun 2013 lalu. Bahkan unit usaha yang
Berdasarkan sumber dari tercipta di sektor kuliner mencapai tiga
kementrian koperasi dan UMKM tahun juta dengan rata-rata pertumbuhan 0,9%.
2012 menyebutkan bahwa UMKM Disamping pertumbuhan kuliner di
berkontribusi besar terhadap Pendapatan Kota Bandung yang baik,
Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jika terdapat beberapa permasalahan yang
melihat usaha mikro kecil menengah dihadapi khususnya sumber daya
(UMKM) di Kota Bandung mengalami manusianya. Menurut Kementrian
perkembangan sejak tahun 2000 an. Koordinator Bidang Perekonomian
Hal ini disebabkan oleh perkembangan Republik Indonesia tahun 2016
perekonomian di Kota Bandung yang menyebutkan permasalahan- permasalahan
terus menunjukkan peningkatan setiap yang dihadapi industri kreatif di Indonesia
tahunnya. Sebagai data perkembangan berdasarkan sub sektornya. Disebutkan
UMKM di kota Bandung dapat dilihat bahwa sub sektor kuliner memiliki tiga
pada tabel satu. Dari tahun ke tahun permasalahan, salah satunya adalah
jumlah penambahan UMKM kuliner Sumber Daya Manusia (SDM).
selalu mendominasi dibandingkan Didukung dengan wawancara
dengan tipe bisnis lainnya. tahun yang telah dilakukan secara informal
20152016 berdasarkan dinas KUMKM dengan beberapa karyawan yang
dan Perindag Kota Bandung Tahun 2017 berkerja di UMKM kuliner di
penambahan UMKM kuliner lebih dari Kecamatan Sukasari, Bandung,
57% atau sebanyak 126 UMKM dari memang sebagian besar karyawan
total penambahan keseluruhan dalam bekerja tidak dalam keadaan
sebanyak 220 sepenuh hati seperti dalam pelayanan
UMKM. yang tidak ramah kepada pelanggan
Tabel 1. Jumlah UMKM Kota Bandung dan beranggapan bahwa mereka hanya
Tahun 2012-2016 berfokus pada memenuhi pesanan yang
Tahun diminta oleh pelanggan saja. Selain itu
No Ukuran
2012 2013 2014 2015 2016
dimensi-dimensi dari kecerdasan
emosional seperti kesadaran diri (self
1 Mikro 3.921 4.115 4.301 4.578 4689 awareness) dan kesadaran sosial
2 Kecil 337 357 372 392 395
3 Menengah 273 274 275 281 281
(social awareness) karyawan dapat
Jumlah 4.531 4.746 4.948 5.251 5365 dikatakan kurang baik hal ini
dibuktikan saat mereka melayani
Sumber : Dinas KUMKM dan Perindag Kota pelanggan yang banyak, karyawan
Bandung Tahun 2017 tersebut tidak dapat mengontrol
52
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
kekurangan dirinya seperti kesabaran mempengaruhi kecerdasan emosional,
dan keramahan, sehingga pelanggan yaitu lingkungan keluarga dan
yang dilayani merasa kurang puas lingkungan non keluarga. Dalam
terhadap pelayanan yang diberikan lingkungan keluarga, kehidupan
karyawan. Hal ini mengakibatkan tidak keluarga merupakan sekolah pertama
terjadinya loyalitas dari pelanggan dalam mempelajari emosi. Kecerdasan
sehingga akan mempengaruhi kepada emosional dapat diajarkan pada saat
pencapaian kinerja karyawan tersebut. masih bayi melalui ekspresi. Peristiwa
Kemudian hubungan antar karyawan emosional yang terjadi pada masa
yang kurang adanya kerjasama karena kanak- kanak akan melekat dan menetap
mereka yang bekerja hanya berfokus secara permanen hingga dewasa.
pada tugasnya masingmasing dan jika Kehidupan emosional yang dipupuk
tugasnya sudah selesai dikerjakan, dalam keluarga sangat berguna bagi
mereka tidak melakukan hal lain setiap individu dikemudian hari.
sampai menunggu tugas berikutnya. Lingkungan non keluarga memiliki hal-
Selain hubungan antar karyawan yang hal yang terkait yaitu lingkungan
kurang baik, hubungan karyawan masyarakat dan pendidikan. Kecerdasan
dengan pelanggan juga kurang terjalin emosional ini berkembang sejalan
baik, ini disebabkan karena karyawan dengan perkembangan fisik dan mental.
berkerja hanya karena tidak memiliki Pembelajaran ini biasanya ditujukan
pilihan tempat bekerja sehingga dalam suatu aktivitas seseorang
mereka berfikiran berkerja dimanapun diluar dirinya dengan emosi yang
dari pada tidak bekerja sama sekali. menyertai keadaan orang lain.
Faktor ini yang banyak menjadi alasan Disamping dari faktor pengaruh,
mengapa keterampilan sosial mereka di terdapat pula aspek-aspek dari
lapangan kurang baik. kecerdasan emosional yang dijelaskan
oleh Tridhonanto (2009:11), aspek-
KAJIAN LITERATUR Kecerdasan aspek kecerdasan emosional suatu
Emosional individu meliputi kecakapan pribadi,
Kecerdasan emosi atau yaitu kemampuan mengelola diri
emotional intelligence merujuk pada sendiri, kecakapan sosial, yaitu
kemampuan mengenali perasaan kita kemampuan menangani suatu
sendiri dan perasaan orang lain, hubungan, dan keterampilan sosial,
kemampuan memotivasi diri sendiri, dan yaitu kemampuan menggugah
kemampuan mengelola emosi dengan baik tanggapan yang dikehendaki orang lain.
pada diri sendiri dan dalam hubungan Goleman (2001:42-43)
dengan orang lain (Goleman, 2001:512). memberikan lima dimensi untuk
Kecerdasan emosi sebagai kemampuan mengukur kecerdasan emosional, yang
merasakan, memahami dan bekerja secara meliputi kesadaran diri, pengaturan
efektif, dan kepekaan emosi sebagai diri, motivasi, empati dan keterampilan
sumber energik informasi, koneksi, dan sosial. Dari tiaptiap dimensi tersebut
pengaruh yang manusiawi (Cooper dan memiliki beberapa indikator, yaitu
Sawaf, 2002 dalam Risma, 2012). pertama, indikator dari dimensi
Menurut Goleman (2009:267) kesadaran diri meliputi kesadaran
terdapat dua faktor yang dapat emosi, penilaian diri dan percaya diri.
53
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
Kedua, indikator dari dimensi berkenaan dengan tugas-tugas yang
pengaturan diri meliputi kendali diri, dibebankan kepadanya. Kinerja dapat
sifat dapat dipercaya, dan pula dipandang sebagai perpaduan dari
kewaspadaan. Ketiga, indikator dari hasil kerja (apa yang harus dicapai
dimensi motivasi meliputi dorongan oleh seseorang) dan kompetensi
semangat untuk berprestasi, komitmen, (bagaimana seseorang mencapainya).
inisiatif dan optimis. Keempat, Ada pula pendapat mengenai kinerja
indikator dari dimensi empati meliputi menurut Wirawan (2009), kinerja adalah
memahami orang lain, orientasi keluaran yang dihasilkan oleh fungsi
pelayanan, mengembangkan orang atau indikator pekerjaan atau suatu
lain, dan mengatasi keragaman. profesi dalam waktu tertentu.
Kelima, indikator dari dimensi Menurut Cornick dan Tiffin
keterampilan sosial meliputi pengaruh, (2003:49) menyatakan terdapat dua
komunikasi, kepemimpinan, macam faktor yang dapat
kattalisator perubahan, manajemen mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu
konflik, pengikat jaringan, kolaborasi faktor individual dan faktor situasional.
dan kooperasi, dan kemampuan tim. Faktor individual yaitu faktor- faktor
Sedangkan menurut Salovey dan yang meliputi sikap, sifat kepribadian,
Mayer (2000) dalam Altindag, E & sifat fisik, minat dan motivasi,
Kosedagi, Y (2015), terdapat tiga pengalaman, umur, jenis kelamin,
dimensi dari kecerdasan emosional, tingkat pendidikan serta faktor
yaitu evaluasi emosi, pengaturan individual lainnya. Faktor situasional
emosi, dan kemampuan untuk dikelompokkan menjadi dua. Pertama
menggunakan emosi sebagai faktor fisik pekerjaan itu sendiri yang
kecerdasan. meliputi: metode kerja, kondisi dan
desain kerja, perlengkapan kerja,
Kinerja Karyawan penentuan ruang, dan lingkungan fisik
Byars dan Rue (2004), (penyinaran, temperatur dan ventilasi).
mendefinisikan kinerja sebagai derajat Kedua, faktor sosial dan organisasi,
pencapaian tugas yang diselesaikan meliputi: peraturan organisasi,
karyawan dalam pekerjaannya. Sedangkan jenis latihan dan pengawasan, sistem
menurut Ivancevich et al (2007), upah dan lingkungan sosial.
‡Performance is the level of success in Kemudian terdapat masalah yang
implementing the tasks and the ability to disebabkan oleh empat penyebab utama
achieve the intended purpose, good dalam kinerja. Pertama, pengetahuan
performance and successful if the desired atau keterampilan.
goal can be achieveG· (Kinerja merupakan Karyawan tidak tahu bagaimana
tingkat keberhasilan dalam melaksanakan menjalankan tugas-tugas secara benar
tugas serta kemampuan untuk mencapai kurangnya keterampilan, pengetahuan,
tujuan yang telah ditetapkan, kinerja atau kemampuan. Kedua, lingkungan.
dinyatakan baik dan sukses jika tujuan Masalah tidak berhubungan dengan
yang diinginkan dapat tercapai). Lalu karyawan, tetapi disebabkan oleh
menurut Marwansyah (2012:228) yang lingkungan kondisi kerja, proses
berpendapat mengenai pengertian kinerja, yang buruk, ergonomika, dan lain-lain.
yaitu pencapaian/prestasi seseorang Ketiga, sumber daya. Kurangnya
54
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
sumber daya atau teknologi. Keempat, jabatan. Jika analisis jabatan sudah
motivasi. Karyawan tahu bagaimana dilakukan, pada tahap ini cukup dilakukan
menjalankan pekerjaan, tetapi tidak upaya untuk memutakhirkan atau
melakukannya secara benar. Ini melengkapi informasi hasil analisis
mungkin saja disebabkan oleh proses jabatan. Kemudian memeriksa
seleksi yang tidak sempurna. tugastugas yang dijalankan. Pada tahap
(Marwansyah, 2012:234). ini, penilai memeriksa tugas-tugas yang
Untuk mengetahui apakah dilaksanakan oleh tiap-tiap pekerja,
kinerja seorang karyawan sudah dengan berpedoman pada deskripsi
mencapai target atau belum dapat jabatan. Pada dasarnya, pemantauan dan
dilakukan pengukuran kinerjs/prestasi. pencatatan atas pelaksanaan tugas-tugas
Pengukuran prestasi kerja adalah dapat dilakukan setiap saat. Meskipun
kegiatan manajer untuk mengevaluasi demikian, banyak organisasi atau
perilaku dan prestasi kerja karyawan perusahaan yang menetapkan waktu
serta menetapkan kebijaksanaan pemantauan berkala, misalnya setiap
selanjutnya (Priyono dan Marnis, empat bulan. Lalu menilai kinerja. Setelah
2008). Sedangkan menurut Veithzal memeriksa tugas-tugas, penilai
Rivai (2008) dalam Jaya dkk (2012), memberikan nilai untuk tiap-tiap unsur
menjelaskan pengertian penilaian jabatan yang diperiksa atau diamati.
kinerja adalah hasil kerja yang dapat Terakhir membicarakan hasil penilaian
dicapai oleh seseorang atau kelompok dengan karyawan. Pada tahap terakhir ini,
orang dalam suatu penilai hendaknya menyampaikan dan
perusahaan atau oganisasi sesuai mendiskusikan hasil penilaian kepada
dengan wewenang dan tanggung karyawan yang dinilai. Karyawan yang
jawab masingmasing dalam upaya dinilai dapat mengklarifikasikan hasil
pencapaian tujuan perusahaan secara penilaian dan, bila perlu, bisa mengajukan
legal, tidak melanggar hukum dan atas hasil penilaian. Langkah-langkah
bertentangan dengan etika. Dalam diatas perlu direncanakan dan
melakukan penilaian kinerja perlu diimplementasikan secara cermat dan
melalui beberapa langkah. Langkah konsisten agar dapat menjamin
pertama yaitu mengidentifikasikan tercapainya tujuan-tujuan penilaian
tujuan spesifik penilaian kinerja. kinerja (Marwansyah, 2010). Ivancevich
Contoh tujuan spesifik ini adalah et al (2007) dalam melakukan penilaian
mempromosikan karyawan, terhadap kinerja karyawan berdasarkan
mengidentifikasikan kebutuhan deskripsi perilaku yang spesifik, terdapat
pelatihan, mendiagnosis masalah- beberapa dimensi atau kriteria yang perlu
masalah yang dialami karyawan. diperhatikan diantaranya, yaitu: pertama,
Selanjutnya menentukan tugas-tugas kuantitas kerja (Quantity of work) adalah
yang harus dijalankan dalam sebuah jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu
pekerjaan periode waktu yang ditentukan. Kedua,
(analisis jabatan). Deskripsi jabatan kualitas kerja (Quality of work) adalah
yang akurat, yang dihasilkan dari kualitas kerja yang harus dicapai
analisis jabatan, menjadi masukan berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan
terpenting bagi penentuan faktor-faktor perusahaan dan kesiapan dalam
penilaian yang benar-benar terkait dengan menyelesaikan pekerjaan. Ketiga,
55
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
pengetahuan Kerja (Knowledge of karyawan. Dalam pengumpulan data,
job) adalah luasnya pengetahuan peneliti menggunakan teknik
mengenai pekerjaan dan keterampilan. wawancara dan teknik kuesioner
Keempat, kualitas personal (Personal (angket) dalam pengumpulan datanya.
qualities) adalah menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramah tamahan dan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
integritas pribadi. Kelima, kerjasama Identitas Responden
(Cooperation) adalah kesediaan untuk Dari hasil penyebaran kuesioner
bekerja dengan orang lain sesame anggota (angket) kepada 39 organisasi dengan
organisasi. Keenam, dapat dipercaya jumlah responden 142 didapat data
(Dependability) adalah kesadaran dan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat
dapat dipercaya dalam hal kehadiran pendidikan, dan masa kerja. Dari data
dan menyelesaikan pekerjaan. Terakhir tersebut didapat responden dengan jenis
yaitu ketujuh, inisiatif (Initiative) adalah kelamin laki-laki yang mendominasi yaitu
semangat untuk melaksanakan tugas-tugas sebanyak 113 orang. Sedangkan dari usia
baru dan dalam memperbesar responden didapat data responden paling
tanggungjawabannya. banyak yang berumur 17-25 tahun
sebanyak 119 orang. Adapulan data
METODE PENELITIAN responden dilihat berdasarkan tingkat
Populasi dan Sampel pendidikan didapat responden yang
Populasi UMKM Kuliner di berpendidikan SMA/SMK mendominasi
Kecamatan Sukasari Bandung yaitu sebanyak 136 orang. Terakhir yaitu dari
sebanyak 946 UMKM yang dihitung masa kerja karyawan didapat sebanyak 64
secara manual dengan mengamati orang sudah bekerja 1-2 tahun, sedangkan
langsung ke lapangan. Penulis hanya dengan masa kerja 2-3 tahun sebanyak 49
mengambil sebagian kecil populasi orang, lalu sebanyak 24 orang bekerja
mengingat banyaknya populasi yang sudah 3-5 orang, dan sisanya sudah
tidak memenuhi kriteria UMKM bekerja lebih dari lima tahun.
Kuliner di Kecamatan Sukasari
Bandung yang ditentukan dalam Analisis Deskriprif Variabel
penelitian ini. Sampel yang diambil Kecerdasan Emosional
yaitu 39 UMKM dengan jumlah Analisis ini digunakan untuk
kuesioner yang disebar sebanyak 142 menjawab identifikasi masalah penelitian
yang diberikan kepada karyawan tentang tingkat kecerdasan emosional
UMKM Kuliner di Kecamatan Sukasari yang dimiliki karyawan UMKM Kuliner
Bandung. Teknik sampling yang di Kecamatan Sukasari Bandung. Pada
digunakan dalam penelitian ini adalah tabel dua merupakan hasil statistik
non probility sampling dengan cara deskriptif dari variabel kecerdasan
pengambilan sampel menggunakan emosional sesuai dengan yang dirasakan
purposive sampling. Adapun kriteria dan dialami oleh responden.
UMKM Kuliner di Kecamatan Sukasari Tabel 2. Statistik Deskriptif Kecerdasan
Bandung yang dijadikan responden Emosional
yaitu minimal usaha yang sudah N Min Max Mean Std.
berjalan satu tahun dan dalam satu Dev
Kesadaran Diri 39 2 5 3.84 .450
organisasi minimal memiliki tiga
56
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
Pengaturan Diri 39 2 5 3.93 .438 emosi. Pertama, kesadaran emosi,
Motivasi 39 2 5 3.76 .527 mereka mengetahui tentang
Empati 39 2 5 3.91 .372 bagaimana pengaruh emosi terhadap
Keterampilan 39 2 5 4.03 .494 kinerjanya, dan kemampuan untuk
Kecerdasan 39 2 4.62 3.8969 .364
menggunakan kelebihan dari mereka
Sumber : Hasil olah data SPSS (2017)
untuk membuat suatu keputusan.
Melihat semua dimensi kecerdasan Kedua, penilaian diri secara akurat,
emosional yang digunakan, mengetahui kelebihan dan kekurangan
didapat bahwa kecerdasan emosional yang ada pada diri mereka dan
karyawan UMKM Kuliner di Kecamatan mencoba untuk memperbaiki
Sukasari Bandung berada dalam kategori kekurangannya. Ketiga, percaya diri,
‡Tinggi·, sesuai dengan tabel dua dengan keberanian yang muncul dari
rata-rata sebesar 3.8969, nilai tersebut kemampuan, kelebihan, dan tujuan
berada pada interval 3.41 – 4.20, yang mereka. Hal ini menunjukkan bahwa
artinya variabel kecerdasan emosional karyawan UMKM Kuliner di
karyawan UMKM Kuliner di Kecamatan Kecamatan Sukasari Bandung
Sukasari Bandung sudah digunakan memiliki keterampilan dasar untuk
dengan kesadaran emosi, penilaian diri yang
intensitas tinggi saat bekerja. secara akurat dan percaya diri dimana
Sedangkan untuk tingkat variansi dari ketiga kecakapan emosi itu
tiap-tiap dimensi pada variabel merupakan keterampilan dasar yang
kecerdasan emosional berada dibawah vital. Dimensi ke dua dalam variabel
20% yang artinya rendah. Dimensi kecerdasan emosional adalah
tertinggi pada variabel ini yaitu pengaturan diri dengan nilai mean
keterampilan sosial dengan nilai mean (rata-rata) sebesar 3,93 yang berada
(rata-rata) sebesar 4.03 karena ini pada interval 3,40 – 4,20 yangmana
berhubungan langsung dengan orang nilai tersebut berada pada kategori
lain, pada dimensi ini kecerdasan ‡Tinggi·. Hal menunjukkan bahwa
emosional diaplikasikan secara kemampuan karyawan dalam mengatur
langsung dengan orang lain. dirinya sudah sangat baik, dengan
Sedangkan dimensi terendah pada melalui kemampuan mengatur diri
variabel ini yaitu motivasi dengan yang baik maka sebagian dari
nilai mean (rata-rata) sebesar 3.76. kecerdasan emosional yang dimiliki
Dimensi pertama dari variabel karyawan UMKM Kuliner di
kecerdasan emosional adalah Kecamatan Sukasari Bandung akan
kesadaran diri yang memiliki nilai tergolong baik Goleman (2001)
mean (rata-rata) sebesar 3,84, nilai menyebutkan bahwa terdapat beberapa
tersebut berada pada interval 3.41 – kemampuan yang berkaitan erat
4.20, yang berarti kesadaran diri dengan kecerdasan emosi salah
karyawan UMKM Kuliner di satunya yaitu kendali diri (pengaturan
Kecamatan Sukasari Bandung berada diri). Lalu kerangka kemampuan
pada kategori ‡TinggL· 0HQurut emosional mewakili bagaimana untuk
Goleman (2001:83) Kesadaran diri mengatur diri sendiri dengan melalui
merupakan keterampilan dasar yang mengelola diri sendiri dan memotivasi
sangat vital untuk tiga kecakapan diri.
57
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
Dimensi ke tiga dalam variabel pada interval 3,40 – 4,20 sehingga
kecerdasan emosi yaitu motivasi dimensi ini masuk ke dalam kategori
dengan nilai mean (rata-rata) sebesar yang tinggi. Dimensi ini merupakan
3,76 yang berada pada interval 3,41 – dimensi tertinggi diantara dimensi-
4,20 dengan demikian menunjukkan dimensi kecerdasan emosional lainnya
berada pada kategori ‡TinggL· Hal ini yang digunakan pada penelitian ini. Hal
menunjukkan bahwa karyawan UMKM ini membuktikan bahwa keterampilan
Kuliner di Kecamatan Sukasari Bandung sosial yang merupakan pengaplikasian
mampu memotivasi dirinya dengan dari variabel kecerdasan emosional
berinisiatif, percaya diri, memiliki karyawan sudah dapat dilakukan
tujuan serta dorongan mereka untuk dengan baik seperti hal yang
berprestasi dengan memanfaatkan dilakukannya seperti mengtahui emosi
kesempatan untuk meminpin di saat anggota tim melalui perilakunya,
bekerja. Pernyataan ini sesuai dengan keefektifak dalam berkomunikasi
pendapat menurut Priyono dan Marnis dengan orang lain terutama dengan
(2008:15) yang mengatakan bahwa pelanggan. Pernyataan tersebut
prestasi kerja karyawan dimotivasi oleh didukung dengan pendapat menurut
keinginan untuk mencapai tujuan. Prawitasari (1998) hal terpenting dalam
Selain itu agar seseorang memiliki kecerdasan emosi yaitu dapat belajar
motivasi yang tinggi perlulah kecakapan- untuk mengenali emosi orang lain dan
kecakapan seperti dorongan berprestasi, belajar untuk mengubah polanya.
komitmen dan inisiatif serta optimisme Selain itu juga pendapat menurut
(Goleman, 2001:181). Goleman (2001) menyebutkan bahwa
Dimensi Empati merupakan terdapat tujuh kemampuan yang
dimensi yang ke empat dengan nilai berkaitan erat dengan kecerdasan
mean (rata-rata) sebesar 3,91 yang emosi diantaranya yaitu rasa ingin tau
berada pada interval 3,41 – 4,20 yang mengenaik orang lain dan kecakapan
berarti berada dalam ketegori ‡TinggL· berkomunikasi. Deskriptif Variabel
Hal ini menunjukkan babwa karyawan Kinerja Karyawan
UMKM Kuliner di Kecamatan Sukasari Untuk mengidentifikasi masalah
Bandung mampu memahami apa yang mengenai tingkat kinerja karyawan pada
diinginkan orang lain dan mampu UMKM Kuliner di Kecamatan Sukasari
untuk memenuhi yang dibutuhkan oleh Bandung.
pelanggan, hal ini dapatlah terjadi Dimensi yang keempat yaitu
karena menurut Goleman (2001:214- kualitas personal. Nilai mean (rata-rata)
215) empati merupakan radar sosial dimensi ini yaitu sebesar 4,15 yang
seseorang, sehingga dengan adanya berada pada interval3.40 – 4.20 sehingga
radar yang tinggi, maka kemampuan berada pada kategori yang ‡Tinggi·.
karyawan dalam memahami terhadap Angka ini menjelaskan bahwa kualitas
apa yang diinginkan oleh orang lain personal dari karyawan UMKM kuliner
terutama pelanggan dapat terpenuhi. di Kecamatan Sukasari Bandung
Dimensi terakhir pada variabel memiliki tingkat yang tinggi. Kualitas
kecerdasan emosional yaitu personal yang dimiliki karyawan UMKM
keterampilan sosial dengan nilai mean kuliner di Kecamatan Sukasari Bandung
(rata-rata) sebesar 4,03 yang berada seperti mampu berkomunikasi dengan
58
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
tim atau rekan kerja, mampu mempedulikan pekerjaan yang dilakukan
berkomunikasi dengan pelanggan, dan orang lain. Sehingga mereka bekerja dalam
bekerja sesuai jam kerja yang telah keadaan tidak bersungguh- sunggung.
ditentukan. Pernyataan tersebut Mangkunegara (2008) menyebutkan
didukung oleh pendapat dari Hasibuan bahwa kerjasama merupakan salah satu
(2007) yang menjelaskan bahwa kinerja aspek penting dalam kinerja, jika seorang
individu akan tercapai apabila didukung karyawan tidak mampu bekerjasama
oleh atribut dari individu itu sendiri dengan rekan tim maupun atasan makan
(kemampuan, keahlian, latar belakang kinerja mereka dikategorikan kurang
demograf, attitude, kualitas personal, dalam hal kerjasama. Dimensi berikutnya
motivasi), upaya kerja dan dukungan yaitu dimensi yang keenam, yaitu dimensi
organisasi. Kemampuan dapat dipercaya. Nilai mean (rata-rata) dari
karyawan UMKM Kuliner di dimensi dapat dipercaya yaitu sebesar 3,92
Kecamatan Sukasari Bandung dalam yang berada pada interval 3.40 – 4.20
berkomunikasi salah satu contoh yang VHKLQJJD PDVXN SDGD
dapat diambil dari hasil pengamatan NDWHJRUL ‡7LQJJL·
dilapangan, mereka mampu menjalin Angka ini menjelaskan bahwa
hubungan dengan baik dengan rekan karyawan UMKM kuliner di
kerja maupun pelanggan sehingga akan Kecamatan Sukasari Bandung dapat
mendatangkan keuntungan bagi dirinya dipercaya saat melakukan pekerjaan
maupun perusahaan, yaitu pencapaian yang ditugaskan kepadanya, seperti
jumlah kerja karena loyalitas pelanggan dapat diandalkan atasan untuk
dan kualitas personal yang tinggi menyelesaikan tugas sesuai dengan
sehingga karyawan tersebut akan bidang kerja, dan mampu bekerja
mendapatkan bonus dari atasan karena dengan baik dan serius meskipun
pencapaian dari jumlah kerja tersebut. atasan tidak ada ditempat kerja. Hal ini
Dimensi yang kelima pada variabel didukung dengan pendapat dari
kinerja karyawan yaitu kerjasama. Robbins dan Timothy (2013) bahwa
Nilai mean (rata-rata) dimensi kerjasama individu yang kuat akan memiliki
yaitu sebesar 4,04 yang berada pada perbedaan yang signifikan terhadap
interval 3.40 – 4.20 sehingga tergolong tingkat dapat dipercayanya. Seperti
pada kategori ‡Tinggi·. Hal ini kebanyakan karyawan UMKM Kuliner
mengindikasikan bahwa karyawan UMKM di Kecamatan Sukasari Bandung
kuliner di Kecamatan Sukasari Bandung dalam melakukan pekerjaannya tidak
mampu bekerjasama dengan baik saat memandang apakah atasan berada
bekerja, seperti bekerjasama dengan tim ditempat kerja maupun tidak, mereka
atau rekan kerja dan juga bekerjasama berfokus untuk melayani pelanggan
dengan atasan. Akan tetapi berbeda dengan dan berusaha untuk memenuhi
kondisi yang ada di lapangan, terdapat kebutuhan pelanggan, akan tetapi
UMKM yang karyawannya kurang beberapa karyawan UMKM Kuliner di
melakukan kerjasama. Hal ini disebabkan Kecamatan Sukasari Bandung juga
karena ketidaksungguhan mereka dalam jika saat tidak diawasi, mereka tidak
berkerja, beberapa karyawan beranggapan bekerja dengan baik, seperti dalam hal
mereka bekerja hanya sekedar datang dan pelayanan kepada pelanggan berupa
menyelesaikan tugas mereka tanpa komunikasi yang kurang baik sehingga
59
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
pelanggan merasa tidak puas dan dan memesan sudah siap dan dapat
enggan untuk membeli produk yang terlayani dengan cepat, selain itu
dijual tersebut. keberanian mereka untuk menyampaikan
Tabel 3. Statistik Deskriptif Kinerja kritik atau saran kepada atasan meskipun
Karyawan keputusan ada di tangan atasan.
N Min Max Mean Std.
Dev Analisis
Jumlah Kerja 39 1 5 3.72 .724 Korelasi
Kualitas Kerja 39 3 5 4.05 .560 Berdasarkan tabel 4, dapat
Pengetahuan 39 3 5 4.23 .536 dilihat bahwa nilai korelasi antara
Mengenai variabel kecerdasan emosional dengan
Kualitas 39 4 5 4.15 .403 kinerja karyawan adalah sebesar 0.774.
Kerjasama 39 3 5 4.04 .518 Angka ini terdapat pada interval 0,60-
Dapat 39 3 5 3.92 .480 0,799 yang berarti kecerdasan
Inisiatif 39 2 5 3.74 .677 emosional dengan kinerja karyawan
Kinerja 39 3.07 4.67 3.97 .353 memiliki hubungan positif yang kuat.
Sumber : Hasil olah data SPSS (2017) Nilai korelasi pearson pada tabel diatas
Dimensi yang terakhir menunjukkan nilai positif, maka
pada variabel kinerja karyawan yaitu hubungan antara kecerdasan emosional
inisiatif. Nilai mean (rata-rata) dimensi dengan kinerja karyawan adalah searah,
inisiatif yaitu sebesar 3,74 yang berada yang berarti jika kecerdasan emosional
pada interval 3.40 – 4.20 sehingga berada meningkat maka akan diikuti oleh
pada peningkatan kinerja karyawan.
JRORQJDQ ‡7LQJJL· $QJND LQL
menunjukkan bahwa inisiatif karyawan Tabel 4. Analisis Korelasi
UMKM kuliner di Kecamatan Sukasari Kecer Kinerja
Bandung tinggi, seperti keberanian dasan
Karya
mereka dalam menyampaikan saran atau Emosio
nal wan
kritik yang berkaitan dengan pekerjaan
Pearson
kepada atasan atau rekan kerja, dan
Kecerdasan Correlation 1 .774**
berinisiatif untuk menyelesaikan tugasnya.
Emosional Sig. (2-tailed) .000
Pernyataan tersebut dikuatkan dengan
pendapat Mankunegara (2009), inisiatif N 39 39
merupakan semangat seseorang dalam Pearson
menyelesaikan tugas serta mampu Kinerja Correlation .774** 1
membuat keputusan yang baik tanpa Karyawan Sig. (2-tailed) .000
adanya pengarahan terlebih dahulu dari N 39 39
orang lain. Sesuai dengan kenyataan yang Sumber : Hasil olah data SPSS (2017)
terjadi di lapangan, sebagian besar
karyawan UMKM Kuliner di Kecamatan Analisis Regresi Linear
Sukasari Bandung memiliki inisiatif yang Analisis regresi linear digunakan
tinggi, hal ini dibuktikan dengan untuk memprediksi bagaimana perubahan
kemampuan mereka membuat keputusan nilai kecerdasan emosional jika nilai
untuk menyiapkan persediaan terlebih kinerja karyawan pada UMKM
dahulu sehingga saat pelanggan datang Kuliner di Kecamatan Sukasari
60
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
Bandung dinaikkan atau diturunkan. tersebut memberikan hampir semua
Untuk memperoleh persamaan regresi dari informasi yang dibutuhkan untuk
penelitian mengenai pengaruh kecerdasan memprediksi variabel dependen. Hasilnya
emosional terhadap kinerja karyawan, dapat dilihat pada tabel enam berikut :
dapat dilihat pada tabel lima.
Tabel 6. Koefisien Determinasi
Tabel 5. Analisis Regresi Adjusted Std. Error
R of the
Model Unstandardied Standardizd T Sig. Model R R Square
Square Estimate
Coefficients Coefficients
1 .774 .599 .588 2.418
B Beta
Std. Sumber : Hasil olah data SPSS (2017)
Error
(Constant) 13.060 4.194 3.114 .004 Hasil koefisien determinasi
Kecerdasan antara kecerdasan emosional terhadap
Emosional .420 .057 .774 7.434 .000 kinerja karyawan menunjukan nilai
Sumber : Hasil olah data SPSS (2017)
0,599. Dengan demikian kecerdasan
emosional dapat memberikan
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat berkontribusi terhadap kinerja
bahwa nilai konstanta (a) sebesar 13.060 karyawan sebesar 59,9%. Sementara
sedangkan nilai koefisien regresi (b) sisanya 40.1% dipengaruhi faktor-faktor
sebesar 0.420. Oleh karena itu, persamaan lain yang tidak di teliti dalam penelitian
regresi yang dapat diperoleh dalam ini.
penelitian ini adalah Y = 13.060 + 0.420X.
Nilai a dan b dapat diartikan sebagai Pengaruh Kecerdasan Emosional
berikut : terhadap Kinerja Karyawan
1) Konstanta sebesar 13.060 dapat Berdasarkan hasil dari data yang
diartikan jika kecerdasan telah diolah, diperoleh hasil yang
emosional bernilai (X=0) maka menunjukkan bahwa terdapat hubungan
kinerja karyawan yang tercapai antara kecerdasan emosional terhadap
hanya sebesar 13.060. kinerja karyawan. Hal ini dibuktikan
2) Kecerdasan emosional memiliki dengan hasil dari analisis korelasi
nilai koefisien regresi linear antara variabel kecerdasan emosional
sebesar 0,420. Ini berarti setiap terhadap variabel kinerja karyawan
penambahan satu angka sebesar 0,774 yang termasuk dalam
kecerdasan emosional dengan hubungan positif yang kuat. Menurut
koefisien bernilai positif, maka Sugiyono (2013) jika nilai R berada
kinerja karyawan akan mengalami pada interval 0,60-0,799 maka termasuk
peningkatan sebear 0,420. dalam kategori kuat.
Kecerdasan emosional juga
Koefisien Determinasi memiliki pengaruh positif terhadap
Koefisien determinasi digunakan kinerja karyawan dalam analisis regresi
untuk mengetahui kemampuan variabel yang dilakukan. Hal tersebut dapat
independen dalam menerangkan variabel dilihat dari persamaan analisis regresi
dependen. Dimana jika nilai R mendekati linear sederhana yang dihasilkan, yaitu
angka satu, maka variabel independen Y = 13.060 + 0,420X. Diketahui nilai
61
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
konstanta (a) sebesar 13.060 dan sebesar 2.024. Berdasarkan data
koefisien regresi (b) menunjukkan tersebut, dapat disimpulkan nilai t
angka 0,420 yang berarti saat ada hitung lebih besar dibandingkan dengan
penambahan satu angka kecerdasan t tabel. Ini berarti Ha diterima dan Ho
emosional dengan koefisien regresi ditolak. Hal ini juga menunjukkan
bernilai positif maka kinerja karyawan adanya pengaruh positif dan signifikan
akan meningkat. Melihat dari tabel antara kecerdasan emosional dengan
koefisien determinasi, kecerdasan kinerja karyawan UMKM Kuliner di
emosional memberikan kontribusi Kecamatan Sukasari Bandung. Nilai
sebesar 59.9% terhadap kinerja probabilitas yang ditampilkan pada
karyawan, sisanya sebanyak 40.1% tabel juga menunjukkan angka yang
lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yag lebih kecil dari 0.05 , yaitu 0,000.
tidak di teliti dalam penelitian ini. Dengan demikan, model regresi dapat
Menurut Mangkunegara (2009:4) digunakan untuk memprediksi kinerja
mengemukakan bahwa dalam karyawan UMKM Kuliner di
hubungannya dengan pencapaian Kecamatan Sukasari Bandung.
kinerja karyawan yang tinggi, perlu
dilandaskan pada beberapa pendekatan, KESIMPULAN DAN SARAN
salah satunya adalah pendekatan Kesimpulan
psikologis dari karyawan itu sendiri dan
organisasi. Pendekatan psikologis dan 1. Kecerdasan emosional yang
organisasi terhadap kinerja ini dimiliki karyawan UMKM Kuliner
diantaranya adalah pendekatan terhadap di
kepribadian dan kecerdasan emosional Kecamatan Sukasari Bandung
dari sumber daya manusia yang ada di berada pada kategori tinggi, dilihat
dalam perusahaan. Sedangkan menurut dari lima dimensi dari variabel
Goleman (2001:84) mengetahui kecerdasan emosional, yaitu
bagaimana kesadaran diri akan kesadaran diri, pengaturan diri,
mempengaruhi kinerja sebab motivasi, empati, dan keterampilan
menentukan sasaran yang akan dicapai sosial yang berada pada ketegori
diperlukan pengetahuan terhadap diri tinggi. Jika diurutkan dari dimensi
sendiri Dari tabel uji statistik F, nilai F dengan mean tertinggi sampai
hitung yang didapat adalah 55.268 dengan mean terendah yaitu
dimana nilai F tabelnya adalah 4.10, keterampilan sosial, pengaturan
yang berarti F hitung lebih besar dari F diri, empati, kesadaran diri, dan
tabel. Nilai sigifikansi dari dari motivasi.
perhitungan adalah sebesar 0,000,
2. Kinerja karyawan UMKM Kuliner
dimana angka tersebut kurang dari 0,05.
di Kecamatan Sukasari Bandung
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
yaitu tinggi. Hal ini menunjukkan
ditolak dan Ha diterima. Ini
bahwa kayawan UMKM Kuliner di
menunjukkan adanya pengaruh yang
Kecamatan Sukasari Bandung
signifikan antara kecerdasan emosional
dalam melakukan pekerjaannya
terhadap kinerja karyawan. Kemudian
mampu memenuhi dimensi-dimensi
berdasarkan uji t, diperoleh nilai t
kinerja dengan kategori yang tinggi.
hitung sebesar 7.434 dan nilai t tabelnya
Dapat dilihat pada tujuh dimensi
62
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
dari variabel kinerja karyawan, 3. Diharapkan agar penelitian ini dapat
yaitu jumlah kerja, kualitas kerja, dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya
kualitas personal, kerjasama, dapat dengan membandingkan objek
dipercaya, dan inisiatif yang berada penelitian yang lebih luas lagi serta
pada kategori tinggi, sedangkan dengan karakteristik yang berbeda.
dimensi pengetahuan mengenai
pekerjaan berada pada kategori DAFTAR PUSTAKA
yang sangat tinggi. Jika diurutkan Altindag, E., & Kosedagi, Y. (2015). The
dari dimensi dengan mean tertinggi Relationship between Emotional
sampai dengan mean terendah yaitu Intelegence of Managers
pengetahuan mengenai pekerjaan, Innovative
kualitas personal, kualitas kerja, Corporate and Employee
kerjasama, dapat dipercaya, Performance. Procedia - Social
inisiatif, dan jumlah kerja. and Behavioral Sciences.
3. Terdapat pengaruh positif dan Byars, L. L., & Rue, L. W. (2004). Human
signifikan antara kecerdasan Resourching Management (7th
emosional terhadap kinerja ed). New York: Mc Graw Hill.
karyawan. Kecerdasan emosional Cornick, M., & Tiffin. (2003). Manajemen
memberikan kontribusi sebesar Kinerja. Bandung: Alfabeta.
59,9% terhadap kinerja karyawan. Goleman, D. (2001).
Sementara sisanya dipengaruhi Working with Emotional
faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Intelligence: Kecerdasan Emosi
untuk Mencapai Puncak Prestasi.
Saran Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Berdasarkan kesimpulan yang Goleman, D. (2009).
telah dipaparkan, ada beberapa saran yang Emotional Intelligence:
dapat diberikan, yaitu sebagai berikut: Kecerdasan Emosional, Mengapa
1. Pihak manajemen memperhatikan EI Lebih
pemberian gaji karyawan yang sesuai Penting dari IQ.
dengan upah minimum Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kabupaten/Kota (UMK) agar Hasibuan, H. M. (2007).
karyawan merasa terjamin dari hal gaji Manajemen Sumber Daya
sehingga mereka merasa nyaman saat Manusia. Jakarta: Bumi
bekerja dan kecerdasan emosional Aksara.
karyawan akan terus tinggi. Ivancevich, J. M., Konopaske, R., &
2. Untuk menjaga dan meningkatkan Matteson, M. T. (2007).
kinerja, karyawan diwajibkan mampu Perilaku dan Manajemen
mencapai jumlah yang ditargetkan, Organisasi Edisi
menciptakan produk dengan kualitas (Diterjemahkan oleh: D.
yang sesuai dengan standar dari Yuwono).
perusahaan, memiliki pengetahuan Jakarta: Erlangga.
mengenai pekerjaan yang Jaya, M. P., Mulyadi, D., & Sulaeman, E.
dilakukannya melalui pelatihan di (2012). Pengaruh
bidangnya. Kecerdasan Emosional
terhadap Kinerja Karyawan
63
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
pada Kantor Kementrian Agama
Kabupaten Karawang.
Jurnal Manajemen Vol. 10 No. 1
Mangkunegara, A. P. (2008).
Manajemen
Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mangkuprawira. (2009). Bisnis
Manajemen dan Sumber Daya
Manusia. Bogor: IPB Press.
Marwansyah. (2010). Sumber Daya
Manusia. Bandung: Alfabeta.

64
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211

Anda mungkin juga menyukai