Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yeni Yuliati

NIM : 20/455627/PN/16527
Prodi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Studi Kasus Kegagalan Komunikasi PT Freeport Indonesia

Pada tanggal 24 Agustus 2020, sekelompok pekerja PT Freeport Indonesia di


Tembagapura, Mimika, Papua, demo dan memblokade jalan tambang di Mile 72.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Kompas.com, aksi tersebut dilakukan
karyawan agar manajemen Freeport memberikan perhatian atas kinerja mereka
berupa pemberian insentif. Hal tersebut dikarenakan semenjak masa pandemi
Covid-19 mereka tetap bekerja dan tidak diperbolehkan kembali ke Kota Timika.
Dari latar belakang permasalahan yang terjadi di PT Freeport Indonesia tersebut
jelas terindikasi terjadi kesalahpahaman atau komunikasi organisasi dalam PT
Freeport Indonesia tidak berjalan dengan baik. Bahkan bisa dikatakan gagal.
Kesalahpahaman atau kegagalan merupakan fenomena komunikasi yang tak
jarang terjadi di suatu organisasi. Justru sudah dianggap sebagai kejadian normal.
Hal tersebut sering terjadi akibat adanya distorsi informasi. Terjadi penyimpangan
penafsiran antara yang dimaksud pengirim dan yang dinterpretasikan sang
penerima pesan. Akan tetapi, lain hal jika sampai terjadi suatu unjuk rasa atau
demonstrasi, maka sudah jelas bahwa komunkasi dua arah secara internal sudah
tidak bisa diandalkan dalam memecahkan permasalahan dalam perusahaan.
Menurut Sumartias dalam Sumantri (t.t) “fenomena unjuk rasa yang dilakukan
buruh dilihat dari konteks komunikasi. Persoalan unjuk rasa juga mengindikasikan
hubungan kerja yang mengalami gangguan. Hubungan ini merujuk pada bentuk
komunikasi dan interaksi yang terjadi di antara manusia yang terikat pada proses
perilaku menuju suatu kepuasaan kerja secara bersama”. Sepanjang masalahnya
mengenai komunikasi, unjuk rasa dapat dihindari manakala cukup kesempatan bagi
karyawan untuk menyampaikan aspirasinya kepada pimpinan baik secara formal
maupun informal. Sebab para pengunjuk rasa menginginkan agar tuntutannya dapat
didengar dan direspons pimpinan secara langsung (Sidauruk, 2017).
Berkebalikan dengan kegagalan komunikasi yang membuahkan aksi unjuk
rasa, komunikasi organisasi yang baik justru akan mampu meningkatkan saling
pengertian, kerjasama dan juga kepuasan kerja, mengingat karyawan yang bekerja
dalam suatu perusahaan merupakan sekelompok sumber daya manusia dengan
berbagai karakter. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara perusahaan dengan
karyawan sangat penting sehingga karyawan mengetahui tanggungjawab dan
wewenangnya. Komunikasi internal juga menjadi salah satu jalan keberhasilan
komunikasi organisasi. Komunikasi internal disini merupakan proses pertukaran
gagasan antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horizontal dan
vertikal di dalam perusahaan.
Komunikasi internal sebaiknya dilaksanakan dengan berbagai metode untuk
menjamin sampai dan dipahaminya informasi kepada seluruh karyawan.
Komunikasi yang efektif akan membantu organisasi untuk; memotivasi pekerjaan,
mencapai hasil sesuai rencana, menjelaskan kebijakan lingkungan dan sistem
manajemen lingkungan (SML) organisasi, dan hubungan keduanya, memastikan
pemahaman peran dan tanggungjawab, memaparkan komitmen manajemen,
memantau dan mengevaluasi kinerja; dan mengidentifi kasi potensi peningkatan
sistem. Komunikasi internal yang efektif membutuhkan mekanisme untuk
mengalirkan arus informasi dari “atas-bawah, bawah-atas, dan horizontal”.
Mengingat karyawan berada pada garis terdepan, mereka dapat menjadi sumber
informasi, ide, dan isu yang terbaik.
Komunikasi sangat berperan dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan
suatu pekerjaan. Tak ada satu pekerjaan pun yang tak membutuhkan proses
komunikasi. Ketika bekerja disitu ada interaksi diantara karyawan dan antara
karyawan dengan atasan atau sebaliknya. Ada instruksi maka ada yang harus
dikerjakan. Dan ada yang harus dikoordinasi. Begitu pula ketika dilakukan evaluasi
pekerjaan dalam rangka membuat perencanaan kerja. Terjadi pertukaran gagasan
berbasis visi, misi dan tujuan perusahaan. Kemudian disusunlah strategi dan
kebijakan pencapaian tujuan. Oleh karena itu, dari permasalahan komunkasi yang
terjadi pada PT Freeport Indonesia kita dapat belajar bahwa apabila ada hal-hal
yang kurang berkenan baik dari manajemen maupun dari karyawan hendaknya
dikomunikasikan dengan baik secara internal sehingga tujuan bersama dan tujuan
perusahaan bisa tercapai.
Artikel : Karyawan Freeport Demo dan Blokade Jalan Tambang di Tembagapura,
IniTuntutannya.https://regional.kompas.com/read/2020/08/24/13484471/karyawan-
freeport-demo-dan-blokade-jalan-tambang-di-tembagapura-ini.

DAFTAR PUSTAKA
Sidauruk, P. L. 2013. Analisis Hambatan Komunikasi Organisasi Vertikal PT POS
INDONESIA (PERSERO) (Kasus Pada Kantor Pos Medan). Jurnal Penelitia
Pos dan Informatika 3(12): 133-164.

Anda mungkin juga menyukai