Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Dosen Dr. Ir. Djoko Soelistya, MM
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah komunikasi bisnis

Disusun Oleh:
Muchammad Rafly Ardhana (210301181)
Muhammad Gilang Ramadhan Atthoriq (210301167)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “komunikasi dalam organisasi”. Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka saya mengucapkan
terima kasih kepada.
1. Bapak Dr. Ir. Djoko Soelistya, MM Selaku dosen pengampu, yang
memberikan materi pendukung, bimbingan, dan masukan kepada kami.
2. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu persatu yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karea itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Gresik, 23 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................

1.1 latar belakang.........................................................................................................................

1.2 rumusan masalah....................................................................................................................

1.3 tujuan......................................................................................................................................

1.4 manfaat...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................

2.1 komunikasi dalam organisasi.................................................................................................

2.2 fungsi komunikasi dalam organisasi......................................................................................

2.3 gaya komunikasi dalam organisasi.........................................................................................

2.4 peran komunikasi dalam organisasi.......................................................................................

2.5 hubungan komunikasi............................................................................................................

2.6 pola komunikasi.....................................................................................................................

2.7 hambatan komunikasi dalam organisasi.................................................................................

2.8 cara mengatasi hambatan dalam organisasi............................................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................................................

3.1 kesimpulan.............................................................................................................................

3.2 saran.......................................................................................................................................

DARTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain
dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan
suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial
dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi.
Selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakanmasalah penting untuk kelangsungan
hidup kelompok, yang terdiri dari atasan danbawahannya.

Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itudiperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk
mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi. Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial
maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu
keinginanmasing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat
memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Komunikasi dalam Organisasi?

2. Apa Fungsi Komunikasi dalam Organisasi?

3. Bagaimana Gaya Komunikasi dalam Organisasi?

4. Apa Peran Komunikasi dalam Organisasi?

5. Bagaimana Hubungan Komunikasi?

6. Bagaimana Pola Komunikasi?

7. Apa Hambatan Komunikasi dalam Organisasi?

8. Bagaimana Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Organisasi?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui komunikasi dalam organisasi
2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi dalam organisasi
3. Untuk mengetahui gaya komunikasi dalam organisasi
4. Untuk mengetahui peran komunikasi dalam organisasi
5. Untuk mengetahui hubungan komunikasi
6. Untuk mengetahui pola komunikasi
7. Untuk mengetahui hambatan komunikasi dalam organisasi
8. Untuk mengetahui cara mengatasi hambatan komunikasi dalam organisasi

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam perkuliahan


2. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Komunikasi dalam Organisasi lebih
lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 komunikasi dalam organisasi
Istilah "komunikasi ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata "communis" yang berarti
"sama" (common). Jika kita akan mengkomunikasikan suatu idea atau gagasan, maka kita
harus menetapkan terlebih dahulu suatu dasar titik-temu yang sama untuk mencapai suatu
pemahaman atau pengertian Komunikasi juga sebagai suatu tindakan mendorong pihak lain
untuk menginterpretasikan suatu idea dalam suatu cara yang diinginkan oleh pembicara atau
penulis.

Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi
Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan
horizontal.

2.2 fungsi komunikasi dalam organisasi

Fungsi organisasi menurut para ahli:

1. Sendjaja
a. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan
organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.
Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan
pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan
sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b. Fungsi regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1) Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi
yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-
perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
2) Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasamya berorientasi
pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang
pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini.
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela
oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding
kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik, Ada dua
saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi juga saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
2. Scott dan T.R. Mitchell
a. Kendali, kontrol, pengawasan
b. Motifasi
c. Pengungkapan emosional
d. Informasi
3. Thayer
a. Memberi informasi
b. Membujuk
c. Memerintah
d. Memberi instruksi
e. Mengintegrasikan organisasi
2.3 gaya komunikasi dalam organisasi

1. The controlling style


Controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk
membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang
yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau
one-way communications.

2.The equalitarian style

Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap
anggota organisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat
dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian,
memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style
of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara
lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).

3.The Structuring Style

Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis
maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan. Penjadwalan tugas dan
pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada
keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka
bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu
merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka
penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul

4.The Dynamic style

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan
atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-
oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye
ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).

5.The Relinguishing Style

Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim
pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6. The Withdrawal Style

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya
tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan
orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun Kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh
orang-orang tersebut.

2.4 peran komunikasi dalam organisasi

Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian
informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan tertentu. Sebuah
interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensinkronkan seluruh aspek untuk
kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi. Dengan kata lain,
tanpa adanya sebuah interaksi yang baik niscaya sebuah organisasi Tidak akan mencapai
tujuannya. Interaksi disini adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat
berupa penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian
tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2 orang atau
lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan orang yang lain
berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan terfokus
kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi. Dengan kata lain, dapat disimpulkan
komunikasi dapat dibilang juga sebagai proses penyampaian informasi yang berguna untuk
mengkoordinasikan lingkungan dan orang lain demi mencapai suatu tujuan.

Sebuah bentuk organisasi pasti mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta hasil yang
selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan dan bawahan
dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawahannya yang semata-mata semua
berorientasi berdasarkan organisasi Tujuan komunikasi dalam sebuah organisasi sangat
memberikan banyak manfaat secara langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari
instruksi-instruksi yang diberikan dari atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang
biasa terjadi dan memang sudah melekat pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan
atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang beresiko mungkin
akan berkurang, karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian komunikasi yang
berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian semua pelaku organisasi harus berbicara,
bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu lingkungan kondusif dan mengetahui
situasi-situasi yang akan terjadi diluar dugaan karena kesalahan komunikasi sekecil apapun
pasti akan berakibat fatal.
2.5 hubungan komunikasi

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam bentuk organisasi yang berskala kecil.Menengah
maupun yang besar, apa yang dimaksud dengan organisasi? Organisasi adalah sekelompok
masyarakat yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan komunikasi
adalah perekat yang memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama
melakukan fungsinya dengan baik. Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara manajer
yang satu dengan manajer yang Lain, antara manajer dengan karyawan, atau antara karyawan
yang satu dengan karyawan Yang lain, merupaka salah satu kunci keberhasilan manajer
dalam mencapai tujuan Organisasi yang telah ditetapkan.

Peran manajerial

Manajer pada semua level dalam suatu organisasi bisnis memiliki peran strategis bagi
pengembangan organisasi kedepan. Menurut mintz berg, terdapat 3 peran manajerial yang
dapat diterapkan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi, yaitu: peran antar pribadi
(interpersonal roles) peran informasional (informational rolls) dan peran keputusan
(decisional rolls). Masing masing peran manajerial tersebut tidak dapat dilepaskan dengan
betapa pentingnya kegiatan komunikasi dalam dunia bisnis. Melalui masing masing peran
tersebut seoran manajer harus mampu mengkomunikasikan ide, gagasan atau informasi
kepada para karyawannya, sehingga mereka dapat memahami pesan yang telah disampaikan
dengan baik dan efektif.

a. Peran antar pribadi


Peran antar pribadi menunjukan bahwa seorang manajer harus mampu memerankan
dirinya sebagai seorang tokoh figur, pemimpin dan penghubung Seorang manajer
dalam suatu organisasi harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang tokoh figure.
Sebagai contoh, ia dapat berperan sebagai perwakilan atau yang dituakan dalam suatu
organisasi. Ia memberikan sambutan pada acara acara ceremonial (upacara) yang
diselenggarakan oleh pihak internal maupun eksternal organisasi atau pada acara
acara tertentu yang bersifat informal, misalnya pada acara lomba sepeda santai,
resepsi pernikahan, atau peristiwa duka cita yang dialami salah satu karyawan di
organisasi yang dipimpinnya. Selain berperan sebagai seorang tokoh figure, seorang
manajer juga harus mampu menyampaikan pesan pesan bisnis dengan baik kepada
para karyawan, sehingga pesan yang disampaikan tersebut efektif dan dapat dipahami
dengan baik pula. Sebagai contoh, seorang manajer suatu organisasi menyampaikan
kebijakan yang berkaitan dengan penetapan standard gaji baru para karyawannya.
Pesan tersebut dapat disampaikan secara lisan dan tertulis. Point penting dari
kebijakan baru tersebut dapat disampaikan secara lisan, sedangkan penjelasan yang
lebih rinci sebaiknya disampaikan dalam bentuk tertulis.

Peran manajerial yang lain adalah kemampuan dalam memimpin saatu organisasi
bisnis maupun nonbisnis. Seorang manajer harus mampu memotivasi dan melakukan
control terhadap karyawannya. Sedangkan, peran penghubun menunjukan
hubungannya dengan orang orang yang berada diluar organisasi, misalnya dalam
kaitannya dengan pelanggan, pemasok, klien, dan pemerintah.
b. Peran informasional
Peran informasional mencakup peran pemantauan (monitor role), peran penyebar
informasi dan peran juru bicara. Peran pemantauan monitoring adalah peran yang
harus dilakukan oleh seorang manajer untuk mengawasi bawahan agar pekerjaan
mereka sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.Selanjutnya, peran
penyebar informasi adalah peran sebagai seorang juru Bicara, Seorang manajer harus
dapat menyebarluaskan atau menyampaikan informasi Secara menyeluruh kepada
para karyawannya agar mereka dapat memahami dengan baik berbagai kebijakan
organisasi tersebut. Penyebarluasan informasi ini lebih berorientasi kepada
kepentingan internal suatu organisasi, misalnya kebijakan pakaian seragam yang baru
bagi semua karyawan.
c. Peran keputusan
Peran keputusan mencakup tiga peran yang penting yaitu: peran wirausah, Peran
pemecah masalah, dan peran pengalokasi sumber daya, dan peran negosiator.Seorang
manajer harus dapat memerankan dirinya sebagai seorang wirausaha yang Jujur,
dinamis, ulet, kreatif, inovatif, responsive, bertanggung jawab, berani Mengambil
resiko dan berwawasan luas.
Peran berikutnya adalah peran pemecah masalah. Seorang manajer harus dapat
memerankan dirinya sebagai salah seorang yang memiliki kemampuan dalam
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh suatu organisasi, misalnya
masalah terlambatnya pendistribusian barang. Masalah pelayanan pelanggan yang
kurang baik, masalah kualitas barang yang masih rendah, dan masalah penyediaan
bahan baku yang kurang lancar.
2.6 pola komunikasi

Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam
mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu organisasi
dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi perusahaan berskala
kecil yang hanya memiliki beberapa karyawan, penaympaian informasi dapat dilakukan
secara langsung kepada para karywan tersebut. Lain halnya dengan perusahaan besar yang
memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian Informasi kepada mereka
merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit. Secara umum, pola komunikasi dapat
dibedakan menjadi saluran komunikasi formal Dan saluran komunikasi nonformal.

1. Saluran komunikasi nonformal


Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan ataupun dari manajer kepada karyawan, pola transformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah
ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.
a. Komunikasi dari atas ke bawah

transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan merupakan


komunikasi dari atas ke bawah (top-down atau downward communications).
Aliran komunikasi dari manajer ke bawahan tersebut, umumnya terkait dengan
tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer
yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk
menyampaikan informasi, mengoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan
Mengendalikan berbagai kegitanan yang ada di level bawah. Salah satu
kelemahan dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan
ataupun sensor informasi penting yang ditujukan ke para bawahannya. Dengan
kata lain, pesan yang diterima para bawahan bias jadi tidak selengkap aslinya.
Oleh karena itu, dalam penyampaian pesan, perlu diperhatikan panjangnya saluran
komunikasi yang digunakan dan kompleksitas pesan yang ingin disampaikan
kepada para karyawannya.
b. Komunikasi dari bawah ke atas

Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas berarti jalur pesan yang
disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan yang
disampaikan berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur
yang lebih tinggi, yaitu kebagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke
manajer umum. Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah
kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi (laporan) yang baik-baik
saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negative atau tidak
disenangi oleh manajer cenderung disimpan dan tidak disampaikan. karena para
bawahan beranggapan bahwa dengan hanya melaporkan hal yang baik-baik saja,
ia dapat menjaga atau meyelamatkan posisinya, serta mendapatkan rasa aman
dalam suatu organisasi.
c. Komunikasi horizontal

Komunikasi horizontal, atau sering disebut juga dengan istilah komunikasi lateral,
adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi
sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal untuk
melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian
atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Komunikasi horizontal bersifat
koordinatif diantara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik di dalam satu
departemen maupun di antara beberapa departemen.
d. Komunikasi diagonal

Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tingkat organisasi yang


berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan
bagian pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer
produksi dengan bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian
penelitian.

2.7 hambatan komunikasi dalam organisasi


1. Hambatan dalam proses komunikasi

a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi
dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,
misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si
penerima

e.Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima
/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak Mencari informasi
lebih lanjut.

f. Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa
adanya akan tetapi memberikan interpretative, Hambatan tidak tepat waktu atau tidak jelas
dan sebagainya.

2. Hambatan fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang
tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan semantik

Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang Dipergunakan
dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-
belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya: adanya perbedaan bahasa (bahasa
daerah, nasional, maupun internasional).

4. Hambatan psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi. Misalnya;


perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan,
sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si
penerima pesan yang hendak disampaikan.

5. Hambatan manusiawi

Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
Ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang.

2.8 cara mengatasi hambatan komunikasi dalam organisasi

1. Gunakan umpan balik

Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, Sehingga
tercipta dua iklim komunikasi dua arah.

2. Kenali si penerima berita

a. Bagaimana latar belakang pendidikannya

b. Bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan

c. Sejauh mana minat dan perasaan.

3. Rencanakan secara teliti

Pertimbangkan baik-baik, misalnya: apa, mengapa, siapa, bagaimana, kapan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan atau berita ke beberapa
orang. Dikarenakan komunikasi melibatkan seorang pengirim dan menerima pesan yang
mungkin juga memberikan umpan baliku ntuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki
dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses
komunikasi kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam
berkomunikasi. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain
untuk Mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan
berkomunikasi Diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Seseorang dalam
berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta penerima
informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme antara keduanya.

3.2 Saran

Selain untuk memenuhi tugas kelompok, kami harap dengan adanya makalah ini
mahasiswa menjadi lebih memahami tentang komunikasi bisnis dalam organisasi

Adapun juga makalah “komunikasi bisnis dalam organisasi” ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kami menerima kritikan masukan dan saran seputar materi yang
kami sajikan dalam makalah ini. Kami berharap segala saran dan masukan akan menjadi
pengayaan bagi kami untuk membuat tugas makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy Uchjana Onong. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya
Bakti.

Gibson, James L. 1990. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Binarupa Aksara

Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

Syafie Kencana Inu, dkk. 1999. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: Reneka Cipta

Pasolong Harbani, 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai