jam. Besar gaji yang diterima buruh PT. Freeport Indonesia saat ini tidak sebanding dengan
biaya hidup di Papua yang tinggi sekali. Upah yang didapat oleh pekerja tidak sesuai dengan
keuntungan yang didapat dari penghasilan ratusan ribu ton bijih emas, perak, dan tembaga
oleh PT Freeport Indonesia per tahunnya, apalagi sekarang harga tembaga, perak dan emas di
pasaran internasional semakin meningkat. Gaji buruh Freeport di Indonesia paling kecil
dibanding gaji buruh Freeport di negara lain. Pihak manajemen melalui kuasa hukumnya di
persidangan memohon kepada Majelis Hakim agar mempercepat persidangan. Tujuannya
untuk segera menyelesaikan perselisihan ini agar aksi mogok yang sudah berjalan lebih
kurang dua bulan ini dapat segera berakhir.
Kaitan Case dengan Teori
Dilihat dari kasus diatas, ternyata komunikasi internal mengambil peranan penting karena
dapat mempengaruhi eksistensi dari suatu organisasi. Penjelasan tersebut memperkuat alasan
bahwa kasus PT. Freeport Indonesia di Papua terjadi karena kurangnya ikatan antara setiap
karyawan PT. Freeport Indonesia yaitu hubungan antara atasan dengan bawahan. Jika ada
hubungan antara atasan dengan para pekerja yang direkatkan dengan komunikasi maka akan
terbentuk kebersamaan yang memungkinkan organisasi dapat menjalankan fungsinya. Tetapi
jika dilihat dalam kasus, PT. Freeport Indonesia hanya mementingkan hasil kerja yang baik
dan penghasilan yang tinggi tanpa mementingkan kesejahteraan karyawan buruh. Seharusnya
dalam suatu organisasi ada proses komunikasi yang efektif seperti downward communication
(atas ke bawah) dan upward communication (bawah ke atas), tetapi kesalahan yang terjadi
pada perusahaan PT Freeport Indonesia adalah tidak menerapkan Manajemen George Term
dimana organisasi tidak akan bergerak kalau hanya mengandalkan satu bagian saja tetapi
harus bekerja sama terhadap bagian-bagian lainnya bahkan sampai bagian terkecilpun.
Perusahaan ini kurang mementingkan buruh yang ada baik dalam pemberian upah yang
selayaknya sehingga menimbulkan aksi demo para buruh. Jika dilihat secara keseluruhan,
dari seluruh perusahaan Freeport yang ada, gaji yang terendah adalah di Indonesia. Antara
tenaga yang dikeluarkan oleh buruh, penghasilan yang didapat oleh perusahaan dan gaji yang
didapat oleh buruh kurang seimbang.
Saran:
Kasus PT. Freeport diatas hendaknya dapat diselesaikan secara baik di internal perusahaan.
Komunikasi internal dapat dilakukan secara langsung (lisan) maupun tidak langsung.
Komunikasi internal sebaiknya dilaksanakan dengan berbagai metode untuk menjamin
sampai dan dipahaminya informasi tersebut kepada seluruh karyawan. Komunikasi yang
efektif akan membantu organisasi untuk: memotivasi pekerjaan, mencapai hasil sesuai
rencana, menjelaskan kebijakan lingkungan dan SML organisasi, dan hubungan keduanya,
memastikan pemahaman peran dan tanggungjawab, memaparkan komitmen manajemen,
memantau dan mengevaluasi kinerja; dan mengidentifikasi potensi peningkatan sistem.
Komunikasi internal yang efektif membutuhkan mekanisme untuk mengalirkan arus
informasi dari atas-bawah, bawah-atas, dan horizontal. Mengingat karyawan berada pada
garis terdepan, mereka dapat menjadi sumber informasi, ide, dan isu yang terbaik.
komunikasi internal sebaiknya diusahakan komunikasi 2 (dua) arah, informasi sebaiknya
dijelaskan dengan tepat dan dapat dimengerti, informasi sebaiknya dapat diverifikasi,
organisasi sebaiknya menyajikan gambaran kinerja dengan teliti, informasi sebaiknya
disajikan dalam bentuk yang konsisten (misalnya satuan pengukuran yang sama untuk
kepentingan pembandingan dari waktu ke waktu).
Kesimpulan:
Bagi karyawan PT. Freepot Indonesia harus dapat berkomunikasi dengan perusahaan
(manajemen) dengan cara yang baik dan benar sehingga tidak merugikan perusahaan dan
pihak pemilik Freeport selayaknya menanggapi demo buruh dan lebih memperhatikan atau
mempertimbangkan tuntutan kenaikan gaji karena berdasarkan kebutuhan biaya hidup yang
tinggi di papua. Jika tidak diseimbangkan antara pendapatan dan pemasukan akan
menurunkan motivasi bekerja, seperti yang dikatakan Claude S. George mengenai teori
motivasi, dalam teori ini dikatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang
berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan bekerjanya, yaitu : upah yang layak,
kesempatan untuk maju,pengakuan sebagai individu, keamanan bekerja, tempat kerja yang
baik, penerimaan oleh kelompok, perlakuan yang wajar, pengakuan atas prestasi.
Dari pemaparan di atas jelaslah bahwa pihak manajemen wajib menciptakan
komunikasi internal yang baik karena langsung menyangkut kepentingan-kepentingan yang
mendasar dari pihak manajemen sendiri. Manajemen harus menyadari bahwa karyawan
merupakan ujung tombak dan sekaligus representasi dari kebijakan manajemen/organisasi.
Baik
buruknya
kebijakan
dan
Komunikasi internal yang baik akan meningkatkan produktivitas. Hal itu tercipta bukan
hanya karena seluruh karyawan bekerja lebih keras, akan tetapi yang lebih penting dari
itu, karena mereka bekerja lebih sungguh-sungguh, lebih ikhlas, lebih bersemangat,
lebih terampil dan lebih efisien.
Menjaga Citra Perusahaan PT Freeport adalah tugas bersama baik karyawan
maupun manajemen PT Freeport, Oleh karena itu apabila ada hal-hal yang kurang berkenan
baik dari manajemen maupun dari karyawan hendaknya dikomunikasikan dengan baik
sehingga tujuan bersama dan tujuan perusahaan tercapai.