DI SUSUN OLEH :
NPM : 1504742010134
FAKULTAS HUKUM
i
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................ 15
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................................ 15
1.4 Landasan Teori ................................................................................................ 15
1.4.1 Teori Efektifitas ......................................................................................... 15
1.4.2 Teori Legal System.................................................................................... 16
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 19
1.5.1. Tujuan Umun ............................................................................................. 19
1.5.2. Tujuan Khusus ........................................................................................... 19
1.6 Metode Penelitian ............................................................................................ 20
1.6.1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 20
1.6.2. Jenis pendekatan ........................................................................................ 20
1.6.3. Sumber Data .............................................................................................. 20
1.7. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 21
1.7.1. Wawancara ................................................................................................ 22
1.7.2. Observasi ................................................................................................... 22
1.8. Teknik Pengolahaan dan Analisa .................................................................. 22
1.9. Teknik Penyajian ............................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
pabrik sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan itu. Karena pemerintah
dapat mengejar ketinggalan dari negara lain yang telah menjadi negara yang
Indonesia. Bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi keadaan ini membuat
masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Tetapi di sisi lain hal ini
dikehendaki atau tidak akan timbul suatu strata dalam industri yaitu kedudukan
yang sangat erat, karena jika tidak ada pengusaha maka tidak ada pekerja dan
begitu pula sebaliknya. Hubungan itu lalu diikatkan dalam suatu perjanjian
1
Dewasa ini perjanjian atau kesepakatan telah menjadi bagian dalam
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
langsung maupun tidak langsung menimbulkan hak dan kewajiban bagi para
pihak yang terkait, dan dikehendaki ataupun tidak perjanjian bersifat mengikat
harus memenuhi perumusan Pasal 1320 KUH Perdata, untuk sahnya suatu
berlaku.
2
Perjanjian dalam dunia kerja sangat penting kedudukannya karena
perjanjian itu yang akan menjamin hak dan kewajiban dari pihak pekerja dan
pekerja yang timbul karena pekerjaan kerja yang diadakan untuk waktu
Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan diatur dalam Buku III Bab
7A KUH Perdata. Akan tetapi karena pengaturan dalam KUH Perdata tidak
adalah suatu perjanjian dimana pihak kesatu (si buruh) mengikatkan dirinya
untuk dibawah perintah pihak yang lain, si majikan untuk selama waktu
2. Adanya perintah.
3. Adanya upah.
3
Perjanjian kerja dapat dibuat dalam bentuk lisan dan atau tertulis.
Secara normatif bentuk tertulis menjamin kepastian hak dan kewajiban para
oleh pihak pengusaha atau bahkan dibuat sepihak oleh pengusaha akan tetapi
pemenuhan hak oleh pengusaha kepada pekerja. Hal ini tidak terlepas dari
tindakan kerugian dari pihak yang satu terhadap pihak yang lain, dalam
pihak lain.
4
6. Untuk menjaga dan memelihara hubungan baik yang selama mungkin
antara pihak pengusaha dan pihak pekerja, melalui stabilitas kerja serta
atas.
gesekkan antara para pihak yaitu pengusaha dan pekerja karena disini
5
hubungan para pihak bersifat sub ordinatif. Hubungan yang bersifat sub
pihak selalu sebagai atasan dan bawahan. Kedudukan ini yang memojokkan
pekerja sebagai pihak yang tergantung pada perusahaan selalu menjadi pihak
yang kalah. Pengusaha sebagai pihak yang lebih tinggi secara sosial-ekonomi
Adanya kewenangan yang dimiliki oleh pengusaha ini lah yang membedakan
antara pengusaha dan pekerja dapat dilihat dalam kasus-kasus yang telah
beberapa tahun diberikan gaji biwah UMK dan pada saat di berhentikan tidak
6
dilanjutkan pertemuan internal kedua belah pihak dan hasilnya akan
orang adalah wisata pantai yang cantik, wisata alam yang indah, wisata budaya
yang bagus, villa, hotel, restoran, tempat belanja yang mewah dan
pariwisata pasti tidak luput dari keberadaan buruh yang ikut menopang laju
kegiatan usaha jasa pariwisata. Di luar itu semua, tidak banyak yang
Bali. Mulai dari upah yang mereka terima setiap bulannya, PHK yang bisa
Ada yang menarik dari data yang kita peroleh dari Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Bali pada 20 April 2017. Pertama, jumlah perusahaan yang terdaftar
Tentu jumlah ini sangat tidak ideal dan pasti tidak akan maksimal
pemerintah.
7
Kedua, jumlah angkatan kerja di Bali sebanyak 2.464.039 dan jumlah
jumlah ini cukup besar dan memunculkan pertanyaan besar bagi saya,
Ketiga, pada tahun 2016 hingga tahun 2017, tidak ada perusahaan yang
mampu untuk membayar upah sesuai dengan upah yang sudah ditentukan oleh
dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/ Kota
(UMK).Namun, pada praktiknya masih saja ada buruh yang menerima upah di
bawah UMK. Meski hal ini telah diatur dalam Undang-undang No 13 Tahun
Diatur pula ancaman pidananya pada pasal 185 (1) disebutkan bahwa
ayat (1) dan ayat (2), Pasal 68, Pasal 69 ayat (2), Pasal 80, Pasal 82, Pasal 90
ayat (1), Pasal 143, dan Pasal 160 ayat (4) dan ayat (7), dikenakan sanksi
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
penerapannya masih saja ada buruh yang menerima upah di bawah UMK.
8
Pertanyaan besar kita adalah berapa banyak perusahaan yang diberikan sanksi
Ketenagakerjaan?
Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) tiga tahun terakhir yaitu 7 kasus (2014),
15 kasus (2015), dan 28 kasus (2016).Jika kita melihat jumlah kasus yang
masuk ke PHI, tentu hal ini mengalami peningkatan jumlah dari tahun ke
tahun, dan kasus yang masuk didominasi oleh kasus Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK). Namun jika kita melihat kasus PHK secara komprehensif, masih
berkesimpulan ancaman PHK bisa menimpa siapa saja (buruh) tanpa mengenal
terhadap pengusaha atau investor, namun sangat tidak ramah terhadap buruh.
9
serius dalam hal melakukan pengawasan agar permasalahan perburuhan di Bali
yang melanggar.
kasus perburuhan adalah PHK massal tanpa pesangon, upah lembur tak diberi,
upah tidak sesuai dengan UMK, buruh dilarang berorganisasi, uang transpor,
dan tidak diikutkan Jamsostek. Padahal hak-hak itu merupakan hak vital dalam
2) Setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan
3) Setiap orang, baik pria maupun wanita yang melakukan pekerjaan yang
sama, sebanding, setara atau serupa, berhak atas upah serta syarat-syarat
4) Setiap orang, baik pria maupun wanita, dalam melakukan pekerjaan yang
10
sesuai dengan prestasinya dan dapat menjamin kelangsungan kehidupan
keluarganya.”
Undang Dasar 1945 yang berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dari kedua pasal
yang sama bagi tiap pekerja untuk dapat memperoleh pekerjaan dan
upah minimum yang biasa disebut UMR dengan nominal yang berbeda untuk
Untuk kawasan Kota Denpasar nilai UMR pada tahun 2017 adalah Rp
2.173.000 (dua juta seratus tujuh puluh tiga rupiah), hal ini perlu
Inspirasi Nusantara.
Bali bahkan di Indonesia Timur, sejauh yang penulis amati standart gaji yang
11
di brikan sudah sesuai denga standar UMK Denpasar bahkan melebihi dari
UMK
dua kelompok yaitu pekerja tetap dan pekerja kontrak dengan sistem magang.
hak dan kewajiban bagi tiap pekerja. Sebagai contoh pekerja yang hanya
sendiri dan tidak akan bekerja lagi di perusahaan tersebut maka pekerja
tersebut tidak mendapatkan uang pesangon. Akan tetapi untuk pekerja tetap
membayar sisa nilai kontrak tersebut. Sedangkan bagi pekerja tetap, diatur soal
12
dan atau uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak yang
yang melakukan PHK terhadap pekerja untuk waktu tidak tertentu. Pekerja
perjanjian kerja ini merupakan suatu strategi yang di lakukan oleh PT Dapur
diperbaharui”.
kontrak akan selamanya menjadi pekerja kontrak. Akan tetapi jika keadaan
13
terus demikian maka mayoritas pekerja yang ada di PT Dapur Inspirasi
mempunyai jasa kepada perusahaan apalagi dengan masa kerja yang panjang
tetapi karena hal itu tidak disebutkan dalam perjanjian kerja maka pekerja tidak
dalam perjanjian tersebut. Kesepakatan bersama ini yang akan mengikat para
perjanjian kerja maka peneliti tertarik untuk membuat skripsi dengan judul
14
1.2 Perumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang penulisan skripsi ini, dengan demikian dapat
Inspirasi Nusantara?
Inspirasi Nusanatar?
Agar tidak meluas, penulis membahas skripsi ini hanya berkisar pada
dan factor penyebab terjadinya PHK sepihak di PT. Dapur Inspirasi Nusantara
menerapkan hukum.
atau diterapkan.
15
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
tidaknya penegakan hukum tergantung tiga unsur sistem hukum, yakni struktur
hukum (struktur of law), substansi hukum (substance of the law) dan budaya
merupakan hukum yang hidup (living law) yang dianut dalam suatu
masyarakat.
1984 : hal 5-6) “To begin with, the legal sytem has the structure of a legal system
consist of elements of this kind: the number and size of courts; their jurisdiction
the police department follow, and so on. Strukture, in way, is a kind of crosss
section of the legal system…a kind of still photograph, with freezes the action.”
system is its substance. By this is meant the actual rules, norm, and behavioral
patterns of people inside the system …the stress here is on living law, not just
dengan substansinya ada lah aturan, norma, dan pola perilaku nyata manusia
yang berada dalam system itu. Jadi substansi hukum menyangkut peraturan
16
perundang-undangan yang berlaku yang memiliki kekuatan yang mengikat dan
attitudes toward law and legal system their belief …in other word, is the
climinate of social thought and social force wicch determines how law is used,
avoided, or abused”
Struktur dari sistem hukum terdiri atas unsur berikut ini, jumlah dan
mereka periksa), dan tata cara naik banding dari pengadilan ke pengadilan
lainnya. Struktur juga berarti bagaimana badan legislative ditata, apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan oleh presiden, prosedur ada yang diikuti oleh
kepolisian dan sebagainya. Jadi struktur (legal struktur) terdiri dari lembaga
hukum yang ada dimaksudkan untuk menjalankan perangkat hukum yang ada.
bagaimana pengadilan, pembuat hukum dan badan serta proses hukum itu
2 Lawrence M. Friedman, 2011. Sistem Hukum Prespektif Ilmu Sosial. Bandung Nusa Media.
17
Kultur hukum menyangkut budaya hukum yang merupakan sikap
dan sistem hukum. Sebaik apapun penataan struktur hukum untuk menjalankan
aturan hukum yang ditetapkan dan sebaik apapun kualitas substansi hukum
yang dibuat tanpa didukung budaya hukum oleh orang-orang yang terlibat
dalam sistem dan masyarakat maka penegakan hukum tidak akan berjalan
secara efektif.
tidak lain hanya merupakan ide-ide yang ingin diwujudkan oleh hukum itu.
kearah yang lebih baik, maka bukan hanya dibutuhkan ketersediaan hukum
dalam arti kaidah atau peraturan, melainkan juga adanya jaminan atas
perwujudan kaidah hukum tersebut ke dalam praktek hukum, atau dengan kata
lain, jaminan akan adanya penegakan hukum (law enforcement) yang baik.
bahwa berbicara soal hokum pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari asas-
asas paradikma hokum yang terdiri atas fundamental hukum dan sistem hukum.
3Achmad Ali, 2002. Keterpurukan Hukum Indonesia (Penyebab dan Solusinya) Jakarta: Ghalia
Indonesia. hal. 8 dan 97
18
hukum. Kesemuanya itu sangat berpengaruh terhadap evektifitas kinerja sebuah
hukum. 4
untuk :
4Darmodiharjo, D. & Shidarta, 2008. Pokok-pokok Filsafat Hukum Apa dan Bagaimana Filsafat
Hukum Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
19
1.6 Metode Penelitian
Metode dalam hal ini di artikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian Empiris, yaitu suatu penelitian
5
Amirudin & Zainal Askin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta, 2013
6
Bambang Sunggono, 1998, "Metodologi Penelitian Hukum", Jakarta: Rajawali Press, Hal. 71
20
Data yang disajikan diperoleh dari sumber-sumber data yang
diteliti
dari:
Ketenagakerjaan.
tenaga kerja.
21
Untuk mengumpulkan data dimaksud di atas digunakan teknik sebagai
berikut:
1.7.1. Wawancara
Nusantara,
1.7.2. Observasi
Inspirasi Nusantara.
Teknik pengolahan dan analisa data pada skripsi ini penulis menguakan teknik
Kualitatif, karena data dalam penelitian ini merupakan suatu analisa yang
22
kemudian dituangkan dalam bentuk uraian yang logis dan sistematis, dan
”Suatu tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu
apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan dan juga perilaku
yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh.” 7
7 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Nomatif (Suatu Tinjauan Singkat) ,
Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal. 13-14
23
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali, 2002. Keterpurukan Hukum Indonesia (Penyebab dan Solusinya) Jakarta:
Ghalia Indonesia. hal. 8 dan 97
Amirudin & Zainal Askin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta, 2013
Bambang Sunggono, 1998, "Metodologi Penelitian Hukum", Jakarta: Rajawali Press, Hal.
71
Darmodiharjo, D. & Shidarta, 2008. Pokok-pokok Filsafat Hukum Apa dan Bagaimana
Filsafat Hukum Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Lawrence M. Friedman, 2011. Sistem Hukum Prespektif Ilmu Sosial. Bandung Nusa Media.
Manulung, M (2012) Manajemen Sumber Daya Manusia. Ghalia. Indonesia. Jakarta
Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal. 13-14
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Nomatif (Suatu Tinjauan Singkat) ,
24