1
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya organisasi kini sedang menjadi pembicaraan di mana-mana, baik di kalangan para
pakar maupun di kalangan para praktisi bisnis dan para eksekutif, karena budaya organisasi
tersebut banyak yang berhasil membuat suatu organisasi menjadi lebih stabil, lebih maju, lebih
antisipatif terhadap perubahan lingkungan. Suatu budaya organisasi yang kuat dan telah berakar
akan dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi anggota organisasi dalam hal
pemahaman yang jelas dan lugas tentang suatu persoalan yang diselesaikan.
Budaya memiliki pengaruh yang berarti pada sikap dan perilaku anggota-anggota
organisasi. Banyak bukti yang menggambarkan bahwa suksesnya suatu organisasi disebabkan
karena budayanya yang begitu kuat yang membuat organisasi itu lebih percaya diri dan akhirnya
menjadi lebih efektif. Dalam era globalisasi yang sangat sarat dengan perubahan, perubahan mana
sering begitu cepat dan sangat sulit diprediksi namun sangat besar dampaknya bagi masa depan
organisasi, kehadiran budaya organisasi yang fleksibel menjadi semakin relevan. Strategi dalam
mengantisipasi perubahan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi juga perlu
mempertimbangkan aspek budaya yang telah ada selama ini, apakah strategi yang didesain tersebut
cocok dengan nilai-nilai yang ada, atau justru nilai-nilai yang ada justru itu menjadi kontra
produktif bagi organisasi dalam perjalanannya ke depan. Para manajer terutama yang berada pada
level puncak mesti sadar betapa pentingnya memahami budaya organisasinya karena pengaruhnya
yang begitu besar terhadap perilaku anggota. Budaya organisasi juga dapat dipakai sebagai konsep
dalam menyusun strategi perubahan atau pengembangan organisasi yang dipimpinnya
Pada dasarnya dalam suatu organisasi atau perusahaan, budaya organisasi merupakan
faktor yang mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Dimana berbagai pengaruh perubahan yang
terjadi akibat reformasi menuntut organisasi, baik organisasi swasta maupun pemerintah untuk
mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun
kebijakan yang selaras dengan perubahan lingkungan. Suatu organisasi harus mampu menyusun
kebijakan yang tepat untuk mengatasi setiap perubahan yang akan terjadi.
Perubahan tersebut membawa dampak pada perubahan budaya organisasi yang mau tidak
mau harus menghadapi serangkaian adaptasi yang harus dilakukan atas berbagai keragaman seperti
ras, kesukuan, gender, usia, status, fisik, agama, pendidikan, dan lain sebagainya. Selain beberapa
keragaman tersebut, tantangan cukup kompleks adalah bagaimana mengubah budaya organisasi
lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai budaya organisasi baru pada seluruh pegawai
atas keinginan secara sukarela dan partisipasi pegawai. Orang tidak akan berubah dengan
4
sendirinya hanya karena diperintah dan hanya akan berubah kalau menginginkannya secara
sukarela dan sadar.Setiap organisasi memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga pemimpinpun
harus memahami budaya organisasi di tempatnya bekerja. Budaya organisasi pada konsep yang
paling dasar adalah pola-pola asumsi yang dimiliki bersama tentang bagaimana pekerjaan
diselesaikan dalam sebuah organisasi.Dengan adanya budaya organisasi yang baik terhadap
karyawan diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku yang menjunjung tinggi rasa hormat dan
sopan santun di dalam lingkungan kerjanya dan dapat meningkatkan kinerjanya. Dengan adanya
pembentukan budaya organisasi yang baik, diharapkan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik
dan tepat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Indikator budaya organisasi
2. Apa saja Pengembangan Budaya organisasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Indikator Budaya Organisasi
Terdapat tujuh karakteristik utama menurut pendapat Robbins dalam Sudarmanto
(2014,p.171) yang menunjukkan hakikat budaya sebuah organisasi secara keseluruhan. Ketujuh
karakteristik tersebut yaitu :
a. Perhatian pada hal-hal rinci, maksud dari point ini yaitu seberapa jauh karyawan dalam
menjalankan analistis,presisi,dan perhatiannya pada hal-hal yang rinci (detail)
b. Orientasi orang, yakni sejauh mana pengambilan keputusan manajemen dalam
mempertimbangkan efek yang dihasilkan dari karyawan dalam lingkup organisasi.
c. Stabilitas, mengukur seberapa jauh kegiatan organisasi untuk menekankan dan
dipertahankannya status perbandingan dengan pertumbuhan perusahaan.
d. Inovasi dan keberanian mengambil resiko. Dalam hal ini karyawan didorong untuk bisa bersikap
inovatif dan berani dalam pengambilan resiko.
e. Orientasi hasil, dalam hal ini manajemen lebih terfokus dengan hasil dari pada proses dan teknik
yang digunakan untuk pencapaian hasil itu sendiri.
f. Orientasi Tim, mengukur seberapa jauh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh karyawan
organisasi pada tim dari pada individu.
g. Keagresifan, sejauh mana individu tersebut bersikap inovatif,agresif dan kompetitif ketimbang
santai
Indikator budaya organisasi menurut Sulaksono Hari (2015:14)
dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Inovatif memperhitungkan resiko.
Karyawan akan memberikan perhatian sensitif terhadap permasalahan yang kemungkinan
memiliki resiko kerugian bagi kelompok organisasi maupun secara keseluruhan.
2. Memberikan perhatian pada setiap masalah secara
6
detail didalam melakukan pekerjaan.Menggambarkan ketelitian dan kecermatan dari
karyawan didalam melaksanakan tugasnya.
3. Berorientasi pada hasil yang akan dicapai.
Salah satu cara manajer untuk mengarahkan dan memberdayakan bawahanya yaitu dengan
supervisi seorang manajer. Supervisi ini dapat menguraikan tujuan organisasi dan kelompok serta
anggotanya.
4. Berorientasi kepada semua kepentingan karyawan.
Team work (Tim Kerja) menentukan keberhasilan atau kinerja organisasi, dimana
kerjasama tim terbentuk apabila manajer bisa melakukan supervisi dengan baik terhadap
bawahannya.
5. Agresif dalam bekerja.
Performa yang baik seperti kualifikasi keahlian (Ability and skill) dapat menghasilkan
produktivitas tinggi yang memenuhi standar untuk melakukan tugasnya dengan disiplin dan
kerajinan yang tinggi.
6. Mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja.
Dalam hal ini karyawan diharapkan mampu untuk menjaga kestabilan kondisi
kesehatannya agar tetap produktif,kondisi yang prima seperti ini dapat dipenuhi dengan
mengkonsumsi makanan bergizi secara teratur sesuai nasehat ahli gizi. 1
7
a. Perhatian terhadap detail ( attention to detail).
b. Berorientasi kepada manusia (people orientation).
c. Agresif (aggresiveness).
d. Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation and Risk Taking).
e. Berorientasi terhadap hasil (Outcome orientation)
f. Berorientasi tim (Team Orientation).
g. Stabil (Stability).
Apabila berdasarkan bermacam-macam asumsi tersebut maka hal yang paling penting
dalam memaknai sebuah budaya organisasi yang unik dengan adanya suatu sistem nilai-nilai yang
dirasakan maknanya oleh seluruh orang yang berada dalam organisasi tersebut. Moeljono (2003)
mengatakan bahwa budaya organisasi ini memiliki fungsi sebagai perekat sosial dalam upaya
mempersatukan anggota-anggota untuk mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan
atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para anggota organisasi itu sendiri.
Berdasarkan hasil riset dari Havard Bussiness School (Kotter dan Heskett,1992 ; dalam
Moeljono,2003) menunjukkan ada empat kesimpulan,yaitu :
• Budaya organisasi bahkan dianggap faktor yang lebih penting dalam menentukan sukses
atau kegagalan perusahaan dalam dekade mendatang.
• Budaya organisasi ini dapat memiliki dampak yang sigtifikan pada presentasi kerja
ekonomis dalam jangka yang cukup panjang.
• Budaya organisasi yang bisa menghambat prestasi keuangan yang kokoh dalam jangka
panjang yakni tidak jarang dan budaya itu berkembang dengan mudah bahkan dalam perusahaan
yang penuh dengan orang yang bijaksana dan pandai sekalipun.
• Meskipun hal itu sulit untuk diubah tapi budaya korporat dapat dibuat untuk lebih
meningkatkan prestasi yang lebih mumpuni lagi ke depannya.
8
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan berasal dari dalam maupun dari luar organisasi.
Faktor internal: tujuan,strategi dan kebijakan organisasi, kegiatan, dan teknologi yang
digunakan.
Faktor eksternal: politik, pendidikan, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan teknologi.
2 (Robbins, Stephen P. 1998. Alih Bahasa Pujaatmaka H. 2002. Budaya Organisasi. Jakarta: Prenhallindo. )
9
e. Budaya organisasi dapat menyatukan latar belakang budaya karyawan yang berbeda.
f. Perilaku karyawan dapat terbentuk dalam budaya organisasi. Tujuannya supaya karyawan bisa
memahami cara untuk mencapai tujuan organisasi sehingga karyawan dapat bekerja lebih terarah.
g. Sebagai sarana pemecaham suatu masalah yang dihadapi perusahaan contohnya adaptasi
lingkungan.
h. Dalam perencanaan pemasaran ,segmentasi pasar dan penentuan positioning dapat mengacu
pada budaya organisasi.
i. Budaya organisasi juga berperan sebagai adanya alat komunikasi antar anggota perusahaan atau
antar anggota organisasi seperti karyawan dengan pimpinannya ataupun dengan sesama anggota
organisasi atau perusahaan lainnya.
j. Budaya organisasi sebagai penghambat organisasi. Karena budaya organisasi tidak selalu
memberikan unsur positif bagi perusahaan. Hal ini terjadi apabila sebuah perusahaan tidak bisa
mengatasi masalah yang ada kaitanya dengan lingkungan eksternal dan integrasi internal,
pemimpin masih ih berorientasi pada masa lalu, pimpinan organisasi tidak mampu melakukan
perubahan-perubahan secara cepat dan tepat yang terjadi di lingkungan. 3
10
Dalam sebuah tatanan organisasi diharapkan anggotanya mampu untuk menampilkan
secara prestasi maksimal.
d. Tipe benteng
Maksud dari tipe benteng yaitu organisasi mampu untuk menjaga keamanan para anggota
dan organisasinya sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya organisasi kini sedang menjadi pembicaraan di mana-mana, baik di
kalangan para pakar maupun di kalangan para praktisi bisnis dan para eksekutif, karena budaya
organisasi tersebut banyak yang berhasil membuat suatu organisasi menjadi lebih stabil, lebih
maju, lebih antisipatif terhadap perubahan lingkungan. Suatu budaya organisasi yang kuat dan
telah berakar akan dapat memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi anggota organisasi
dalam hal pemahaman yang jelas dan lugas tentang suatu persoalan yang diselesaikan.
Perubahan tersebut membawa dampak pada perubahan budaya organisasi yang mau tidak
mau harus menghadapi serangkaian adaptasi yang harus dilakukan atas berbagai keragaman
seperti ras, kesukuan, gender, usia, status, fisik, agama, pendidikan, dan lain sebagainya. Selain
beberapa keragaman tersebut, tantangan cukup kompleks adalah bagaimana mengubah budaya
organisasi lama yang sudah tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai budaya organisasi baru pada
seluruh pegawai atas keinginan secara sukarela dan partisipasi pegawai.
B. Saran
Dalam Budaya Organisasi organisasi kini sedang menjadi pembicaraan di mana-
mana, baik di kalangan para pakar maupun di kalangan para praktisi bisnis dan para eksekutif,
semoga apa yang disampaikan daalam makalah ini dapat bermanfaat. Kritik dan Saran
dibutuhkan guna menyempurnakan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hari Sulaksono. 2015. Budaya Organisasi dan Kinerja. DEEPUBLISH: Sleman. hal.14-15
Robbins, Stephen P. 1998. Alih Bahasa Pujaatmaka H. 2002. Budaya Organisasi. Prenhallindo: Jakarta.
12