Anda di halaman 1dari 11

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Di Perusahaan Swasta

Disusun Oleh :

Abbi Dwi Pamungkas (21060116083002)

PSD III TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Di Perusahaan Swasta
dengan baik. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dosen Mata Kuliah K3 yang telah membimbing kami dalam proses
pembuatan makalah ini.
Makalah ini kami susun agar masyarakat mengerti tentang prosedur PHK
yang diterapkan di Perusahaan Swasta.
Penulis menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada,
sehingga terbuka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Penulis sangat memerlukan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca,
terutama dosen untuk penyempurnaan makalah ini.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, penulis berharap semoga


makalah ini bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Semarang, 20 Maret 2018

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ..................................................................................................... 2

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

Bab II

Pembahasan

A. Pengertian PHK ............................................................................................ 6

B. Penyebab Terjadinya PHK ........................................................................... 7

C. Jenis – Jenis PHK ......................................................................................... 7

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan ................................................................................................ 10

B. Saran ........................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 10


Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Setiap orang yang hidup sudah pasti membutuhkan biaya untuk
dapat menyambung hidupnya. Untuk bisa mendapatkan biaya tersebut
setiap orang harus mencari dan melakukan pekerjaan. Bekerja dapat
dilakukan secara sendiri maupun bekerja pada orang lain. Di dalam
melakukan sebuah pekerjaan, tentunya terdapat hubungan kerja antara
pekerja dan pengusahanya, dimana hubungan kerja tersebut dituangkan
kedalam suatu bentuk perjanjian atau kontrak kerja. Di dalam kontrak kerja
tersebut memuat apa saja yang menjadi hak dan kewajiban para pekerja dan
pengusahanya seperti pendapatan upah/ gaji dan keselamatan kerja.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu hal dalam
dunia ketenagakerjaan yang paling dihindari dan tidak diinginkan oleh para
pekerja / buruh yang masih aktif bekerja. Untuk masalah pemutusan
hubungan kerja yang terjadi sebab berakhirnya waktu yang telah ditetapkan
dalam perjanjian kerja tidak menimbulkan permasalahan terhadap kedua
belah pihak yaitu pekerja dan pengusahanya karena antara pihak yang
bersangkutan sama-sama telah menyadari atau mengetahui saat berakhirnya
hubungan kerja tersebut sehingga masing – masing telah berupaya
mempersiapkan diri menghadapi kenyataan tersebut.
Berbeda halnya dengan masalah pemutusan hubungan kerja yang
terjadi secara sepihak yaitu oleh pihak pengusahanya. Harapan untuk
mendapatkan penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidup telah pupus
begitu saja lantaran terjadinya PHK yang tidak disangka – sangka oleh para
pekerja. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan politik yang goyah,
kemudian disusul dengan carut marutnya kondisi perekonomian yang
berdampak pada banyak industri yang harus gulung tikar, dan tentu saja
berdampak pada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan dengan sangat
tidak terencana. Namun, mau tidak mau para pekerja / buruh harus
menerima kenyataan bahwa mereka harus menjalani PHK.
Dalam menjalani pemutusan hubungan kerja, pihak - pihak yang
bersangkutan yaitu pengusaha dan pekerja / buruh harus benar – benar
mengetahui hal - hal yang berhubungan dengan PHK, terutama untuk para
pekerja / buruh, agar mereka bisa mendapatkan apa yang menjadi hak
mereka setelah di PHK.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian PHK?
2. Apa saja jenis PHK atas permintaan perusahaan swasta dan
prosedurnya?
3. Apa saja prosedur PHK atas permintaan sendiri?
4. Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami?
5. Apa saja prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian PHK di Perusahaan Swasta.
2. Mengetahui jenis PHK atas permintaan perusahaan swasta dan
prosedurnya
3. Mengetahui prosedur PHK atas permintaan sendiri
4. Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun alami
5. Mengetahui prosedur dan kompensasi kebijakan pensiun dini

Bab II

Pembahasan
A. Pengertian PHK
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan
kerja sama antara karyawan dengan perusahaan, baik karena ketentuan yang
telah disepakati, atau mungkin berakhir di tengah karier . Mendengar istilah
PHK, terlintas adalah pemecatan sepihak oleh pihak perusahaan karena
kesalahan pekerja. Oleh sebab itu, selama ini singkatan ini memiliki arti
yang negative dan menjadi momok menakutkan bagi para pekerja.

Menurut Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang


Ketenagakerjaan, Pasal 1 ayat 25, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah
pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan
berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau buruh dan pengusaha.

Manulang (1988) mengemukakan bahwa istilah pemutusan


hubungan kerja dapat memberika beberapa pengertian:

1) Termination, putusnya hubungan kerja karena selesainya atau


berakhirnya kontrak kerja yang telah disepakati.

2) Dismissal, putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan


tindakan pelanggaran disiplin yang telah ditetapkan.

3) Redundancy, karena perusahaan melakukan pengembangan engan


menggunakan mesin-mesin teknologi baru, seperti: penggunaan robot-robot
indrustri dalam proses produksi, penggunaan alat berat yang cukup
dioprasikan oleh satu atau dua orang untuk menggantikan sejumlah tenaga
kerja. Hal ini berakibat pada pengurangan tenaga kerja.

4) Retrentchment, yang dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi,


seperti resesi ekonomi yang membuat perusahaan tidak mampu
memberikan upah kepada karyawannya.

Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan


kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan Pemberhentian. Pemisahan
memiliki pengertian sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan
alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan
perusahaan.

B. Penyebab Terjadinya PHK


Penyebab terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Perusahaan
Swasta adalah antara lain sebagai berikut :

1. Selesainya PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)


2. Pekerja melakukan kesalahan berat
3. Pekerja melanggar perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau peraturan
perusahaan
4. Pekerja menerima PHK meski bukan karena kesalahannya
5. PHK Massal – karena perusahaan rugi, force majeure, atau melakukan
efisiensi.
6. Peleburan, penggabungan, perubahan status
7. Pekerja meninggal dunia
8. Pekerja mangkir 5 hari atau lebih dan telah dipanggil 2 kali secara patut
9. Pekerja sakit berkepanjangan
10. Pekerja memasuki usia pensiun

C. Jenis – Jenis PHK


Ada beberapa jenis PHK yang diterapkan di Perusahaan Swasta, antara lain
:

1. PHK Atas Permintaan Perusahaan dan Prosedurnya


a) Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan atau uang
milik perusahaan.
b) Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan
perusahaan.
c) Mabuk, meminum – minuman keras yang memabukkan, memakai dan
atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di dalam
lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja.
d) Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja.
e) Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman
sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja.

Prosedur
Proses pemberhentian hubungan kerja karyawan dalam perusahaan ini
memiliki prosedur yaitu musyawarah karyawan dengan pimpinan
perusahaan.
2. PHK Atas Permintaan Sendiri dan Prosedurnya
Pemberhentian atas keinginan karyawan sendiri dengan mengajukan
permohonan untuk berhenti dari perusahaan tersebut. Pada umumnya
karyawan mengajukan permohonan berhenti karena beberapa alasan, antara
lain:
o Pindah bekerja di perusahaan lain
o Kesehatan yang kurang baik
o Untuk melanjutkan pendidikan
o Berwiraswasta

Prosedur
Karyawan harus meminta izin kepada atasan sebelumnya, untuk
mengajarkan karyawan baru. Karyawan membuat surat pengunduran diri
dengan alasan yang jelas.

3. PHK Atas Pensiun Alami dan Prosedurnya


Berdasarkan ketentuan di sebagian Perusahaan swasta contohnya
PT. Harum Sari Plastindo, faktor yang mempengaruhi PHK atas pensiun
alami yaitu dilihat dari umur, kesehatan dan tingkat keproduktivitasan
karyawan dalam bekerja.
Prosedur
Karyawan memiliki umur maksimal sekitar 50 tahun dalam
bekerja, dan sebagai kompensasinya diberikan uang pensiun.
Berikut ketentuan uang pensiun yang diberikan oleh PT. Harum
Sari Plastindo kepada para karyawannya :

 Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 (satu) bulan upah.


 Masa kerja 1 – 2 tahun, 2 (dua) bulan upah.
 Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
 Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
 Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
 Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
 Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
 Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
 Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

4. PHK Atas Pensiun Dini dan Prosedurnya


Dilihat dari lama karyawan dalam bekerja :

Prosedur

Dalam pengambilan pensiun dini, syaratnya yaitu masa kerja


karyawan adalah minimal 2 tahun bekerja dan diberikan uang pensiun.

Berikut ketentuan uang pensiun yang diberikan oleh PT. Harum


Sari Plastindo kepada para karyawannya :
 Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
 Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
 Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
 Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
 Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
 Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
 Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.

Bab III

Penutup
A. Kesimpulan
Pemutusan Hubungan kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan
Pemberhentian. Pemisahan memiliki pengertian sebagai sebuah
pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu yang mengakibatkan
berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.

Maka dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa


pemutusan hubungan kerja (PHK) merupakan dinamika dalam sebuah
organisasi perusahaan. Dan jika pandangan mengenai PHK itu negative
maka itu kurang tepat karna PHK merupakan proses yang akan dialami
semua karyawan misalnya dengan pensiun atau kematian.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini,
hendaknya dalam pemutusan hubungan kerja harus sesuai dengan undang
undang yang berlaku agar tidak ada perselisihan dan tidak ada pihak yang
merasa di rugikan. Seharusnya jika ingin melakukan pemutusan hubungan
kerja (PHK) harus beracuan dengan Undang Undang, agar tidak ada yang
dirugikan baik pihak perusahaan ataupun pihak karyawan. Dan apabila
karyawan telah di PHK dari suatu perusahaan, sebaiknya memiliki
pekerjaan pengganti. Agar perekonomiannya tetep berjalan baik. Bisa
memulai dengan berwirausaha atau membuat peluang kerja baru.

Daftar Pustaka

https://anggaraniintan.wordpress.com/2014/01/06/makalah-pemutusan-hubungan-
kerja/
Anonim. 2009. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja.
http://advokatku.blogspot.com/2009/06/prosedur-pemutusan-hubungan-
kerja.html.
Hanifa, Suci. 2013. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA.

Anda mungkin juga menyukai