JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH
i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
( ) NIP/NIK.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
RINGKASAN..................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................21
Lampiran 1 Biodata Ketua Dan Anggota, Biodata Dosen
Pendamping .....................................................................................................21
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran .....................................................................26
Lampiran 3 Susunan Organisasi Dan Pembagian Tugas .................................28
ii
RINGKASAN
Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya pneumonia baru yang
bermula dari Wuhan, Provinsi Hubei yang kemudian menyebar dengan cepat ke
lebih dari 190 negara dan teritori. Wabah ini diberi nama coronavirus disease
2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Penyebaran penyakit ini telah memberikan
dampak luas secara sosial dan ekonomi. Adapun kebijakan yang dilakukan
pemerintah dalam mengatasi (mencegah) covid-19 ini adalah dengan melakukan
strategi promotif, strategi preventif, stratei kuratif dan Strategi Jaring Pengaman
Sosial. Maka dari itu bimbingan konseling yang pada mulanya dilakukan
secara luring atau bertatap muka langsung antara konselor dan peserta didik
sekarang harus dilakukan secara daring. Disaat ini e-counseling menjadi salah
satu solusi yang banyak dipakai pihak sekolah dalam proses pelayanan BK
di sekolah. E-Counseling adalah konselor dan klien berkomunikasi melalui
perangkat yang terhubung jaringan internet guna menyelesaikan masalah klien.
Dengan adanya e-counseling proses pelayanan bk di sekolah masih bisa
dilakukan tanpa bertemu secara langsung.
2
Dapat memberikan sumbangan pikiran dan pengetahuan yang
mendalam tentang pengaruh E-counseling dalam menghadapi
permasalahan konseli disaat pandemi dan sebagai referensi atau
rujukan untuk penelitian lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
mempunyai penyesuaian diri yang rendah dapat ditingkatkan
melalui kegiatan E-counseling dalam menghadapi permasalahan
konseli disaat pandemi dilakukan oleh konselor sebagai strategi
alternatif.
b. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman secara praktik dalam merencanakan
(plan), melaksanakan layanan (proses) dan menganalisis masalah
(solution) dalam permasalahan siswa.
c. Bagi Lembaga Masyarakat
Sebagai masukan dalam memberikan informasi yang diharapkan
dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Kajian Teoritis
Permasalahan psikologis yang dihadapi oleh masyarakat terkait pandemi
COVID-19 ini berdampak pada perlunya pendampingan untuk membantut
masyarakat yang tidak bisa mengatasi kecemasannya sendiri. Salah satu bentuk
pendampingan tersebut adalah dengan melakukan konseling. Konseling adalah
proses interpersonal, dimana seseorang yang dibantu oleh tenaga professional
untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam menyelesaikantmasalah
(Surya, 2003). Dengan melakukanttkonseling,tmakatt akan ttercipta hubungan
antara orang yang terlatih secara professional dengan seseorang yang mencari
bantuan dimana keterampilan tenaga professional tersebut dibutuhkan agar orang
yang membutuhkan bantuan dapat belajar dan membuat mereka terhubung dengan
diri mereka sendiri dan orang lain (Ulfiah, 2008).
Situasi pandemi dimana pertemuan langsung secara tatap muka menjadi hal
yang harus dihindari membuat proses konseling harus dilaksanakan secara daring
(dalam jaringan) atau dalam dunia bimbingan dan konseling lebih dikenal dengan
cybercouseling. Cybercounseling secara umum dapat didefinisikan sebagai
praktek konseling profesional yang terjadi ketika konseli dan konselor berada
secara terpisah dan memanfaatkan media elektronik untuk berkomunikasi melalui
internet. Dalam kondisi seperti ini, memungkinkan terjadinya komunikasi antara
dua pihak bisa lebih cepat, lebih efisien dan lebih nyaman. Oleh karena itu, dapat
dipahami bahwa cybercounseling merupakan proses berinteraksi dengan konselor
secara online secara berkelanjutan melalui percakapan dari waktu ke waktu.
4
Cybercounseling dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu yang bersifat
non interaktif dan interaktif (synchronous dan asynchronous). Non-Interaktif,
berupa situs yang berisi informasi dan narasumber self help ataut pertolongan
mandiri. Sedangkan yang interaktif synchronous adalah pelayanan konseling
secara langsung seperti chat atau instant messaging, dan video conference.
Interaktif asyncronous yang secara tidak langsung berupa email therapy dan
Bulletin Boards Counseling Interaktif: konseling yang berjenis interaktif adalah
situs yang menawarkan alternatif bentuk terapi melalui internet, dimana terdapat
interaksi antara konseli dan konselor baik secara langsung maupun tidak langsung
(Prasetyo dan Djuniadi, 2015).
1. Tahap Persiapan.
Gambaran umum tahap persiapan cybercounselingtmencakup dua aspek
utama yaitu aspek teknis penggunaan perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) yang mendukung penyelenggaraan cybercounseling. Perangkat
keras yaitu perangkat komputer/laptop yang dapat terkoneksi dengan internet,
headset, mic, webcam dan sebagainya. Namun untuk lebih efektifnya bisa
menggunakan smartphone yang sekarang sudah dilengkapi dengan berbagai
aplikasi canggih apalagi untuk aplikasi handphone android. Sedangkan Perangkat
lunak yaitu program-program yang mendukung dan akan digunakan, account dan
alamat email (Wibowo, 2016).
2. Tahap Konseling.
Tahapan cybercounseling tidak jauh berbeda dengan tahapan proses
konseling face to face yaitu pertama: Kontak antara konselor dan konseli pada
pertemuan pertama mempunyai pengaruh yang menentukan bagi kelangsungan
pertemuan selanjutnya. Sama seperti konseling tatap muka langsung,
cybercounseling juga melakukan tahap pengantaran, dengan didahului proses
penstrukturan sederhana, boleh menggunakan bahasa yang mudah dipahami
konseli, artinya tidak terlalu panjang seperti penstrukturan dalam konseling tatap
muka, hal yang sangat penting pada tahap ini adalah membangun hubungan
emosional yang baik, nyaman antara konselor dan konseli, sehingga tercipta
hubungan yang luwes, sehingga konseli akan lebih muda terbuka dan sukarela
menyampaikan permasalahannya pada konselor. Penstrukturan juga dapat
dilakukan berdasarkan status dari konseli, jika isi statusnya menunjukkan adanya
indikasi bahwa konseli sedang mengalami masalah, disamping itu penguatan juga
5
sangat dibutuhkan dalam membentuk hubungan yang baik dengan konseli.
Hubungan yang akrab antara konselor dan konseli serta saling mempercayai harus
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.
Kelebihan dari cybercounseling ialah dapat diakses di mana saja pada waktu
yang sesuai, konselor dapat menjangkau para konseli secara lebih luas, Konselor
dan konseli dapat melaksanakan konseling kapan dan dimana saja atas dasar
kesepakatan bersama, Walaupun tanpa teramati isyarat verbal dan fisik, tetapi
kebanyakan konseli lebih mudah dalam mencurahkan pikiran dan perasaan yang
mereka rasakan. sedangkan kelemahannya adalah diagnosis yang dilakukan
menjadi tidak akurat dan pemberian intervensi menjadi tidak efektif karena
6
petunjuk dan arahan yang diberikan menjadi kurang spesifik dan informasi non
verbal menjadi sulit untuk diberikan.
1. Dalam membangun aplikasi penghubung guru dan orang tua berbasis web
ini penulis menggunakan metode waterfall. Lalu dilanjutkan dengan
identifikasi permasalahan menggunakan metode analisa PIECES sebagai
dasar untuk memperoleh pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik
sehingga orang tua mendapat informasi monitoring cepat sampai karena
orang tua dapat melihat dan mengakses dimanapun.
2. Aplikasi ini dapat memberi informasi nilai murid, kasus murid, dan
prestasi murid ke orang tua.
3. Aplikasi ini dapat memudahkan orang tua yang sibuk untuk dapat melihat
dan mengakses dimanapun.
7
terhubung dalam internet. E - Counseling bukan hanya berupa pemberian layanan
konseling saja, namun diperluas menjadi penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling secara keseluruhan dengan bantuan teknologi. Tidak hanya online
konseling melalui internet namun juga semua aspek pemanfaatan program
pengolahan instrument, pengolahan data siswa, aplikasi manajemen konseling,
pemanfaatan media saat pemberian layanan klasikal di kelas dan sebagainya
termasuk juga pemanfaatan telepon untuk penyelenggaraan konseling.
8
membuat inovasi dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling yang baru
dan menarik untuk siswa, maka dalam hal ini aplikasi e – counseling.
a) Perancangan aplikasi
Perancangan aplikasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan
kebutuhan-kebutuhan siswa dan guru pembimbing dengan memuat beberapa fitur
dalam aplikasinya. Seperti kebutuhan dalam pemberian layanan konseling
individu dan konseling kelompok online .
b) Tenaga yang dipersiapkan
Penelitian ini dilakukan langsung oleh peneliti yaitu sebagai fasilitator dan
teman peneliti yang membantu mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan
digunakan
c) Media yang digunakan
Dalam pembuatan aplikasi e - counseling ini, peneliti menggunakan
website kodular.io dalam pembuatan aplikasi ini dengan menggunakan sistem
android pada smartphone.
Berdasarkan hasil dari uji validasi data kualitatif oleh ahli materi dan ahli
media dan desain pembelajaran dapat disimpulkan bahwa aplikasi e - counseling
sudah sesuai dengan kebutuhan Guru BK dan siswa sebagai media atau alat
komunikasi dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling dan layak untuk
digunakan dalam penelitian dan layak untuk uji coba layanan setelah melakukan
revisi, juga berdasarkan hasil dari uji validasi data kualitatif oleh ahli teknologi
informasi dapat disimpulkan bahwa aplikasi e - counseling ini menarik dan layak
untuk uji kelompok kecil setelah melakukan revisi terlebi dahulu.
9
mengetahui kebutuhan guru BK di sekolah mengenai area implementasi model
pengembangan.
10
dapat dimaknai sebagai proses konseling yang dilakukan dengan alat bantu
jaringan sebagai penghubung antara konselor/konselor dengan konselinya.
Marthin (dalam Prasetyo, Rizal Yugo dan Djunaidi, 2015) membagi dua
jenis layanan dalam konseling melalui internet yaitu:
a. Non interaktif, berupa situs yang berisi informasi dan narasumber self
help atau pertolongan mandiri;
b. Interaktif (synchronous dan asynchronous). Interaktif synchronous
adalah pelayanan konseling secara langsung seperti chat atau instant messaging,
dan video conference. Interaktif asyncronous yang secara tidak langsung berupa
email dan bulletin boards counseling. Konseling yang berjenis interaktif adalah
situs yang menawarkan alternatif bentuk konseling melalui internet, dimana
terdapat interksi antara konselor dan konseli baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Proses konseling,
1) Membangun relasi konseling
2) Melaksanakan tahapan dan mengunakan teknik konseling sesuai teori yang
dipilih baik secara tunggal, maupun integratif
3) Menutup proses konseling
c. Pasca konseling
1) Membuat laporan konseling
2) Berdasarkan kesepakatan, peserta didik/konseli melakukan tindakan
lanjutan proses konseling
11
ciri respon secara langsung. Chat Counselling dilengkapi dengan tampilan status
online atau offline, konselor dapat mengganti status dengan offline apabila ingin
online namun tidak ingin terlihat berstatus online. Chat counseling juga dapat
merekap percakapan ketika chat counseling telah berakhir atau apabila terjadi
kesalahan teknis yang menyebabkan akun secara tiba-tiba offline.
2. Email Counseling
Email Counseling merupakan menu di dalam akun yang bisa dimanfaat
oleh konselor untuk berinteraksi dengan mahasiswa yang terhubung dengan akun
email pribadi konselor. Seperti layaknya melakukan menggunakan akun email,
konselor dapat membalasnya kapan saja ketika membuka inbox email, tidak
tergantung pada akun yang sedang online/offline.
3. Scheduling
Scheduling atau penjadwalan dimaksudkan untuk konseli yang ingin
membuat janji konseling tatap muka. Konselor yang dipilih oleh konseli akan
mendapatkan request/permintaan konseling yang tentunya konselor berhak untuk
menerima atau menolak permintaan tersebut dengan membalas request dengan
catatan di dalamnya. Konselor dapat mengedit sendiri jam kosong yang tersedia
pada akun masing-masing.
4. About
About berisikan About us, atau gambaran mengenai website beserta
kebijakan dalam penggunaan website konseling online.
5. Video
Fitur video berguna bagi konselor untuk berbagi informasi dengan konseli
berupa video yang bermanfaat bagi mahasiswa dengan membagi link video.
6. Information
Fitur information berguna bagi konselor untuk memberikan layanan
informasi kepada konseli dengan cara isi informasi pada dashboard konselor.
12
Bloom (2004) menyebutkan bahwa layanan cybercounseling adalah salah
satu strategi layanan konseling yang bersifat virtual atau konseling yang
berlangsung melalui bantuan koneksi internet. Namun yang perlu diperhatikan
adalah perangkat yang digunakan dalam cybercounseling itu sendiri. Tentu yang
menjadi penentu utama adalah koneksi dengan internet supaya dapat terjadi
interaksi melalui website, email, facebook, video conference atau yahoo
massengger maupuntdalam bentuk yang lainnya. Cybercounseling dapat
didefinisikan sebagai praktek konseling profesional yang terjadi ketika konseli
dan konselor berada secara terpisah dan memanfaatkan media elektronik untuk
berkomunikasi melalui internet (Prasetiawan,H. 2016). Definisi ini mencakup
web, email, chat dan sebagainya. Dalam kondisi pandemic COVID-19 seperti ini
memungkinkan terjadinya komunikasi antara dua pihak bisa lebih cepat,
lebihtefisien dan lebih nyaman dari sudut pandang administrasi tanpa harus
bertatap muka secara langsung.
Cybercounseling dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu yang bersifat
non interaktif dan interaktif (synchronous dan asynchronous). Non Interaktif,
berupa situs yang berisi informasi dan narasumber self help ataut pertolongan
mandiri. Sedangkan yang interaktif synchronous adalah pelayanan konseling
secara langsung seperti chat atau instant messaging, dan video conference.
Interaktif asyncronous yang secara tidak langsung berupa email therapy dan
Bulletin Boards Counseling Interaktif: konseling yang berjenis interaktif adalah
situs yang menawarkan alternatif bentuk terapi melalui internet, dimana terdapat
interksi antara konseli dan konselor baik secara langsung maupun tidak langsung
(Prasetyo dan Djuniadi, 2015).
13
Tahapan cybercounseling tidak jauh berbeda dengan tahapan proses
konseling face to face yaitu pertama: Kontak antara konselor dan konseli pada
pertemuan pertama mempunyai pengaruh yang menentukan bagi kelangsungan
pertemuan selanjutnya. Sama seperti konseling tatap muka langsung,
cybercounseling juga melakukan tahap pengantaran, dengan didahului proses
penstrukturan sederhana, boleh menggunakan bahasa yang mudah dipahami
konseli, artinya tidak terlalu panjang seperti penstrukturan dalam konseling tatap
muka, hal yang sangat penting pada tahap ini adalah membangun hubungan
emosional yang baik, nyaman antara konselor dan konseli, sehingga tercipta
hubungan yang luwes, sehingga konseli akan lebih muda terbuka dan sukarela
menyampaikan permasalahannya pada konselor. Penstrukturan juga dapat
dilakukan berdasarkan status dari konseli, jika isi statusnya menunjukkan adanya
indikasi bahwa konseli sedang mengalami masalah, disamping itu penguatan juga
sangat dibutuhkan dalam membentuk hubungan yang baik dengan konseli.
Hubungan yang akrab antara konselor dan konseli serta saling mempercayai harus
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.
Selanjutnya adalah tahap kedua yaitu penjajakan, Sasaran penjajagan atau
pengenalan adalah hal-hal yang dikemukakan konseli berkaitan dengan
perkembangan dan permasalahannya dalam hubungan konseling. Tahap ini
merupakan tahap yang sangat menentukan dalam arah konseling, konselor
melakukan pendalaman terhadap masalah konseli, dengan cara melakukan teknik
pertanyaan terbuka, refleksi, dorongan minimal, dan beberapa teknik yang lain,
pada tahapan ini juga sangat dibutuhkan keterampilan konselor untuk dapat
mengungkap penyebab masalah yang terjadi pada konseli. Tahap ketiga
Penafsiran; Tahap penafsiran yakni menafsirkan arti, masalah, tujuan, dan
perasaan konseli. Hal ini merupakan bagian dari teknik-teknik umum konseling
individu.
Tahap keempat Pembinaan; Inti tahap pembinaan yakni meneguhkan
keinginan dan harapan konseli dalam menetapkan tujuan, mengembangkan
program, merencanakan jadwal, merencanakan pemberian penguatan, dan
mempersonalisasikan langkah-langkah yang harus ditempuh. Hal ini merupakan
bagian dari teknik-teknik umum konseling. Tahap kelima Penilaian/mengakhiri
konseling; Terhadap hasil layanan konseling perlu dilakukan tiga jenis penilaian,
yaitu: penilaian segera, penilaian jangka pendek dan penilaian jangka panjang
(Prayitno, 2004). Kelima tahap yang terdapat dalam penyelenggaraan konseling
secara langsung juga dapat diterapkan padat penyelenggaraan cybercounseling
namun pada penyelenggaraan cybercounseling lebih terbuka untuk melakukan
penyesuain, mulai dari tahap awal sampai tahap akhir, juga penggunaan teknik-
teknik umum dan khusus tidak secara penuh seperti penyelenggaraan konseling
secara langsung. Yang lebih penting adalah dengan cara dan strategi tertentu guru
BK tatau konselor dapat mengentaskan masalah yang dihadapi konseli.
14
Untuk mempermudah memberikan layanan konseling pada masa
pandemi, guru BK/konselor di sekolah maupun konselor di perguruan tinggi dapat
menggunakan media berbasis teknologi. Banyak sekali media cybercounseling
yang dapat digunakan konselor dalam membantu konseli untuk menyelesaikan
permasalahan tanpa harus bertatap muka secara lansung. Beberapa media yang
dapat digunakan sebagai penghubung antara konselor dengan konseli tanpa tatap
muka secara langsung adalah:
1) Chat, Instant Messaging dan Jejaring Sosial
Chat dapat diartikan sebagai obrolan, namun dalam dunia internet, istilah
ini merujuk pada kegiatan komunikasi melalui sarana beberapa baris tulisan
singkat yang diketikkan melalui keyboard. Sedangkan percakapan itu sendiri
dikenal dengan istilah chatting. Percakapan ini bisa dilakukan dengan saling
berinteraktif melalui teks, maupun suara dan video. Berbagai aplikasi dapat
digunakan untuk chatting, seperti skype, messenger, google talk, window live
messenger, mIRC, dan juga melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter dan
myspase yang didalamnya juga tersedia fasiltas chatting.
2) Email
Email merupakan singkatan dari Electronic Mail, yang berarti 'surat
telektronik'. Email merupakan sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks
untuk dikirim dant diterima secara elektronik melalui beberapa komputer atau
telepon seluler. Lebih spesifik lagi, email diartikan sebagai cara pengiriman data,
file teks, foto digital, atau file-file audio dan video dari satu komputer ke
komputer lainnya, dalam suatu jaringan komputer (intranet maupun internet). Ada
banyak penyedia account email gratis seperti @yahoo, @gmail, @aim, @hotmail,
@mail, @tekomnet, @plasa dan masih banyak yang lainnya.
3) Video Conference
Video conference, atau dalam bahasa Indonesia disebut video konferensi,
atau pertemuan melalui video. Pertemuan ini dibantu oleh berbagai macam media
jaringan seperti telepon ataupun media lainnya yang digunakan untuk transfer data
video. Alat khusus video konferensi sangat mahal sehingga alternatif konselor dan
konseli dapat menggunakan fasilitas video konferensi yang terdapat pada
beberapa aplikasi Instant Messaging yang didalamnya sudah menyediakan
fasiltitas video call.
4) Website/Situs
Dalam menyelenggarakan konseling online guru BK/konselor dapat
menyediakan sebuah alamat situs. Situs ini menjadi alamat untuk melakukan
praktik online. Sehingga konseli yang ingin melakukan konseling online dapat
berkunjung ke situs tersebut terlebih untuk selanjutnya melakukan konseling
online, untuk dapat memiliki wesbite konselor dapat bekerjasama dengan
perusahaan dan/atau para pakar dibidang web developer. Konselor dapat memulih
bentuk desain web yang diinginkan mulai dari html, php dan website yang
menggunakan CMS (Content Management System).
15
5) Telephone/Hand Phone
Salah satu media cybercounseling yang lebih sederhana dan dapat
digunakan adalah Telephone atau Hand Phone. Dimana konselor dan konseli bisa
tehubung dengan menggunakan perangkat ini. “Telephone-based individual
counseling involves synchronous distance interaction between a counselor and a
client using what is heard via audio to communicate” (National Board for
Certified Counselors.tt). Telphone/handphone dapat digunakan untuk
menghubungi konselor. konselor dapat mendengar dengan jelas apa yang
diungkapkan konselinya melalui fasilitas telphone/handphone. Dengan fasilitas ini
pula Konselor dengan segeranya dapat merespon apa yang dibicarakan oleh
konselinya.
16
intervensi yang efektif pada konseli yang sebelumnya belum pernah terlibat dalam
konteks konseling tatap muka atau pada konseli dengan kasus yang berat.
BAB III
METODE PENELITIAN
17
9. tahap triangulasi temuan
10. tahap simpulan hasil penelitian
11. tahap laporan penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan teknik analisis secara interaktif.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis secara interaktif model Miles dan
Huberman dengan empat langkah yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ifdil, I., & Ardi, Z. (2013). Konseling Online Sebagai Salah Satu Bentuk
Pelayanan E-konseling. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 1(1), 15.
https://doi.org/10.29210/1400, diakses pada tanggal 11 Mei 2021
Wahidah, I., Athallah, R., Hartono, N. F. S., Rafqie, M. C. A., & Septiadi, M. A.
(2020). Pandemik COVID-19: Analisis Perencanaan Pemerintah dan
Masyarakat dalam Berbagai Upaya Pencegahan. Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, 11(3), 179–188. https://doi.org/10.29244/jmo.v11i3.31695
Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D., Yulianti, M.,
Herikurniawan, H., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Chen,
L. K., Widhani, A., Wijaya, E., Wicaksana, B., Maksum, M., Annisa, F.,
Jasirwan, C. O. M., & Yunihastuti, E. (2020). Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45.
https://doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415
19
http://ojs.unm.ac.id/index.php/IJOSC DOI :
https://doi.org/10.26858/jpkk.v4i2.5817 Pengembangan Aplikasi E-
Counseling Sebagai Upaya Meningkatkan Pemberian Layanan Bimbingan
dan Konseling Indonesian Journal of School Counseling : Theory ,
Application and Development Volume X Nomor Y Mount Years . Pages
xx-xx Homepage : http://ojs.unm.ac.id/index.php/IJOSC DOI :
https://doi.org/10.26858/jpkk.v4i2.5817. X.
Agustini, T., & Wahab, A. (2020). Aplikasi Penghubung Guru dan Orang Tua: e-
Counseling. Ultima InfoSys : Jurnal Ilmu Sistem Informasi, 11(2), 97–106.
https://doi.org/10.31937/si.v11i2.1739
20
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Negeri SMP Negeri 1 Lubuk SMA Negeri 1
101981 Pakam Lubuk Pakam
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2007-2013 2013-2016 2016-2019
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas – Penelitian.
(Widya Khairandi)
21
1.2 Identitas Anggota 1
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Negeri Madrasah Madrasah
060925 Medan Tsanawiyah Negeri 1 Aliyah Negeri
Medan 3 Medan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2007 – 2013 2013-2016 2016-2019
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas – Penelitian.
22
1.3 Identitas Anggota 2
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD Negeri Madrasah Madrasah
023972 Binjai Tsanawiyah Negeri Aliyah Negeri
Binjai Binjai
Jurusan - - MIA
Tahun Masuk- 2007 – 2013 2013-2016 2016-2019
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas – Penelitian.
(Muhammad Akbar)
23
1.4 Identitas Anggota 3
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SDN 104212 MTS Muallimin SMA Swasta
Univa Medan As-Syafi’iyah
Medan
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk- 2007-2013 2013-2016 2016-2019
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas – Penelitian.
24
1.5 Identitas Anggota 4
Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD RK Budi SMP Negeri 37 SMA Negeri 5
Luhur Medan Medan Medan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- 2007 - 2013 2013 – 2016 2016 – 2019
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas – Penelitian.
25
1. Peralatan Penunjang (15-25%)
3.Perjalanan (30-40%)
26
Makan dan Keperluan 5 orang Rp 100.000 Rp 1.500.000
minum peneliti selama 5
bulan
4. Lain-lain(10%)
27
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas