DISUSUN OLEH:
FIRMANSYAH 142170004
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi
dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama
untuk mencapai cita-cita, baik pribadi, kelompok, untuk mencapai tujuan
organisasi..Di dalam organisasi bisnis tidak jarang juga terjadi kesalahan antara
atasan dan bawahan. Sama halnya dengan kasus yang terjadi di sebuah pabrik
yang bergerak di bidang Garmen Tekstil dan Sepatu yaitu PT MEGARIAMAS. Di
dalam perusahaan tersebut terjadi konflik dengan buruh yang disebabkan oleh
keterlambatan pemberiaan tunjangan hari raya (THR) kepada seluruh buruh
pabrik.
B. Pokok Masalah
Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil
dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas
Sentosa, Selasa (23/9) siang ‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara. Mereka menuntutpemerintah mengambil
tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan merekakarena
mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR). THR merupakan kewajiban
perusahaan sesuai denganketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR. Konflik Buruh Dengan PT Megariamas
terjadi akibat kurangnya komunikasi internal yang baik antara perusahaan dan
buruh. Buruh menganggap bahwa perushaan memiliki keuntungan atau omset
yng besar dari hasil memproduksi grmen, namun pihak perusahaan mengklaim
bahwa merek tidak memiliki keuntungan yang besar dari hasil produksi mereka.
adanya kesalahpahaman komunikasi antara atasan dan bawahan di suatu
perusahaan dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara atasan dan
bawahan atau perusahaan dengan para staf. kasus yang akan dibahas di
makalah ini adalah kesalahpahaman mengenai THR yang tidak dibayarkan oleh
perusahaan kepada staf. Kesalahpahaman ini terjadi karena buruh perusahaan
menganggap bahwa perusahaan memiliki keuntungan yang besar dan tidak
peduli dengan permasalahan internal yang ada di perusahaan tersebut
Sedangkan pihak perusahaan juga tidak mengkomunikasikan atau tidak
mengkoordinasikan permasalahan yang mereka alami kepada buruh yang
bekerja di perusahaan mereka. Karena kesalahpahaman ini pada akhirnya para
buruh melakukan demo padahal sebenarnya masalah ini dapat diatasi kedua
belah pihak tanpa harus ada kejadian Demonstrasi yang dilakukan oleh para
buruh.
C. Manfaat Pembahasan
Setelah mengetahui permasalahan yang muncul dalam suatu organisasi
seperti halnya yang terjadi dalam PT.MEGADIAMAS maka dapat diambil banyak
manfaat sebagai pedoman dalam menjalankan suatu usaha dalam organisasi.
Komunikasi merupakan salah satu hal yang utama harus diperhatikan dalam
mewujudkan kerja sama yang baik antara pihak manajerial dan bawahan. Dari
kasus diatas dapat dilihat adanya komunikasi yang tidak baik antara manajemen
dengan buruh sehingga menimbulkan konflik yang cukup besar sehingga
berdampak bagi intern dan ekstern perusahaan. Selain itu kita dapat
menganalisis pentingnya mencari informasi informasi yang masuk ke dalam
perusahaan supaya tidak mengambil keputusan secara langsung tanpa
menyaring informasi yang masuk. Sebagai seorang pemimpin perusahaan juga
kita diarahkan dapat membentuk karakter-karakter seluruh tenaga kerja yang
berada dalam lingkup perusahaan supaya dapat menjalin kerjasama dan
pemikiran yang maju sebagai bentuk adanya perkembangan perusahaan. Adanya
komunikasi antara atasan dan bawahan akan memicu hubungan baik yang
meminimalisir kesalahpahaman maupun pemicu konflik
BAB II
DASAR TEORI
A. Hubungan Komunikasi
C. Pola Komunikasi
Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat disampaikan dalam bentuk lisan
(oral communication) maupun dalam bentuk tertulis ( written communication).
Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal
antara supervisior dengan karyawan, atau dapat juga dapat juga dalam bentuk
pertemuan atau diskusi kelompok. Disamping itu, komunikasi tertulis juga dapat
berbentuk memo, manual pelatihn, kotak informasi, surat tugas, surat perintah,
surat keputusan, surat pemberhentian/pemecatan, papan pengumuman dan
buku petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan.
Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas, para manajer harus
percaya penuh kepada bawahannya. Kalau tidak, informasi apapun dari bawahan
tidak akan bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa curiga dan
ketidakpercayaan terhadap informasi tersebut.
D. Gaya Kepemimpinan
Kelebihan :
Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan
akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan
pendapat dan saran
Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa
mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan
Kelemahan :
Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil
secara musyawarah
Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang
jelas berbeda
Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan
apabila ego masing-masing anggota tinggi
BAB III
PEMBAHASAN
A. Data
Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil
dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas
Sentosa, Selasa (23/9) siang‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di JlPlumpang Raya, Kelurahan Semper
Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil
tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena
mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).Ratusan buruh PT Megariamas
Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit,Penjaringan, Jakut,
datang sekitar pukuk 12.00 WIB. Sebelum ditemui Kasudin Nakertrans Jakut,
mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam
usaha perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR merupakan kewajiban
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.
“Kami menuntut hak kami untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Dan jangan dikarenakan ada konflik internal kami tidak mendapatkan
THR, karena setahu kami perusahaan garmen tersebut tidak merugi, bahkan
sebaliknya. Jadi kami minta pihak Sudin Nakertrans Jakut bisa memfasilitasi
kami,” jelas Abidin, koordinator unjuk rasa ketika berorasi di tengah-tengah
rekannya yang didominasi kaum perempuan itu, Selasa (23/9)di depan kantor
Sudin Nakertrans Jakut. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen
dengan memproduksi pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy, dan
Young Heartuntuk ekspor itu telah berdiri sejak 1989 ini mempekerjakan sekitar
800 karyawan yang mayoritas perempuan.Demonstrasi ke Kantor Nakertrans
bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh
ini juga mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pa
da karyawan.
B. Pembahasan
Telah dijelaskan pada pasal diatas bahwa Tunjangan Hari Raya (THR)
wajib diberikan pada pekerja yang mempunyai masa pekerjaan 3 bulan atau
lebih. Dari sini manejer/pemimpin perusahaan harus membuat dan melaksanakan
keputusan sesuai undang-undang di atas. Dari data di atas puncak masalahnya
adalah kurangnya manajer mendelagasikan tanggung jawab karena, jika seorang
manajer yang bersikeras untuk mengerjakan ulang setiap pesan dengan gayanya
sendiri tentu akan merepotkan semua pihak dalam suatu perusahaan tersebut.
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-organisasi.html
http://kumpulantugasjbrk.blogspot.com/2016/05/pengantar-komunikasi-
bisnis.html
https://haryberbicara.wordpress.com/2015/08/09/tuntut-thr-buruh-tidak-perlu-
demo/
https://metro.sindonews.com/read/1216085/170/lagi-buruh-di-depok-demo-
karena-thr-belum-dibayar-1498144249
http://pusdatin.kemnaker.go.id/
https://anaazaa.blogspot.com/2017/10/pengertian-dan-jenis-jenis-pola.html
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/856/3/BAB%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26714/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y