Anda di halaman 1dari 16

Nama : Hernadi Priambodo

Nu : 12/342519/PSP/04611
PAPPER

EFFECTIVE INTERNAL COMMUNICATION PROGRAM

Internal Communication Corporate

Sebuah peusahaan dapat berdiri karena adanya peran aktif dari sumber daya manusia
internal dalam perusahaan tersebut. Sumber daya manusia internal yang terdapat dalam perusaan
tersebut mencangkup semua karyawan yang berkerja di dalamnya, mulai dari top leader sampai
dengan karyawan dengan posisi terendah dalam perusahaan itu sendiri. Setiap perusahaan pasti
memimiliki sebuah tujuan bersama. Tujuan bersama itu dapat dicapai apabila terdapat kinerja
yang baik dari seluaruh karyawan yang ada. Kinerja yang baik dapat diihat salah satunya melalui
sebuah proses komunikasi yang berjalan dalam perusahaan itu. Komunikasi yang dimaksud
disini adalah komunikasi internal. Menurut Brennan (dalam Effendy 2009:122) “komunikasi
internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan pegawai dalam suatu
organisasi atau instansi yang menyebabkan terwujudnya organisasi tersebut lengkap dengan
strukuturya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal dalam suatu
organisasi yang menyebabkan pekerjaan berlansung (operasi manajemen).
Komunikasi internal merupakan proses komunikasi yang terjalin antara semua lapisan
karyawan perusahaan, baik Manager ke karyawan bawahanya ataupun sebaliknya karyawan
kepada para pemimpin perusahaan. Namun seringkali suatu perusahaan tidak menjadikan
komunikasi internal sebagai hal yang penting untuk diperhatikan.
Masih terdapat proses mengisolasi jabatan tertentu atau pemimpin dengan karyawan
bawahanya. Menggap bahwa karyawan cukup mengikuti perintah atau regulasi yang sudah
diciptakan dalam perusahaan tersebut. Begitu pun karyawan bawahanya, karena terdapat sebuah
jarak dengan pemimpinya sehingga mereka merasa tidak dianggap, meskipun mereka memeliki
rasa bahwa mereka perlu “penghargaan”. Sehingga karyawan-karyawan bahawan beanggapan
bahwa kepemimpinan senior “berbicara dan mendengarkan”. Jika yang tercipta adalah kondisi
seperti itu, maka komunikasi efektif antara pemimpin dan bawahan dalam perusahaan tidak akan
terjadi.
Pada zaman sekarang ini, karyawan adalah orang yang berbeda dalam hal nilai dan
kebutuhan dibandingkan dengan decade-dekade sebelumnya. Sebagian besar dari karyawan
sekarang memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ekspetasi mereka terhadap karir
merekapun menjadi lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan saat ini pun karena lingkungan
bisnispun telah berubah dramatis, menuntut prestasi kerja yang baik dari semua karyawanya.
Susunan kepegawaian yang lebih ketat, beban kerja dan tekanan dalam perusahaan lebih besar
dan lingkungan bisnis perusahaan semakin kompleks, membuat karyawan menuntut partisipasi
di dalam percakapan yang merupakan perubahan organisasi. Artinya karyawan ingin posisi
mereka dihargai dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan perusahaan serta kontribusi
mereka diakui. Seperti yang dijelaskan di atas, banyak perusahaan yang manager-managernya
tidak mau melibatkan karyawan-karyawan pada level rendah di dalam banyak keputusan
perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan karyawan merasa diasingkan dan tidak mau menerima
perubahan-perubahan dalam sebuah perusahaan. Dengan demikian para pemimpin ataupun
manager-manager perusahaan harus menyadari dengan mereka menyediakan informasi dan
melibatkan partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan dapat menjadikan karyawan
merasa bahwa mereka ada dengan semua kontribusinya dan membangkitkan semangat serta
terhubung dengan visi perusahaan dan mengembangkan tujuan-tujuan perusahaan tersebut.
Dengan demikian, sistem komunikasi internal sangat dibutuhkan untuk kemajuan sebuah
perusahaan. Dengan adanya komunikasi internal menciptakan komunikasi dua arah yang efektif.
Selain itu, sistem komunikasi internal yang efektif dapat meningkatkan dan mendorong loyalitas
dan produktifitas tenaga kerja yang meningkat. Cara terbaik untuk mengukur efektivitas usaha-
usaha komunikasi internal adalah melalui audit komunikasi internal, yaitu dengan cara
menentukan seperti apa sikap-sikap karyawan terhadap perusahaan tempat mereka
bekerja.sebagai contoh yaitu pada Starbucks Coffe Co. dan Kinko’s Inc, yang menggunakan jasa
konsultan untuk melakukan audit komunikasi internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan di dalam praktik-praktik komunikasi yang ada pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Mereka menggunakan kuesioner-kuesioner yang detail untuk mengungkapkan bagaimana
karyawannya melihat sistem komunikasi dan membantu pihak managemen untuk menemukan
dan mengembangkan solusi-solusi yang tepat untuk permasalahan yang ada. Selain itu Kinko’s
Inc. menggunakan wawancara personal dan konferensi video untuk melakukan kelompok fokus
karyawan dan membuka sentimen-sentimen karyawan dari daerah ke daerah. Setelah
managemen mengetahui apa yang karyawan rasakan seperti apa komunikasi internal yang
berlangsung dan dampaknya pada mereka, managemen dapat mengimplementasikan sebuah
struktur komunikasi internal dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan karyawan yang belum
terpenuhi.
Dalam sebuah perusahaan, komunikasi internal yang berlangsung tidak semata-mata
berjalan dengan sendirinya tanpa ada yang bertanggung jawab. Sebelum adanya komunikasi
korporat, komunikasi internal merupakan tanggung jawab dari bidang sumber daya manusia,
namun sekarang kemana sistem komunikasi internal melapor, yaitu pada bidang komunikasi
korporat. Berdasarkan survey baru-baru ini , 80 persen perusahaan di Amerika meletakan
tanggung jawab utama komunikasi internal pada bidang komunikasi korporat. Setiap divisi
dalam perusahaan ditentukan wakil-wakil komunikasi internal untuk melaporka bagaimana
komunikasi internal berlangsung kepada bidang komunikasi korporat. Sehingga terdapat
kerjasama antar divisi dan bidang komunikasi korporat dalam mengawasi berlangsungnya
komunikasi internal efektif atau tidaknya.

Media komunikasi internal


 News Letter
 Tabloid Internal/House Jurnal
 Papan pengumuman
 Intranet
 Email
 Blog
 Rapat Satelit
 Call/video Conference
Implementasi Program komunikasi Internal yang Efektif

Berkomunikasi ke Atas dan Kebawah. Sistem komunikasi internal yang efektif dapat
menghasilkan sebuah dialog di seluruh perusahaan dan mengangkat suatu rasa partisipasi yang
dapat membuat bahkan perusahaan paling besarpun merasa lebih kecil di dalam hati karyawan.
Artinya ketika sebuah perusahaan telah menjalankan komunikasi internal antara pimpinan dan
karyawan bawahanya begitu sebaliknya dengan efektif, maka perusahaan akan semakin
menghargai kontribusi yang diberikan oleh karyawanya, dan para pimpinan tidak berusaha
mengisolasi dirinya sebagai bagian yang sangat penting dalam perusahaan. Sehingga kontribusi
dan semangat atau motivasi dari karyawanpun semakin baik dan ini berdampak pada kemajuan
perusahaan. Komunikasi internal dapat dijalankan melalui pendekatan-pendekatan kepada
karyawan melalui sebuah diskusi informal antara karyawan dan penyelia.
Selain itu karyawan pun harus merasa aman dalam posisinya untuk mengajukan pertanyaan
atau ide-ide, atau kritikan dan menawarkan nasihat dengan tanpa adanya rasa takut akan adanya
pembalasan dari manajemen puncak. Dengan adanya diskusi atau percakapan antara karyawan
dengan pihak manajemen, akan membangkitkan perasaan-perasaan bahwa karyawan berperan
sebagai katalisataor bagi perubahan di dalam suatu perusahaan. Dengan demikian, menghargai
dan mendengarkan karyawan dan berinteraksi dengan mereka dapat membentuk dasar bagi
sebuah program komunikasi internal yang efektif.

Luangkan Waktu Untuk Pertemuan Tatap Muka. Pertemuan tatap muka manager dengan
kelompok karyawan merupakan cara untuk memastikan bahwa karyawan memiliki akses kepada
pemimpinya. Pertemuan seperti ini harus sering diadakan dan dimaanfaatkan sebaik mungkin
untuk manajemen berbagi hasil-hasil dan kemajuan perusahaan dan untuk menunjukan
kemampuan merespon umpan balik karyawan. Selain itu harus memberikan kesempatan bagi
karyawan-karyawan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar permasalahan perusahaan
di suatu forum terbuka. Pertemuan tatap muka seperti ini tidak terbatas pada jarak dan ukuran
geografis, karena pertemuan seperti ini dapat memanfaatkan teknologi seperti melalui video/call
conference atau pun dengan menggunakan telepon yang berfungsi untuk memfasilitasi
keikutsertaan mereka. Topik – topik yang dibicarakan dalam forum terbuka ini harus dibatasi,
Sehingga dapat lebih fokus dalam menyelesaikan dan mendapatkan solusi atas permasalahan
tersebut. Selain itu pihak manager harus melakukan sebuah survey untuk mengidentifikasi apa
yang paling penting untuk karyawanya dan perusahaanya.

Berkomunikasi Online. Berkomunikasi online dalam perusahaan yang dimaksud disini


adalah melalui intranet. Dengan adanya intranet informasi penting dapat berupa pesan-pesan
penting manajeman dan inisiatif-inisiatif manajemen dalam perusahaan dapat disampaikan
secara cepat dan luas tanpa dibatasi jarak dan waktu kepada para karyawanya. Intranet dalam
perusahaan dapat menjadi sebuah patform interaktif, diamana karyawan dapat berbagi
pandangan tentang program-program perusahaan dan adanya aktivitas-aktivitas yang
memberikan kontribusi untuk pembangunan perusahaan tersebut. Meskipun teknologi internet
sangat kuat fungsinya, namun tetap harus digunakan secara hati-hati untuk meningkatkan
komunikasi internal dalam perusahaan tersebut dari dampak pesan-pesan manajemen agar tidak
terjadi kelebihan informasi. Kelebihan informasi tersebut dapat diatasi dengan cara membangun
portal-portal untuk menghubungkan tautan-tautan kepada halam intranet utama, headline, dan
aplikasi-aplikasi pada layar utama. Seperti pada Bank Amerika menggunakan teknologi portal
untuk mengurangi situs-situs internalnya yang berjumlah 2000 menjadi 200 situs, sehingga
karyawan lebih dapat terfokus.
Namun manajer harus memperhatikan bahwa memindahkan semua komunikasi ke media
online harus diurungkan. Karena setiap karyawan memiliki perbedaan dalam ketertarikannya
untuk mengakses informasi perusahaan. Manajer harus melakukan sebuah survey untuk
mengetahui melalui media apa tipe –tipe informasi disalurkan. Hal terpenting adalah manajer
harus memahami bahwa komunikasi internal yang efektif harus berfokus pada konten dan
saluran serta kegunaan banyak saluran yang inovatif baik tradisional ataupun online yang
inovatif , yang dapat menawarkan potensi sukses terbesar.
Menciptakan Publikasi Berorientasi Karyawan. Bentuk umum lain dalam berbagi
informasi selain komunikasi online yaitu melalui medium cetak. Medium cetak ini dapat
berbentuk majalah-majalah, memo, dan surat. Perusahaan harus membuat medium cetak ini lebih
menarik, ini karena karyawan sekarang merupakan konsumen informasi yang canggih, yang
mana lebih tertarik tidak hanya content yang disajikan namun halaman yang menarikpun menjadi
pertimbangan. Secara ideal, publikasi tersebut harus menghubungkan karyawan dengan apa yang
sedang terjadi di luar sekeliling mereka, publikasi tersebut harus mendiskusikan kejadian-
kejadian dan pencapaian-pencapaian penting di perusahaan dan memberikan karyawan
pengertian jelas mengenai arah dan strategi perusahaan yang menyeluruh. Hal terpenting dalam
publikasi adalah apapun yang akan dipublikasikan harus jujur dalam mempengaruhi karyawan.
Tujuanya adalah untuk membuat karyawan merasa sebagai bagian dari tim dan berada di baris
terdepan dari apa yang sedang terjadi dalam perusahaan. Selain itu nada publikasi harus realistis
yang tidak membuat karyawan merasa hal yang disampaikan seperti sebuah propaganda. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah jarak antara sistem komunikasi internal dan eksternal harus
sempit,karena jika tidak hanya akan menyebabkan kerusakan jika karyawan mengkomunikasikan
informasi negatif pada pihak konstituen eksternal sebelum perusahaan dapat memberi pernyataan
resmi kepada media.
Berkomunikasi Secara Visual. Karyawan pada masa ini lebih berorientasi visual dalam
mengkonsumsi informasi terutama dengan bertambah kegunaan internet dalam perusahaan.
Sebagai hasilnya banyak perusahaan yang menggunakan media intranet untuk mengembangkan
cara-cara dalam berbagi informasi melaui siaran web dasar hingga presentasi multimedia yang
memungkinkan interaksi. Tidak hanya intranet, namun televisi juga digunakan sebagai media
untuk mendapatkan berita seputar perusahaan mereka, tentunya melalui program televisi internal
perusahaan. Pada dasarnya, komunikasi visual tidak harus menggunakan teknologi yang canggih,
seperti pada pabrik Colage – Palmovile milik Mennen menggunakan papan tulis dimana-mana
yang berisi tentang detail tujuan perusahaan, cuti, jadwal kerja dan sebagainya. Bagi karyawan
yang tidak memiliki akses email, mereka dapat melihat siaran web dalam kelompok besar di
suatu tempat tertentu yang telah disepakati.
Fokus Pada Branding Internal. Tujuan branding internal adalah menciptakan ikatan
emosional antara perusahaan dengan karyawan-karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut.
Branding internal ini juga penting untuk membangun semangat dan menciptakan dimana
karyawan terlibat dengan pekerjaan mereka. Branding internal penting, khususnya ketika sebuah
organisasi sedang mengalami perubahan-perubahan seperti perubahan kepemimpinan.
Menanamkan semangat dari sebuah merek yang akan dilucurkan terlebih dahulu kepada
karyawan akan mempengaruhi kepercayaan karyawan terhadap perusahaan semakin baik dan
membantu menanamkan rasa memiliki dan kebanggan diantara banyak karyawan.
Pertimbangkan Selentingan Perusahaan. Selentingan perusahaan merupakan saluran-
saluran informasi yang tidak resmi. Selentingan ini merupakan hasil pembicaraan atau berbagi
informasi antara karyawan di luar jam kerja di tempat tempat nonformal seperti kafeteria.
Hampir setengah karyawan mempercayai selentingan ini untuk mendistribusikan pesan-pesan
lebih cepat dan luas, serta lebih mempercayai dibandingkan dengan saluran-saluran resmi dalam
perusahaan. Ada baiknya jika manajer memiliki akses dalam proses selentingan ini. Namun
kebanyakan perusahaan hamper 90 persen tidak memiliki sebuah kebijakan untuk berurusan
dengan selentingan atau mengelola jaringan komunikasi tidak resmi ini. 89 persen manajer
beranggapan bahwa selentingan merupakan dampak negatif dari kurangnya rasa kepercayaan
karyawan terhadap penyelia atau kebijakan organisasi atau perusahaan. Manager dalam
perusahaan tidak bisa mengabaikan pentingnya saluran tidak resmi ini. Semakin kuat
kepercayaan dan keterlibatan antara karyawan dan manajemen, semakin jarang karyawan
bersandar pada selentingan sebagai alat utama pengekspresian suara mereka dan untuk
mendengarkan karyawan lain.

Keuntungan Komunikasi Internal Dengan Kehadiran Teknologi

Kehadiran teknologi baru seperti saat ini terutama dalam sebuah perusahaan, membuat
komunikasi internal menjadi berjalan dengan begitu cepat dan luas. Informasi atau pesan-pesan
yang ingin dibagikan dalam perusahaan tidak harus berlangsung di dalam tempat kerja. Dengan
kehadiran teknologi baru membuat komunikasi internal antara karyawan-karyawan dalam suatu
perusahaan dapat berlangsung dimanapun. Adanya teknologi baru seperti menghilangkan
keterbatasan jarak dan waktu. Sepenting apapun sebuah pesan organisasi atau perusahaan tidak
harus berlangsung di ruang pertemuan dalam perusahaan.
Social media, e-mail, blog video/call conference merupakan bentuk dari teknologi baru
tersebut. Karyawan dapat menjadi pelaku professional komunikasi internal bagi dirinya sendiri.
Sebagai contoh, media komunikasi seperti blog memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
dapat sekedar membagikan informasi seputar perusahaan atau keluahan dengan sangat mudah.
Teknologi komunikasi saat ini telah dapat memimpin banyak perubahan di dalam dunia kerja,
khususnya lokasi kerja internal perusahaan. Salah satunya teknologi computer mempermudah
dalam memproduksi, memperbanyak, mendistribusikan, pertukaran sebuah informasi tanpa
dibatasi jarak dan waktu. Jika kita melihat kegunaan dari teknologi komunikasi pada sebuah
organisasi, maka kita dapat membedakan dua area pusat dalam komunikasi internal. Komunikasi
manajemen serta sistem informasi dan komunikasi perusahaan. Pertama, komunikasi manajemen
berkaitan dengan komunikasi antara manajemen dan karyawan bawahanya, dimana komunikasi
berlangsung secara langsung dengan adanya pemberian tugas dan adanya sebuah aktivitas
karyawan-karyawan dalam perusahaan tersebut. Dalam komunikasi internal manager
berkomunikasi dengan karyawanya dengan tatap muka. Selain dengan tatap muka, manajer dapat
menggunakan email, video/call conference, dan softwere tertentu yang khusus diciptakan untuk
berkomunikasi dengan karyawanya. Dalam hal ini, yang bertanggung jawab adalah manajer,
bukan pada komunikasi korporat secara langsung. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa bidang komunikasi korporat membentuk wakil-wakil dari tiap divisi untuk melaporkan
mengenai komunikasi internal yang berlangsung pada setiap divisi.
Kedua, Sistem informasi dan komunikasi perusahaan memiliki fokus yang lebih luas
dibandingkan hanya terbatas antara manajer dan bawahanya. CICS meliputi penyebaran tentang
keputusan dan perkembangan perusahaan untuk semua karyawan yang ada di seluruh organisasi.
Tekanan dalam menyebarkan informasi tentang organisasi kepada karyawan-karyawanya di
semua jajaran dan fungsi di dalam organisasi agar dapat menjaga informasi permasalahan
perusahaan. Departemen CICS digunakan untuk memelihara departemen komunikasi, yang
dibebankan dengan menyebarkan informasi kepada karyawanya melalui intranet, email, TV
perusahaan serta melakukan sebuah pertemuan.

Tujuan Komunikasi Internal Perusahaan


Menurut Rosadi Ruslan (1999:256), tujuan komunikasi internal adalah sebagai berikut :
1. Sebagai sarana komunikasi internal timbal balik.
2. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara manajemen
dengan karyawan
3. Sebagai sarana saluran dalam upaya menjelaskan tentang kebijakan, peraturan dan
ketatakerjaan perusahaan
4. Sebagai sarana saluran bagi pihak karyawan untuk menyampaikan keinginan , sumbang
saran, serta laporan kepada pihak manajemen perusahaan
Manfaat Komunikasi Internal Perusahaan

1. Membangun pemahaman, kebanggaan, keterlibatan dan internalisasi visi, missi serta


nilai-nilai perusahaan. Internalisasi tersebut menciptakan aplikasi nilai-nilai dalam
keseharian kegiatan usaha, dan membangun budaya perusahaan yang dibutuhkan untuk
dapat mencapai visi missi perusahaan. Warga yang paham akan perilaku yang diharapkan
perusahaan dalam pembangunan budaya usaha akan mudah menciptakan "allignment"
antara nilai yang dianutnya dengan nilai perusahaan. Budaya inilah yang dibutuhkan
untuk membangun "brand" perusahaan, di mana semua pihak mendapatkan pengalaman
dan perlakuan yang seragam, sesuai standar yang telah ditetapkan. Kepuasan konsumen
dan kualitas layanan dihasilkan dari internalisasi yang berkelanjutan dari nilai-nilai
tersebut.
2. Menciptakan dukungan terhadap kebijakan manajemen dan upaya-upaya transformasi
usaha dalam menjawab tantangan pasar. Perubahan tak pernah enak dan seringkali
mengganggu "status quo". Tanpa dukungan dari seluruh warga, mustahil transformasi
dapat berjalan efektif. Padahal perusahaan yang menang di kemudian hari adalah
perusahaan yang mampu beradaptasi dan melakukan transformasi secepat atau lebih
cepat dari transformasi pasar. Perlu terjadi diskusi, keterlibatan dan motivasi untuk
menciptakan kebanggaan dan dukungan penuh terhadap kebijakan-kebijakan tersebut.
3. Menciptakan perasaan satu kesatuan dalam sebuah keluarga besar yang bekerja untuk
satu impian. Hal ini membangun kebanggaan, rasa kedekatan dan semangat untuk
berkontribusi terhadap cita-cita bersama. Berbagai perbedaan dan konflik akan dapat
diselesaikan dengan adanya pandangan terhadap cita-cita bersama tersebut.Komunikasi
internal membuat warga merasa penting, dihargai, dan dihormati. Apresiasi terhadap
prestasi warga di muka umum akan memberi motivasi dan inspirasi untuk berlomba-
lomba meraih prestasi.
4. Dibantu dengan panduan komunikasi, seluruh karyawan akan menjadi komunikator dan
promotor perusahaan di manapun mereka berada. Dilengkapi dengan panduan
komunikasi, seluruh warga akan menjadi komunikator dan promotor perusahaan di
manapun mereka berada. Dengan adanya social media, seluruh warga perlu diberdayakan
agar dapat secara efektif menjadi PR perusahaan di komunitas-komunitas online dan
offline di mana mereka berada. Hal ini tentu akan membangun reputasi dan citra positif
perusahaan, dan pada akhirnya efektif membangun ekuitas brand perusahaan.
5. Implementasi strategi usaha.Seringkali strategi usaha yang sempurna, tak bercelah, tak
dapat diimplementasikan karena tidak dikomunikasikan dengan baik pada para
implementor strategi tersebut.
http://www.fortunepr.com/consultant-indira-abidin/307-komunikasi-internal.html

Program Komunikasi Internal Perusahaan

Berbagai program komunikasi intenal yang dapat menumbuhkan hubungan baik dengan
karyawan, menurut Rosady Ruslan (1999:257) antara lain :
1. Program pendidikan dan pelatihan. Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan
oleh perusahaan, yakni dalam upaya meningkatkan kualitas ketrampilan (skill) karyawan,
dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan sebagainya.
2. Program pencapaian motivasi kerja berprestasi. Program ini dikenal dengan istilah
Achievement Motivation Training – AMT, dimana dalam pelatihan tersebut diharapkan
dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi kerja karyawan dengan harapan-
harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.
3. Program penghargaan. Program penghargaan disini dimaksudkan adalah dalam upaya
pihak perusahaan (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada karyawan, baik
yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdiannya secara terus menerus dan
sebagainya. Dalam hal ini, penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan loyalitas
dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan.
4. Program acara khusus (Special Events), yakni merupakan program yang sengaja
dirancang di luar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya menghadapi event ulang tahun
perusahaan dengan mengadakan kegiatan keagamaan, olah raga, lomba dan hingga
berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua karyawannya dengan maksud
menumbuhkan rasa keakraban bersama diantara sesama karyawan dan pimpinan.
5. Program media komunikasi internal, yakni merupakan program pembuatan media
komunikasi seperti buletin, majalah dinding, majalah perusahan, newsletter, papan
pengumuman, buku penuntun dan pedoman kerja, yang memberikan pesan, informasi,
dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan, perusahaan atau pimpinan.

Hambatan Dalam Komunikasi Internal Perusahaan

Implementasi sebuah program komunikasi internal dalam suatu perusahaan, menurut Siagian
(1982 : 132-133 ) memiliki hambatan atau permasalahan yang terbagi atas , yaitu sebagai
berikut:
Penghambat teknis :
• Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
Sarana dan prasarana merupakan media komunikasi yang dapat menghubungkan antara
manajer dengan karyawanya dalam berkomunikasi secara internal. Jika dalam suatu
perusahaan sarana dan prasarananya kurang, maka komunikasi internalpun akan
terhambat. Sebagai contoh jika seorang manajer harus melakukan video-conference
dengan karyawanya dikarenakan sedang mendapat tugas ke luar kota, namun harus
mengadakan pertemuan penting yang hanya bisa dilakukan melalui media online seperti
video conference. Sedangkan perusahaan tersebut sarana dan prasarananya tidak
mendukung karena tidak ada. Ini akan menjadi sebuah penghambat dalam komunikasi
internal yang harusnya terjadi.
• Penguasaan tentang teknik dan metode komunikasi yang kurang memadai.
Karyawan dalam sebuah perusahaan tidak semua merupakan generasi muda yang
memahami penggunaan suatu teknologi. Karyawan yang tidak menguasai teknik dan
metode komunikasi akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi secara online.
Contohnya karywan tidak memiliki akses email dan tidak mengetahui bagaimana cara
penggunaanya, sehingga manajer akan ikut mengalami kesulitan dalam berkomunikasi ke
pada karyawan tersebut.
• Kondisi fisik yang tidak memungkinkan komunikasi yang berjalan secara efektif.
Kondisi fisik baik manajer dan karyawan bawahanya sangat mendukung berlangsungnya
komunikasi internal secara efektif. Jika kondisi fisik tidak memungkinkan untuk
berlangsungnya sebuah komunikasi internal, tetunya akan menjadi suatu penghambat.
Penghambat yang bersifat perilaku
• Pandangan yang bersifat apriori .
Pandangan apriori yang dimaksud disini adalah pandangan yang belum jelas mengenai
manajemen perusahaan dimana karyawan itu bekerja.
• Prasangka yang didasarkan pada emosi.
Prasangka yang didasarkan atas emosi tanpa adanya bukti empiris yang akan
menyebabkan sebuah kesalahpahaman dalam proses komunikasi internal baik antara
manajer dan karyawan ataupun sebaliknya.
• Suasana otoriter .
Dimana manager merasa lebih berkuasa dan mengisolasi dirinya sehingga karyawan
bawahanya merasa ada batas dan hambatan dalam berkomunikasi. Komunikasi internal
yang berlangsung disini bersifat satu arah. Seperti hanya melakukan instruksi tanpa
menerima respon atau mengharap umpan balik dari karyawan bawahanya.
• Ketidakmauan untuk berubah .
Pada banyak perusahaan, manajer-manajer senior tidak melibatkan karyawan-karyawan
pada level rendah di dalam kebanyakan keputusan. Sehingga kegagalan ini cenderung
membuat karyawan merasa diasingkan dan tidak bersedia menerima perubahan-
perubahan di dalam perusahaan.
• Sifat yang ego-sentris .
Sifat ego-sentris merupakan sifat dimana manajer merasa ia merupakan titik pusat
pemikiran atau perbuatan. Manager tidak mau menaruh perhatian kepada karyawanya
dan tidak menerima masukan apapun dari karyawanya.

Contoh Kasus I:

Seperti kita ketahui bersama, IBM (International Business Machines) merupakan


perusahaan teknologi informasi dan servis terbesar di dunia dengan 400.000 karyawan di 170
negara serta dengan perusahaan yang memiliki keuntungan terbesar di dunia, pada tahun 1990-an
mengalami penurunan produksi dan pendapatan. Sehingga arus berdampak harus melakukan
pemotongan jumlah karyawan dalam beberapa tahun. Meskipun IBM juga harus kehilangan 8.1
milyar pada tahun 1993, IBM tidak begitu saja membiarkan hal tersebut terus terjadi. IBM terus
mengalami berusaha untuk memperbaiki kegagalanya tersebut, sehingga dapat meningkatkan
profit perusahaanya. Sam Palmisano sebagai CEO dari IBM tersebut merasa keahlian saja tidak
cukup untuk memajukan perusahaanya, IBM membutuhkan pengembangan dalam hal integrasi
sosial di dalam IBM tersebut. Sehingga Palmisano memutuskan untuk melakukan perubahan
kebudayaan internal perusahaannya.
Palmisano beranggapan bahwa pendekatan top-down tidak dapat diaplikasikan lagi dalam
ruang kerja internal dalam perusahaan tersebut. Tim dari Palmisano memutuskan untuk
membentuk sebuah forum diskusi online dengan menggunakan teknologi yang menjadi pioneer
saat itu. Namun penerapan diskusi online tersebut tidak begitu saja diterapkan. Sebelumnya
Palmisano melakukan pelatihan kepada para karyawanya agar dapat menggunakanya dengan
tepat dan mengundang seluruh karyawanya disetiap divisi. Tim Palmisano mengusulkan tiga
nilai dari forum tersebut, yaitu komitmen pada konsumen, inovasi yang excellence, dan integritas
memperoleh kepercayaan. Forum diskusi ini memberikan kesempatan secara bebas kepada
karyawanya untuk mengungkapkan apapun yang berkaitan dengan IBM, baik saran ataupun
kritikan. Dalam tiga hari 50.000 karyawan ikut memantau dan 10 ribu memberikan komentarnya.
Tidak hanya komentar yang baik namun lebih banyak komentar-komentar sinis dari para
karyawanya. Namun menurut Palmisano itu semua akan dijadikan formula untuk membawa
perusahaan bersama. IBM terus melanjutkan forum diskusi online tersebut, dan terus
merumuskan dari apa saja yang diterima. Hingga pada akhirnya banyak sekali komunitas-
komunitas dari IBMers yang terbentuk dalam rangka memberikan kontribusi berupa strategi,
metode dan pengembangan aplikasi untuk perusahaan tersebut. Akhirnya IBM membentuk
sebuah komunitas pelatihan pusat yaitu On demand workplace pada tahun 2003. Bagi Palmisano
fokus pada nilai kemanusian, pengembangan inovasi merupakan permasalahan yang perlu
didukung dan ditidak lanjuti.
Berdasarkan contoh tersebut,dapat kita lihat bahwa betapa pentingnya sebuah perusahaan
meningkatkan komunikasi internalnya di lingkungan perusahaan.memberikan kesempatan bagi
karyawan untuk ikut serta memberikan pendapat atau ide-ide untuk perusahaanya justru menjadi
formula untuk kemajuaan sebuah perusahaan. Komunikasi internal di dalam perusahaan dapat
berlangsung melalui forum diskusi, seperti yang diterapkan oleh IBM tersebut. Apalagi dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi, tentunya komunikasi akan berjalan lebih cepat dan luas.
Contoh Kasus 2 :

Bank ICB Bumiputera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan.
Bagi Bank ICB Bumiputera, karyawan merupakan komponen penting perusahaan. Sebagai pilar
dalam management, sebagai pilar dalam public relations.Oleh karena itu Bank ICB Bumiputera
menerapkan internal komunikasi yang cukup efektif. Dengan strategi membuat pertemuan
sesering mungkin antara pimpinan perusahaan (CEO,direksi, head HRG) dengan karyawan di
seluruh Indonesia. Pertemuan ini berbentuk gathering atau meeting rutin.Tujuannya agar
karyawan dapat berkomunikasi langsung dengan pimpinan, dapat memberikan saran bagi
perusahaan.
Program yang digunakan oleh Bank ICB Bumiputera untuk mendukung komunikasi internal,
yaitu :
 Mengembangkan media internal
Dari tahun ke tahun Bank ICB Bumiputera terus mengembangkan media internal, seperti
website, house jurnal, internal messaging,dll.
 Employee meeting (weekly)
Disetiap cabang Bank ICB Bumiputera seluruh Indonesia setiap minggunya mereka
mengadakan meeting rutin seluruh karyawan yang didalamnya membahas soal kesulitan
dalam pekerjaan, pendingan pekerjaan dan juga target target setiap kartyawan yang telah
achieve.
 Informal event
Family gathering, weekend gathering sering diadakan di Bank ICB Bumiputera,
tujuannya agar terjalin kedekatan yang harmonis antara karyawan, pimpinan sampai
keluarga karyawan.
 Coffee morning
Para manager officer setiap hari rabu mengadakan meeting kecil dengan branch manager
untuk membahas pekerjaan dalam tim mereka masing masing
 Employee award
Untuk meningkatkan semangat kerja dan kepercayaan diri karyawan dalam bekerja bank
ICB Bumiputera memberikan award untuk karyawan terbaik yang dibagi menjadi
beberapa kategori.
 BP Club
Untuk menumbuhkan kekompakan dan solidaritas diantara karyawan maka Bank ICB
Bumiputera membentuk BP Club, yaitu Club yang diisi dengan kegiatan olahraga dan
Band music. Kegiatan ini didukung dan di support dana oleh perusahaan.
Sumber Refrensi :
Argenti, A, Paul.Komunikasi Korporat. .Salemba Humanika

http://www.fortunepr.com/consultant-indira-abidin/307-komunikasi-internal.html

Anda mungkin juga menyukai