Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE MK.

HUBUNGAN
INTERNASIONAL

Jurusan PPKn-FIS-
UNIMED
Skor Nilai:

REKAYASA IDE
“Solusi Belajar Di Dunia Pendidikan Di Era Covid-19”

Dosen Pengampu: Prayetno, S.IP, M.Si

Disusun
Oleh:

Kelompok 4

Dwi Chaya Laudra 3191111003


Henny Sari 3193311015
Meutia Anggraini 3192411008
Nova Uli Siburian 3193311108

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


DESEMBER 2020

1
KATA PENGANTAR

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya diberikan kemampuan dan kekuatan sehingga dapat mengerjakan bahkan
menyelesaikan tugas Rekayasa Ide. Adapun latar belakang mengerjakan laporan ini yaitu untuk
memenuhi tanggung jawab dalam tugas mata kuliah Hubungan Internasional dimana mata kuliah
tersebut diampu oleh Prayetno, S.IP, M.Si. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang
turut berkontribusi ataupun pihak yang telah membantu saya dalam mengerjakan dan menyelesaikan
tugas ini. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih dan mengucap syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena telah memberi kesempatan dan kemampuan dalam menyelesaikan tugas ini. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua saya yang selalu memotivasi dan mendukung saya
dalam menngerjakan dan menyelesaikan tugas ini. Kami adalah manusia biasa, dimana tidak lepas
dari kelemahan-kelemahan. Bagi saya tugas ini sudah maksimal, namun apabila ada salah
pengetikan, ada kata yang mungkin kurang berkenan, ada kata yang sulit dimengerti dan lain-lain,
saya mohon maaf. Saran dan kritik pembaca akan sangat berharga bagi saya demi pertimbangan
penyempurnaan tugas ini.

Medan, 12 Desember 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Rekayasa Ide..........................................................................................1
C. Manfaat Rekayasa Ide........................................................................................2

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH.........................................................................3

BAB III PEMBAHASAN DAN SOLUSI...................................................................4

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................11
C. DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah pembelajaran daring dan luring muncul sebagai salah satu bentuk pola pembelajaran di
era teknologi informasi seperti sekarang ini. Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan”
sebagai pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet.
Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan internet.
Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan
aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang
dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk
materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes
juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa
aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom. Pandemi Covid-19 yang
melanda dunia sudah lebih dari enam bulan terakhir ini berdampak terhadap perubahan aktifitas
belajar-mengajar. Tak terkecuali di negeri ini, sejak medio Maret aktifitas pembelajaran daring
(online learning) menjadi sebuah pilihan kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk mencegah
penyebaran virus Covid-19 semakin meluas.

Praktik pendidikan daring (online learning) ini dilakukan oleh berbagai tingkatan jenjang
pendidikan sejak tingkat SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Tidak ada lagi aktifitas
pembelajaran di ruang-ruang kelas sebagaimana lazim dilakukan oleh tenaga pendidik: guru
maupun dosen. Langkah yang tepat namun tanpa persiapan yang memadai. Akibatnya banyak
tenaga pendidik gagap menghadapi perubahan drastis ini. Sementara itu praktis tidak ada cara lain
untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 selain dengan membatasi perjumpaan manusia dalam
jumlah yang banyak. Pemerintah pun membatasi pertemuan, maksimal 30-40 orang. Itupun dengan
protokol kesehatan yang sangat ketat: penggunaan masker, menjaga jarak minimal 1,5 meter,
mencuci tangan memakai sabun. Hal ini didasarkan pada pendapat para ahli kesehatan di seluruh
dunia setelah mereka melakukan riset bagaimana memutus mata rantai Covid-19.

B. Tujuan

1
adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dan guru dalam
proses belajar mengajar secara daring di masa pandemi COVID-19 Tahun Akademik 2019/2020.

C. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar di masa pandemi COVID-19, yang
nantinya akan digunakan sebagai dasar perbaikan diri dalam meningkatkan kualitas belajar dan/atau
kualitas mengajar saat menjadi seorang pendidik.

2
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Covid-19 ini mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara mendasar dalam dunia
pendidikan tanah air. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim telah
mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan pembelaran selama masa pandemi ini.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Anwar Makarim telah mengeluarkan beberapa
kebijakan untuk mengatur kegiatan pembelaran selama masa pandemi ini.

Hal tersebut dikeluarkan melalui Surat edaran Nomor 4 Tahun 2020, yaitu tentang
Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-
19), tertanggal 24 Maret 2020.Tepatnya ada 6 (enam) kebijakan yang dipaparkan dengan jelas.
Namun, yang paling mendasar ialah merubah cara belajar mengajar siswa dan guru adalah
kebijakan belajar dari rumah. Kebijakan belajar dari rumah ini sangat merubah kebiasaan, ataupun
prilaku guru dan siswa selama ini.Penelitian Gewin (2020) menyatakan bahwa banyak universitas di
seluruh dunia telah menunda atau membatalkan berbagai kegiatan seperti campus event, seminar,
konferensi, kompetisi olahraga dan kegiatan lainnya. Universitas telah bergerak cepat untuk
mentransisikan berbagai program agar pembelajaran tetap berlangsung. Menanggapi hal tersebut,
UNESCO (2020)merekomendasikan penggunaan program pembelajaran jarak jauh (distance
learning) dan membuka aplikasi serta platform pendidikan yang dapat digunakan sekolah atau
perguruan tinggi untuk menjangkau pelajar dan mahasiswa dari jarak jauh. Sekitar 96 Negara telah
membuka platform berupa perpustakaan online, siaran edukasi di televisi, video simulasi, serta
program onine lainnya (Basilaia et al., 2020).

Penutupan sekolah yang lama dan karantina di rumah (self quarantine) mungkin memiliki
efek negatif pada kesehatan fisik dan mental (Brazendale et al., 2017). Didukung penelitian
YoungMinds (2020) Hampir 83% anak muda beranggapan bahwa pandemi memperburuk kondisi
kesehatan menta yang sudah ada sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya penutupan sekolah,
hilangnya rutinitas sehari-hari dan koneksi sosial yang terbatas. Sisanya mengalami gejala
kecemasan, yang berkorelasi positif dengan meningkatnya kekhawatiran akan keterlambatan
3
akademik.Berbagai dampak yang diakibatkan pandemi COVID-19 dirasakan oleh kalangan pelajar
termasuk mahasiswa khususnya mahasiwa tingkat akhir (S1). Adanya Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah menjadi salah satu kendala selama penelitian.

BAB III
PEMBAHASAN DAN SOLUSI

A. Hambatan Pembelajaran Daring

Hal yang menjadi kendala atau hambatan pertama adalah kondisi orang tua siswa yang lebih
banyak menggunakan aplikasi WhatsApps (WA). Kendala yang kedua adalah kesulitan mencari
jaringan internet dan gawai telepon pintar yang lebih sering dibawa orang tua yang bekerja. Aplikasi
WA juga lebih mudah karena anak-anak banyak menggunakan dan bisa menggunakan. Kendala
ketiga adalah kesulitan sinyal. Berdasarkan hasil wawancara lebih lanjut, dengan guru yang
menggunakan pembelajaran dengan model daring, menyatakan bahwa model daring tersebut sangat
cocok untuk para peserta didik.

Pada awal pembelajaran daring, materi hanya diberikan melalui Microsoft Word kemudian siswa
membaca, sehingga lama-lama siswa merasa bosan. Ketika guru menyuguhkan pembelajaran daring
melalui video, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi bila mengerjakan
latihan soal berupa kuis melalui Google Forms, siswa sangat antusias karena mereka bisa melihat
langsung jawaban yang benar dan juga mereka juga dapat melihat langsung skor atau hasil dari
pekerjaan mereka. Zoom Meeting hanya sesekali dilaksanakan karena mengingat tidak semua siswa
dapat mengaksesnya terlebih ada beberapa siswa yang terkendala sinyal. Pembelajaran daring dalam
pelaksanaannya memiliki hambatan. Hambatan pertama, ada beberapa anak yang tidak memiliki
gawai (HP).

Hambatan yang kedua adalah memiliki HP tetapi terkendala fasilitas HP dan koneksi internet,
terhambat dalam pengiriman tugas karena susah sinyal. Bahkan data lebih lanjut menjelaskan bahwa
untuk beberapa siswa tidak punya HP sendiri, sehingga hanrus meminjam. Hambatan yang ketiga
adalah orang tua memiliki HP tetapi orang tua bekerja seharian di luar rumah sehingga orang tua
4
hanya dapat mendampingi ketika malam hari. Hambatan yang keempat adalah keterbatasan koneksi
internet, beberapa siswa tidak mempunyai HP dan jaringan internet tidak baik. Hambatan keempat,
tidak semua anak memiliki fasilitas HP dan ada beberapa orang tua yang tidak paham dengan
teknologi. Hal ini menyebabkan orang tua sulit untuk mendampingi dan memfasilitasi anak. Kasus
seperti ini sangat menghambat dan guru harus mengulang-ulangpemberitahuan. Hambatan keenam
adalah informasi tidak selalu langsung diterima wali karena keterbatasan quota internet. Sebagai
contoh, misalnya hari ini ada tugas, namun 5 hari kemudian baru bisa membuka WA.

B. Kekurangan penerapan e-learning

1. Keterbatasan akses internet

Salah satu kekurangan metode pembelajaran e-learning adalah terbatasnya akses internet. Jika
Anda berada di daerah yang tidak mendapatkan jangkauan internet stabil, maka akan sulit bagi Anda
untuk mengakses layanan e-learning. Hal ini tentunya masih banyak terjadi di Indonesia mengingat
beberapa daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) masih belum terjangkau akses internet. Selain
itu, harga pemakaian data internet juga masih dirasa cukup mahal untuk beberapa kalangan
masyarakat Indonesia. Hal ini menyebabkan kemampuan untuk memanfaatkan e-learning masih
dianggap sebagai suatu keistimewaan.

2. Berkurangnya interaksi dengan pengajar

Beberapa metode pembelajaran e-learning bersifat satu arah. Hal tersebut menyebabkan interaksi
pengajar dan siswa menjadi berkurang sehingga akan sulit bagi Anda untuk mendapatkan penjelasan
lebih lanjut mengenai materi yang sukar dipahami.

3. Pemahaman terhadap materi

Materi yang diajarkan dalam e-learning direspon berdasarkan tingkat pemahaman yang berbeda-
beda, tergantung kepada kemampuan si pengguna. Beberapa orang mungkin dapat menangkap materi
dengan lebih cepat hanya dengan membaca, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama
sampai benar-benar paham. Bahkan ada juga yang membutuhkan penjelasan dari orang lain agar
dapat memahami materi yang dipelajari.

4. Minimnya Pengawasan dalam Belajar

5
Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran secara daring membuat pengguna e-
learning kadang kehilangan fokus. Dengan adanya kemudahan akses, beberapa pengguna cenderung
menunda-nunda waktu belajar. Perlu kesadaran diri sendiri agar proses belajar dengan metode daring
menjadi terarah dan mencapai tujuan. Stay healthy and always keep our spirit up!

C. Kelebihan penerapan e-learning:

1. Dapat diakses dengan mudah

Cukup menggunakan smartphone atau perangkat teknologi lain seperti laptop yang terhubung
dengan internet Anda sudah bisa mengakses materi yang ingin dipelajari. Dengan menerapkan e-
learning Anda dapat melakukan kegiatan pembelajaran di mana saja, kapan saja.

2. Biaya lebih terjangkau

Tentunya, kita semua ingin menambah ilmu pengetahuan tanpa kendala keuangan. Dengan
bermodalkan paket data internet, Anda dapat mengakses berbagai materi pembelajaran tanpa
khawatir ketinggalan pelajaran apabila tidak hadir. Disarankan Anda mendaftar member dalam e-
learning karena biaya member lebih murah dibandingkan mengikuti les atau kursus di lembaga
pembelajaran.

3. Waktu belajar fleksibel

Biasanya kebanyakan orang yang ingin belajar lagi tidak memiliki waktu yang cukup. Salah satu
alasannya mungkin karena waktu Anda sudah digunakan untuk bekerja. Pembelajaran berbasis
digital atau e-learning ini adalah solusinya. Waktu untuk belajar bisa dilakukan kapan saja tanpa
terikat dengan jam belajar.

4. Wawasan yang luas

Dengan menerapkan e-learning, tentunya Anda akan menemukan banyak hal yang semula belum
Anda ketahui. Hal ini disebabkan beberapa materi pelajaran yang tersedia pada e-learning belum
tersedia dalam media cetak seperti buku yang sering digunakan dalam metode belajar-mengajar

6
konvensional. Berbeda dengan pembelajaran melalui tatap muka yang dilakukan dengan membaca
buku.

Pembelajaran daring sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional yang terjadi di sekolah.
Guru dan siswa tidak berhadapan langsung, melainkan terjadi secara jarak jauh yang
memungkinkan guru dan siswa berada pada tempat yang berbeda.

Secara positif pembelajaran ini sangat membantu keberlangsungan pembelajaran di masa


pandemi ini. Guru dan siswa akan tetap aman berada pada tempat atau rumahnya masing-masing
tanpa harus keluar rumah dan bertatap muka secara langsung. Namun, merubah pola atau kebiasaan
sangatlah sulit, dan merupakan hal wajar ketika terjadi perubahan yang sangat cepat dan tidak
terduga. Kebiasaan yang berubah secara signifikan ini misalnya, guru dan siswa sangat
mengandalkan perangkat komputer dan jaringan internet, itu yang pertama. Kedua, Guru dan siswa
harus mampu merubah gaya, strategi atau metode mengajar dan belajar. Ketiga, guru dan siswa
harus mampu merubah gaya komunikasinya selama pembelajaran daring ini. Banyak guru yang
tidak memperhatikan bagiaan yang ketiga ini, yaitu kurangnya pemahaman dan penerapan guru
dalam berkomunikasi dengan siswanya. Guru biasanya berkomunikasi satu atau dua arah di sekolah,
dengan bertatap muka secara secara langsung melakukan diskusi dan latihan secara bersama – sama.
Guru akan lebih mudah memberikan pemaparan dan penjelasan suatu materi, sedangkan siswa akan
lebih mudah dalam memahami dan berdiskusi langsung kepada gurunya.

Dengan kejadian pandemi ini, hal ini menjadi sangat sulit untuk tetap mempertahankan
kebiasaan gaya komunikasi guru tersebut. Maka dari itu, perlu adanya perubahan gaya komunikasi
guru selama atau saat pandemi Covid-19 ini. Komunikasi yang dipakai tetunya, yang bersifat jarak
jauh dalam hal ini dikenal sebagai komunikasi daring. Komunikasi ini, memungkinkan guru sebagai
komunikator dan siswa sebagai komunikan melakukan komunikasi melalui jaringan internet atau
dunia maya (cyberspace). Tujuannya ialah, bisa dikendalikan secara jarak jauh, efisiensi waktu jadi
bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Sangat mendukung kebijakan pemerintah dalam
menaggulangi penyebaran pandemi ini. Di samping itu terdapat hal positif lainnya yang bisa
didapatkan, seperti efisiensi biaya, sumber belajar yang luas, pengelolaan yang mudah, dan integrasi
data. Namun, masih banyak yang belum menyadari kemudahan komunikasi daring ini. Ada dua
jenis komukasi daring bisa dilakukan oleh guru dan siswa. Pertama, Komunikasi Daring Sinkron
7
(bersamaan) ialah komunikari dengan jaringan internet yang terjadi secara bersamaan dan waktu
yang nyata (real time). Contohnya, teks chat dan video chat (Whatsaapp, Messenger, Hangouts, dll).

Jenis komunikasi yang kedua adalah Komunikasi Daring Asinkron. Komunikasi daring jenis ini
merupakan kebalikan dari jenis yang pertama, yaitu komunikasi dengan jaringan internet namun
dilakukan secara tunda atau tidak bersamaan. Tentu komunikasi daring ini banyak mempunyai
kelemahan juga selain hal positif yang ditawarkan tadi. Pertama, tidak mewakili emosi pemakainya
dalam hal ini guru dan siswa. Sehingga guru sangat sulit dalam memberikan pemahaman kepada
siswa, dan guru tidak mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswanya. Kedua, terdapat
informasi yang tidak penting, atau informasi yang didapat akan sangat banyak dan sulit untuk
disaring dan dikontrol, sehingga penerima informasi akan menjadi bingung. Ketiga, sangat menyita
konsentrasi karena tidak sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga time management harus
dikedepankan. Guru sebagai fasilitator informasi semestinya mampu membangun komunikasi
daring yang efektif. Komunikasi yang efektif di sini adalah komunikasi yang senantiasa terjalin
antara guru dan siswa sehingga nantinya dapat menimbukan perubahan sikap atau karater kearah
yang lebih baik bagi siswa. Ketepatan informasi menjadi kunci dalam menciptakan komunikasi
yang efektif. Hal ini terjadi jika persamaan pengertian, sikap, dan bahasa. Pesan atau informasi
dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang dimaksud oleh komunikator (guru).
Pesan yang disampaikan dapat disetujui oleh komunikan (siswa). Tidak adanya hambatan yang
berarti dalam menndaklanjuti pesan atau informasi. Nah tiga hal tersebut adalah unsur terjadinya
komunikasi yang efektif.

Maka dari itu, untuk memenuhi unsur-unsur komunikasi efektif dalam pembelajaran daring ini,
guru harus melakukan bebagai hal. Pertama, membuat aturan kelas daring, termasuk waktu dan
aplikasi yang digunakan. Kedua, membangun suasana yang baik dalam berdiskusi dalam kelas
daring, walaupun agak susah dilakukan namun usahakan siskusi dilakukan baik secara sinkron atau
asinkron. Jangan sampai siswa yang bertanya atau membutuhkan penguatan tidak dilayani. Ketiga,
walaupun dalam pembelajaran daring, guru semestinya tetap menggunakan ekpresi-ekpresi verbal
maupun non-verbal dalam memberikan feedback, reward dan punishment. Di sini bisa
menggunakan emoticon, sticker, atau kalimat yang memotivasi siswa. Keempat, guru harus mampu
mengaitkan materi dengan situasi terkini atau kekinian, sehingga akan mudah dipahami oleh siswa.
Kelima, menggunakan video atau animasi yang yang mendukung materi sehingga tidak
membosankan.
8
Disamping itu juga, di dalam membangun sebuah komunikasi, guru juga perlu memperhatikan
beberapa hal seperti berikut. Pertama, menggunakan bahasa yang simple, yang mudah dipahami dan
juga dapat memotivasi psikis siswa. Kedua, guru harus mampu memahami kondisi atau keadaan
siswanya. Ketiga, makna dari pesan atau informasi haruslah jelas dan bermanfaat. Keempat, guru
harus mampu menanamkan sifat respek dan saling menolong apabila ada siswa lain yang
mengalami kesulitan.Bisa saja dalam situasi ini siswa yang menolong guru dalam berbagai hal,
misalnya kesulitan dalam menggunakan aplikasi. Kelima, guru juga harus menanamkan jiwa
demokratis kepada siswanya. Demokratis ditunjukkan dengan memberikan kebebasan saling
memberikan masukan selama pembelajaran daring, saling mendengar atau mengerti dengan keadaan
dan mampu meberikan solusi dari setiap masalah yang dialami dalam pembelajaran daring saat
pandemi Covid-19 ini.

D. Tips Belajar Daring di Tengah Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar

Dampak penyebaran pandemi COVID-19 di Indonesia membuat banyak sekolah maupun


Perguruan Tinggi memutuskan untuk meniadakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dan
menggantinya dengan metode belajar jarak jauh di rumah secara daring. Hal tersebut diterapkan
untuk membatasi interaksi fisik secara langsung guna menekan penyebaran virus agar tidak semakin
meluas. Belajar secara daring tentunya memiliki tantangan tersendiri. Karena dianggap lebih bebas
dan fleksibel, peserta didik justru dituntut agar memiliki komitmen untuk melakukan pembelajaran
secara mandiri di rumah. Pembelajaran secara daring memiliki tantangan dalam pengawasan agar
peserta didik terus melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan waktu belajar tatap muka.
Selain itu, tentunya perangkat teknologi seperti smartphone atau laptop serta jaringan internet yang
baik harus tersedia.

Lalu, bagaimana caranya agar pembelajaran secara daring dapat dilakukan secara efektif? Yuk ikuti
beberapa tips berikut ini :

1. Kelola waktu dengan baik

Atur waktu belajar Anda agar Anda tidak mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan tugas. Biasakan
fokus dan mengerjakan tugas di awal waktu. Komitmen pengerjaan tugas tentunya akan lebih mudah
9
dilakukan jika pihak sekolah atau perguruan tinggi menetapkan batas waktu pengerjaan tugas kepada
peserta didik.

2. Carilah tempat nyaman

Tempat yang nyaman merupakan salah satu kunci agar belajar tetap fokus lho. Anda bisa mencari tempat
seperti sudut rumah yang nyaman untuk belajar. Anda bisa mendekor area meja belajar sekreatif
mungkin untuk menambah semangat belajar Anda.

3. Siapkan perangkat yang dibutuhkan

Persiapkan perangkat yang anda butuhkan, baik itu laptop, smartphone, komputer maupun saklar listik
untuk mengisi daya perangkat Anda agar tidak kehabisan daya di tengah-tengah fokus belajar. Pastikan
juga perangkat Anda terhubung dengan jaringan internet yang baik agar Anda dapat mengakses platform
pembelajaran daring yang Anda butuhkan tanpa kendala.

4. Komunikasi dengan pengajar dan teman belajar

Meskipun Anda belajar dengan jarak jauh dari pengajar, bukan berarti Anda bebas bersantai dan
menunda tugas yang diberikan lho. Tetap jaga komunikasi dengan pengajar dan teman belajar. Jika
dibutuhkan, Anda juga bisa mengadakan grup chat khusus untuk membahas tugas yang diberikan. Selain
itu, Anda juga bisa melaporkan tugas setiap harinya kepada pengajar.

5. Jaga Kebersihan

Di saat pandemi COVID-19 ini, kebersihan merupakan salah satu hal yang penting. Rajin mencuci
tangan dengan sabun dan tidak lupa membersihkan perangkat belajar Anda baik smartphone maupun
laptop secara berkala. Stay Clean!

10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kerjasaman antara orang tua, guru dan siswa juga sangat penting.. Dalam situasi
sekarang ini kondisi belajar membutuhkan adanya kolaborasi antara guru, orang tua dan
siswa. Proses belajar sekarang adalah kombinasi antara guru, murid dan orang tua. Orang
tua pertama kalinya mengalami anak melaksanakan proses belajar di rumah karena adanya
wabah. Hal ini membuat orangtua semakin sadar betapa sulitnya mendidik anak. Demikian
juga di sisi guru juga semakin menyadari pentingnya peran orang tua dalam pendidikan.
Dengan kesadaran pentingnya kolaborasi guru, orang tua dan siswa maka akan menciptakan
kerja sama yang baik untuk mencapai kesuksesan dalam pendidikan. Kerja sama, saling
melengkapi dan memberikan kontribusi sesuai dengan kapasitas, batasan dan ranah masing-
masing.

B. Saran

Saat ini, penyebaran COVID-19 masih menunjukkan tren kenaikan sehingga praktisi pendidikan
dan stakeholder perlu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran agar dapat terus bertahan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Pemblajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19, Oleh Ali
Sadikin, Afeni Hamidah, ISSN 2580-0922, Volume 6, Nomor 02, Tahun 2020, Ha.
214-224.

Jurnal Sosial & Budaya Syar-i, Dampak Covid-19 Pada Pandidikan di Indonesia : Sekolah,
Keterampilan, dan Proses Pembelajaran, Oleh Rizqon Halal Syah Aji, ISSN 2356-
1459,
Vol. 7 No. 5 2020.

Journal Of Educational Science, Pemblajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19, Oleh Firman,
Sari Rahayu Rahman, ISSN 2622-6197, Volume 02, No 02 Maret 2020.

Problematika Kebijakan Pendidikan Di Tengah Pandemi Dan Dampaknya Terhadap Proses


Pemblajaran Di Indonesia, Oleh Ahmad Muzawir Saleh

12

Anda mungkin juga menyukai