TRINITA ANGGRAINI
9909817026
TRINITA ANGGRAINI
9909817026
Pembimbing I Pembimbing II
Ade Dwi Utami, M.Pd., Ph.D Dr. Phil. Zarina Akbar, M.Psi.
Tanggal : Tanggal :
Mengetahui,
Koordinator Program S2 PAUD
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5
A. Latar Belakang.......................................................................................................5
B. Fokus Penelitian..................................................................................................10
C. Pertanyaan Penelitian...........................................................................................10
D. Tujuan Penelitian.................................................................................................11
E. Manfaat Penelitian...............................................................................................11
F. Kebaruan Penelitian.............................................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................17
A. Penggunaan Teknologi pada Anak Usia Dini.....................................................17
B. Pembelajaran Jarak Jauh Sebelum Pandemi........................................................19
C. Pembelajaran Online............................................................................................24
1. Definisi Pembelajaran Online......................................................................24
2. Jenis Pembelajaran Online...........................................................................26
3. Kelebihan Pembelajaran Online...................................................................27
4. Kekurangan Pembelajaran Online................................................................28
D. Kesiapan Melaksanakan Pembelajaran Online....................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................35
A. Waktu dan Partisipan Penelitian..........................................................................35
B. Metode Penelitian................................................................................................35
C. Sumber Data Penelitian.......................................................................................37
D. Metode Pengumpulan Data..................................................................................38
E. Teknik Analisis Data...........................................................................................40
F. Keabsahan Data...................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................45
LAMPIRAN...................................................................................................................53
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
signifikan bagi seluruh aspek kehidupan manusia di seluruh dunia, salah satunya
puncak masalah pendidikan akibat covid-19 ini. Terdapat setidaknya 169 negara
dengan 1.598.099.008 (91,3%) siswa dari seluruh dunia pada tingkat pendidikan
anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA) yang terkena
dampak pandemi ini. Data tersebut mengalami penurunan sebesar 30% pada 2
Agustus 2020 atau sekitar 106 negara dengan 1.058.824.335 (60,5%) siswa dari
penyebaran, sekitar 68 juta siswa melakukan kegiatan belajar dari rumah, dan
sekitar empat juta guru melakukan kegiatan mengajar jarak jauh (Kementerian
1
2
Pandemi Covid-19” menjelaskan bahwa wilayah dengan zona hijau dapat kembali
melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka mulai tahun ajaran baru
2020/2021 mulai senin 13 Juli 2020 sacara bertahap dengan menjaga jarak dan
muka pada jenjang PAUD formal (TK, RA, dan satuan pendidikan sederajat
lainnya) dapat memulai masa transisi paling cepat bulan November atau 2 bulan
setelah tahap kedua (pelaksanaan daring untuk SD) (Kementrian Pendidikan dan
perbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka hingga Juni 2021 ini karena
COVID-19 hingga saat ini terus menyebar, bahkan muncul varian baru yang di
kemendikbud untuk puluhan juta anak yang tersebar dari sabang sampai marauke
merupakan tugas raksasa yang sangat kompleks dan sulit untuk pemerintah
Indonesia, melihat banyaknya keluhan baik dari guru, siswa, dan juga orangtua
diantaranya:
3
video atau tugas secara online, tidak ada interaksi antara guru dengan siswa
ataupun siswa dengan siswa selama pembelajaran jarak jauh ini (Sadikin &
Hamidah, 2020);
2. Alat penunjang. Tidak semua guru dan siswa memiliki alat penunjang
harus dikeluarkan untuk membeli kuota pun banyak di keluhkan siswa dan
orangtua;
sangat besar kemungkinanan nya membuat anak usia dini terdistraksi untuk
bermain game atau menonton video (Puspita Sari & Asma Mitsalia, 2016),
7. Orangtua. Belajar dari rumah menuntut orang tua untuk ikut berpartisipasi
aktif dalam proses belajar anak, dan ini nyatanya membuat orangtua cukup
stress dengan anak pun tidak dapat dihindari. Keluhan terkait anak terlalu
santai atau bahkan tidak mau mengerjakan tugas, orangtua yang tidak
paham pelajaran anak, tugas yang diberikan guru terlalu banyak, dan masih
4
banyak lagi (Saubani, 2020), karena anak usia dini memang membutuhkan
Bandar Lampung (zona hijau) menemukan adanya pro dan kontra terkait
penutupan beberapa sekolah PAUD. Hasil penelitian skala kecil yang peneliti
rendah) dan para orangtua yang keduanya bekerja masih banyak yang meminta
sekolah untuk melakukan pembelajaran tatap muka. Sehingga tidak heran, saat ini
sudah cukup banyak sekolah PAUD di Bandar Lampung yang tetap melakukan
pembelajaran tatap muka seminggu sekali sampai dua kali sejak Juli 2020.
Bahkan dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Bandar Lampung pada bulan Juni
2021 ini sedang melakukan survey kesiapan PAUD dalam Kegiatan Belajar
muka dilakukan karena kurangnya fasilitas pendukung dan tuntutan oleh para
ini adalah sebagai berikut: 1) Orangtua merasa tidak sabar saat mengajari anak,
dimana beberapa merasa cukup stress harus mengurus rumah tangga sekaligus
dan guru beranggapan bahwa “harusnya tidak masalah sekolah dibuka kembali,
Orangtua pekerja merasa tidak bisa mendampingi pembelajaran jarak jauh anak
5
karena mereka harus masuk kerja secara fulltime di kantor setiap hari; 5)
Orangtua dan guru beranggapan bahwa “pembelajaran daring ini tidak tepat untuk
PAUD karena anak usia dini perlu belajar di sekolah, bermain dan bersosialisasi
pada anak”.
alasan perkembangan teknologi yang begitu pesat di era revolusi industri 4.0 ini
mengalami pertumbuhan, dari total 262 juta jiwa, sebanyak 143,26 juta (54,68%)
orang dari populasi Indonesia saat ini sudah dapat mengakses internet. Data
tersebut mengalami peningkatan sekitar 9,5juta pada tahun 2018, pada akhir
tahun 2019 ini pengguna internet di Indonesia menembus angka 175,4 juta (64%)
dari total penduduk 272 juta (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia,
2019). Di pastikan akan terus meningkat pada 2020, khususnya karena wabah
virus covid-19 ini yang menuntut kita untuk tetap menjaga jarak.
Makarim mengatakan "Teknologi dari hari ke hari semakin tidak bisa dipisahkan
menyambut era digital 4.0, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan kajian
B. Pertanyaan Penelitian
di PAUD?
C. Tujuan Penelitian
yang menjadi tujuan umum penelitian ini adalah untuk melihat persepsi guru
tentang penggunaan TIK dari sudut pandang dan pengalaman guru selama
selama pandemi
D. Manfaat Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
b. Kegunaan Praktis
E. Kebaruan Penelitian
adalah beberapa penelitian terdahulu terkait penggunaan teknologi pada anak usia
Pandemi” ini:
menentukan apakah
aspek permainan dalam
ipad mengarah pada
pembelajaran.
(Neumann, Young Inggris 4 Orang tua dan guru
Merchant, & children and Utara, Orangtua memiliki perspektif positif
Burnett, tablets: the Inggris dan 2 tentang penggunaan tablet
2018) views of Guru pada anak nya sebagai
parents pendidikan yang penting.
and teachers Para orang tua dan guru
sangat ingin agar anak
mereka tidak ketinggalan
dalam
perkembanganteknologi
(Mertala, Teachers’ Dunia 35 1) Kepercayaan guru
2019) beliefs about (Banyak Penelitian dalam penggunaan
technology Negara) Empiris teknologi menimbulkan
integration in pro dan kontra
early dalamPAUD; 2)
childhood kepercayaan guru dalam
education: penggunaan teknologi
A meta- dipengaruhi oleh
ethnographic pendidikan, status sosial,
al synthesis pelatihan yang didapat,
of qualitative serta lingkungan budaya,
research dan pengalaman pribadi.
(Peas, 2019) Positive and Georgia, 84 Siswa 1) Efek positifnya adalah
Negative Amerika kemampuan untuk belajar
Influences of Serikat tentang budaya dan
Technology praktik lain yang berbeda
in Early dari lingkungan
Childhood terdekatnya, dan persiapan
Classrooms: untuk beradaptasi dengan
A Qualitative teknologi, karena kita
Study semakin bergantung pada
teknologi. 2) Efek
negatifnya adalah
kurangnya keterampilan
sosial untuk berinteraksi
dengan orang lain, dan
obesitas karena gaya
hidup seperti bermain di
dalam rumah yang
membuat anak kurang
melakukan gerak fisik.
(Alea, Teachers’ Filipina 2300 Korelasi antara lokasi
Fabrea, Covid-19 Guru dan geografis guru dan
Roldan, & Awareness, Dosen kesadaran terhadap
Farooqi, Distance COVID-19 tidak
2020) Learning menunjukkan adanya
10
sudah banyak dilakukan di masa pandemi ini. Penelitian terdahulu sudah banyak
peneliti memfokuskan pada penggunaan teknologi sebagai alat, dimana “di era
yang berbeda, alat yang digunakanpun akan berbeda. Penelitian ini penting
ingin melihat apakah guru PAUD lulusan S1 PAUD di Bandar Lampung yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Manusia pada hakikatnya selalu ingin berkembang, hal ini dibuktikan dengan
setiap bidang kehidupan manusia hingga menjadi lebih mudah, murah, dan cepat
pendidikan sudah ada sejak 2500 tahun yang lalu, dimana sebelum ada teknologi
seseorang belajar dengan cara mendengarkan pidato, ceramah, atau komunikasi lisan
lakukan di atas batu, hingga akhirnya manusia menemukan kertas dan pena untuk
menulis aksara dan angka (Bates, 2015). Belum puas sampai disitu, untuk lebih
untuk membuat kegiatan belajar lebih mudah dengan di ciptakannya komputer, printer,
proyektor, robot, internet, dan beberapa aplikasi pembelajaran jarak jauh (Oppen
Colleges, 2020).
Pada era revolusi industri 4.0, anak usia dini saat ini sudah terbiasa dengan
penggunaan teknologi. Pada anak usia 0-2 tahun, gadget sebenarnya sudah tidak
memiliki fungsi penting dan berdampak positif bagi mereka (Srinahyanti, Wau,
University pada orangtua anak usia 0-8 tahun menunjukkan bahwa masih banyak
orang tua tidak keberatan, bahkan mendukung penggunaan gadget. Survei ini juga
14
dampak negatif dan positif, yaitu dampak negatif terhadap kemampuan fisik,
sosial, focus, dan tingkah laku, namun juga memiliki dampak positif yang
Lauicella, & Connell, 2014). Berbeda dengan pernyataan di atas, penelitian lain
meneliti pandangan dari 109 orang tua anak pra-sekolah Australia berusia 3–5
tahun dan menemukan bahwa hanya 35% orang tua percaya bahwa anak-anak
harus memiliki akses ke tablet di rumah tetapi lebih banyak orang tua (53%)
ada dugaan bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh persepsi orang tua bahwa
rumah harus menjadi tempat untuk kegiatan yang lebih tradisional seperti
bermain di luar ruangan dan fisik dan sekolah harus mendukung pembelajaran
dari anak usia dini umumnya memiliki pandangan positif dalam penggunaan
yang diperlukan untuk masa depan (Plowman, Stevenson, McPake, Stephen, &
memberikan kegiatan kreatif dan komunikatif bagi anak-anak. Oleh karena itu,
menyediakan lingkungan online yang aman dan sehat yang sesuai untuk anak-
tentang teknologi untuk pembelajaran di abad ke-21 (Edwards et al., 2018; Kim,
15
2020; Manches & Plowman, 2017). Meskipun masih banyak penelitian terkini
yang menunjukkan bahwa orangtua di negara maju yang saat ini mendukung
lihat secara potensial memiliki dampak negatif yang cukup besar (American
pertimbangan orang tua pada masa pandemi seperti saat ini, mengingat interaksi
langsung antar individu sangat di batasi sehingga para orangtua tidak dapat
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) sendiri merupakan sistem yang sudah ada
dengan konferensi audio melalui telpon yang telah ditemukan pada akhir tahun
1870-an, tapi sistem konferensi audio tidak pernah menjadi alat pendidikan utama
dalam pendidikan jarak jauh karena tingginya biaya panggilan telepon analog
video compression technology dan pertimbangan biaya sistem video yang relatif
rekam untuk perkuliahan secara lokal pada tahun 2008 (Chen, He, Jin, & Wu,
2020).
Pembelajaran jarak jauh menggunakan video di masa pandemi saat ini terus
akses internet, khususnya karena dapat menampilkan kelas yang semakin luas dan
secara nyata tidak terhalang oleh jarak dan waktu. Taylor (Belawati, 2019)
pembelajaran jarak jauh terbagi menjadi lima model generasi, yaitu: Model
pertama yang dimanfaatkan dalam pendidikan jarak jauh adalah teknologi cetak
(print). Pemanfaatan teknologi cetak ini telah melahirkan banyak buku dan bahan
pembelajaran lainnya. Generasi ini juga melahirkan model pendidikan jarak jauh
model korespondensi yang telah berlangsung sejak pertengahan abad 18. Model
dengan cara mengirimkan bahan belajar tercetak melalui pos. Sesuai dengan
Generasi kedua adalah Model Multi Media. Penggunaan multi media dalam
pendidikan jarak jauh dimulai pada akhir era tahun 1960-an hingga tahun 1980-
an. Pengertian multi media disini adalah kombinasi pemanfaatan berbagai jenis
dan audio-visual (kaset audio dan video), serta bentuk media belajar berbasis
komputer. Pada era ini interaksi antara guru dan siswa dilakukan terbatas melalui
17
surat ataupun melalui telepon. Pada generasi inilah terlahir model pendidikan
terbuka pada jenjang perguruan tinggi yang kemudian dikenal dengan istilah
universitas terbuka (open university) pertama, yaitu the British atau the United
Generasi ketiga adalah Model Telekonferensi. Pada era ini, teknologi telah
lebih maju sehingga pendidikan jarak jauh telah dilakukan dengan menggunakan
interaksi langsung baik melalui audio maupun video konferensi. Selain itu, pada
generasi ini juga mulai dilakukan penyampaian materi ajar melalui siaran radio
dan televisi. Tentu saja pemanfaatan media telekonferensi dan siaran ini
model ini pada dasarnya memanfaatkan berbagai media yang telah dimanfaatkan
lebih fleksibel karena tidak selalu terkendala dengan masalah waktu, tempat, serta
learning, virtual learning dan sejenisnya. Dan ketika teknologi bergerak (mobile
yang membedakan model ini dengan model sebelumnya adalah sistem online
pembelajar. Pemanfaatan teknologi dengan basis data dan otomatisasi respon ini
2019).
F.Pembelajaran Online
online pada dasarnya adalah merupakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang
perguruan tinggi atau universitas secara tatap muka (Singh & Thurman,
jarak jauh sehingga tidak bergantung pada lokasi fisik yang harus sama dan
(Yildiz & İşman, 2016; Yilmaz, 2019). Pendapat lain menjelaskan bahwa
online atau tanpa bertatap muka secara langsung dimanapun dan kapanpun
diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya;
informasi.
adalah proses belajar mengajar jarak jauh yang dapat dilakukan secara
fleksibel oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja menggunakan TIK
dengan umpan balik langsung. Pembelajaran jenis ini sama seperti kelas
tatap muka secara nyata, namun dapat dilakukan oleh siswa yang tidak
dapat hadir di sekolah karena terhalang jarak, waktu, dan hal lainnya.
a. Fleksibel.
kapan saja dan dari mana saja, asalkan terhubung dengan koneksi
pengalaman siswa.
c. Hemat Biaya.
menjadi salah satu cara untuk mengurangi biaya dan tenaga bensin
atau transportasi umum untuk perjalanan pulang dan pergi dari rumah
d. Jangkauan Luas.
siswa untuk dapat belajar atau mendapatkan ilmu dari tempat yang
tertentu saja.
23
pembelajaran jarak jauh hadir dengan sejumlah pro dan kontra. Adapun
b. Adanya kecurangan
kecurangan lainnya.
langsung.
e. Bersifat terbatas
tingkat sekolah telah memperburuk penerapan teknologi digital yang sudah tidak
& Sivo, 2017) dalam pembelajaran online karena kemungkinan dibatasi oleh
25
perbedaan lingkungan sosial dan keterbatasan material setiap sekolah, guru, dan
mendapati bahwa guru dan instruktur dalam pendidikan pasca sekolah menengah
yang berubah dengan cepat . Senada dengan pernyataan di atas penelitian lain
“Guru saat ini dihadapkan dengan berbagai platform dan alat digital yang
selalu berubah dalam menyampaikan konten baru mereka. Guru melakukan
peralihan dari kegiatan model tatap muka ke platform online tanpa adanya
dukungan yang mudah diakses, pemodelan praktik terbaik, serta pelatihan
sebelumnya”.
adanya berbagai variasi bentuk file (dokumen, audio, video). Guru juga dapat
lebih mudah dimana pun dan kapan pun (Asmi, 2019). Berbeda dengan negara
dan memiliki banyak hal yang perlu untuk di kaji terutama dalam
dalam pelaksanaan pembelajaran daring ialah belum adanya kurikulum yang tepat
dalam situasi seperti saat ini, ketersediaan sarana dan prasarana yang belum
memadai teknologi dan jaringan internet serta kesiapan sumber daya manusia itu
sendiri, salah satunya pendidik. Sehingga dengan kondisi yang sedang dihadapi
mengharuskan tenaga pendidik dan guru untuk lebih adaptif serta inovatif.
Namun ditribusi guru yang tidak merata. membuat para guru di pedesaan yang
dan nilai budaya tiap keluarga yang berbeda-beda serta berbagai aspek yang lebih
luas, seperti sosial, ras, ekonomi, sejarah, dan politik budaya di lingkungan
tempat tinggal individu (NAEYC, n.d.). NAEYC juga menyatakan bahwa perlu
adanya buku panduan yang di siapkan terkait berbagai alat teknologi yang dapat
the Fred Rogers Center for Early Learning and Children’s Media at Saint Vincent
College, 2012).
berikut adalah hal-hal yang perlu dipahami dan disadari oleh pemangku
27
1. Guru
Guru harus sadar bahwa peran guru untuk mentransfer pengetahuan dapat
di gantikan oleh teknologi mesin yang lebih canggih, karena saat ini ilmu
pengetahuan apapun sudah bisa dicari melalui internet. Peran lain harus
2. Sekolah
dimana manusia saat ini cenderung tidak bisa lepas dari teknologi dalam
segala aktifitasnya. Terbukti, dampak covid-19 saat ini membuat guru dan
3. Pemerintah
lembaga pendidikan harus taat dan patuh terhadap aturan yang ditetapkan,
untuk tetap dapat mencapai tujuan yang sama dalam upaya membangun
bangsa.
pembelajaran daring ini, namun guru merupakan pelaku utama yang memiliki
28
peranan penting untuk memastikan seluruh anak memiliki HP dan akses internet
agar pembelajaran jarak jauh yang efektif dan menyenang di masa pandemi ini
berhasil dan berjalan dengan lancar. Adapun peran penting guru dalam
dengan cara yang mudah diterima oleh anak; 5) menyediakan produk dan
sumber daya yang dapat dikerjakan anak sendiri ataupun bersama orangtua;
(dengan rincian satu bulan masa persiapan, dua bulan turun lapangan, satu bulan
alumni laki-laki lulusan S1 Pendidikan Guru PAUD salah satu universitas negeri
di Lampung yang saat ini mengajar di PAUD guru PAUD di Bandar Lampung
yang sudah merasakan pembelajaran online dan pembelajaran tatap muka secara
terbatas
akademik dan menguasai konsep dan metode keilmuan, teknologi, atau seni yang
G. Metode Penelitian
hadapi. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat persepsi guru di masa
mendatang tentang penggunaan TIK dari sudut pandang dan pengalaman guru
selama melakukan pembelajaran daring di masa pandemi ini. Oleh karena itu
persepsi, pendapat, atau kepercayaan responden dalam bentuk naratif yang sulit
30
untuk diukur, dinilai, atau dianalisis menggunakan angka atau metode penelitian
kualitatif juga sangat berguna dalam mengumpulkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
bagaimana atau apa, sehingga metode penelitian kualitatif dengan metode naratif
yang faktual dan mendalam terhadap kisah atau pengalaman hidup seseorang
guna memperoleh pemahaman tentang apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan apa
stories or life experiences” and gather “personal reflections of events and their
maka penelitian ini dilakukan dengan metode narative inquiry tanpa melakukan
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian atau disebut para informan
kunci, yaitu guru dengan kode G1, G2, G3, G4 dan seterusnya.
seperti teori dari buku teks, majalah atau publikasi ilmiah, serta hasil
digunakan pada penelitian ini adalah rekaman audio wawancara, serta foto
serta dokumen pribadi guru atau dokumen resmi sekolah yang dapat
memperkaya data.
Data tersebut bisa berasal dari naskah wawancara (kode W), catatan lapangan
(kode CL), foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya (kode D). Dan untuk mendapatkan data yang terpercaya, penelitian
sendiri adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua
32
2016).
disajikan dengan urutan dan isi pertanyaan yang sama untuk setiap responden
suatu gambaran kompleks dengan meneliti kata-kata dari para responden dengan
secara mendalam. Identifikasi awal dengan teknik ini dimulai dari seseorang atau
seterusnya proses sampling ini berjalan sampai didapatkan informasi yang cukup
dan jumlah sampel yang memadai dan akurat untuk dapat dianalisis guna menarik
Data-data atau fakta pendukung lainnya yang juga akan peneliti kumpulkan
adalah berupa surat, foto ataupun video pelaksanaan daring, serta dokumen resmi
pendukung lainnya yang dimiliki sekolah baik yang telah berlalu ataupun yang
33
baru terjadi. Surat, foto ataupun video pelaksanaan daring, serta dokumen resmi
atau jika data belum bisa diperoleh peneliti melalui metode wawancara.
diantaranya:
peserta sudah diberitahu bahwa setiap saat mereka memiliki hak untuk
Bogdan dan Biklen menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistimatis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah untuk dipahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, serta membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain
(Bogdan & Biklen, 2007). Sedangkan menurut Moloeng, analisis data dalam
dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Ia juga
pengelolaan data tersebut bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja
bahan lainnya) agar hasil penelitian mudah dipahami dan diharapkan dapat
dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yaitu analisis data yang terdiri dari tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah: 1)
(Miles & Huberman, 2014). Ketiga rangkaian kegiatan analisis data ini
Penjelasan dari ketiga kegiatan dalam analisis data model Miles dan
1. Reduksi Data.
2. Penyajian Data.
36
tabel, networks atau peta konsep, flowchart, diagram, dan berbagai bentuk
penyajian data akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
tersebut.
oleh bukti-bukti baru yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
K. Keabsahan Data
yang bersifat deskriptif maupun proposional-pun masih terikat pada data awal.
Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
perbedaan (Moleong, 2016). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah
Triangulasi Teori.
Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis
statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif
teori dan penelitan terdahulu yang relevan untuk menghindari bias individual
peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Triangulasi teori dapat
meningkatkan kedalaman pemahaman dengan cara menggali teori secara
mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Alea, L. A., Fabrea, M. F., Roldan, R. D. A., & Farooqi, A. Z. (2020). Teachers’
Covid-19 Awareness, Distance Learning Education Experiences and
Perceptions towards Institutional Readiness and Challenges. International
Journal of Learning, Teaching and Educational Research, 19(6), 127–144.
https://doi.org/10.26803/ijlter.19.6.8
American Academy of Pediatrics. (2011). Media Use by Children Younger Than
2 Years. https://doi.org/10.1542/peds.2011-1753
Anggraini, T., & Maulidya, E. N. (2020). Dampak Paparan Pornografi Pada Anak
Usia Dini. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 45–
55. https://doi.org/https://doi.org/10.24042/ajipaud.v3i1.6546
Anggraini, T., Riswandi, & Sofia, A. (2017). Pendidikan Seksual Anak Usia
Dini : Aku dan Diriku. Jurnal Pendidikan Anak, 3(2). Retrieved from
jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/PAUD
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2017). Infografis Penetrasi &
Perilaku Pengguna Internet Indonesia: Survey 2017.
Australian Institute for Teaching and School Leadership. (2020). What Works in
Online Distance Teaching and Learning. Retrieved September 15, 2020,
from Australian Institute for Teaching and School Leadership website:
https://www.aitsl.edu.au/research/spotlight/what-works-in-online-distance-
teaching-and-learning#nav-pt7
Bates, A. W. (2015). Teaching in a Digital Age: Guidelines for Design Teaching
and Learning. In Quarterly Review of Distance Education. Ontario: BC
Campus.
Belawati, T. (2019). Pembelajaran Online (1st ed.). Banten: Universitas Terbuka.
Bogdan, R., & Biklen, S. K. (2007). Qualitative Research for Education: An
Introduction to Theories and Methods (5th ed.). Pearson.
Brown, C. P., Englehardt, J., & Mathers, H. (2016). Examining preservice
teachers’ conceptual and practical understandings of adopting iPads into their
teaching of young children. Teaching and Teacher Education, 60, 179–190.
https://doi.org/10.1016/j.tate.2016.08.018
40
Chen, Z., He, T., Jin, X., & Wu, F. (2020). Learning for Video Compression.
IEEE Transactions on Circuits and Systems for Video Technology, 30(2),
566–576. https://doi.org/10.1109/TCSVT.2019.2892608
Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry & research design: Choosing among
five approaches (2nd ed.). Thousand Oaks, California: Sage Publications.
Dwiputra, K. O. (2020). Dampingi Anak yang Belajar Online Memang Penuh
Tantangan. Retrieved August 3, 2020, from
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3641505/penuh-tantangan-ini-
alasan-ortu-harus-dampingi-anak-belajar-online
Edwards, S., Benitez, A. M., Henderson, M., Nolan, A., Skouteris, H., &
Plowman, L. (2018). Teacher Practices for Building Young Children’s
Concepts of The Internet Through Play-Based Learning. Educational
Practice and Theory, 40(1), 29–50. https://doi.org/10.7459/ept/40.1.03
Firman, & Rahman, S. R. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi
Covid-19. Indonesian Journal of Educational Science, 2(2). Retrieved from
https://doi.org/10.31605/ijes.v2i2.659
Handarini, O. I., & Wulandari, S. S. (2020). Pembelajaran Daring Sebagai Upaya
Study From Home (SFH) Selama Pandemi Covid 19. Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran, 8(3), 496–503.
Iswinarno, C. (2020). Guru dan Murid Tak Punya Smartphone, Belajar Daring
Terkendala di Siberut - Bagian 1. Retrieved August 2, 2020, from Suara.com
website: https://www.suara.com/news/2020/06/05/230553/guru-dan-murid-
tak-punya-smartphone-belajar-daring-terkendala-di-siberut?page=all
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Surat Edaran Nomor 4 Tahun
2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Coronavirus Disease (Covid- 19). Indonesia.
Kim, J. (2020). Learning and Teaching Online During Covid-19: Experiences of
Student Teachers in an Early Childhood Education Practicum. International
Journal of Early Childhood, 52(2), 145–158. https://doi.org/10.1007/s13158-
020-00272-6
Malisa Komolthiti. (2016). Leadership Journeys: A Narrative Research Study
Exploring Women School Superintendent’s Meaning-Making Of Leadership
40
41
41
42
Baru Orang Tua Milenial. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 4(2), 1000. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.490
Nurdiani, N. (2014). Teknik Sampling Snowball Dalam Penelitian Lapangan
(Vol. 5).
Oppen Colleges. (2020). The Evolution of Learning Technologies. Retrieved
November 19, 2020, from Oppen Colleges website:
https://www.opencolleges.edu.au/informed/evolution-of-learning-
technologies#
Peas, J. S. (2019). Positive and Negative Influences of Technology in Early
Childhood Classrooms : A Qualitative Study. Northcentral University.
Plowman, L., Stevenson, O., McPake, J., Stephen, C., & Adey, C. (2011). Parents,
preschoolers, and learning with technology at home: some implecations for
policy. Journal of Computer Assisted Learning, 27(4), 1–12.
https://doi.org/10.1111/j.1365
Puspita Sari, T., & Asma Mitsalia, A. (2016). Pengaruh Penggunaan Gadget
terhadap Personal Sosial Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Al Mukmin .
Jurnal Pofesional Islam, 13(2). https://doi.org/10.26576/PROFESI.124
Rahmawati, M., & Latifah, M. (2020). Penggunaan Gawai, Interaksi Ibu-Anak,
Dan Perkembangan Sosial-Emosional Anak Prasekolah. Junal Ilmu
Keluarga & Konsumen, 13(1), 75–86.
Raja, R., & Nagasubramani, P. C. (2018). Impact of Modern Technology. Journal
of Applied and Advanced Research, 3(1), 33–35.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.21839/jaar.2018.v3S1.165 ISSN
Ramayanti, F. (2020). Guru Minta Kemdikbud Benahi Masalah Pembelajaran
Jarak Jauh. Retrieved August 2, 2020, from cnnindonesia.com website:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200509095010-20-501561/guru-
minta-kemdikbud-benahi-masalah-pembelajaran-jarak-jauh
Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah
Covid-19. Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 6(2), 109–119.
https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759
Satrianingrum, A. P., & Prasetyo, I. (2021). Persepsi Guru Dampak Pandemi
Covid-19 terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Daring di PAUD. Jurnal
42
43
43
44
token5iO5vMItReCqjiGoPeIDR9eNAmOs%3D.
Watts, L. (2016). Synchronous and Asynchronous Communication in Distance
Learning: A Review of the Literature. Quarterly Review of Distance
Education, 17(1). Retrieved from https://eric.ed.gov/?id=EJ1142962
Wedenoja, L. (2020, April 29). What To Expect When You Weren’t Expecting
Online Classes. Retrieved December 6, 2020, from Rockefeller Institute of
Government website: https://rockinst.org/blog/what-to-expect-when-you-
werent-expecting-online-classes/
Wulandari, H., & Purwanta, E. (2021). Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini
di TK selama Pembelajaran Daring saat Pandemi COVID-19. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(1), 452–462.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.626
Yildiz, E. P., & İşman, A. (2016). Quality Content in Distance Education.
Universal Journal of Educational Research, 4(12), 2857–2862.
https://doi.org/10.13189/ujer.2016.041220
Yilmaz, A. B. (2019). Distance and Face-To-Face Students’ Perceptions Towards
Distance Education: A Comparative Metaphorical Study. Turkish Online
Journal of Distance Education, 20(1). Retrieved from https://orcid.org/0000-
0002-9971-2440
Zakariyah, A., & Hamid, A. (2020). Kolaborasi Peran Orang Tua dan Guru dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Online di Rumah. Intizar,
26(1). Retrieved from http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar
44
45
45
LAMPIRAN
47
Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sadar menyatakan bahwa bersedia atau
tidak bersedia terlibat dalam pengambilan data penelitian yang berjudul “Penggunaan
teknologi dalam pembelajaran online Sebelum, Selama, dan Sesudah Pandemi” ini.
Sebagai bukti kebersediaan, berikut adalah data dan tanda tangan saya:
Nama Lengkap :
Tahun Lahir :
No. HP :
Pendidikan Terakhir :
Tahun Lahir :
Kategori Usia :
47
48
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Responden:
Sebelumnya bapak, sudah mengisi lembar persetujuan yang saya kirimkan dan bersedia
untuk menjadi responden penelitian ini ya pak?
Baik, sebelumnya saya akan jelaskan sedikit tentang penelitian ini, adapun tujuan
pengambilan data ini adalah untuk melihat persepsi guru tentang penggunaan TIK
selama pembelajaran daring di masa pandemi.
Saya sangat menghargai kesediaan Bapak untuk menjadi responden dalam penelitian
ini.
Semua informasi yang Bapak berikan, inshallah akan dijaga kerahasiaannya dan
sepenuhnya hanya akan digunakan hanya untuk pelaporan studi nantinya.
Oleh sebab itu, saya mengharapkan kesediaan bapak untuk menjawab pertanyaan
dengan spontan, jujur, dan apa adanya.
Pertanyaan Wawancara:
(Umum)
1. Mengapa anda menjadi guru PAUD?
2. Sudah berapa lamakah anda mengajar di sekolah saat ini?
3. Sudah berapa lamakah anda menjadi guru PAUD secara keseluruhan?
48
49
5. Apakah saat ini anda dapat melaksanakan pembelajaran daring dengan nyaman
atau tanpa kendala?
6. Berapa lama anda membutuhkan waktu untuk dapat melaksanakan pembelajaran
daring dengan nyaman atau tanpa kendala?
7. Apakah pembelajaran daring mengubah cara guru mengajar?
Jika, iya apa yang berubah?
8. Menurut anda dengan di laksanakan nya pembelajaran daring ini, adakah peran
guru yang menjadi berkurang? Sebutkan!
9. Menurut anda dengan di laksanakan nya pembelajaran daring ini, adakah peran
guru yang menjadi bertambah? Sebutkan!
10. Berikutnya, saya akan membacakan keterampilan anak yang mungkin mengalami
perubahan selama proses pembelajaran secara daring. Tolong bapak guru jawab
dengan “Positif”, “Biasa Saja” atau “Negatif”.
Pertanyaan Positi Biasa Negatif
f Saja
21a Kemampuan Membaca
21 Kemampuan Menulis
b
21c Kemampuan Berbicara
21 Kemampuan Matematika
d
21e Kemampuan Sosial
21f Kemampuan Emosional
21 Kemampuan Fisik
g
21 Kemampuan Fokus/Konsentrasi
h
21i Kreatifitas / Seni
21j Tingkah Laku / Sopan Santun
Lainnya, sebutkan …
49
50
o Proyektor
o TV
o Lainnya, sebutkan ….
13. Sebelum pandemi, aplikasi atau software apa yang anda gunakan selama
melaksanakan pembelajaran?
o Google Classroom
o Google Meet
o Telegram
o Web dari Pemerintah Daerah/Pusat, sebutkan …
o Whatsapp
o Youtube
o Zoom
o Lainnya, sebutkan …
50
51
o Zoom
o Lainnya, sebutkan …
51
52
52
53
Masyaallah, ternyata pertanyaan tadi adalah pertanyaan terakhir dalam wawancara ini.
Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan kesediaan bapak untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Karena ini penelitian kualitatif, jadi mohon
kesediaannya jika ternyata masih ada data yang saya perlukan untuk memperkuat
penelitian ini ya pak.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
53