Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERILAKU KEORGANISASIAN

KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH PERILAKU KEORGANISASIAN :

Dian Triyani, SE,MM

DISUSUN OLEH :

1. Arya Okta Prasetya (B.111.20.0011)


2. Ganung Gurindra Wardana (B.111.20.0021)
3. Rivaldo Ivan Saputra (B.111.20.0024)
4. Rizal Rosidhi (B.111.20.0036)
5. Daffa Raihan Junatan (B.111.20.0204)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3
1.3. Tujuan ............................................................................................................................ 4
1.4. Manfaat .......................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
2.1. Komunikasi dan Perannya Dalam Organisasi ........................................................... 5
2.2. Proses dan Arah Komunikasi ...................................................................................... 6
2.3. Pengembangan Komunikasi Efektif dalam Organisasi............................................. 7
2.4. Hambatan Komunikasi ................................................................................................ 8
2.5. Unsur-unsur Komunikasi Dalam Organisasi ........................................................... 10
BAB III.................................................................................................................................... 12
PENUTUP............................................................................................................................... 12
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
3.2. Saran ............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain
dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan
suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentukdari hasil integrasi sosial dengan
sesame dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi. selalu
terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup
kelompok, yang terdiri dari atasan dan bawahannya.

Komunikasi tidak hanya penting untuk manusia tetapi juga penting untuk system
pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor
atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang mencoba
mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang dilakukan oleh pihak
manajemen perusahaan dapat berjalan efisien dan lancar, yang monitor atau yang diatur dalam
sistem pengendalian manajemen adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola
perusahaan.

Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itudiperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk
mencapai cita-cita, pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial maupun
kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-
masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat
untuk kehidupan yang berkelanjutan.

1.2. Rumusan Masalah


Dari makalah yang disajikan ini dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain
sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud komunikasi dan perannya dalam organisasi?


2. Bagaimana proses dan arah komunikasi dalam organisasi?
3. Bagaimana pengembangan komunikasi efektif dalam organisasi?
4. Apa saja hambatan komunikasi dalam lingkup organisasi?
5. Apa saja unsur-unsur komunikasi dalam organisasi?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud komunikasi dan perannya dalam hubungan organisasi
2. Mendapat informasi proses dan arah komunikasi yang dapat bermanfaat dan berpengaruh
dalam organisasi
3. Untuk mengetahui pengembangan komunikasi yang efektif dalam organisasi
4. Untuk mengetahui beberapa hambatan komunikasi dapat mempengaruhi struktur dalam
Organisasi

1.4. Manfaat
1. Manambah wawasan tentang komunikasi organisasi itu sendiri dan peranya dalam
organisasi lebih lanjut
2. Agar dapat mengetahui mengenai proses dan arah komunikasi di bidang perilaku
organisasi
3. Mendapatkan informasi mengenai pengembangan komunikasi dalam organisasi sehingga
dapat menjadi lebih efektif
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi komunikasi menjadi
tidak efektif dalam organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Komunikasi dan Perannya Dalam Organisasi


Pengertian Komunikasi

Komunikasi dalam organisasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat


dan pemahaman atas informasi dari suatu unit (pengirim) ke unit yang lain (penerima) tidak
hanya vital dalam perumusan tujuan organisasi, tetapi juga merupakan peralatan dan sarana
penting melalui kegiatan organisasi.

Komunikasi adalah satu usaha praktek dalam mempersatukan pendapat-pendapat, ide-


ide, persamaan pengertian dan persatuan kelompok.

Aktifitas komunikasi memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Apabila kajian
komunikasi dihubungkan dengan organisasi timbul suatu kajian tentang komunikasi organisasi.
Organisasi merupakan salah konteks penting dalam komunikasi.

Peran Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah
penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan
tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensinkronkan seluruh aspek
untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan berorganisasi. Interaksi
sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2 orang atau lebih dimana orang yang
satu bertindak sebagai pemberi informasi dan orang yang lain berperan sebagai penerima
informasi. Intinya, korelasinya harus melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri
dalam suatu organisasi. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan
dan bawahan dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawahannya yang semata
mata semua berorientasi berdasarkan organisasi.

Tujuan komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan banyak manfaat secara
langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari instruksi-instruksi yang diberikan dari
atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi dan memang sudah melekat
pada suatu organisasi.
2.2. Proses dan Arah Komunikasi
Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah langkah-langkah di antara seorang sumber dan penerimanya


yang menghasilkan transfer dan pemahaman makna. Pesan tersebut disampaikan dari seorang
pengirim kepada seorang penerima. Ia disandikan dengan cara diubah menjadi suatu bentuk
simbolis dan dialihkan melalui perantara (saluran) kepada penerima yang lalu menerjemahkan
ulang (membaca sandi) pesan yang diberikan pengirim.

1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi, pengirim pesan adalah orang yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami
oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Isi pesan adalah
informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan baik verbal
atau non verbal.
2. Simbol/isyarat, pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga
pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan
pesan dalam bentuk kata kata, gerakan anggota badan (tangan, kepala, mata dan bagian
muka lainnya).
3. Media/penghubung, adalah alat untuk penyampaian pesan seperti TV, radio, surat
kabar, papan pengumuman, telepon, dan lainnya. Pemilihan ini dapat dipengaruhi olch
isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan dan situasi.
4. Mengartikan kode/isyarat, setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan
seterusnya) maka penerima pesan harus dapat mengartikan simbul kode dari pesan
tersebut, sehingga dapat dimengerti atan dipahaminya.
5. Penerima pesan, penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si
pengirim meskipun dalam bentuk code atau isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang
dimaksud oleh pengirim.
6. Balikan (feedback), balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari
penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Balikan bermanfaat untuk
memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu
untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara kommunikan, juga
balikan dapat memperjelas persepsi
7. Gangguan, gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi
mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir
selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau
menghambat komunkasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

Arah Komunikasi

1. Komunikasi ke Bawah (downward communication), komunikasi ke bawah yaitu


komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam kelompok atau organisasi ke tingkat
yang lebih bawah. Misalnya para manajer yang berkomunikasi dengan para
bawahannya. Pola ini biasanya digunakan oleh para manajer atau pemimpin kelompok
untuk menetapkan sasaran, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan,
kebijakan dan prosedur ke bawahan.
2. Komunikasi ke Atas (upward communication), komunikasi ke atas yaitu komunikasi
yang mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi.
Komunikasi ini digunakan untuk memberikan umpan balik ke atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke sasaran, dan menyampaikan
masalah-masalah yang dihadapi.
3. Komunikasi Lateral/ Horizontal (horizontal communication), komunikasi
horizontal yaitu komunikasi yang terjadi antara anggota kelompok kerja yang sama,
baik antar sesama pekerja ataupun antar sesama manajer. Berfungsi untuk menghemat
waktu dan memudahkan koordinasi. Seringkali hubungan ini diciptakan secam
informal utuk mempersingkat hierarki vertical dan mempercepat tindakan.
4. Komunikasi diagonal (diagonal communication), komunikasi yang dilakukan antar
individu atau kelompok pada bagian berbeda dan tingkatan yang berbeda pula.
Komunikasi diagonal banyak terjadi pada organisasi berskala besar dimana
ketergantungan antar departemen yang berbeda sangat besar. Kelebihan dari
komunikasi ini dapat mempercepat penyebaran informasi. Kelemahan dari komunikasi
ini karena penyebaran informasi tidak sesuai dengan jalur rutin dan struktur organisasi
yang sudah ada.

2.3. Pengembangan Komunikasi Efektif dalam Organisasi


1. Jaringan kelompok kecil formal, Stephen P. Robbins menyederhanakan jaringan
formal kedalam tiga kelompok kecil yang umum yang masing-masing terdiri dari lima
orang. Tiga jaringan ini adalah rantai, roda, dan semua saluran. Rantai secara tegas
mengikuti rantai komando yang formal. Roda mengandalkan tokoh sentral yang
bertindak sebagai saluran pusat untuk semua komunikasi kelompok. Jaringan semua
saluran ini mungkin paling sering dicirikan dalam praktik yang sering dilakukan oleh
tim, dimana semua anggota kelompok bebas memberikan kontribusi dan tidak ada satu
orang pun yang mengambil peran sebagai seorang pemimpin.
2. Selentingan, selentingan merupakan bagian penting dari komunikasi kelompok atau
organisasi. Selentingan bertindak sebagai filter dan sebagai mekanisme umpan balik,
yang mengumpulkan isu-isu yang dianggap relevan oleh para karyawan. Dan yang
lebih penting lagi yaitu dari perspektif manajerial, adanya kemungkinan menganalisis
informasi selentingan dan meramalkan arahnya.
3. Komunikasi dengan bantuan komputer, dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini memungkinkan pula komunikasi dalam
organisasi diterapkan melalui teknologi komputer. Keuntungan yang didapat tentu saja
dalam hal kecepatan, keakuratan, dan kemudahan. Fasilitas untuk melakukan
komunikasi dengan bantuan teknologi komputer ini, diantaranya :
a. Elektronik Mail (E-Mail), E-Mail merupakan surat elektronik menggunakan
internet dan diperkaya dengan teknologi yang dibantu komputer. Manfaat yang
bisa diperoleh dengan menggunakan e-mail ini, yaitu pesan e-mail dapat ditulis,
diedit, dan disimpan dengan cepat. Pesan-pesan yang dikirim melalui e-mail
dapat didistribusikan dan dikirim kepada satu atau ribuan orang hanya dalam
satu kali pengiriman. Adapun kelemahan dari e-mail adalah berlebihnya
informasi yang didapatkan, kurangnya muatan emosional, yang hanya bisa
disampaikan melalui pesan suara atau melalui tatap muka.
b. Hubungan Internet dan Ekstranet, Internet adalah jaringan informasi privat
di seluruh organisasi yang berfungsi seperti situs web tetapi hanya bisa diakses
oleh orang dalam. Dengan menggunakan jaringan internet suatu organisasi
dapat berhubungan dengan mudah, cepat, dan murah baik dengan sesama
anggotanya ataupun dengan anggota atau perusahaan-perusahaan lain dalam
menjalankan aktivitas organisasi/kelompoknya
c. Konferensi Video, Konferensi video adalah perluasan system internet dan
ekstranet. Konferensi video memungkinkan anggota suatu kelompok/organisasi
bertemu dengan anggota organisasi lain dalam tempat yang berbeda. Gambar
yang diperlihatkan dalam video memungkinkan untuk saling berkomunikasi.

2.4. Hambatan Komunikasi


Hambatan Komunikasi yang Efektif, diantaranya sebagai berikut :
1. Penyaringan, Penyaringan merupakan suatu proses komunikasi dimana tidak semua
informasi disampaikan. Hanya informasi yang dirasa perlu dan menguntungkan saja
yang disampaikan. Tetapi sekiranya informasi itu akan mendatangkan kerugian maka
informasi tersebut tidak seutuhnya atau bahkan tidak sama sekali disampaikan. Sebab
utama dari penyaringan adalah karena adanya jumlah level dalam struktur organisasi.
Semakin vertical level dalam hierarki organisasi, semakin banyak terjadinya peluang
penyaringan. Faktor-faktor seperti ketakutan menyampaikan kabar buruk dan
keinginan untuk menyenangkan atasan sering menyebabkan seseorang untuk memberi
informasi mengenai apa yang mereka pikir ingin didengarkan oleh atasan mereka.
Kondisi seperti ini mendistorsi komunikasi ke atas.
2. Persepsi selektif, Biasanya penerima dalam proses komunikasi secara selektif
menerima dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar
belakang, dan karakteristik personal lainnya. Para penerima juga menjelaskan minat
dan harapan mereka ke dalam proses komunikasi. Dengan adanya persepsi selektif ini
memungkinkan bagi kita untuk tidak melihat realitas tetapi menafsirkan apa yang kita
lihat dan menyebutnya sebagai realitas.
3. Informasi berlebih, Dalam proses komunikasi adakalanya seseorang menambah atau
mengurangi informasi yang didapat dan disampaikannya. Hal ini dikarenakan kapasitas
seseorang untuk mengolah data terbatas. Sehingga ketika informasi yang diterima oleh
seseorang melebihi kapasitasnya yang dapat mereka pilah dan gunakan maka orang
akan cenderung menyeleksi,mengabaikan, melewati, atau melupakan informasi
tersebut atau menghentikan pengolahan sampai situasi berlebih itu lewat. Tidak peduli
apakah akibatnya kehilangan informasi ataupun komunikasi yang efektif.
4. Emosi, Emosi dapat mempengaruhi komunikasi. Misalnya pesan yang diterima
seseorang ketika ia sedang marah atau kesal dibandingkan dengan ketika ia sedang
senang atau ceria akan berbeda tingkat keefektifan komunikasinya.
5. Bahasa, Dalam sebuah organisasi biasanya terdiri dari anggota yang berbeda-beda,
baik latar belakang pendidikan, budaya, dan usianya. Masalah dalam memahami
penggunaan bahasa ini adalah anggota organisasi biasanya tidak tahu bagaimana orang
yang dia ajak berinteraksi telah memodifikasi bahasa itu. Para pengirim cenderung
berasumsi bahwa kata-kata dan istilahistilah yang mereka gunakan adalah sama, baik
bagi dirinya maupun bagi penerima informasi tersebut. Tentu saja hal semacam ini
dapat menjadikan komunikasi menjadi tidak efektif.
6. Kegelisahan komunikasi, Diperkirakan 5-20% dalam populasi menderita kegelisahan
atau kecemasan dalam melakukan komunikasi. Seringkali orang merasa takut ketika
berbicara di depan umum. Mereka mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak
pada tempatnya baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Berbagai studi
menunjukkan bahwa orang seperti itu selalu menghindari situasi yang menuntut mereka
terlibat dalam komunikasi.

2.5. Unsur-unsur Komunikasi Dalam Organisasi


Terdapat beberapa unsur komunikasi antara lain, Komunikator, informasi/pesan, sarana
komunikasi, komunikan, umpan balik, dan dampak/effect.

1. Komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk


menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Komunikator tidak hanya berperan sebagai
pengirim pesan saja, namun juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang
disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2. Informasi/pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator.
Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran atau perantara lain. Inti pesan akan
selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi tersebut.
3. Sarana komunikasi digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses komunikasi, seperti
line, twitter, dan website yang dimiliki oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
MH. Thamrin yang digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi kepada
masyarakat internal maupun eksternal.
4. Komunikan merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh
komunikator. Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa juga dalam bentuk
kelompok. Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen penting karena
menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti pesan yang
disampaikan dengan baik.
5. Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan yang disampaikan
oleh komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan
komunikan terus menerus bertukar peran. Contohnya para mahasiswa/i Universitas
MH. Thamrinmemberikan pendapat atas informasi yang telah disampaikan oleh pihak
divisi komunikasi BEM melalui salah satu sarana komunikasi.
6. Dampak merupakan efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan
sesudah menerima pesan. Bila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai
dengan isi pesan maka komunikasi telah berjalan dengan baik. Dampak/efek
sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public opinion maupun majority
opinion. Namun semuanya mengarah kepada perubahan yang terjadi pada komunikan
setelah menerima pesan.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari dalam
aspek apapun, baik itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam kehidupan sehari-hari,
komunikasi diperlukan dengan tujuan agar sebuah system atau komunikasi yang ada bisa
terjalin dengan sempurna dan lebih baik. Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses
penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan
seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga
memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia, karena makhluk social yang saling
membutuhkan antara satu dengan yang lain.

Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan
seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat
banyak hambatan-hambatan dalam berkomunikasi. Tujuan komunikasi adalah berhubungan
dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai
tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada
dua jenis, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh).
Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan saling mendapatkan umpan
balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi
informasi serta penerima informasi, sehingga terciptanya suatu hubungan yang mutualisme
antara keduanya.

3.2. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca dapat mengerti dan memahami
pentingnya arti komunikasi dalam organisasi, didalam kehidupan berorganisasi atau
dikehidupan sehari-hari yang saling membutuhkan komunikasi. Semoga makalah ini dapat
diterima dan di mengerti serta berguna bagi pembaca. Dalam makalah ini, kami mohon maaf
jika ada tulisan kami atau Bahasa kami kurang berkenan.
DAFTAR PUSTAKA

Tewal, B., Pandowo, M. C. H. & Tawas, H. N. (2017). Perilaku Organisasi.

Robins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat

Robbins, Stephen P., & Judge, Timothy A. 2008b. Perilaku Organisasi buku 1 Edisi ke-12.
Jakarta: Salemba Empat, https://bem.univthamrinaka.com

Anda mungkin juga menyukai