Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PERILAKU KEORGANISASIAN

BUDAYA ORGANISASI

Dosen Pengampu :

Dian Triyani, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH :

1. Arya Okta Prasetya (B.111.20.0011)


2. Ganung Gurindra Wardana (B.111.20.0021)
3. Rivaldo Ivan Saputra (B.111.20.0024)
4. Rizal Rosidhi (B.111.20.0036)
5. Daffa Raihan Junatan (B.111.20.0204)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2022/2023

1
DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 5
2.1. Pengertian Budaya Organisasi ........................................................................................ 5
2.2. Fungsi Budaya Organisasi. .............................................................................................. 5
2.3. Manfaat Budaya Oganisasi. ............................................................................................ 6
2.4. Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Budaya Organisasi ................................................. 7
2.5. faktor – Faktor yang mempengaruhi budaya organisasi ................................................... 9
2.6. proses pembentukan budaya organisasi ......................................................................... 9
2.7. karakteristik budaya organisasi .................................................................................... 10
2.8. unsur-unsur budaya organisasi ..................................................................................... 10
2.9. peran budaya organisasi .............................................................................................. 11
2.10. sumber-sumber budaya organisasi ............................................................................... 12
2.11. ciri-ciri budaya organisasi............................................................................................. 12
2.12. Nilai dominan dan subbudaya organisasi ...................................................................... 13
BAB III ............................................................................................................................ 15
PENUTUP ....................................................................................................................... 15
3.1. KESIMPULAN ................................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebuah organisasi mempunyai budaya masing-masing. Ini menjadi salah satu


pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Budaya sebuah organisasi ada yang
sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada juga yang tidak sesuai sehingga seorang
anggota baru atau karyawan yang tidak sesuai dengan budaya organisasi tersebut harus dapat
menyesuaikan kalau dia ingin bertahan di organisasi tersebut.

Budaya organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan
bertahan lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi dapat menjadi pendukung
organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Maksudnya tidak dapat menyocokkan diri dengan lingkungannya, dan lebih ditakutkan lagi
organisasi itu tidak mau menyesuaikan budaya nya dengan perkembangan zaman karena dia
merasa paling benar.

Dalam keadaan inilah anggota tidak akan mendapatkan kepuasan kerja. Memang
banyak faktor lain yang menyebabkan anggota tidak memperoleh kepuasan kerja, tapi faktor
budaya organisasi merupakan faktor yang utama.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentefikasi masalah sebagai berikut :


1. Apa yang dimaksud dengan budaya dan organisasi ?
2. Apa fungsi budaya organisasi ?
3. Apa manfaat budaya oganisasi ?
4. Bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas budaya organisasi
5. Apa saja faktor – Faktor yang mempengaruhi budaya organisasi ?
6. Bagaimana proses pembentukan budaya organisasi ?
7. Bagaimana karakteristik budaya organisasi
8. Apa unsur-unsur budaya organisasi ?
9. Apa peran budaya organisasi ?
10. Apa sumber-sumber budaya organisasi ?
11. Bagaimana ciri-ciri budaya organisasi ?
12. Apa Nilai dominan dan subbudaya organisasi ?

3
1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan budaya dan organisasi


2. Untuk mengetahui pa fungsi budaya organisasi
3. Untuk mengetahui apa manfaat budaya oganisasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik budaya organisasi.
5. Untuk mengetahui apa unsur-unsur budaya organisasi.
6. Untuk mengetahui apa peran budaya organisasi.
7. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri budaya organisasi.
8. Untuk mengetahui apa sumber-sumber budaya organisasi.
9. Untuk mengetahui apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi budaya organisasi .
10. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan budaya organisasi.
11. Untuk mengetahui bagaimana upaya untuk meningkatkan kualitas budaya organisasi.
12. Untuk mengetahui apa Nilai dominan dan subbudaya organisasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Budaya Organisasi

Budaya adalah salah satu dasar dari asumsi untuk mempelajari dan
memecahkan suatu masalah yang ada didalam sebuah kelompok baik itu masalah
internal maupun eksternal yang sudah cukup baik dijadikan bahan pertimbangan dan
untuk diajarkan atau diwariskan kepada anggota baru sebagai jalan yang terbaik untuk
berpikir dan merasakan didalam suatu hubungan permasalahan tersebut.
Organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada bagian-bagian yang
saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat mengenai kewenangan,
koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
(Dimock )
Jadi, budaya organisasi itu adalah suatu budaya yang dianut oleh suatu
organisasi dan itu menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di sebuah
organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya
dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada
sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya Secara tradisional, pendiri
organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal organisasi tersebut. Pendiri
organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau ideologi sebelumnya.

2.2. Fungsi Budaya Organisasi.

Pemimpin sebuah organisasi memiliki peran penting dalam membentuk


budaya organisasi. Banyak pemimpin yang menggunakan teori budaya organisasi yang
ada saat ini untuk diterapkan di perusahaannya. Oleh karena itu, budaya organisasi yang
mengandung nilai-nilai dan norma-norma memiliki 5 fungsi, antara lain:
1. Meningkatkan rasa kepemilikan
Budaya organisasi berfungsi sebagai identitas yang meningkatkan rasa kepemilikan
dan loyalitas bagi seluruh anggotanya. Rasa kepemilikan berarti penerimaan sebagai
anggota atau bagian dari sesuatu. Misalnya, suatu organisasi sangat menekankan
budaya kedisiplinan. Maka, anggotanya akan memiliki identitas bahwa mereka
kumpulan orang-orang yang disiplin.

5
2. Alat untuk mengorganisir
Fungsi budaya organisasi kedua, yaitu sebagai alat untuk mengorganisir setiap
anggota atau karyawan suatu perusahaan. Maksudnya, mengorganisasi atau
mengatur suatu kelompok agar membentuk satu kesatuan. Nilai-nilai dan norma-
norma dalam budaya organisasi bisa menjadi batasan-batasan yang harus dipahami
dan dipatuhi semua anggotanya.Hal ini bisa membedakan antara satu organisasi
dengan organisasi lainnya.
3. Meningkatkan kekuatan organisasi
Budaya organisasi memiliki fungsi untuk meningkatkan kekuatan nilai suatu
organisasi. Maksudnya, meningkatkan kualitas suatu organisasi melalui nilai-nilai
dan norma-norma yang ada dalam budaya organisasi tersebut. Karena itu, budaya
organisasi juga dikenal sebagai pedoman dalam menyatukan organisasi dengan
memberikan standar tepat mengenai tutur kata dan tingkah laku para anggotanya.
4. Mengontrol perilaku
Ketiga, Fungsi budaya organisasi sebagai mekanisme dalam mengontrol perilaku
setiap anggota di dalam maupun di luar lingkungan organisasi. Nilai-nilai dan norma
dalam budaya organisasi bisa memandu dan membentuk sikap serta perilaku
karyawannya. Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu,
organisme, sistem atau entitas buatan dalam hubungannya dengan diri sendiri atau
lingkungannya, yang mencakup sistem atau organisme lain di sekitarnya serta
lingkungan fisik.
5. Mendorong kinerja anggota
Budaya organisasi juga berfungsi membantu mendorong seluruh anggota organisasi
atau karyawan perusahaan untuk meningkatkan performa kerja, baik itu dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Sehingga, budaya organisasi akan
mendorong para anggota agar lebih mengedepankan kepentingan organisasi
dibandingkan kepentingan pribadi. Jadi, mereka lebih sadar bahwa kepentingan
bersama harus lebih diprioritaskan.
6. Menentukan tujuan organisasi
Budaya organisasi berfungsi sebagai alat untuk menentukan arah atau hal-hal yang
bisa dilakukan dan tidak. Tujuan adalah penjabaran dari visi dan misi yang ingin
dicapai oleh suatu organisasi atau perusahaan.

2.3. Manfaat Budaya Oganisasi.

6
Manfaat budaya organisasi sebagai berikut:
1. Rekruitment
Budaya positif memberi organisasi keunggulan kompetitif. Orang ingin bekerja
untuk perusahaan dengan reputasi baik dari karyawan sebelumnya dan saat ini.
Perusahaan dengan budaya positif akan menarik calon karyawan yang berbakat dan
bersedia menjadikan tempat kerja mereka berikutnya sebagai rumah, bukan sekadar
batu loncatan.
2. Loyalitas karyawan
Budaya positif tidak hanya akan membantu upaya rekrutmen, namun juga akan
membantu mempertahankan talenta terbaik. Budaya positif menumbuhkan rasa
loyalitas karyawan. Karyawan jauh lebih mungkin untuk tinggal dengan atasan
mereka saat ini ketika mereka merasa diperlakukan dengan benar dan menikmati
bekerja setiap hari.
3. Kepuasan kerja
Tidak mengherankan bahwa kepuasan kerja lebih tinggi di perusahaan dengan
budaya perusahaan yang positif. Pengusaha yang berinvestasi dalam kesejahteraan
karyawan mereka akan dihargai dengan karyawan yang bahagia dan berdedikasi.
4. Kolaborasi
Karyawan jauh lebih mungkin untuk berkumpul bersama sebagai sebuah tim di
perusahaan dengan budaya yang kuat. Budaya positif memfasilitasi interaksi sosial,
kerja tim, dan komunikasi terbuka. Kolaborasi ini dapat menghasilkan beberapa
hasil yang luar biasa.
5. Performa kerja
Budaya perusahaan yang kuat telah dikaitkan dengan tingkat produktivitas yang
lebih tinggi. Ini karena karyawan cenderung lebih termotivasi dan berdedikasi untuk
atasan yang berinvestasi dalam kesejahteraan dan kebahagiaan mereka.
6. Kurangnya stres kerja
Budaya perusahaan yang positif akan membantu mengurangi stres di tempat kerja
secara signifikan. Perusahaan dengan budaya perusahaan yang kuat cenderung
membantu meningkatkan kesehatan karyawan dan kinerjanya.

2.4. Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Budaya Organisasi

Berikut langkah yang bisa dilakukan dalam membangun budaya organisasi yang kuat
yaitu:

7
1. Tetapkan Visi dan Misi Secara Bersama
Budaya organisasi yang kuat tidak terlahir dengan sendirinya, tetapi karena secara
disengaja (by design) telah dikembangkan oleh para pemimpin organisasi tersebut.
Dan semuanya berawal dari menyusun visi dan misi yang ingin dicapai organisasi
atau perusahaan tersebut. Apa bedanya visi dan misi? Visi merupakan tujuan besar
atau goal jangka panjang yang ingin dicapai oleh organisasi. Idealnya adalah para
pemimpin dan para pemangku kepentingan duduk bersama dan menetapkan secara
bersama kemana arah dan tujuan yang dicapai.
2. Komunikasikan Secara Efektif
setelah membuat dan mengembangkan standard sikap dan perilaku yang jelas dan
terukur, maka berikutnya menjadi sangat penting untuk mengkomunikasikan dan
mensosialisasikan kepada semua karyawan secara efektif. Pada langkah ini perlu
mengkomunikasikan dengan media yang tepat ke semua jajaran karyawan.
Sebaiknya dimulai dari jajaran manakah? Idealnya adalah tentunya dari level
pemimpin, karyawan level menengah hingga jajaran karyawan tingkat pelaksana.
3. Implementasikan Melalui Pelatihan & Pengembangan
Pelatihan ini juga yang membekali para karyawan untuk memiliki level pengetahuan
yang sama, ketrampilan yang terus dilatih dan motivasi diri untuk melakukan
standard sikap dan perilaku yang telah ditetapkan. Pelatihan juga dapat menjadi
kesempatan yang tepat untuk para pemimpin mensharingkan pengalaman-
pengalaman mereka untuk memotivasi para karyawan menghidupi nilai-nilai yang
ada dan mencapai sukses bersama.
4. Dukunglah Dengan Apresiasi dan Konsekuensi
Setelah program-program pelatihan dijalankan, tetapi ada kalanya beberapa
karyawan yang tidak menaatinya atau belum dapat melakukannya dengan maksimal.
Hal ini bisa diatasi dengan memberikan dukungan bagi mereka, yang dapat
diberikan melalui dua pendekatan. Yang pertama adalah dengan pendekatan
pemberian penghargaan bagi karyawan yang menerapkan sikap dan perilaku yang
sudah ditentukan dengan baik. Sementara yang kedua adalah dengan memberikan
konsekuensi bagi karyawan yang tidak berkerja dan bersikap sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
5. Evaluasi ke Dalam Penilaian Kinerja Secara Berkala
Langkah terakhir namun tidak kalah penting yang harus dilakukan adalah dengan
memasukan penilaian sikap dan perilaku yang diharapkan ke dalam penilaian
kinerja keryawan. Cara ini membantu untuk mengukur kesesuaian antara kinerja

8
dengan sikap atau perilaku yang selama ini karyawan tunjukan. Dengan
mengevaluasinya dan melakukannya secara berkala maka karyawan akan terdorong
untuk memperhatikan perilaku dan sikap kerjanya.

2.5. faktor – Faktor yang mempengaruhi budaya organisasi

1. Sejarah Organisasi
Sejarah organisasi memuat tentang bagaimana proses pendirian suatu organisasi
tersebut, keberhasilan yang dimulai dari bawah, pengurangan tenaga kerja,
pemindahan karyawan dan juga masalah-masalah lain yang muncul dalam
organisasi. Hal tersebut menjadi suatu cerminan budaya dan memberikan pengaruh
agar dapat melakukan hal yang lebih baik lagi di masa sekarang.
2. Kebiasaan
Merupakan suatu pengulangan aktivitas yang dilakukan dalam organisasi sehingga
akan menjadi suatu kebiasaan dan juga akan menjadi budaya yang ada dalam
organisasi tersebut. dengan tetap terjaganya budaya-budaya organisasi maka akan
memantapkan nilai-nilai dalam organisasi dan tujuan-tujuan organisasi.
3. Bahasa
Dengan mempelajari bahasa organisasi yang ada, maka pelaku-pelaku organisasi
pun akan mempelajarinya bahasa-bahasa tersebut dan akan berusaha
mempertahankannya.

2.6. proses pembentukan budaya organisasi

Budaya dalam sebuah organisasi tidaklah muncul begitu saja, akan tetapi ada
proses yang harus dilalui budaya itu hingga akhirnya menjadi budaya organisasi. Riani
(2011) dalam Bukhori (2014) menjelaskan bahwa untuk membentuk budaya organisasi,
prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi.
Schein (1985) dalam Bukhori (2014) menyatakan bahwa pembentukan budaya
organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Selain itu, Robbins
(2013) menjelaskan bahwa para pendiri organisasi biasanya mempunyai dampak besar
pada budaya awal organisasit ersebut.
Robbins (2003) memaparkan proses pembentukan budaya organisasi
dilakukan melalui tiga cara, yaitu Pertama, pendiri hanya merekrut dan menjaga pekerja
yang berfikir dan merasa dengan cara yang sama untuk melakukannya. Kedua,

9
mendoktrinasi dan mensosialisasi pekerja dalam cara berfikir dan merasakan sesuatu.
Ketiga, Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong pekerja
mengidentifikasi dengan mereka dan kemudian menginternalisasi keyakinan, nilai dan
asumsi. Ketika organisasi berhasil, visi pendiri menjadi terlihat sebagai determinan
utama keberhasilan. Dapat dipahami bahwa pendiri sekaligus bertindak sebagai
pemimpin pada tahap awal organisasi menginginkan bawahannya dapat menjalankan
apa yang menjadi tujuannya dengan berdasar pada filosofi dan pola pikir yang
dipandangnya benar berdasarkan pengalamannya.

2.7. karakteristik budaya organisasi

Berikut dijelaskan karakteristik budaya organisasi, yang meliputi:


1. Inovasi dan pengambilan risiko. Mencari peluang baru, mengambil risiko,
bereksperimen, dan tidak merasa terhambat oleh kebijakan dan praktek-praktek
formal.
2. Stabilitas dan keamanan untuk mengantisipasi kejadian yang dapat disangka
sebelumnya. Serta penerapan dari aturan-aturan yang mengarahkan perilaku.
3. Penghargaan kepada orang.
4. Orientasi hasil. Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi terhadap hasil,
capaian, dan tindakan.
5. Orientasi tim dan kolaborasi. Bekerja bersama secara terkoordinasi dan
berkolaborasi.
6. Keagresifan dan perjuangan dengan mengambil tindakan tegas untuk menghadapi
para pesaing.
7. Perhatian pada hal-hal detail. Dimana pekerjaan dielemenkan menunjukkan
ketepatan, melakukan analisis, dan perhatian pada hal-hal rinci.

2.8. unsur-unsur budaya organisasi

Adapun unsur-unsur budaya organisasi adalah sebagai berikut :


1. Asumsi dasar
Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai
pedoman bagi anggota ataupun kelompok dalam organisasi untuk berprilaku
2. Keyakinan yang dianut

10
Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang dianut dan dilaksanakan oleh
para anggota organisasi keyakinan ini mengandung nilai-nilai yang berbentuk
slogan atau moto, asumsi dasar, tujuan umum organisasi, filosofo usaha, atau
prinsip-prinsip menyelesaikan usaha
a. Pimpinan atau kelompok pencipta dan pengembang budaya organisasi
Budaya organisasi dapat diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin
organisasi atau kelompok-kelompok tertentu dalam organisasi tersebut.
b. Pedoman mengatasi masalah
Dalam organisasi terdapat masalah pokok yang sering muncul. Masalah tersebut
dapat diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama anggota
organisasi.
3. Berbagi nilai
Budaya organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang perlu diinginkan atau apa
yang lebih baik atau berharga bagi seseorang
4. Pewaris
Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu diwariskan
kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak
dan berprilaku dalam organisasi tersebut.
5. Penyesuaian (adapatasi)
Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma yang berlaku
dalam kelompok atau organisasi tersebut. Serta adaptasi organisasi terhadap
perubahan lingkungan. (Tika:2012:4)

2.9. peran budaya organisasi

Dalam hidupnya, manusia dipengaruhi oleh budaya dimana dia berada, seperti
nilai-nilai, keyakinan dan perilaku social/masyarakat yang kemudian menghasilkan
budaya social atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga akan terjadi bagi para
anggota organisasi dengan segala niat, keyakinan, dan perilakunya dalam organisasi
yang kemudian menciptakan budaya organisasi. Wheelen dan Hunger (1986) secara
spesifik mengemukakan sejumlah peranan penting yang dimainkan oleh budaya
organisasi antara lain :
1. Membantu menciptakan rasa memilki jati diri bagi pekerja
2. Dapat dipakai untuk mengembangkan keikatan pribadi dengan organisasi
3. Membantu stabilisasi organisasi sebagai suatu system social

11
4. Menyajikan pedoman prilaku, sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang
sudah terbetuk.
Singkatnya, budaya organisasi sangat penting peranannya di dalam mendukung
terciptanya suatu organisasi/perusahaan yang efektif.

2.10. sumber-sumber budaya organisasi

Terdiri dari beberapa sumber budaya organisasi. Isi dari suatu budaya
organisasi terutama berasal dari tiga sumber (Robbins, 2002), yaitu sebagai berikut :
1. Pendiri organisasi
Pendiri sering disebut memiliki kepribadian dinamis, nilai yang kuat, dan visi yang
jelas tentang bagaimana organisasi seharusnya. Pendiri mempunyai peranan kunci
dalam menarik karyawan. Sikap dan nilai mereka siap diteruskan kepada karyawan
baru. Akibatnya, pandangan mereka diterima oleh karyawan dalam organisasi, dan
tetap dipertahankan sepanjang pendiri berada dalam organisasi tersebut, atau bahkan
setelah pendirinya meninggalkan organisasi.
2. Pengalaman organisasi menghadapi lingkungan eksternal

2.11. ciri-ciri budaya organisasi

Ciri-ciri budaya Organisasi adalah sebagai berikut:


1. Inovasi dan pengambilan resiko
Yakni mencari peluang baru, bereksperimen, dan tidak terhambat oleh kebijakan
formal.

2. Stabilitas dan keamanan


Yakni menghargai hal-hal yang dapat diduga sebelumnya, keamanan, dan
penggunaan aturan-aturan yang mengarahkan dalam berprilaku.
3. Menghargai orang lain
Adil, toleransi, dan memberikan penghargaan kepada orang lain.
4. Orientasi Hasil
Memiliki perhatian dan harapan tinggi terhadap hasil, capaian dan Tindakan.
5. Orientasi tim dan kolaborasi
Bekerjasama secara terkoordinasi dan berkolaborasi. Sedangkan Luthans
mengemukakan beberapa karakteristik penting dari budaya organisasi adalah
sebagai berikut:

12
1) Sifat beraturan perilaku yang diamati. Ketika anggota-anggota organisasi
berinteraksi satu sama lain, mereka menggunakan bahasa, istilah, dan ritual-
ritual bersama yang berhubungan pada rasa hormat dan cara bertindak;
2) Norma-Norma. Standar perilaku yang ada, termasuk garis pedoman tentang
berapa banyak pekerjaan yang dilakukan;
3) Nilai-nilai dominan. Ada nilai-nilai utama yang disokong dan
diharapkan anggota untuk bersama-sama. Contoh yang khas adalah kualitas
produk, ketidakhadiran yang rendah, dan efisiensi yang tinggi;
4) Filosofi. Ada kebijakan-kebijakan yang ditentukan seterusnya kepercayaan
organisasi tentang bagaimana karyawan dan atau pelanggan
diperlakukan/disenangkan;
5) Aturan-aturan. Ada garis pedoman yang tepat yang berhubungan majunya
organisasi. Pendatang baru harus mempelajari “jerat-jerat” itu dalam aturan
yang diterima secara penuh anggota atau kelompok;
6) Iklim organisasi. Ini adalah “jiwa” keseluruhan yang dibawa oleh rancangan
fisik, cara interaksi anggota, dan cara anggota organisasi melayani diri
mereka sendiri dengan pelanggan atau pihak luar lainnya .

2.12. Nilai dominan dan subbudaya organisasi

Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota
organisasi atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama.Karena
itu, harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki
latar belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi
akan memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.
Sebagian besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak subbudaya.
Sebuah budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh
mayoritas anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal
tersebut merujuk pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap
budaya yang memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi.
Subbudaya cenderung berkembang di dalam organisasi besar untuk
merefleksikan masalah, situasi, atau pengalaman yang sama yang dihadapi para
anggota Subbudaya mencakup nilai-nilai inti dari budaya dominan ditambah nilai-nilai
tambahan yang unik.

13
Jika organisasi tidak memiliki budaya dominan dan hanya tersusun atas
banyak subbudaya, nilai budaya organisasi sebagai sebuah variabel independen akan
berkurang secara signifikan karena tidak akan ada keseragaman penafsiran mengenai
apa yang merupakan perilaku semestinya dan perilaku yang tidak semestinya. Aspek
makna bersama dari budaya inilah yang menjadikannya sebagai alat potensial untuk
menuntun dan membentuk perilaku.Itulah yang memungkinkan seseorang untuk
mengatakan, misalnya, bahwa budaya Microsoft menghargai keagresifan dan
pengambilan risiko dan selanjutnya menggunakan informasi tersebut untuk lebih
memahami perilaku dari para eksekutif dan karyawan Microsoft. Tetapi, kenyataan yang
tidak dapat diabaikan adalah banyak organisasi juga memiliki berbagai subbudaya yang
bisa memengaruhi perilaku anggotanya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Jadi telah sampai pada akhir makalah kami, maka kesimpulannya adalah :
1. Budaya Organisasi adalah sebuah sistem yang mempunyai makna bersama yang
dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-
organisasi yang lainnya.
2. Sikap keberanian dalam mengambil sebuah resiko, perhatian terhadap detail,
berorientasi terhadap hasil dan tim adalah hal yang sanagt diperlukan dalam
sebuah budaya organisasi.
3. Budaya Organisasi sangat penting didalam sebuah perusahaan dikarenakan
terdapat manfaat yang sangat penting yaitu untuk mementingkan tujuan
bersama.
4. Dalam berkomunikasi sangat diutamakan pola komunikasi karena bersifat
dibatasi oleh herarki kewenangan yang formal.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/15581/3/MM025272.pdf

http://ilkom.unida.gontor.ac.id/7-karakteristik-budaya-organisasi/

https://deepublishstore.com/materi/budaya-organisasi/

https://samahitawirotama.com/manfaat-budaya-perusahaan-yang-kuat/

https://www.rikaariyani.com/2022/01/Pengertian-budaya-organisasi.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi

16

Anda mungkin juga menyukai