Nu : 12/342519/PSP/04611
PAPPER
Sebuah peusahaan dapat berdiri karena adanya peran aktif dari sumber daya manusia
internal dalam perusahaan tersebut. Sumber daya manusia internal yang terdapat dalam perusaan
tersebut mencangkup semua karyawan yang berkerja di dalamnya, mulai dari top leader sampai
dengan karyawan dengan posisi terendah dalam perusahaan itu sendiri. Setiap perusahaan pasti
memimiliki sebuah tujuan bersama. Tujuan bersama itu dapat dicapai apabila terdapat kinerja
yang baik dari seluaruh karyawan yang ada. Kinerja yang baik dapat diihat salah satunya melalui
sebuah proses komunikasi yang berjalan dalam perusahaan itu. Komunikasi yang dimaksud
disini adalah komunikasi internal. Menurut Brennan (dalam Effendy 2009:122) “komunikasi
internal adalah pertukaran gagasan diantara para administrator dan pegawai dalam suatu
organisasi atau instansi yang menyebabkan terwujudnya organisasi tersebut lengkap dengan
strukuturya yang khas dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal dalam suatu
organisasi yang menyebabkan pekerjaan berlansung (operasi manajemen).
Komunikasi internal merupakan proses komunikasi yang terjalin antara semua lapisan
karyawan perusahaan, baik Manager ke karyawan bawahanya ataupun sebaliknya karyawan
kepada para pemimpin perusahaan. Namun seringkali suatu perusahaan tidak menjadikan
komunikasi internal sebagai hal yang penting untuk diperhatikan.
Masih terdapat proses mengisolasi jabatan tertentu atau pemimpin dengan karyawan
bawahanya. Menggap bahwa karyawan cukup mengikuti perintah atau regulasi yang sudah
diciptakan dalam perusahaan tersebut. Begitu pun karyawan bawahanya, karena terdapat sebuah
jarak dengan pemimpinya sehingga mereka merasa tidak dianggap, meskipun mereka memeliki
rasa bahwa mereka perlu “penghargaan”. Sehingga karyawan-karyawan bahawan beanggapan
bahwa kepemimpinan senior “berbicara dan mendengarkan”. Jika yang tercipta adalah kondisi
seperti itu, maka komunikasi efektif antara pemimpin dan bawahan dalam perusahaan tidak akan
terjadi.
Pada zaman sekarang ini, karyawan adalah orang yang berbeda dalam hal nilai dan
kebutuhan dibandingkan dengan decade-dekade sebelumnya. Sebagian besar dari karyawan
sekarang memiliki pendidikan yang lebih tinggi sehingga ekspetasi mereka terhadap karir
merekapun menjadi lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan saat ini pun karena lingkungan
bisnispun telah berubah dramatis, menuntut prestasi kerja yang baik dari semua karyawanya.
Susunan kepegawaian yang lebih ketat, beban kerja dan tekanan dalam perusahaan lebih besar
dan lingkungan bisnis perusahaan semakin kompleks, membuat karyawan menuntut partisipasi
di dalam percakapan yang merupakan perubahan organisasi. Artinya karyawan ingin posisi
mereka dihargai dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan perusahaan serta kontribusi
mereka diakui. Seperti yang dijelaskan di atas, banyak perusahaan yang manager-managernya
tidak mau melibatkan karyawan-karyawan pada level rendah di dalam banyak keputusan
perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan karyawan merasa diasingkan dan tidak mau menerima
perubahan-perubahan dalam sebuah perusahaan. Dengan demikian para pemimpin ataupun
manager-manager perusahaan harus menyadari dengan mereka menyediakan informasi dan
melibatkan partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan dapat menjadikan karyawan
merasa bahwa mereka ada dengan semua kontribusinya dan membangkitkan semangat serta
terhubung dengan visi perusahaan dan mengembangkan tujuan-tujuan perusahaan tersebut.
Dengan demikian, sistem komunikasi internal sangat dibutuhkan untuk kemajuan sebuah
perusahaan. Dengan adanya komunikasi internal menciptakan komunikasi dua arah yang efektif.
Selain itu, sistem komunikasi internal yang efektif dapat meningkatkan dan mendorong loyalitas
dan produktifitas tenaga kerja yang meningkat. Cara terbaik untuk mengukur efektivitas usaha-
usaha komunikasi internal adalah melalui audit komunikasi internal, yaitu dengan cara
menentukan seperti apa sikap-sikap karyawan terhadap perusahaan tempat mereka
bekerja.sebagai contoh yaitu pada Starbucks Coffe Co. dan Kinko’s Inc, yang menggunakan jasa
konsultan untuk melakukan audit komunikasi internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan di dalam praktik-praktik komunikasi yang ada pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Mereka menggunakan kuesioner-kuesioner yang detail untuk mengungkapkan bagaimana
karyawannya melihat sistem komunikasi dan membantu pihak managemen untuk menemukan
dan mengembangkan solusi-solusi yang tepat untuk permasalahan yang ada. Selain itu Kinko’s
Inc. menggunakan wawancara personal dan konferensi video untuk melakukan kelompok fokus
karyawan dan membuka sentimen-sentimen karyawan dari daerah ke daerah. Setelah
managemen mengetahui apa yang karyawan rasakan seperti apa komunikasi internal yang
berlangsung dan dampaknya pada mereka, managemen dapat mengimplementasikan sebuah
struktur komunikasi internal dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan karyawan yang belum
terpenuhi.
Dalam sebuah perusahaan, komunikasi internal yang berlangsung tidak semata-mata
berjalan dengan sendirinya tanpa ada yang bertanggung jawab. Sebelum adanya komunikasi
korporat, komunikasi internal merupakan tanggung jawab dari bidang sumber daya manusia,
namun sekarang kemana sistem komunikasi internal melapor, yaitu pada bidang komunikasi
korporat. Berdasarkan survey baru-baru ini , 80 persen perusahaan di Amerika meletakan
tanggung jawab utama komunikasi internal pada bidang komunikasi korporat. Setiap divisi
dalam perusahaan ditentukan wakil-wakil komunikasi internal untuk melaporka bagaimana
komunikasi internal berlangsung kepada bidang komunikasi korporat. Sehingga terdapat
kerjasama antar divisi dan bidang komunikasi korporat dalam mengawasi berlangsungnya
komunikasi internal efektif atau tidaknya.
Berkomunikasi ke Atas dan Kebawah. Sistem komunikasi internal yang efektif dapat
menghasilkan sebuah dialog di seluruh perusahaan dan mengangkat suatu rasa partisipasi yang
dapat membuat bahkan perusahaan paling besarpun merasa lebih kecil di dalam hati karyawan.
Artinya ketika sebuah perusahaan telah menjalankan komunikasi internal antara pimpinan dan
karyawan bawahanya begitu sebaliknya dengan efektif, maka perusahaan akan semakin
menghargai kontribusi yang diberikan oleh karyawanya, dan para pimpinan tidak berusaha
mengisolasi dirinya sebagai bagian yang sangat penting dalam perusahaan. Sehingga kontribusi
dan semangat atau motivasi dari karyawanpun semakin baik dan ini berdampak pada kemajuan
perusahaan. Komunikasi internal dapat dijalankan melalui pendekatan-pendekatan kepada
karyawan melalui sebuah diskusi informal antara karyawan dan penyelia.
Selain itu karyawan pun harus merasa aman dalam posisinya untuk mengajukan pertanyaan
atau ide-ide, atau kritikan dan menawarkan nasihat dengan tanpa adanya rasa takut akan adanya
pembalasan dari manajemen puncak. Dengan adanya diskusi atau percakapan antara karyawan
dengan pihak manajemen, akan membangkitkan perasaan-perasaan bahwa karyawan berperan
sebagai katalisataor bagi perubahan di dalam suatu perusahaan. Dengan demikian, menghargai
dan mendengarkan karyawan dan berinteraksi dengan mereka dapat membentuk dasar bagi
sebuah program komunikasi internal yang efektif.
Luangkan Waktu Untuk Pertemuan Tatap Muka. Pertemuan tatap muka manager dengan
kelompok karyawan merupakan cara untuk memastikan bahwa karyawan memiliki akses kepada
pemimpinya. Pertemuan seperti ini harus sering diadakan dan dimaanfaatkan sebaik mungkin
untuk manajemen berbagi hasil-hasil dan kemajuan perusahaan dan untuk menunjukan
kemampuan merespon umpan balik karyawan. Selain itu harus memberikan kesempatan bagi
karyawan-karyawan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar permasalahan perusahaan
di suatu forum terbuka. Pertemuan tatap muka seperti ini tidak terbatas pada jarak dan ukuran
geografis, karena pertemuan seperti ini dapat memanfaatkan teknologi seperti melalui video/call
conference atau pun dengan menggunakan telepon yang berfungsi untuk memfasilitasi
keikutsertaan mereka. Topik – topik yang dibicarakan dalam forum terbuka ini harus dibatasi,
Sehingga dapat lebih fokus dalam menyelesaikan dan mendapatkan solusi atas permasalahan
tersebut. Selain itu pihak manager harus melakukan sebuah survey untuk mengidentifikasi apa
yang paling penting untuk karyawanya dan perusahaanya.
Kehadiran teknologi baru seperti saat ini terutama dalam sebuah perusahaan, membuat
komunikasi internal menjadi berjalan dengan begitu cepat dan luas. Informasi atau pesan-pesan
yang ingin dibagikan dalam perusahaan tidak harus berlangsung di dalam tempat kerja. Dengan
kehadiran teknologi baru membuat komunikasi internal antara karyawan-karyawan dalam suatu
perusahaan dapat berlangsung dimanapun. Adanya teknologi baru seperti menghilangkan
keterbatasan jarak dan waktu. Sepenting apapun sebuah pesan organisasi atau perusahaan tidak
harus berlangsung di ruang pertemuan dalam perusahaan.
Social media, e-mail, blog video/call conference merupakan bentuk dari teknologi baru
tersebut. Karyawan dapat menjadi pelaku professional komunikasi internal bagi dirinya sendiri.
Sebagai contoh, media komunikasi seperti blog memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
dapat sekedar membagikan informasi seputar perusahaan atau keluahan dengan sangat mudah.
Teknologi komunikasi saat ini telah dapat memimpin banyak perubahan di dalam dunia kerja,
khususnya lokasi kerja internal perusahaan. Salah satunya teknologi computer mempermudah
dalam memproduksi, memperbanyak, mendistribusikan, pertukaran sebuah informasi tanpa
dibatasi jarak dan waktu. Jika kita melihat kegunaan dari teknologi komunikasi pada sebuah
organisasi, maka kita dapat membedakan dua area pusat dalam komunikasi internal. Komunikasi
manajemen serta sistem informasi dan komunikasi perusahaan. Pertama, komunikasi manajemen
berkaitan dengan komunikasi antara manajemen dan karyawan bawahanya, dimana komunikasi
berlangsung secara langsung dengan adanya pemberian tugas dan adanya sebuah aktivitas
karyawan-karyawan dalam perusahaan tersebut. Dalam komunikasi internal manager
berkomunikasi dengan karyawanya dengan tatap muka. Selain dengan tatap muka, manajer dapat
menggunakan email, video/call conference, dan softwere tertentu yang khusus diciptakan untuk
berkomunikasi dengan karyawanya. Dalam hal ini, yang bertanggung jawab adalah manajer,
bukan pada komunikasi korporat secara langsung. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
bahwa bidang komunikasi korporat membentuk wakil-wakil dari tiap divisi untuk melaporkan
mengenai komunikasi internal yang berlangsung pada setiap divisi.
Kedua, Sistem informasi dan komunikasi perusahaan memiliki fokus yang lebih luas
dibandingkan hanya terbatas antara manajer dan bawahanya. CICS meliputi penyebaran tentang
keputusan dan perkembangan perusahaan untuk semua karyawan yang ada di seluruh organisasi.
Tekanan dalam menyebarkan informasi tentang organisasi kepada karyawan-karyawanya di
semua jajaran dan fungsi di dalam organisasi agar dapat menjaga informasi permasalahan
perusahaan. Departemen CICS digunakan untuk memelihara departemen komunikasi, yang
dibebankan dengan menyebarkan informasi kepada karyawanya melalui intranet, email, TV
perusahaan serta melakukan sebuah pertemuan.
Berbagai program komunikasi intenal yang dapat menumbuhkan hubungan baik dengan
karyawan, menurut Rosady Ruslan (1999:257) antara lain :
1. Program pendidikan dan pelatihan. Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan
oleh perusahaan, yakni dalam upaya meningkatkan kualitas ketrampilan (skill) karyawan,
dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan sebagainya.
2. Program pencapaian motivasi kerja berprestasi. Program ini dikenal dengan istilah
Achievement Motivation Training – AMT, dimana dalam pelatihan tersebut diharapkan
dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi kerja karyawan dengan harapan-
harapan atau keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.
3. Program penghargaan. Program penghargaan disini dimaksudkan adalah dalam upaya
pihak perusahaan (pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada karyawan, baik
yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdiannya secara terus menerus dan
sebagainya. Dalam hal ini, penghargaan yang diberikan itu akan menimbulkan loyalitas
dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi terhadap perusahaan.
4. Program acara khusus (Special Events), yakni merupakan program yang sengaja
dirancang di luar bidang pekerjaan sehari-hari, misalnya menghadapi event ulang tahun
perusahaan dengan mengadakan kegiatan keagamaan, olah raga, lomba dan hingga
berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua karyawannya dengan maksud
menumbuhkan rasa keakraban bersama diantara sesama karyawan dan pimpinan.
5. Program media komunikasi internal, yakni merupakan program pembuatan media
komunikasi seperti buletin, majalah dinding, majalah perusahan, newsletter, papan
pengumuman, buku penuntun dan pedoman kerja, yang memberikan pesan, informasi,
dan berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan, perusahaan atau pimpinan.
Implementasi sebuah program komunikasi internal dalam suatu perusahaan, menurut Siagian
(1982 : 132-133 ) memiliki hambatan atau permasalahan yang terbagi atas , yaitu sebagai
berikut:
Penghambat teknis :
• Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
Sarana dan prasarana merupakan media komunikasi yang dapat menghubungkan antara
manajer dengan karyawanya dalam berkomunikasi secara internal. Jika dalam suatu
perusahaan sarana dan prasarananya kurang, maka komunikasi internalpun akan
terhambat. Sebagai contoh jika seorang manajer harus melakukan video-conference
dengan karyawanya dikarenakan sedang mendapat tugas ke luar kota, namun harus
mengadakan pertemuan penting yang hanya bisa dilakukan melalui media online seperti
video conference. Sedangkan perusahaan tersebut sarana dan prasarananya tidak
mendukung karena tidak ada. Ini akan menjadi sebuah penghambat dalam komunikasi
internal yang harusnya terjadi.
• Penguasaan tentang teknik dan metode komunikasi yang kurang memadai.
Karyawan dalam sebuah perusahaan tidak semua merupakan generasi muda yang
memahami penggunaan suatu teknologi. Karyawan yang tidak menguasai teknik dan
metode komunikasi akan mengalami hambatan dalam berkomunikasi secara online.
Contohnya karywan tidak memiliki akses email dan tidak mengetahui bagaimana cara
penggunaanya, sehingga manajer akan ikut mengalami kesulitan dalam berkomunikasi ke
pada karyawan tersebut.
• Kondisi fisik yang tidak memungkinkan komunikasi yang berjalan secara efektif.
Kondisi fisik baik manajer dan karyawan bawahanya sangat mendukung berlangsungnya
komunikasi internal secara efektif. Jika kondisi fisik tidak memungkinkan untuk
berlangsungnya sebuah komunikasi internal, tetunya akan menjadi suatu penghambat.
Penghambat yang bersifat perilaku
• Pandangan yang bersifat apriori .
Pandangan apriori yang dimaksud disini adalah pandangan yang belum jelas mengenai
manajemen perusahaan dimana karyawan itu bekerja.
• Prasangka yang didasarkan pada emosi.
Prasangka yang didasarkan atas emosi tanpa adanya bukti empiris yang akan
menyebabkan sebuah kesalahpahaman dalam proses komunikasi internal baik antara
manajer dan karyawan ataupun sebaliknya.
• Suasana otoriter .
Dimana manager merasa lebih berkuasa dan mengisolasi dirinya sehingga karyawan
bawahanya merasa ada batas dan hambatan dalam berkomunikasi. Komunikasi internal
yang berlangsung disini bersifat satu arah. Seperti hanya melakukan instruksi tanpa
menerima respon atau mengharap umpan balik dari karyawan bawahanya.
• Ketidakmauan untuk berubah .
Pada banyak perusahaan, manajer-manajer senior tidak melibatkan karyawan-karyawan
pada level rendah di dalam kebanyakan keputusan. Sehingga kegagalan ini cenderung
membuat karyawan merasa diasingkan dan tidak bersedia menerima perubahan-
perubahan di dalam perusahaan.
• Sifat yang ego-sentris .
Sifat ego-sentris merupakan sifat dimana manajer merasa ia merupakan titik pusat
pemikiran atau perbuatan. Manager tidak mau menaruh perhatian kepada karyawanya
dan tidak menerima masukan apapun dari karyawanya.
Contoh Kasus I:
Bank ICB Bumiputera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbankan.
Bagi Bank ICB Bumiputera, karyawan merupakan komponen penting perusahaan. Sebagai pilar
dalam management, sebagai pilar dalam public relations.Oleh karena itu Bank ICB Bumiputera
menerapkan internal komunikasi yang cukup efektif. Dengan strategi membuat pertemuan
sesering mungkin antara pimpinan perusahaan (CEO,direksi, head HRG) dengan karyawan di
seluruh Indonesia. Pertemuan ini berbentuk gathering atau meeting rutin.Tujuannya agar
karyawan dapat berkomunikasi langsung dengan pimpinan, dapat memberikan saran bagi
perusahaan.
Program yang digunakan oleh Bank ICB Bumiputera untuk mendukung komunikasi internal,
yaitu :
Mengembangkan media internal
Dari tahun ke tahun Bank ICB Bumiputera terus mengembangkan media internal, seperti
website, house jurnal, internal messaging,dll.
Employee meeting (weekly)
Disetiap cabang Bank ICB Bumiputera seluruh Indonesia setiap minggunya mereka
mengadakan meeting rutin seluruh karyawan yang didalamnya membahas soal kesulitan
dalam pekerjaan, pendingan pekerjaan dan juga target target setiap kartyawan yang telah
achieve.
Informal event
Family gathering, weekend gathering sering diadakan di Bank ICB Bumiputera,
tujuannya agar terjalin kedekatan yang harmonis antara karyawan, pimpinan sampai
keluarga karyawan.
Coffee morning
Para manager officer setiap hari rabu mengadakan meeting kecil dengan branch manager
untuk membahas pekerjaan dalam tim mereka masing masing
Employee award
Untuk meningkatkan semangat kerja dan kepercayaan diri karyawan dalam bekerja bank
ICB Bumiputera memberikan award untuk karyawan terbaik yang dibagi menjadi
beberapa kategori.
BP Club
Untuk menumbuhkan kekompakan dan solidaritas diantara karyawan maka Bank ICB
Bumiputera membentuk BP Club, yaitu Club yang diisi dengan kegiatan olahraga dan
Band music. Kegiatan ini didukung dan di support dana oleh perusahaan.
Sumber Refrensi :
Argenti, A, Paul.Komunikasi Korporat. .Salemba Humanika
http://www.fortunepr.com/consultant-indira-abidin/307-komunikasi-internal.html