Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

DISUSUN OLEH:

AGUNG NUGROHO 142150195

FIRMANSYAH 142170004

ADELINA DAMAYANTI 142170008

NIKE CLAUDIA BR KARO 142170010

GRESSYA LATERSIA 142170011

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi dalam bisnis menjadi salah satu faktor penting dalam


keberhasilan sebuah bisnis. Dengan komunikasi yang baik, pebisnis bisa menjual
produk yang dimiliki dengan lebih baik dan juga bisa menghindari terjadinya
kesalahpahaman antar kedua belah pihak. Dalam kegiatan bisnis, seperti
pemasaran pastinya membutuhkan komunikasi yang baik terutama kepada
konsumen agar produk yang dimiliki bisa diterima sepenuhnya.Manusia sebagai
pelaku komunikasi terbesar di dunia ini berubah sesuai perkembangan zaman
atau lebih popular dengan istilah ke-kontemporer-an.Perubahan-perubahan akan
menuntut kita untuk mempelajari lebih intens mengenai perubahan itu. Hal
tersebut dilakukan adalah agar kita lebih memahami mengenai hidup ini. Sama
halnya dengan perubahan yang terjadi dalam komunikasi.

Sebagai insan komunikasi, penting kiranya kita mempelajari mengenai


fenomena yang terjadi proses perubahan komunikasi dari dulu hingga saat ini.
Tujuannya adalah agar terwujudnya komunikasi efektif. Maka dari itu komunikasi
antar pribadi sangat penting untuk dibahas dalam makalah yang kami susun
karena dengan terciptanya komunikasi antar pribadi maka akan terciptanya
hubungan yang akrab antara komunikator dengan komunikan sehingga tujuan
yang ingin dicapai bersama akan terwujud. Selain itu dalam kehidupannya
manusia juga memerlukan orang lain untuk berkomunikasi dan berinterkasi.Hal
ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk
dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di
dalam kelompok ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan,yang
terdiri dari atasan dan bawahannya.

Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi
dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama
untuk mencapai cita-cita, baik pribadi, kelompok, untuk mencapai tujuan
organisasi..Di dalam organisasi bisnis tidak jarang juga terjadi kesalahan antara
atasan dan bawahan. Sama halnya dengan kasus yang terjadi di sebuah pabrik
yang bergerak di bidang Garmen Tekstil dan Sepatu yaitu PT MEGARIAMAS. Di
dalam perusahaan tersebut terjadi konflik dengan buruh yang disebabkan oleh
keterlambatan pemberiaan tunjangan hari raya (THR) kepada seluruh buruh
pabrik.

B. Pokok Masalah

Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil
dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas
Sentosa, Selasa (23/9) siang ‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara. Mereka menuntutpemerintah mengambil
tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan merekakarena
mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR). THR merupakan kewajiban
perusahaan sesuai denganketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR. Konflik Buruh Dengan PT Megariamas
terjadi akibat kurangnya komunikasi internal yang baik antara perusahaan dan
buruh. Buruh menganggap bahwa perushaan memiliki keuntungan atau omset
yng besar dari hasil memproduksi grmen, namun pihak perusahaan mengklaim
bahwa merek tidak memiliki keuntungan yang besar dari hasil produksi mereka.
adanya kesalahpahaman komunikasi antara atasan dan bawahan di suatu
perusahaan dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara atasan dan
bawahan atau perusahaan dengan para staf. kasus yang akan dibahas di
makalah ini adalah kesalahpahaman mengenai THR yang tidak dibayarkan oleh
perusahaan kepada staf. Kesalahpahaman ini terjadi karena buruh perusahaan
menganggap bahwa perusahaan memiliki keuntungan yang besar dan tidak
peduli dengan permasalahan internal yang ada di perusahaan tersebut
Sedangkan pihak perusahaan juga tidak mengkomunikasikan atau tidak
mengkoordinasikan permasalahan yang mereka alami kepada buruh yang
bekerja di perusahaan mereka. Karena kesalahpahaman ini pada akhirnya para
buruh melakukan demo padahal sebenarnya masalah ini dapat diatasi kedua
belah pihak tanpa harus ada kejadian Demonstrasi yang dilakukan oleh para
buruh.

C. Manfaat Pembahasan
Setelah mengetahui permasalahan yang muncul dalam suatu organisasi
seperti halnya yang terjadi dalam PT.MEGADIAMAS maka dapat diambil banyak
manfaat sebagai pedoman dalam menjalankan suatu usaha dalam organisasi.
Komunikasi merupakan salah satu hal yang utama harus diperhatikan dalam
mewujudkan kerja sama yang baik antara pihak manajerial dan bawahan. Dari
kasus diatas dapat dilihat adanya komunikasi yang tidak baik antara manajemen
dengan buruh sehingga menimbulkan konflik yang cukup besar sehingga
berdampak bagi intern dan ekstern perusahaan. Selain itu kita dapat
menganalisis pentingnya mencari informasi informasi yang masuk ke dalam
perusahaan supaya tidak mengambil keputusan secara langsung tanpa
menyaring informasi yang masuk. Sebagai seorang pemimpin perusahaan juga
kita diarahkan dapat membentuk karakter-karakter seluruh tenaga kerja yang
berada dalam lingkup perusahaan supaya dapat menjalin kerjasama dan
pemikiran yang maju sebagai bentuk adanya perkembangan perusahaan. Adanya
komunikasi antara atasan dan bawahan akan memicu hubungan baik yang
meminimalisir kesalahpahaman maupun pemicu konflik

BAB II
DASAR TEORI

A. Hubungan Komunikasi

Hubungan komunikasi terletak pada proses mempengaruhi untuk mencapai


sebuah tujuan tertentu. Dalam melakukan suatu kegiatan mempengaruhi
bawahan oleh atasannya yang memiliki sifat kepemimpinan dilakukan dengan
berbagai cara. Salah satu caranya adalah dengan berkomunikasi. Seorang
pemimpin yang memiliki sifat kepemimpinan harus bisa menjadi komunikator
ulung yang baik pula bagi bawahannya. Mengapa? Karena akan terciptanya
keselarasan, kekompakan, dan loyalitas antara bawahan terhadap pimpinannya.
Hal itu akan berdampak dengan kinerja semua pihak yang terkait sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai dan tepat pada sasarannya. 
B. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah komunikasi yang terjadi di lingkungan
organisasi atau dalam lingkungan sistem sosial tertentu yang merupakan
kelompok independen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Unit
analisisnya mencakup struktur organisasi, dan pola-pola komunikasi yang terjadi
di dalam organisasi (Yusuf, 2009:166). Korelasi antara ilmu komunikasi dengan
organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia
yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi
mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi,
metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana
prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya.
Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan
telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu
organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup
organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi
dilancarkan
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi
organisasi sebagai berikut: fungsi perintah; fungsi relasional; fungsi manajemen
ambigu.

1. Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak


dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu
perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah
anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.

2. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-


anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal
dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi
kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja;
aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan
tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang
baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan
yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan
organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik,
kurang ditaati, dsb.

3. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi


sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda
muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan
organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks
yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin
tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi
ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara
satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru,
yang membutuhkan perolehan informasi bersama.

C. Pola Komunikasi

 Pola Komunikasi dari Atas Ke Bawah

Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga


dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses
komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mudah digunakan dalam
berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola
komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi.

Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan


untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi,
memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah. Jalur
komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah (karyawan) merupakan
penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur
untuk dijalankan para bahwahan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki, perlu diperhatikan penggunaan bahasa yang sama, sederhana,
tidak bertele-tele dan mudah dipahami dalam penyampaian pesan.

Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat disampaikan dalam bentuk lisan
(oral communication) maupun dalam bentuk tertulis ( written communication).
Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal
antara supervisior dengan karyawan, atau dapat juga dapat juga dalam bentuk
pertemuan atau diskusi kelompok. Disamping itu, komunikasi tertulis juga dapat
berbentuk memo, manual pelatihn, kotak informasi, surat tugas, surat perintah,
surat keputusan, surat pemberhentian/pemecatan, papan pengumuman dan
buku petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan.

 Komunikasi dari Atas ke Bawah

Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu orgnisasi dan


mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya bila manajer
memperhatikan aspirasi-aspirasi yang berasal dari bawah. Keterlibatan karyawan
atau bawahan dalam proses pengambilan keputusan merupakan salah satu cara
yang positif dalam upaya membantu pencpaian tujuan organisasi.

Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas, para manajer harus
percaya penuh kepada bawahannya. Kalau tidak, informasi apapun dari bawahan
tidak akan bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa curiga dan
ketidakpercayaan terhadap informasi tersebut.

D. Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain, baik bawahan maupun


kelompok untuk bekerja sama dalam rangka pencapaian tujuan
Pemimpin dalam Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis adalah kebalikan dari pemimpin otoriter. Disini
pemimpin ikut berbaur dan berada ditengah-tengah anggotanya. Hubungan yang
tercipta juga tidaklah kaku seperti majikan dengan bawahan, melainkan seperti
saudara sendiri. Pemimpin selalu memperhatikan kebutuhan kelompoknya dan
mempertimbangkan kesanggupan kelompok dalam mengerjakan tugas.
Pemimpin juga mau menerima masukan dan saran dari bawahannya.

Kelebihan       :
 Hubungan antara pemimpin dan bawahan harmonis dan tidak kaku
 Keputusan dan kebijaksanaan diambil melalui diskusi sehingga bawahan
akan merasa dihargai dan dibutuhkan peranannya
 Mengembangkan daya kreatif dari bawahan karena dapat mengajukan
pendapat dan saran
 Bawahan akan merasa percaya diri dan nyaman sehingga bisa
mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk menyelesaikan tugasnya
 Bawahan akan merasa bersemangat karena merasa diperhatikan
 Tidak mudah lahir kubu oposisi karena pemimpin dan bawahan sejalan
Kelemahan     :
 Proses pengambilan keputusan akan berlangsung lama karena diambil
secara musyawarah
 Sulitnya dalam pencapaian kata mufakat karna pendapat setiap orang
jelas berbeda
 Akan memicu konflik apabila keputusan yang diambil tidak sesuai dan
apabila ego masing-masing anggota tinggi
 

BAB III

PEMBAHASAN

A. Data

Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil
dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas
Sentosa, Selasa (23/9) siang‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan
Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di JlPlumpang Raya, Kelurahan Semper
Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil
tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena
mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).Ratusan buruh PT Megariamas
Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit,Penjaringan, Jakut,
datang sekitar pukuk 12.00 WIB. Sebelum ditemui Kasudin Nakertrans Jakut,
mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam
usaha perusahaan menahan THR mereka. Padahal THR merupakan kewajiban
perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR.

“Kami menuntut hak kami untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Dan jangan dikarenakan ada konflik internal kami tidak mendapatkan
THR, karena setahu kami perusahaan garmen tersebut tidak merugi, bahkan
sebaliknya. Jadi kami minta pihak Sudin Nakertrans Jakut bisa memfasilitasi
kami,” jelas Abidin, koordinator unjuk rasa ketika berorasi di tengah-tengah
rekannya yang didominasi kaum perempuan itu, Selasa (23/9)di depan kantor
Sudin Nakertrans Jakut. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen
dengan memproduksi pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy, dan
Young Heartuntuk ekspor itu telah berdiri sejak 1989 ini mempekerjakan sekitar
800 karyawan yang mayoritas perempuan.Demonstrasi ke Kantor Nakertrans
bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh
ini juga mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pa
da karyawan.

Bahkan ada beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena


dinilai terlalu vokal. Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen
dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena itu, pihak manajemen
mengancam tidak akan memberikan THR kepada pekerjanya. Mengetahui hal
tersebut, ratusan buruh PT Megariamas Sentosa mengadu ke kantor Sudin
Nakertrans Jakut. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin
Nakertrans Jakut, bahkan hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya
perwakilan buruh diterima oleh Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan di ruang
rapat kantornya. Dalam peryataannya didepan para pendemo, Sahut Tambunan
berjanji akan menampung aspirasi para pengunjuk rasadan membantu
menyelesaikan permasalahan tersebut. "Pasti kami akan bantu, dan kami
siapuntuk menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini,"
tutur Sahut.Selain itu, Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau
memberikan THR karena itusudah kewajiban. “Kalau memang perusahaan
tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib melaporkan ke pemerintah
dengan bukti konkret,” kata Saut Tambunan kepada beritajakarta.com usai menggelar
pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi.Sesuai peraturan, karyawan
dengan masa kerja di atas satu tahun berhak menerimaTHR. Sementara bagi
karyawan dengan masa kerja di bawah satu tahun di atas tiga bulan, THR-nya
akan diberikan secara proporsional atau diberikan sebesar 3/12X1 bulan gaji.
Karyawan yang baru bekerja di bawah tiga bulan bisa saja dapat tergantung dari
kebijakan perusahaan.

Sahut menambahkan, sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang


didemo karena mangkir membayar THR. “Sesuai dengan peraturan H-7 seluruh
perusahaan sudah harusmembayar THR kepada karyawannya. Karena itu, kami
upayakan memfasilitasi. Untuk kasuskaryawan PT Megariamas Sentosa memang
sedang ada sedikit permasalahan sehingga manajemen sengaja menahan THR
mereka. Namun, sebenarnya itu tidak boleh dan besok kami upayakan
memfasilitasi ke manajemen perusahaan.Lebih lanjut dikatakannya, untuk
kawasan Jakarta Utara tercatat ada sekitar 3000 badan usaha atau perusahaan di
sektor formal. Untuk melakukan monitoring, pihaknya menugaskan15 personel
pengawas dan 10 personel mediator untuk menangani berbagai kasus seperti
kecelakaan kerja, pemutusan hubungan kerja, tuntutan upah maupun upah
normatif dan THR.“Kami masih kekurangan personel, idealnya ada 150 personel
pengawas dan 100 personelmediator,” tandas Saut Tambunan.

B. Pembahasan

Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No PER-


04/MEN/1994, pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerja yang telah
mempunyai masa kerja 3 bulan secara terus menerus atau lebih. THR tersebut
diberikan satu kali dalam satu tahun. Pada prinsipnya, setiap orang/pengusaha
yang memperkerjakan pekerja dalam suatu hubungan kerja dengan memberikan
upah, maka dia wajib membayar THR. Hal itu dipertegas dengan Pasal 1 butir a
dan b Permenaker No. PER-04/MEN/1994 bahwa: Pengusaha adalah:

Orang, Persekutuan atau Badan Hukum yang menjalankan suatu perusahaan


milik sendiri; Orang, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya; Orang, persekutuan atau badan hukum
yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud pada
angka 1 dan angka 2, yang berkedudukan di luar Indonesia. (Pasal 7 Permenaker
No. PER-04/MEN/1994).
Oleh karena itu, kewajiban membayarkan THR tidak hanya bagi perusahaan yang
berbadan hukum, namun juga melekat bagi perusahaan perseorangan.

Telah dijelaskan pada pasal diatas bahwa Tunjangan Hari Raya (THR)
wajib diberikan pada pekerja yang mempunyai masa pekerjaan 3 bulan atau
lebih. Dari sini manejer/pemimpin perusahaan harus membuat dan melaksanakan
keputusan sesuai undang-undang di atas. Dari data di atas puncak masalahnya
adalah kurangnya manajer mendelagasikan tanggung jawab karena, jika seorang
manajer yang bersikeras untuk mengerjakan ulang setiap pesan dengan gayanya
sendiri tentu akan merepotkan semua pihak dalam suatu perusahaan tersebut.

Namun walaupun demikian tidak dapat dipungkiri karena ada kalanya


suatu perusahaan kemungkinan tidak dapat memberi THR ke para karyawannya
tepat pada waktu jatuh tempo disebabkan adanya masalah yang muncul dalam
perusahaan tersebut sehingga menghambat pembagian. Namun hal yang terjadi
di dalam PT.MAGARIAMAS adalah menunjukkan bahwa keterlambatan
pembagian THR kepada buruh muncul tanpa ada informasi yang
melatarbelakangi masalah keterlambatan tersebut sehingga membuat para
buruh merasa bagian yang harus mereka terima ditahan begitu saja tanpa ada
informasi apapun dari pihak manajemen. Begitu juga halnya dengan para buruh
yang tanpa mengetahui sebab dari keterlambatan pemberian THR tersebut
dengan cepat bertindak melakukan aksi demo yang merugikan perusahaan. Jelas
terlihat bahwa komunikasi antara atasan dan bawahan dalam PT tersebut sangat
minimum sehingga menimbulkan kekacauan yang sangat berdampak bagi
perusahaan tersebut. Komunikasi pada dasarnya sangat dipentingkan dalam
suatu perusahaan sebagai bukti apabila ada suatu masalah yang muncul dalam
suatu perusahaan dengan tepat dan cepat ditanggapi oleh pihak atasan dan
segera menyampaikan ke semua pihak dalam perusahaan terkhusus pihak
bawahan maka masalah akan cepat terselesaikan dengan membuat solusi
bersama begitu juga sebalikknya apabila informasi permasalahan samapi terlebih
dahulu ke bawahan maka segera disampaikan ke semua pihak terkhusus pihak
atasan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebuah perusahaan terdiri dari banyak orang dengan berbagai latar


belakang sosial dan profesional berbeda yang bekerja untuk tujuan yang sama.
Pentingnya komunikasi di tempat kerja memang tidak dapat disangkal. Manajer
kerap kali tidak menyadari pentingnya komunikasi di tempat kerja dan tidak
menyampaikan ide, tujuan, dan visi perusahaan dengan jelas. Ketika para senior
tidak dapat menciptakan lingkungan yang terbuka dan kurang mampu
berkomunikasi dengan jelas, maka hal ini memberikan dampak negatif pada
budaya kerja dan produktivitas karyawan.Saat minimnya proses berbagi
informasi antara dua atau lebih individu di dalam suatu perusahaan, maka
pemborosan sumber daya akan sering terjadi. Untuk menghindari hal tersebut,
komunikasi yang efektif di tempat kerja harus didorong demi keberhasilan
perusahaan secara menyeluruh. Saran yang konstruktif dan komunikasi sangat
diperlukan untuk memberikan kemajuan dan meningkatkan kualitas karyawan.
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

Dalam kasus PT. MEGARIAMAS, kita tidak dapat menyalahkan atau


menuntut kedua belah pihak untuk memberikan apa yang pihak lain inginkan.
Baik buruh maupun perusahaan mengalami kerugian karena konflik ini. Pihak
buruh tidak salah, karena memang menuntut haknya. Dan pihak perusahaan juga
pasti memiliki alasan yang kuat untuk tidak memberikan uang Tunjangan Hari
Raya (THR). Mungkin menurut para buruh perusahaan memiliki keuntungan yang
besar namun bisa jadi ada masalah internal dalam manajemen yang sedang
terjadi dan hal tersebut menjadi rahasia orang-orang di manajemen atas.

Konflik Buruh Dengan PT Megariamas terjadi akibat kurangnya komunikasi


internal yang baik antara perusahaan dan buruh. Komunikasi dalam menjalankan
suatu bisnis adalah hal yang sangat penting demi menjaga kelangsungan bisnis
yang dijalani, mengapa ? Komunikasi adalah kunci yang dapat membangun tim
yang kuat dan mendorong bisnis terhadap kinerja yang lebih baik. Konflik ini
membuat terjadinya ketegangan diametris hubungan atasan dengan bawahan
yang menjadi bentuk akibat penyimpangan etika bisnis internal perusahaan. Hal
ini terjadi mungkin karena ketimpangan dalam proses penilaian kinerja, standar
penilaian, dan perbedaan persepsi atasan-bawahan tentang hasil penilaian
kinerja.

B. Saran

Seharusnya perusahaan lebih menjalin komunikasi yang baik dengan


buruh dan buruh juga harus mencari tahu lebih pasti alasan mengapa
perusahaan tidak memberikan tunjangan hari raya (THR). Perwakilan dari buruh
dan manajemen harus berkomunikasi untuk membahas tentang hak dan
kepentingan masing-masing demi menghindarkan konflik yang membuat kedua
belah pihak saling dirugikan. Dengan menghilangkan rasa takut dan
menambahkan kepercayaan buruh dan melalui komunikasi langsung dan teratur,
banyak kesalahpahaman dan mis komunikasi yang akan dapat diselesaikan
secara damai. Hal ini membuat lebih mudah bagi perusahaan untuk
meminimalkan sengketa yang tidak perlu dan membebaskan pikiran para buruh
untuk lebih fokus pada tugas . jika komunikasi telah berlangsung dengan baik
anatara buruh dan perusahan, maka antara perusahaan dan buruh akan terjalin
keterkaitan seperti simbiosis mutualisme. Komunikasi sangat penting demi
berjalannya suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama yang berdampak
untuk kemajuan perusahaan tersebut.selain itu dapat juga melakukan hal hal
berikut: 1. Membentuk suatu system informasi yang
terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan
membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan
harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi
yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan
akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam
organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

http://adiprakosa.blogspot.com/2008/07/komunikasi-organisasi.html

http://kumpulantugasjbrk.blogspot.com/2016/05/pengantar-komunikasi-
bisnis.html

https://haryberbicara.wordpress.com/2015/08/09/tuntut-thr-buruh-tidak-perlu-
demo/

https://metro.sindonews.com/read/1216085/170/lagi-buruh-di-depok-demo-
karena-thr-belum-dibayar-1498144249

http://pusdatin.kemnaker.go.id/
https://anaazaa.blogspot.com/2017/10/pengertian-dan-jenis-jenis-pola.html

http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/856/3/BAB%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26714/Chapter%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y

Purwanto, Djoko,2011,komunikasi bisnis edisi 4,Jakarta: erlangga.

Anda mungkin juga menyukai