BUDAYA ORGANISASI
Dosen Pengampu: Rini Safitri, SE., MM., MBA.
OLEH: KELOMPOK 9
PERBANKAN SYARIAH B
FAKULTAS EKONOMI
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkat limpahan rahmat serta
hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan tugas manajemen SDM mengenai pembuatan
makalah. Sholawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW. yang syafaatnya kita harapkan di yaumul qiyamah.
Dalam penyelesaian makalah tugas manajemen SDM ini kami telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan, petunjuk baik dari referensi, maupun arahan lainnya dari berbagai pihak.
Maka pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Ibu Rini
Safitri, SE., MM., MBA. selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen SDM yang telah
memberikan tugas ini dan membimbing kami.
Kami menyadari bahwa makalah manajemen SDM ini masih banyak terdapat
kekurangan, mengingat keterbatasan wawasan kami, untuk itu besar harapan kami akan
adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dalam penyusunan naskah
makalah selanjutnya. Akhirnya kami juga berharap semoga hasil penyusunan makalah
manajemen SDM mengenai Budaya Organisasi ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya serta semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3. Tujuan....................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1. Pengertian Budaya Organisasi...................................................................................................6
2.2. Pembentukan Budaya Organisasi...............................................................................................7
2.3. Tujuan Budaya organisasi...........................................................................................................8
2.4. Fungsi Budaya Organisasi.........................................................................................................8
2.5. Jenis Budaya Organisasi............................................................................................................9
2.6. Karakteristik Budaya Organisasi.............................................................................................10
2.7. Contoh Budaya Organisasi......................................................................................................11
2.8. Tingkatan Budaya Organisasi...................................................................................................12
2.9. Elemen Budaya Organisasi......................................................................................................13
2.10. Mekanisme Perubahan Budaya Organisasi............................................................................14
2.11. Strategi Perubahan Budaya Organisasi..................................................................................16
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya organisasi merupakan bagian dari kurikulum mata pelajaran Sumber Daya
Manusia (MSDM) serta bagian dari teori orgAnisasi.
Setiap organsasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas
suatu organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting
dalam organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan kenyamanan
yang kemudian menunjang kinerja anggotanya. Sebaliknya budaya organisasi yang
kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan memicu penurunan
kinerja setiap anggota.
Dalam hal ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat
menunjang kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini akan semakin membuktikan bahwa
budaya suatu organisasi dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi.
Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi
tidak hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor
lainnya yang harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat
menciptakan, menumbuhkan dan mengembangkan budaya yang akan dapat berdampak
baik bagi perusahaan.
1.3. Tujuan
PEMBAHASAN
Budaya organisasi terdiri dari dua kata yaitu ‘budaya’ dan ‘organisasi’.
Budaya sendiri dalam KBBI di definisikan sebagai adat, pikiran, dan sesuatu yang
sudah menjadi kebiasaan sehingga melekat dalam diri dan susah untuk merubahnya.
Budaya menurut Soelaiman Soemardi dan Selo Soemardjan adalah hasil karya yang
berkembang di masyarakat. Lehman, Himstreet, dan Batty juga mendefinisikan
budaya sebagai pengalaman hidup pada kelompok masyarakat berupa kepercayaan,
perilaku, dan gaya hidup. Jadi budaya bisa di definisikan sebagai pikiran, perilaku,
gaya hidup yang sudah menjadi kebiasaan di suatu kelompok masyarakat. Munculnya
kebiasaan berperilaku, berpikir, gaya hidup ini karena adanya pengalaman yang
pernah di alami pada seseorang atau kelompok sehingga hal ini muncul menjadi
sebuah kebiasaan atau budaya yang sering di lakukan.
Organisasi dalam KBBI memiliki arti sebagai susunan yang terdiri dari
bagian-bagian orang dan ada tujuan di dalamnya. organisasi juga di artikan sebagai
Kerjasama antar sekelompok orang untuk mencapai tujuan Bersama. Rosenzweig
memandang organisasi sebagai integrasi sosial pada sekelompok orang yang bekerja
sama dengan berpedoman pada tujuan yang sama. Menurut Ernest Dale dapat
dikatakan sebagai organisasi jika memuat lima struktur yaitu dalam organisasi
terdapat daftar pekerjaan dan pembagian pekerjaan yang hal ini di lakukan untuk bisa
mencapai tujuan. Dapat melakukan dan mengerjakan tugas dengan efisien, dan dapat
mengoordinasikan dan memonitor struktur organisasi agar berjalan sengan efektif dan
sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Menurut Robbins budaya organisasi adalah sebuah makna dari kebiasaan yang
sering dilakukan para anggota dalam organisasi sehingga menjadikan hal tersebut
sebagai karakteristik yang akan membedakan organisasi ini dengan organisasi
lainnya. Susanto memaparkan budaya organisasi sebagai nilai yang menjadi pedoman
manusia dalam menyelesaikan permasalahan eksternal dan internal sehingga para
anggota organisasi mengetahui bagaimana cara berperilaku dalam hal tersebut.
sedangkan menurut Schein budaya organisasi adalah suatu hal yang diciptakan dan
dikembangkan pada suatu kelompok. Budaya atau kebiasaan yang berkembang dalam
organisasi ini dapat di jadikan patokan dalam menangani masalah pada eksternal
maupun internal. Jadi dapat disimpulkan budaya organisasi adalah suatu kebiasaan
yang diciptakan dan dikembangkan sehingga dapat menjadi karakteristik sebuah
organisasi dan di jadikan pedoman dalam menghadapai permasalahan yang ada.
Adanya budaya organisasi ini bisa menjadi sebuah patokan organisasi dalam
melakukan dan mengambil keputusan untuk organisasi. Budaya yang ada dalam
organisasi ini akan membentuk karakteristik yang bisa menjadi sebuah pembeda
dengan organisasi lain. Adanya budaya organisasi ini juga bisa menjadi pembelajaran
atau ilmu untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang.
Budaya organisasi (Quinn dan Cameron, 1999 dalam Maria, 2016) dapat
dibedakan menjadi empat jenis budaya organisasi:
Wallach (1983) dalam Martin et al. (2017) membagi budaya organisasi menjadi tiga
jenis, yaitu:
a. Budaya birokrasi
Budaya yang memiliki ciri dengan pendekatan yang teratur dan sistematis sesuai
tanggung jawab dan wewenang yang jelas dan terarah. Organisasi yang menganut
budaya ini biasanya terstruktur, berhati-hati, teratur, prosedural, hierarki, solid, dan
berorientasi pada kekuatan.
b. Budaya inovatif
Budaya yang kreatif, berorientasi pada hasil, berani mengambil risiko, menantang,
giat dan mendorong. Budaya ini berfokus pada sistem internal organisasi dan
keunggulan kompetitifnya dengan mendorong keterbukaan terhadap ide-ide baru yang
dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang bermanfaat.
c. Budaya suportif
Budaya dengan ciri kepercayaan, aman, adil, mudah bergaul, berorientasi pada
hubungan diharapkan mendorong suasana kolaboratif. Orang yang memiliki budaya
seperti ini layak untuk dipekerjakan karena secara umum orang-orang ini bermanfaat
dan memiliki sikap ramah.
Ada beberapa tingkatan budaya organisasi. Menurut Daft (2002), terdapat tiga
tingkatan budaya organisasi, yaitu:
a. Artifak (Fenomena yang dilihat dan dirasakan)
Artifak (artifact), adalah budaya organisasi tingkat pertama, yaitu hal-hal yang
dilihat, didengar dan dirasa ketika seseorang berhubungan dengan suatu kelompok
baru. Artifak bersifat kasat mata (visible), misalnya lingkungan fisik organisasi, cara
berprilaku, cara berpakaian, dan lain-lain. Karena antara organisasi yang satu dengan
organisasi lainnya artifaknya berbeda-beda, maka anggota baru dalam suatu
organisasi perlu belajar dan memberikan perhatian terhadap budaya organisasi
tersebut.
Nilai, merupakan alasan yang diberikan oleh sebuah organisasi untuk mendukung
caranya melakukan seseuatu. Ini adalah budaya organisasi tingkat kedua yang
mempunyai tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artifak. Pada tingkat ini, baik
organisasi maupun anggota organisasi memerlukan tuntunan strategi, tujuan dan
filosofi dari pemimpin organisasi untuk bersikap dan bertindak. Oleh karena itu,
untuk memahami espoused values ini, seringkali dilakukan wawancara dengan
anggota kunci organisasi misalnya, atau menganalisa kandungan artifak seperti
dokumen.
Budaya organisasi terdiri dari dua elemen pokok yaitu elemen yang bersifat
idealistik dan elemen yang bersifat behavioral (Sobirin, 2007: 152).
a. Elemen Idealistik
Dikatakan idealistik karena elemen ini menjadi ideologi organisasi yang tidak
mudah berubah walaupun disisi lain organisasi secara natural harus selalu berubah
dan beradaptasi dengan lingkungannya. Elemen ini bersifat terselubung (elusive),
tidak tampak ke permukaan (hidden), dan hanya orang-orang tertent saja yang tahu
apa sesungguhnya ideologi mereka dan mengapa organisasi tersebut didirikan
(Sobirin, 2007: 153).
Elemen idealistik melekat pada diri pemilik dalam bentuk doktrin, falsafah
hidup, atau nilai-nilai individual para pendiri atau pemilik organisasi biasanya
dinyatakan secara formal dalam bentuk pernyataan visi dan misi organisasi
(Sobirin, 2007: 153).
b. Elemen Behavioral
Pada tahap ini organisasi belum begitu kompleks dan peran pendiri dan
atau keluarganya sangat dominant, sehingga budaya organisasi merupakan cerminan
nilai-nilai dan pandangan para pendiri dan para pekerja yang datang belakangan
hanya sekedar mengikuti, mempelajari dan mengikuti saja seolah-olah tidak
mempunyai peran dalam membangun budaya organisasi. Bagi para pendiri budaya
organisasi lebih berfungsi sebagai alat untuk mengintegrasikan pekerja dengan
organisasi, alat perekat diantara anggota organisasi dan alat untuk membangun
komitmen dalam rangka menunjukkan identitas diri organisasi sehingga jika ada
perubahan budaya organisasi lebih disebabkan karena adanya tuntutan internal
dan agar terjadinya kohesivitas atau integrasi internal yang semakin kokoh.
1. Perubahan system yang bersifat natural; Perubahan budaya yang bersifat natural tanpa
adanya rekayasa perencanaan sebelumnya dan lebih berorientasi internal dalam
kerangka memperkokoh nilai-nilai yang sudah ada.
2. Perubahan system yang dipandu dari dalam organisasi (self guided) dengan
menggunakan terapi organisasi; Perubahan budaya karena adanya kesadaran akan
pentingnya memantau terus kondisi internal organisasi, melakukan penilaian dan
evaluasi sehingga mengetahui kelemahan dan kelebihan organisasi. Perubahan ini
terkadang membutuhkan keterlibatan orang luar dengan tujuan memberikan
jaminan secara psikologis kepada orang-orang dalam organisasi bahwa perubahan
tidak perlu ditakutkan.
3. Perubahan System dengan hybrids; Perubahan budaya dengan membiarkan
budaya lama tetap eksis namun pada saat yang bersamaan mulai diperkenalkan
budaya baru sampai pada saatnya nanti budaya baru benar-benar bisa
menggantikan budaya yang lama. Untuk perubahan ini diperlukan bantuan orang
dalam yang sudah lama bergabung dengan perusahan, sehingga keberadaannya
dapat diterima semua pihak.
4. Perubahan revolutif terkendali dengan bantuan pihak luar organisas; Perubahan
ini bisa dikatakan revolusioner karena perubahanya melibatkan orang luar meski
perubahannya masih dalam batas kendali organisasi (para pendiri).
3. Perubahan budaya dengan memaparkan sisi negative dari mitos yang selama ini
berkembang di dalam organisasi; Perubahan dilakukan dengan mengembangkan
asumsi atau mitos lain yang lebih relevan dalam menjalankan aktifitas perusahaan.
Budaya mana saja yang telah mengental dan karakteristik dari organisasi
tersebut. Seluruh tim organisasi juga bisa berbudaya mana saja yang berdampak baik
pada organisasi tersebut dan harus dipertahankan.
Setelah memahami budaya yang dijalankan saat ini dengan baik, organisasi
dapat memutuskan tujuan masa depan yang akan datang dan budaya yang mendukung
terwujudnya tujuan tersebut. Organisasi juga harus memiliki visi misi yang jelas dan
dipahami oleh seluruh anggota.
Jika tujuan organisasi yaitu membuat anggotanya lebih yang berkualitas, maka
ajari mereka kemampuan memecahkan masalah atau memecahkan masalah. Jika ingin
budaya yang inovatif, lakukanlah cara yang baru dengan memberikan apresiasi setiap
hasil.
Strategi perubahan budaya organisasi yang tepat yaitu dengan melihat masalah
sebagai peluang. Karena perubahan dapat dijadikan sebagai perbaikan lanjutan untuk
mengubah karyawan atau anggota didalamnya lebih baik. Manajemen harus
menyelesaikan masalah dan melihatnya sebagai peluang agar bertanggung jawab
terhadap pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tentang budaya organisasi di atas, maka dapat kita simpulkan
beberapa hal tekait budaya organisasi, yakni budaya organisasi adalah sebuah makna
dari kebiasaan yang sering dilakukan para anggota dalam organisasi sehingga
menjadikan hal tersebut sebagai karakteristik yang akan membedakan organisasi ini
dengan organisasi lainnya. Dengan demikian tentu organisasi memiliki karakteristik,
karakteristik penting dari budaya organisasi di antaranya adalah aturan-aturan
perilaku, norma, nilai-nilai dominan, filosofi, peraturan-peraturan yang tegas dari
organisasi., dan iklim organisasi.
Tentu kita bertanya apa kegunaan atau peran dari budaya organisasi? Kegunaan
atau fungsi dari budaya organisasi adalah Memberi anggota identitas organisasional,
Memfasilitasi komitmen kolektif, Meningkatkan stabilitas sistem sosial, dan
Membentuk perilaku. Mengingat budaya organisasi merupakan nilai, kepercayaan
bersama para anggota organisasi, tentu budaya ini hendaknya senantiasa terus
dibangun dan dibina dalam organisasi. Hal ini terkait dengan berbagai macam latar
belakang anggota organisasi. Budaya organisasi yang dikelola akan memberikan
dampak positif pada kinerja institusi secara umum, karena budaya organisasi tersebut
akan mengarahkan perilaku para anggota organisasi.
DAFTAR PUSTAKA