Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH : DOSEN PEMBIMBING:

MSDM Ilham Chanra Putra, S.E., M.M.

TUGAS MAKALAH MSDM

KASUS MSDM DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

WAHYUNI LESTARI

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “Studi kasus MSDM PT. Freeport Indonesia Tahun 2017”
dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas studi mata kuliah MSDM.

Saya telah menyusun makalah ini semaksimal mungkin, namun saya menyadari bahwa
banyak sekali kekurangan dalam karya kami ini. Oleh karena itu jika ada kesalahan atau
kekurangan, dari materi, isi, cara penyajian, bahasa, saya mohon maaf.

Wassalamualaikum wr.wb

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan.

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Studi kasus mogok kerja karyawan PT Freeport tahun 2017

2.2 Tanggapan Freeport menyangkut hal tersebut

Bab III PENUTUP

3.1 kesimpulan

3.2 saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan ini berawal dari adanya kebijakan efisiensi yang dilakukan oleh PT.
Freeport Indonesia terkait dengan ketidakpastian Investasi dan Perpanjangan Kontrak karya
dengan Pemerintah RI, yang perundingannya berlarut-larut. Akhir-akhir ini juga terjadi
perubahan gaya kepemimpinan di PT. Freeport Indonesia khususnya di divisi HRD, manajemen
saat ini lebih memilih berjalan sendiri dan enggan berunding lebih memilih “update status”
dengan serikat pekerja. Tiba-tiba Manajemen PT. Freeport Indonesia memperkenalkan sebuah
program bernama Furlough, dimana Perusahaan mengumumkan nama-nama Pekerja yang akan
dikembalikan ke tempat Penerimaan. Pekerja yang akan dikembalikan tersebut hanya diberikan

1
kesempatan selama 2 hari untuk mengumpulkan barang pribadi kemudian pulang ke tempat
penerimaan.

Setiap hari Manajemen mengirimkan amplop kepada pekerja secara acak, baik lewat
department maupun barak. Ratusan pekerja dikirimi amplop yang isinya pemberitahuan program
furlough dan diharuskan menurut tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. Ketika serikat
mempertanyakan dasar kebijakan Furlough (merumahkan pekerja), Perusahaan menjawab bahwa
kebijakan tersebut adalah sepenuhnya hak Perusahan dan bukan merupakan persoalan Hubungan
Induseko al sehingga tidak perlu dirundingkan dengan pihak serikat.

Dengan dalih lebih jauh bahwa Perusahaan merugi akibat tidak dapat menjual hasil
konsentrat. Namun demikian, pernyataan bahwa perusahaan merugi tidak dapat dibuktikan,
bahkan hingga saat ini PT Freeport masih dapat menjual hasil produksi mereka. Dengan kata lain
klaim PT Freeport Indonesia tidak terbukti. Jadi mogok kerja yang terjadi di tahun 2017 tidak
ada kaitannya dengan mogok kerja di tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Studi kasus permasalahan MSDM PT Freeport

C. Tujuan Pembahasan Masalah

1. Penulisan bertujuan untuk mengetahui peranan manajemen sumberdaya

manusia dalam organisasi. Untuk mencapai tujuan dari manajemen

sumber daya manusia dilakukan oleh manajer SDM, manajer lini dan outsourcing.

2
BAB II

PEMBAHASAN

STUDI KASUS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Karyawan Freeport: Kasus Mogok Kerja Pekerja Belum Selesai sejak tahun 2011-2017

Karyawan PT Freeport Indonesia menekankan bahwa kasus Pemutusan Hubungan Kerja(PHK)


sepihak yang melibatkan perusahaan tambang itu masih berjalan. Dedy Mukhlis, salah satu
pekerja PT Freeport Indonesia sekaligus peserta aksi mogok kerja pada 2017 lalu tidak mengakui
mediasi yang diwakili oleh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) tersebut.

“Seolah-olah permasalahan ini sudah selesai karena kesepakatan 21 Desember 2017


lalu,” kata Dedy di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat pada Minggu, 11 Maret 2018.
Sebelumnya, PT Freeport Indonesia menyebut telah menyelesaikan persoalan PHK sepihak
tersebut pada 21 Desember 2017 lalu. PT Freeport Indonesia bersama Ketua Umum Serikat
Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), R Abdullah, menandatangani kesepakatan sejumlah poin
perjanjian.Poin tersebut di antaranya menghapus hutang karyawan serta memberi tunjangan
3
sebesar 1,5 sampai 4,5 kali gaji. PT Freeport Indonesia juga memberi kesempatan kerja kembali.
Namun,mereka diterima kembali bukan sebagai karyawan Freeport, melainkan menjadi
karyawan kontraktor yang bekerja untuk Freeport. Dedy kemudian menepis bahwa para pekerja
PT Freeport Indonesia telah diwakilkan oleh Abdullah. Menurut Dedy, pihaknya tidak pernah
memberi mandat kepada Abdullah untuk mewakili mereka dan menyelesaikan permasalahan
tersebut, sehingga, mediasi tersebut tidak sah.

“Jadi kalo dia (Abdullah) klaim dirinya sebagai pihak kedua itu bohong. Tolong
buktikan tanda tangan pemberian mandat oleh kami kepada dia,” ucap Dedy. Ribuan pekerja PT
Freeport Indonesia dan subkontraktornya melakukan aksi mogok kerja sejak 1 Mei 2017 lalu
atau bertepatan dengan peringatan Hari Buruh Internasional (MayDay). Mereka menuntut
manajemen PT Freeport Indonesia untuk menghentikan program Furlough (dirumahkan)
mempekerjakan kembali karyawan yang terkena Furlough, serta mengembalikan semua pekerja
yang mogok di Timika, Papua tanpa PHK. Mereka juga mendesak PT Freeport Indonesia untuk
menghentikan tindakan kriminalisasi terhadap para pengurus serikat pekerja.Dedy bersama tim
kuasa hukumnya, Kantor hukum dan Hak Asasi Manusia Lokataru,memaparkan sejumlah
dugaan pelanggaran oleh PT Freeport Indonesia terhadap pekerjanya. Nur Kholis, pengacara
pekerja PT Freeport Indonesia melaporkan setidaknya ada 19 peserta mogok kerja yang
ditangkap polisi. Mereka, kata Nur, dikriminalisasi dengan tuduhan pengrusakan dan
penghasutan. Hingga kini, Sembilan di antaranya masih menjalani sidang.Selain itu, Nur
melaporkan ada 18 orang yang meninggal akibat persoalan tersebut. Sebanyak 16 pekerjanya
meninggal karena sakit akibat penghentian kepesertaan BPJS oleh PT Freeport Indonesia.
Mereka dianggap bukan lagi karyawan perusahaan tambang tersebut, sehingga dianggap tidak
berhak menerima asuransi kesehatan. “Padahal belum ada PHK resmi tapi kok tiba-tiba
dihentikan,” kata Nur mempertanyakan. Sementara dua orang lainnya nekat bunuh diri, yang
disebut Nur sebagai dampak tekanan masalah hak pekerja ini. Lima pekerja lainnya juga
mengalami luka tembakan akibat aksi bentrok dengan aparat.Sementara, seorang pekerja hilang
dan tidak diketahui keberadaannya sampai sekarang.Menurut Nur, PT Freeport Indonesia telah
melanggar beberapa pasal ketenagakerjaan.Pertama, melanggar Pasal 28 Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja Atau Serikat Buruh. Nur menyebut PT Freeport Indonesia
sengaja menghalangi aktivitas serikat buruh yang dilindungi UU tersebut. Kedua, PT Freeport

4
Indonesia juga dianggap melanggar 143 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
yang menyebutkan larangan penghalangan kebebasan buruh untuk berserikat.Ketiga, perusahaan
tambang itu juga disebut menabrak UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. PT Freeport Indonesia terancam UU tersebut karena menghentikan keikutsertaan
karyawannya dalam program BPJS. “Bahkan ada aturannya bahwa enam bulan setelah PHK
pekerja masih berhak mendapat pelayanan kesehatan. Nah ini belum ada PHK resmi atau hukum
inkracht tapi mereka sepihak melakukan penghentian BPJS,” ucap Nur menjelaskan.

PT Freeport Indonesia sebelumnya melakukan PHK terhadap 840 karyawan yang ikut
dalam aksi mogok kerja. Selain memecat pekerjanya, PT Freeport Indonesia juga melakukan
Furlough terhadap ribuan pekerjanya. Menurut keterangan Dedy, hingga kini tercatat sekitar
300an pekerja yang dikenakan Furlough. “Akses kesehatan, gaji, dan Tunjangan Hari Raya
mereka distop,” kata Dedy. PT Freeport Indonesia (PT FI) dituntut mengembalikan hak-hak
pekerjanya yang dirumahkan (furlough) dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat
melakukan mogok kerja. Aksi mogok kerja yang dilakukan oleh ribuan karyawan PT FI
dinyatakan sah dan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Kuasa hukum karyawan mogok kerja PT FI dari Kantor Hukum dan HAM, Lokataru,
Nurkholis Hidayat mengatakan, ada perkembangan signifikan dalam kasus sengketa
ketenagakerjaan antara PT FI dan para pekerjanya. Pada 12 September 2018, Pengawas
Ketenagakerjaan Provinsi Papua dalam laporan penyelesaian kasus ini menyatakan bahwa aksi
mogok kerja karyawan PT FI yang dilakukan sejak Mei 2017 adalah sah dan sesuai dengan UU
Ketenagakerjaan. Karena itu, PHK yang dilakukan PT FI terhadap karyawan mogok kerja tidak
sah. Selain itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Mimika, Papua
pada 20 September 2018, juga mengeluarkan Anjuran Perselisihan PHK bagi 73 pekerja PT
Freeport Indonesia yang dirumahkan dan di-PHK agar dipekerjakan kembali.

"Dengan adanya dua rekomendasi ini maka seluruh hak-hak pekerja yang tidak
dibayarkan dan tertunda selama ini harus diberikan," kata Nurkholis saat konferensi pers di
kantor Lokataru Foundation Jakarta, Selasa (30/10/2018). Ikut mendampingi Nurkholis,
perwakilan dari Trade Union Right Center Andy Akbar, Pengurus Cabang SPSI Kabupaten
Mimika Tripuspital, dan perwakilan dari Konfederasi Serikat Nasional Rizal Assalam.
5
Dua dokumen rekomendasi itu semakin menguatkan posisi karyawan mogok kerja PT
Freeport Indonesia. Sebelumnya, mereka telah mengantongi dua rekomendasi dari Komnas
HAM dan Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN). Pada 2017, Komnas HAM telah
mengeluarkan merekomendasikan kepada PT Freeport untuk mempekerjakan kembali para
pekerja yang dirumahkan dan di-PHK karena melakukan mogok kerja. Sementara DJSN pada 31
Agustus 2017 menyimpulkan belum ada PHK terhadap para pekerja PT FI. Dengan demikian,
tindakan PT Freeport Indonesia menonaktifkan BPJS para pekerja adalah pelanggaran terhadap
sejumlah ketentuan dalam UU Sistem Jaminan Nasional dan UU BPJS Kesehatan.

"PT Freeport wajib menghormati pemogokan tersebut karena hal itu diatur dalam Pasal
140 UU Ketenagakerjaan. Segala tindakan yang dilakukan manajemen PT Freeport Indonesia
seperti skorsing, PHK, dan memaksa pekerja menerima uang kebijakan perusahaan harus
dianggap melawan hukum," ujar Nurkholis. Pengurus Cabang SPSI Kabupaten Mimika,
Tripuspital mengungkapkan hingga saat ini aksi mogok kerja terus berlanjut. "Kami telah
mengajukan surat pemberitahuan mogok kerja ke-19 ke Disnakertrans," katanya. Berdasarkan
data Lokataru, saat sekitar 7.000an karyawan mogok kerja. Dari jumlah itu, 3.000 orang adalah
karyawan PT FI dan sisanya adalah pekerja perusahaan kontraktor yang bekerja sama dengan PT
Freeport Indonesia.

Perwakilan dari Trade Union Right Center, Andy Akbar menambahkan, anjuran yang
dikeluarkan oleh dua lembaga pemerintah di Papua harus dimaknai sebagai perintah kepada PT
Freeport Indonesia. Karena itu, PT FI harus menindaklanjutinya dengan membatalkan keputusan
PHK sepihak dan merumahkan karyawan mogok kerja. "Yang harus dipahami di sini adalah PT
Freeport harus tunduk pada aturan hukum di Indonesia," katanya. Nurkholis kembali
menambahkan bahwa pihaknya sedang menunggu rekomendasi dari Komnas HAM yang
menyatakan bahwa mogok kerja karyawan adalah tindakan sah. Jika PT Freeport Indonesia tidak
menindaklanjuti keputusan dan anjuran Pengawas Ketenagakerjaan Provinsi Papua dan
Disnakertrans Mimika, maka para pekerja Freeport Indonesia akan mendatangi Istana Negara
untuk mendesak pemerintahan Jokowi segera menyelesaikan kasus ini.

6
Berikut adalah tanggapan Freeport tentang kasus yang terjadi.

Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Riza Pratama menegaskan, pihak perusahaan tidak
menerima aksi mogok kerja yang dilakukan oleh karyawan lantaran tidak memiliki dasar hukum
yang jelas. "Menurut kami mogok mereka itu tidak ada alasan, tidak ada dasarnya," ujarnya saat
dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Menurutnya, aksi mogok tersebut tidak beralasan karena tuntutan karyawan soal
manajemen yang merumahkan karyawan pada beberapa waktu lalu bukan menjadi bagian
pembahasan manajemen dengan karyawan saat ini."Itu bukan program yang kita negosiasikan,
karena program merumahkan karyawan itu merupakan strategi perusahaan, karena tidak ada
kepastian jangka panjang," ujarnya. Dengan itu, saat ini manajemen Freeport Indonesia tengah
melakukan pendataan terkait berapa jumlah pekerja yang ikut melakukan aksi mogok kerja.
"(Mogok) Sudah mulai dari kemarin, sebelumnya juga sudah banyak yang absen, jadi itu sangat
merugikan. Sebenarnya, mereka tidak sah melakukan itu, tidak ada dasarnya. Padahal saya selalu
menginformasikan kepada mereka program efisiensi kita," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Bidang Kimia, Energi dan Pertambangan Cabang
Kabupaten Mimika, Aser Gobai mengungkapka ada sekitar 8.000 pekerja yang siap melakukan
mogok kerja. "Sudah berlaku sejak 1 Mei 2017 tidak ada aktivitas (mogok kerja), saya punya
anggota," ungkap Aser. Menurutnya, manajemen PT Freeport Indonesia diharapkan dapat
mengambil kebijakan agar pekerja yang dirumahkan pada beberapa waktu lalu dapat kembali
bekerja. karena saat ini izin ekspor Freeport telah dikeluarkan.

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Masalah dari kasus ini menjadi tantangan bagi seluruh pelaku bisnis di Indonesia, agar
membuat karyawan bermotivasi lebih tinggi dengan passion yang lebih dalam. Motivasi dipacu

7
bila mereka tahu apa yang dikerjakannya dan paham implikasinya bagi obyektif perusahaan yang
lebih besar. Karyawan dan organisasi adalah dua "makhluk" yang saling tergantung dan
membutuhkan, symbiosis mutualistic.

B. SARAN

Di tengah situasi COVID-19 ini upaya yang seharusnya dilakukan pemerintah yaitau :
Pertama, menurunkan biaya produksi dari perusahaan swasta, dengan meliburkan buruh dengan
tetap membayar upah penuh. Agar produksi tetap jalan dapat diatur skema libur bergilir.
Sehingga ada penghematan listrik, cettering, dan lainnya. Dan memberikan bantuan berupa dana
secara tunai kepada buruh, pengemudi transportasi online, dan masyarakat kecil yang lain. Hal
tersebut seperti yang dilakukan di Inggris. Di sisi lain, akan membantu dunia usaha, karena
sebagian dari upah pekerja disubsidi oleh pemerintah.

Daftar Pustaka

https://www.scribd.com/document/426403080/Studi-Kasus-Manajemen-Sumber-Daya-M
anusia-Chapter-15

http://ksn.or.id/inilah-latar-belakang-penyebab-terjadi-mogok-kerja-di-pt-freeport-indone
sia-tahun-2011-dan-2017/

https://amp.kompas.com/money/read/2017/05/03/060000226/karyawan-kembali-mogok-
kerja-ini-tanggapan-freeport

Anda mungkin juga menyukai