Anda di halaman 1dari 10

Diterjemahkan dari bahasa Afrikans ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Tersedia online di: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe

Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020, 85-94

Pembelajaran online dan permasalahannya di masa darurat Covid-19

Rimba Hamid*, Izlan Sentryo, Sakka Hasan


Halo Universitas Oleo. Jalan HEA Mokodompit Kampus Hijau Bumi Tridharma, Kendari, 93232 Indonesia
* Penulis yang sesuai. Email: rimbahamid@uho.ac.id

Diterima: 3 Juni 2020; Revisi: 13 Juni 2020; Diterima: 18 Juni 2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang: (1) sebaran mahasiswa
PGSD FKIP UHO (Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Halu Oleo) berdasarkan domisili dalam melaksanakan pembelajaran online. dalam masa
Covid-19; (2) dukungan infrastruktur untuk efektivitas pembelajaran online di masa Covid-19; dan (3)
persepsi mahasiswa tentang pembelajaran online yang dilakukan dosen PGSD FKIP di UHO selama masa
Covid-19. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2020 yang termasuk dalam penelitian deskriptif, dengan
melakukan survey terhadap mahasiswa PGSD FKIP UHO yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di
Sulawesi Tenggara dan wilayah lainnya. Teknik pengumpulan data menggunakan angket terbuka dan
tertutup, dengan jumlah siswa angkatan 2017 sebanyak 316 orang. Kelas 2018 dan 2019 yang menjadi
subyek dan mengisi kuisioner secara online dari link yang dikirimkan. Data yang diperoleh dari mahasiswa
berupa data mentah kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan secara online dan diubah ke dalam format
Excel. Data tersebut kemudian diolah berdasarkan fokus penelitian ini. Berdasarkan hasil pengolahan data,
dilakukan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) mahasiswa PGSD FKIP UHO dalam proses pembelajaran online terkonsentrasi pada 3
kabupaten/kota utama yaitu Kota Kendari, Kabupaten Muna dan Kabupaten Konawe Selatan; (2) Faktor
pendukung utama efektifitas pembelajaran online di masa Covid-19 adalah daya dukung akses jaringan
dan kemampuan perangkat untuk mengakses internet;
Kata kunci: belajar, online, persepsi, efektif

Bagaimana Mengutip: Hamid, R., Sentryo, I., & Hasan, S. (2020). Pembelajaran online dan
permasalahannya di masa darurat Covid-19.Jurnal Prima Edukasia, 8(1), 85-94. doi:
https: //doi.org/10.21831/jpe.v8i1.32165

pengantar
Pandemi atau wabah Corona Virus Disease (Covid-19) telah melanda lebih dari 200 negara di dunia dan
memberikan tantangan tersendiri bagi institusi pendidikan khususnya pendidikan tinggi. Untuk mengantisipasi
penularan virus tersebut, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, mulai dari isolasi, social dan
physical distancing hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kondisi ini mengharuskan warga untuk
tinggal di rumah, bekerja, beribadah dan belajar di rumah (Jamaluddin dkk., 2020, hlm. 2)
Dalam rangka mencegah perkembangan dan penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengeluarkan Surat Edaran No. 3 Tahun 2020 tanggal 9
Maret 2020 yang memuat 14 imbauan atau instruksi. Covid-19 merupakan infeksi virus baru yang mengakibatkan
infeksi 90.308 orang per 2 Maret 2020. Virus ini bermula di Wuhan, China pada 31 Desember 2019. Virus yang
merupakan strain RNA positif tunggal ini menginfeksi saluran pernapasan traktat (Yuliana, 2020,
P. 192).
Ketersediaan literatur tentang Covid-19 dalam kaitannya dengan studi pendidikan belum terlalu banyak. Ini
bukan karena pendidikan tidak terpengaruh secara langsung oleh efek epidemi Covid-19 tetapi karena studi di bidang
pendidikan jarang memasukkan efek penyakit dalam memberikan pendidikan yang efektif bagi siswa di seluruh dunia.
Tingkat penyebaran Covid-19 yang begitu pesat membuat setiap sektor kehidupan manusia langsung merasakan
dampaknya (Sintema, 2020, hlm. 1).
Kondisi ini memaksa lembaga pendidikan, termasuk LPTK, untuk melakukan terobosan-terobosan terkait
metode dan model pembelajaran yang harus dipilih agar pembelajaran tetap berjalan meskipun dilakukan secara
virtual (online) dengan segala konsekuensi keterbatasan, termasuk bagi dosen yang belum.

Ini adalah artikel akses terbuka di bawahCC – BY-SAlisensi.


https://doi.org/10.21831/jpe.v8i1.32165
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 86
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

sepenuhnya memiliki keterampilan belajar online, dan siswa yang memiliki keterbatasan daya dukung
infrastruktur yang ada di domisilinya.
Mengantisipasi segala kemungkinan terkait merebaknya pandemi Covid-19, dalam laporan bertajuk
“Kerangka kerja untuk memandu respons pendidikan terhadap Pandemi COVID-19 tahun 2020”Diuraikan
beberapa checklist respon pendidikan terhadap pandemi covid-19, antara lain: (a) identifikasi cara
penyelenggaraan pendidikan. Jika memungkinkan, itu harus mencakup pembelajaran online, karena
memberikan fleksibilitas dan peluang terbesar untuk interaksi. Jika tidak semua siswa memiliki perangkat
dan konektivitas, temukan cara untuk menyediakannya bagi siswa. Jelajahi kemitraan dengan sektor swasta
dan masyarakat dalam mengamankan sumber daya yang disediakan oleh perangkat dan konektivitas ini;
(b) dengan jelas mendefinisikan peran dan harapan guru untuk secara efektif mengarahkan dan
mendukung siswa untuk belajar dalam situasi baru, melalui instruksi langsung jika memungkinkan atau
bimbingan untuk belajar mandiri; (c) Membuat website untuk berkomunikasi dengan guru, siswa dan orang
tua tentang tujuan kurikulum,
Namun dari segi penilaian, jika mengacu pada Kurikulum 2013, sangat mungkin bermasalah karena
sulitnya melakukan penilaian autentik yang mengacu pada standar penilaian, yang terdiri dari (1) penilaian
kompetensi sikap melalui observasi, self-assessment. penilaian, penilaian sejawat oleh siswa dan jurnal, (2)
pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan tugas, dan (3) keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut siswa untuk mendemonstrasikan kompetensi tertentu dengan menggunakan tes
praktik, produk, proyek, dan portofolio (Maryati et al., 2019, hlm. 130).
Di kampus, seiring dengan adanya kasus pandemi Covid-19, pembelajaran yang selama ini dilakukan
dengan metode tatap muka atau offline tiba-tiba harus beralih ke metode online. Berdasarkan Surat Edaran
Rektor UHO Nomor 02/UN29/RT/2020 tanggal 16 Maret 2020 tentang Perumusan Kebijakan Dalam Penanganan
Penyebaran Virus Corona (Covid-19) di Lingkungan Universitas Halu Oleo (UHO) pada point 2) ditegaskan bahwa:
“semua kegiatan belajar mengajar (KBM) atau perkuliahan tatap muka digantikan dengan metode pembelajaran
online dengan memanfaatkan media online yang tersedia di UHO pada link http://egreen.uho.ac.id atau media
online lainnya .
Di tingkat nasional, mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 36962/MPK.A/
HK/2020 tanggal 17 Maret 2020 tentang Pembelajaran Online dan Bekerja dari Rumah untuk Mencegah
Penyebaran Covid-19 pada butir 4a menekankan pelaksanaan pembelajaran daring di rumah bagi pelajar dan
mahasiswa, dan pada butir 4b menjelaskan tentang proses belajar mengajar atau perkuliahan dari rumah melalui
video conference, dokumen digital, dan fasilitas online lainnya dari penyelenggara yang telah bekerjasama
dengan Kemdikbud yang disiapkan secara cuma-cuma (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
2020). Fasilitas pembelajaran dan website sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran ini dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Fasilitas Pembelajaran dan Website untuk Akses Gratis dari Kemdikbud
Fasilitas Belajar Situs web
Rumah Belajar https://belajar.kemdikbud.go.id https://blog.google/outreach-intiative/
Kelas Cerdas Google G Suite education/offline-access-covid-19 https://kelaspintar.id
untuk Pendidikan
Microsoft Office 365 https://microsoft.com/id-id/education/products/office
Sekolah Quipper https://quipper.com/id/school/teachers
Ruang Guru Online School https://ruangguru.onelink.me/blPk/efe72b2e
Sekolahmu https://sekolah.mu/tanpabatas
Zenius https://zenius.net/belajar-mandiri
Berdasarkan hasil evaluasi Kemdikbud, pembelajaran online yang dilakukan dosen dan mahasiswa
berjalan cukup efektif meskipun perubahan terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Ada 33,51% siswa
yang mampu memahami materi pembelajaran online; 30,90% memahami materi dengan baik; dan 5,64%
memahami materi dengan sangat baik. Hasil evaluasi juga menyebutkan bahwa sebanyak 25,34%
mahasiswa menyatakan dosen mampu menyampaikan materi kuliah secara online; 45,56% dosen
menyampaikan materi perkuliahan dengan baik; dan 15,84% dosen menyampaikan materi perkuliahan
dengan sangat baik (Seno, 2020).
Berkaitan dengan permasalahan yang ada khususnya permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam pembelajaran
online di masa pandemi Covid-19, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang mendalam
tentang: (1) sebaran mahasiswa PGSD FKIP UHO berbasis domisili dalam melaksanakan pembelajaran online di

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 87
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

masa Covid-19; (2) dukungan infrastruktur untuk efektivitas pembelajaran online di masa Covid-19;
dan (3) persepsi mahasiswa tentang pembelajaran online yang dilakukan dosen PGSD FKIP di UHO
selama masa Covid-19.

metode

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2020 yang termasuk dalam penelitian deskriptif, dengan
melakukan survey terhadap mahasiswa PGSD FKIP UHO yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di
Sulawesi Tenggara dan wilayah lainnya. Teknik pengumpulan data menggunakan angket terbuka dan
tertutup, dengan subjek penelitian sebanyak 316 siswa angkatan 2017, 2018 dan 2019 yang mengisi angket
secara online dari link yang dikirimkan menggunakan Google Form. Desain penelitian survei adalah
prosedur dalam penelitian kuantitatif di mana peneliti melakukan survei terhadap sampel atau populasi
orang untuk menggambarkan sikap, pendapat, perilaku, atau karakteristik khusus populasi (Creswell, 2015,
hlm. 752).
Dengan meningkatnya penggunaan Situs Web dan Internet, kuesioner berbasis Web menjadi semakin populer.
Kuesioner berbasis web adalah instrumen survei untuk mengumpulkan data yang tersedia di komputer (Creswell, 2015).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:Pertama, menyiapkan instrumen kuesioner dengan
menggunakan google form yang akan digunakan atau pengumpulan data. Aspek-aspek yang terdapat dalam angket
tersebut adalah: penyebaran mahasiswa, sarana prasarana pendukung, dan persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran
online yang diselenggarakan oleh dosen selama masa Covid-19.Kedua, memvalidasi instrumen dengan rekan sejawat
(Kepala Jurusan) khususnya berkaitan dengan validitas isi dan konstruk.
Data yang diperoleh dari mahasiswa berupa data mentah kualitatif dan kuantitatif yang dikumpulkan
secara online dan diubah ke dalam format Excel. Data tersebut kemudian diolah berdasarkan fokus penelitian ini.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dilakukan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif secara mendalam.

Hasil dan Diskusi


Distribusi Mahasiswa PGSD Selama Pembelajaran Online di Masa Covid-19
Pendataan secara online terkait sebaran 316 mahasiswa PGSD FKIP UHO selama proses
pembelajaran daring pada masa Covid-19 yang tersebar di 17 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara
ditambah wilayah lain di luar Sulawesi Tenggara. Profil persebaran mahasiswa pada setiap lokasi
domisili dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.

kota kendari
kabupaten muna
Kabupaten Konsel
Kabupaten Bombana
Kabupaten Mubar
Kabupaten Konawe
Kabupaten Wakatobi
Kabupaten Butur
Kabupaten Buton
Yang lain

Kabupaten Konut
kota Bau-Bau
Kabupaten Koltim
Kabupaten Kolut
Kabupaten konsep
Kabupaten Buteng
Kabupaten Kolaka
Kabupaten Busel

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Ibu Kota / Kabupaten. kota kabupaten Kel. Desa Desa terpencil

Gambar 1. Distribusi Jumlah Mahasiswa PGSD Berdasarkan Domisili Selama Pembelajaran Online
di masa Covid-19

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 88
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

Berdasarkan data pada Gambar 1 terlihat bahwa selama masa Covid-19 mahasiswa PGSD FKIP UHO
terkonsentrasi di tiga wilayah utama yaitu di Kota Kendari (25%), Kabupaten Muna (17,41%) dan Kabupaten
Konawe Selatan. (8,54%). Data ini menunjukkan bahwa beberapa siswa mempertimbangkan untuk tinggal
sementara di Kendari selama masa pembelajaran online karena fasilitas jaringan internet yang memadai, belum
lagi pada masa darurat Covid-19 ada pembatasan pergerakan manusia, meskipun di Kendari aturan PSBB belum
telah diterapkan. Mobilitas mahasiswa pada saat perkuliahan online atau tugas online oleh dosen memaksa
mereka untuk mencari lokasi yang memungkinkan mereka dapat mengakses jaringan yang memadai untuk
perkuliahan online, apalagi jika dosen melaksanakan perkuliahan dengan virtual meeting misalnya dengan
menggunakan aplikasiZoom Cloud MeetingatauGoogle Bertemu.
Hal ini diketahui dari data Lecturer Evaluation by Student (EDOM) untuk perkuliahan semester genap
2019.2 hampir semua dosen melaksanakan perkuliahan online dengan mengadakan pertemuan virtual dan
memfasilitasi tugas mahasiswa dengan kelas online dengan aplikasi Google Classroom dan Edmodo, namun apa
menarik dari temuan hasil survey pelaksanaan kuliah online oleh dosen PGSD FKIP UHO oleh mahasiswa adalah
dosen sudah melaksanakan perkuliahan online dengan memberikan tugas secara online namun jarang
mengembalikannya kepada mahasiswa. Hal ini didukung dengan masih adanya dosen yang hanya menggunakan
fasilitas pendukung seperti email, whatsapp atau melalui SMS sesuai dengan tingkat kemampuan teknologi
informasi yang dimiliki, dan tentunya akan mempersulit dan membuat proses pembelajaran online menjadi
kurang efektif. .

Sarana Prasarana Pendukung Pembelajaran Online Mahasiswa PGSD

Keberhasilan pembelajaran online tidak lepas dari tersedianya sarana prasarana pendukung pembelajaran
seperti: tersedianya akses internet yang stabil, perangkat akses dengan teknologi terkini, perangkat yang
digunakan untuk akses internet, serta keberadaan siswa yang berdomisili di daerah dimana belum ada jaringan
listrik, sehingga pembelajaran online praktis sangat sulit dilaksanakan. Data daya dukung infrastruktur untuk
efektivitas pembelajaran online bagi mahasiswa PGSD FKIP UHO dengan variabel-variabel tersebut di atas
terangkum dalam gambar grafis pada Gambar 2.
90.2 90.9

68.3

47.3

33 30.4
26.3 29.2
18.7 18.4 15.5
7,4 6.4 9.1
1 4.4 1 2.4 0
HP
2G

3G

4G

5G
tidak ada sinyal
tidak stabil

Laptop

Tablet
Di rumah
Sangat stabil

Tidak ada jaringan

Tunggu info teman


24 jam

12 jam
Tidak cukup stabil

Pinjam ponsel

Cari Hotspot
Cari sinyal

Akses internet Akses Perangkat Jaringan listrik Cara mengakses Penggunaan perangkat

Gambar 2. Profil Daya Dukung (%) Pembelajaran Online Mahasiswa PGSD FKIP UHO
Berdasarkan data pada Gambar 2 terlihat bahwa secara umum (81,3%) mahasiswa PGSD mengakses internet
dengan daya dukung yang kurang stabil hingga yang tidak stabil. Hal inilah yang menjadi keluhan utama siswa dalam
pembelajaran online selama masa Covid-19. Fakta ini diperkuat dengan data bahwa hanya 29,2% mahasiswa yang
mengakses internet di rumahnya untuk belajar dan menyelesaikan tugas secara online dari dosen, sedangkan 30,4%
mahasiswa mencari daerah yang sinyalnya kuat untuk mengakses internet, ternyata masih ada 18,4 % siswa (umumnya
yang berada di kota) yang mengakses internet dengan mencari hotspot yang tersedia. Kondisi yang paling menyedihkan adalah

bahwa masih ada sebanyak 15,5% mahasiswa yang hanya menunggu informasi dari mahasiswa
lain yang lebih dulu mendapatkan informasi khususnya tugas online dari dosen.
Kondisi lain yang turut menyebabkan tidak efektifnya pembelajaran online di masa pandemi Covid-19
adalah hampir seluruh siswa (90,9%) mengakses internet dalam pembelajaran online menggunakan handphone,
dimana internet erat kaitannya dengan jaringan komputer publik di seluruh dunia. Itu

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 89
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

Internet menyediakan akses ke sejumlah layanan komunikasi termasuk:World Wide Webdan membawa email, berita,
hiburan dan file data (Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara, 2019, hlm. 359). Berkaitan dengan pengaksesan
dan penyimpanan data dengan menggunakan handphone dalam pembelajaran terdapat sisi praktis dan kecepatan
akses, namun di sisi lain juga terdapat kekurangan karena pada umumnya data yang berkaitan dengan perkuliahan
umumnya tersimpan di laptop mahasiswa, sehingga ada kekurangannya. relatif kendala untuk mengaksesnya. Data
pada Gambar 2 juga menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil (9,1%) siswa yang menggunakan laptop saat belajar
online, sehingga kecepatan mengerjakan tugas memiliki waktu tunda,
sehingga faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap banyaknya keluhan mahasiswa terkait penumpukan tugas
dosen dalam waktu yang relatif sama. Kondisi ini tentunya membutuhkan adaptasi bagi mahasiswa dalam
mempersiapkan diri menghadapi perkuliahan online kedepannya, walaupun kendala tersebut tidak lepas dari
daya dukung infrastruktur jaringan internet di wilayah domisili mahasiswa dalam pembelajaran online.
Tidak bisa dipungkiri dari sisi akses, tantangan pemerintah adalah ketika Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) dilakukan secara online dan dilaksanakan di daerah yang aksesibilitas, infrastruktur dan literasi
digitalnya masih rendah. Berdasarkan hasil survei Penetrasi Pengguna Internet Nasional APJII 2018,
sebaran data menunjukkan lebih dari separuh pengguna internet di Indonesia berada di wilayah Jawa
(55,7%), disusul Sumatera (21,6%), Sulawesi-Maluku- Papua (10,9%), Kalimantan (6,6%), serta Bali dan Nusa
Tenggara 5,2% (bebas.kompas.id, 30 Maret 2020). Salah satu kendala yang dihadapi dalam proses belajar
dari rumah adalah keterbatasan internet baik dari ketersediaan jaringan maupun pulsa untuk mengakses
pembelajaran online (Arifa, 2020, hlm. 16).
Fakta-fakta tersebut di atas juga akan berkontribusi pada efektivitas pembelajaran online
dalam hal kemudahan akses internet bagi siswa yang berada atau berdomisili di lokasi yang tidak
terjangkau oleh jaringan internet. Sebagai gambaran, berikut adalah profil desa/kelurahan menurut
keberadaanBasisPemancarStasiun(BTS), Sinyal Telepon Seluler, dan Sinyal Internet GSM atau CDMA di
Sulawesi Tenggara (Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara, 2019)
Meja 2. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Base Transceiver
Station (BTS), Sinyal Telepon Seluler, Dan Sinyal Internet GSM atau CDMA, 2018
ketersediaan BTS Kekuatan sinyal HP Sinyal internet GSM atau CDMA
Kabupaten / Kota Sangat
Tersedia Kuat lemah 4G / LTE 3G / H / H + 2G / GPRS
Kuat
SETELAH SETELAH SETELAH

buton 27 68 22 34 28 11 10 31 33 10
muna 41 145 39 98 45 4 39 113 12 18
Konawe 49 322 64 208 69 30 128 177 24 12
Kolaka 39 96 33 79 21 2 55 61 8 9
Konawe Selatan 64 293 47 166 134 10 84 222 23 18
Bombana 32 111 23 46 53 21 36 41 18 27
Wakatobi 24 76 10 69 20 1 33 47 12 7
Kolaka Utara 29 104 10 72 46 5 24 84 15 5
Buton Utara 8 83 12 30 45 4 24 44 4 15
Konawe Utara 9 164 12 63 73 25 29 65 6 48
Kolaka Timur 18 115 20 46 42 25 38 44 15 11
Konsep 13 83 10 19 44 23 13 8 8 44
muna barat 15 71 12 35 39 0 17 32 31 6
Buton Tengah 23 54 9 29 38 1 14 39 23 0
Buton Selatan 14 56 27 23 19 1 33 29 1 6
Kota Kendari 49 16 40 22 3 0 48 14 1 2
Bau-Bau 24 19 8 29 6 0 26 17 0 0
Tenggara
478 1876 398 1068 725 163 651 1068 234 238
Sulawesi
Sumber: pendataan potensi desa 2018
Sehubungan dengan kendala akses berikut berikut petikan komentar dari 3 mahasiswa terkait
pembelajaran online selama masa Covid-19: (1) “Kendala yang dihadapi selama belajar online: (a) masalah
jaringan terutama di daerah saya jika listrik padam dan jaringan internet terkadang juga mati, (b) biaya, pihak
kampus harus menyediakan biaya yang paling murah untuk membantu meringankan beban mahasiswa; (c)
“Kendala saya Pertama, terkait masalah ketidakstabilan jaringan baik dari diri saya sendiri maupun dosen,
terkadang penyampaian materi membuat saya terlambat atau tidak hadir dalam perkuliahan. Kedua, paket data
internet boros, saya katakan demikian karena mata kuliah yang saya hadapi tidak hanya satu atau

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 90
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

dua kursus tapi 10 kursus. Ketiga, saya tidak memahami materi yang telah diberikan. Saran saya metode yang digunakan
tidak boleh terlalu memberatkan, merepotkan atau alangkah baiknya jika tugas besar dikerjakan secara berkelompok; (2)
Sebaiknya selama proses pembelajaran online dosen memberikan waktu yang tepat dan tidak tiba-tiba saat akan
melakukan kuliah online, dan juga saat memberikan tugas online mahasiswa diberikan waktu yang cukup untuk
mengerjakannya, karena juga banyak tugas mahasiswa dari mata kuliah lain sehingga tugas tersebut tidak dapat
diselesaikan dengan cepat karena masih ada tugas yang menunggu untuk diselesaikan karena waktu proses yang
singkat”(Sumber: Tanggapan tertulis mahasiswa PGSD secara online dengan menggunakan google form).
Namun kendala tersebut menjadi catatan perbaikan sebagai bagian dari refleksi yang baik di masa mendatang.
Hal ini tentunya dapat diminimalisir dengan lebih mempersiapkan pembelajaran online oleh dosen yang memiliki
keterbatasan kemampuan dalam menyelenggarakan kelas online, misalnya menggunakan aplikasi google classroom,
menyimpan data di online drive, misalnya dengan menggunakan Google Drive, OneDrive dan Dropbox. Selain itu,
mahasiswa harus meningkatkan keterampilannya dalam mengikuti proses pembelajaran online baik secara mandiri
maupun kelompok, serta lebih mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi, bahkan dengan dukungan
sarana dan prasarana yang belum optimal.

Persepsi Mahasiswa PGSD tentang Pembelajaran Online dengan Dosen

Pandemi Covid-19 berdampak sangat signifikan pada aspek pendidikan. Hal tersebut ditegaskan Listiana (2020,
hlm. 5) dalam Konferensi Webinar Internasional yang diadakan oleh FKIP UM Surabaya pada tanggal 20 Mei 2020 bahwa
dampaknya adalah: (a) Perubahan sistem pembelajaran dari pembelajaran tatap muka yang dilakukan seperti biasa
menjadi pembelajaran sistem pembelajaran jarak jauh (online); (b) Pembelajaran dari offline ke online belum tentu dapat
dilakukan secara efektif; (c) Perangkat pembelajaran online masih kurang mendukung; (d) Adaptasi siswa dalam
penggunaan media online; (e) Akses jaringan, biaya tambahan untuk siswa; dan (f) Kompetensi dosen perlu dipersiapkan
dalam merancang pembelajaran berbasis online.
Dampak tersebut berimplikasi pada kesiapan dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaran
online atau jarak jauh yang tentunya sangat berbeda dengan kesiapan pembelajaran tatap muka. Sebagaimana
dijelaskan dalam “Panduan Pembelajaran Jarak Jauh Belajar di Rumah C-19” bahwa ada tiga tugas utama dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran jarak jauh, yaitu: (1) APA (Learning content); (2) WHO (profil
pembelajaran, kondisi dan kebutuhan saat ini); dan (3) CARA (rancangan dan implementasi pembelajaran) (Dirjen
Gender dan Tenaga Kependidikan, 2020, hlm. 7–19).
Ketika guru atau dosen melakukan peralihan dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran jarak jauh, maka yang
mendasar adalah bagaimana dosen perlu menyesuaikan strategi dan materi. Salah satu faktor penting yang perlu
dipertimbangkan adalah sumber daya apa yang tersedia bagi dosen dan mahasiswa yang terlibat dalam pembelajaran online, di
mana pembelajaran online merupakan paradigma pembelajaran mapan yang memiliki daya tarik teoretis dan praktis (Shalev-
Shwartz, 2011, hlm. 108).
Masih terkait dengan isi panduan dijelaskan bahwa yang perlu diperhatikan dosen dalam melaksanakan
pembelajaran online adalah: (1) Memastikan teknologi, platform, peralatan dan sumber daya yang tersedia bagi dosen
dan mahasiswa-cetak, audio dan radio, video dan TV, berbasis komputer, berbasis internet dan berbasis telepon.
Pertimbangannya adalah: (a) Manakah dari sumber-sumber ini yang dapat digunakan oleh semua atau sebagian besar
siswa dan mana yang paling mudah digunakan untuk komunikasi, pengajaran langsung, diskusi, berbagi pekerjaan, dan
penilaian? dan (b) Manakah dari siswa yang tidak memiliki akses ke telepon, komputer, internet? (2) Memastikan bahan
ajar yang dapat diadaptasi untuk pembelajaran jarak jauh. Carilah sumber daya pendidikan yang dapat diakses secara
bebas dan pastikan sumber daya tersebut berkualitas.
Dalam konteks pembelajaran tatap muka, interaksi antara dosen dan mahasiswa menjadi kunci penting. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran online tidak hanya kesiapan dosen saja, namun faktor lain yang tidak bisa dikesampingkan adalah
bagaimana mahasiswa memandang pembelajaran online itu sendiri, yang harus mereka semua lakukan secara tiba-tiba di masa
Covid-19. Gambaran perspektif mahasiswa terhadap pembelajaran online yang diselenggarakan oleh dosen PGSD dapat dilihat
pada Gambar 3.
Dari data yang disajikan pada Gambar 3 terlihat bahwa permasalahan persepsi siswa dalam melaksanakan
pembelajaran online pada masa Covid-19 bervariasi. Dari kelima variabel yang dipersepsikan berdasarkan kondisi
riil yang dialami siswa, temuan yang cukup perlu mendapat perhatian dari semua pihak adalah sekitar 74,2%
siswa yang secara akumulatif mempersepsikan pembelajaran online kurang efektif dan tidak efektif. Hal ini
sejalan dengan banyaknya siswa (64,3%) yang merasa kurang puas dan tidak puas dengan pembelajaran online
pada masa Covid-19. Tentu banyak faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut, terutama pada keterbatasan
pengoptimalan potensi, baik dari mahasiswa maupun dari dosen. Bahkan dari data tersebut juga tampak bahwa
nilai-nilai subjektivitas akademik akan muncul karena besarnya

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 91
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

jumlah mahasiswa (66,2%) yang terkadang dan selalu melakukan copy-paste dalam melaksanakan tugas online
dari dosen. Terbatasnya ruang interaksi antara mahasiswa dan dosen dalam pembelajaran online menurunkan
minat mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran, bahkan ada beberapa mahasiswa yang menyatakan kurang
memahami materi perkuliahan yang tidak dijelaskan langsung oleh dosen tatap muka. Faktor kesulitan belajar
online sangat dimungkinkan jika dilakukan secara serempak, misalnya dengan menggunakan aplikasi virtual
meeting seperti:Google Meet, Rapat Cloud Zoom,atauTim Microsoft. Hal ini dapat terjadi karena menuntut siswa
untuk melakukan persiapan yang memadai termasuk akses internet. Di sisi lain, dosen sebenarnya dapat
menggunakan alternatif yang lebih fleksibel dengan pembelajaran online asynchronous, misalnya melalui aplikasi
pendukung seperti kelas online, WhatsApp, atau mengunggah tugas dalam bentuk video analisis atau konten
pembelajaran yang diunggah di Channel You Tube dosennya. Untuk memperlancar semua kegiatan tersebut,
tentunya dibutuhkan kemampuan dosen atau guru untuk mendesain konten pembelajaran dalam bentuk
multimedia yang menarik (Primamukti & Farozin, 2018; Sharma, 2013).

Tidak puas 5.9


belajar OL
kepuasan

Kurang puas 58.4


Puas 35.7
5.5
Belajar OL

Rendah

63.4
Biaya

Sedang

Tinggi 31
tidak efektif 4.4
belajar OL
Efektivitas

Kurang efektif 69.8


Efektif 25.8
Tidak pernah 33.8
Salin-tempel

Kadang-kadang 64.8
tugas

Selalu 1.4
16.1
Belajar OL

Tidak pernah
Kesulitan

Kadang-kadang 78.9
Selalu 5
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Gambar 3. Penyebaran Respon Mahasiswa (%) dalam Persepsi Pembelajaran Online Dengan Dosen

Dosen atau guru membantu melakukan diskusi virtual antar siswa, memberikan pekerjaan rumah, dan
menindaklanjuti siswa secara individu. Kadang-kadang pelajaran ini sinkron (semua guru dan siswa bertemu pada
waktu yang sama) dan kadang-kadang asinkron (tidak bersamaan). Dalam kedua kasus tersebut, dosen atau guru
harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara serius dengan materi pelajaran, dan siswa
atau peserta didik, dalam banyak kasus, diminta untuk berinteraksi satu sama lain secara virtual (Loeb, 2020).

Hal ini senada dengan pernyataan Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia Heru Purnomo yang
menyebutkan selama ini banyak sekolah khususnya di Jakarta yang menerapkan metode penugasan online
kepada siswa. Penugasan dilakukan melalui berbagai media sosial yang tersedia, khususnya grup
WhatsApp. Ia menilai, dalam keadaan darurat akibat virus corona seperti sekarang ini, bentuk penugasan
yang dinilai efektif dalam pembelajaran jarak jauh. Akibatnya, pengenalan konsep pembelajaran seperti
yang diterapkan dalam pembelajaran tatap muka tidak dapat berjalan dengan baik (Ashari, 2020).
Fakta yang sejalan dengan hasil penelitian ini adalah pernyataan Komisioner KPAI tentang
permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bahwa PJJ online belum optimal ketika sebagian besar guru
belum terbiasa menerapkan pembelajaran online dalam pembelajaran. Proses sebelum pandemi covid-19.
Hasil survei guru menunjukkan bahwa guru yang sudah terbiasa menggunakan pembelajaran online
(berbasis digital) terus menerus di kelas hanya (8%). Bahkan ada guru yang belum pernah melakukan
pembelajaran online sebelum krisis ini (9,6%). PJJ online belum optimal ketika sebagian besar guru belum
terbiasa menerapkan pembelajaran online dalam proses pembelajaran sebelum pandemi covid-19. Hasil
survei guru menunjukkan bahwa guru yang sudah terbiasa menggunakan pembelajaran online (berbasis
digital) terus menerus di kelas hanya (8%). Bahkan ada guru yang belum pernah melakukan pembelajaran
online sebelum krisis ini (9,6%) (Winahyu, 2020).

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 92
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

Pendidikan jarak jauh adalah teknik pengajaran yang membuat siswa dan pengajar secara fisik terpisah
atau dipisahkan oleh waktu. Biasanya siswa menggunakan berbagai jenis materi, seperti media elektronik,
referensi, buku dan CD-ROM. Alih-alih pembelajaran tatap muka, materi dan konten ini pada dasarnya
diinstruksikan oleh teknologi (Abuhassna & Yahaya, 2018, hlm. 3050).
Fenomena ini sangat mungkin terkait dengan hasil penelitian Nakayama et al. (2007, hlm. 1) yang
menunjukkan bahwa karakteristik siswa berpengaruh terhadap pengalaman belajar dan prestasi belajar. Hasil ini
menunjukkan bahwa memahami manfaat e-learning dan karakteristik siswa, serta mengetahui bagaimana
pembelajaran dengan konten e-learning dapat memberikan kunci penting untuk mendorong keberhasilan siswa
dalam pembelajaran online.
Sejalan dengan kenyataan di atas, hasil penelitian Hikmat dkk. (2020, hlm. 1) menunjukkan bahwa
pembelajaran online dengan Zoom dan WhatsApp hanya efektif untuk mata kuliah teori dan praktikum,
sedangkan pada mata kuliah praktik dan mata kuliah online kurang efektif.
Sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saifuddin (2018, hlm. 108) sebelum
pandemi Covid-19 menunjukkan bahwa siswa memiliki persepsi yang baik terhadap e-learning, hal ini
dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman siswa dalam menggunakan e-learning . Siswa
menunjukkan kesediaannya untuk melakukan pembelajaran dengan e-learning sebesar 86,3%, selain
itu siswa mendukung konten e-learning dimana terdapat materi ajar yang harus dilakukan dengan e-
learning, gambaran pembelajaran yang akan dilakukan di kelas, serta materi yang bisa dipelajari
sebelum pembelajaran tatap muka. Tingkat kepuasan mahasiswa dalam menggunakan e-learning
mencapai 77%. Perlunya pengembangan pembelajaran dengan memadukan e-learning dengan
model pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi,

Menurut survei terbaru dari Babson Survey Research Group, lebih dari 30 persen mahasiswa di Amerika
Serikat mengambil setidaknya satu kursus jarak jauh. Pendidikan online adalah pilihan yang masuk akal baik Anda
remaja atau dewasa. Bagi Anda sebagai mahasiswa, ini bisa menjadi metode pembelajaran yang berguna untuk
mengasah keterampilan Anda dalam mata pelajaran yang sulit, atau mempelajari keterampilan baru (Josep,
2020). Salah satu faktornya adalah fleksibilitasnya, di mana pembelajaran online memungkinkan guru dan siswa
untuk mengatur kecepatan belajar mereka sendiri, dan ada fleksibilitas tambahan dalam mengatur jadwal yang
sesuai dengan agenda semua orang. Alhasil, menggunakan platform pendidikan online memungkinkan
keseimbangan kerja dan belajar yang lebih baik, jadi tidak perlu menyerah. Belajar online mengajarkan Anda
keterampilan manajemen waktu yang penting, yang membuat menemukan keseimbangan kerja-belajar yang
baik lebih mudah.
Data pada Gambar 3 juga menunjukkan bahwa tingkat ketidakpuasan siswa terhadap pembelajaran online selama
periode covid-19 relatif tinggi (58,4%). Tentu banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain kesiapan dosen dalam
melaksanakan pembelajaran, karena selama ini umumnya masih menggunakan pembelajaran tatap muka secara
langsung. Pada dasarnya jika pembelajaran online dipersiapkan dengan baik, terutama isi bahan ajar, akan menarik
minat siswa untuk terlibat di dalamnya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Ali et al. (2011, hlm. 123) yang
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa di kampus memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap interaksi
mahasiswa-dosen, kinerja dosen dan evaluasi pembelajaran, hal ini tidak jauh berbeda dengan yang terjadi pada
pembelajaran tradisional dimana terjadi interaksi yang cukup antara mahasiswa dan mahasiswa. dosen mereka,
pembelajaran terbarukan dan dirancang dengan guru yang baik, berdedikasi, termotivasi dan dilengkapi dengan
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.
Salah satu alasan popularitas pembelajaran online adalah memungkinkan pembelajaran terjadi di bawah kendali
siswa, kapan pun dan di mana pun. Pembelajaran online juga menjanjikan untuk mempromosikan keadilan dengan
memberikan siswa akses ke pembelajaran yang mungkin tidak tersedia, seperti kursus akselerasi di daerah pedesaan
terpencil. Dengan mengingat keragaman siswa dan batasan geografis, pembelajaran online dapat memberikan
dukungan profesional ke sekolah untuk semua siswa. Guru yang berpengalaman dapat mengajar di lingkungan individu
dan dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa berbakat dan siswa yang mencoba untuk belajar (Dichev et al., 2013, hlm.
92)
Dari berbagai perspektif pembelajaran online di masa Covid-19 tidak boleh membuat niat kita luntur untuk
menyelenggarakan pembelajaran yang lebih baik kedepannya, tentunya dengan pembenahan dari banyak aspek yang
masih kurang karena ini merupakan tahap awal dari revolusi pembelajaran offline menuju on line.
Oleh karena itu perlu adanya rumusan yang lebih tepat dalam mengatasi itu semua, misalnya mulai dari
mengeluarkan kebijakan pemberian bantuan dana (uang) kepada setiap mahasiswa untuk membeli pulsa pulsa internet,
atau dengan mengganti perkuliahan online dengan pembelajaran lain yang mudah. menerapkan untuk itu

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 93
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

yang kesulitan mengakses internet. Saya kira ada banyak pilihan untuk menghadapi hal ini, demi terciptanya
pembelajaran efektif yang dapat berjalan optimal.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) mahasiswa PGSD
FKIP UHO dalam proses pembelajaran virtual terkonsentrasi di 3 kabupaten/kota utama yaitu Kota Kendari,
Kabupaten Muna dan Kabupaten Konawe Selatan; (2) Faktor pendukung utama efektifitas pembelajaran
virtual pada masa Covid-19 adalah daya dukung akses jaringan dan kemampuan perangkat untuk
mengakses internet; (3) Siswa memandang pelaksanaan pembelajaran virtual pada masa Covid-19 belum
sepenuhnya efektif.

Referensi
Abuhassna, H., & Yahaya, N. (2018). Pemanfaatan pembelajaran jarak jauh oleh siswa melalui intervensi
modul online berdasarkan teori jarak transaksional lebih.EURASIA Jurnal Pendidikan
Matematika, Sains dan Teknologi,14(7), 3043–3052. https://doi.org/10.29333/ejmste/91606
Ali, A., Ramay, MI, & Shahzad, M. (2011). Faktor kunci untuk menentukan kepuasan siswa dalam jarak
kursus pembelajaran: Studi Universitas Terbuka Allama Iqbal (AIOU) Islamabad, Pakistan.Jurnal
Pendidikan Jarak Jauh Turki Online,12(2), 114–127. https://doi.org/10.17718/tojde.10766
Arifa, FN (2020). Tantangan pelaksanaan kebijakan belajar dari rumah dalam masa darurat Covid-19.
Info Singkat: Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategi,XII(7 / saya), 6.
Ashari, M. (2020).Proses pencegahan terjadinya penyakit jantung koroner antispasmodik
belum maksimal. Pikiran Rakyat. https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01353818/
proses-pembejalaran-daring-di-tengah-antisipasi-penyebaran-virus-corona-dinilaibelum-
maksimal
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. (2019).Provinsi Sulawesi Tenggara dalam angka
2019. CV. Metro Graphia Kendari.
Cooper, H., Nye, B., Charlton, K., Lindsay, J., & Greathouse, S. (1996). Efek liburan musim panas
pada skor tes pencapaian: Sebuah tinjauan naratif dan meta-analitik.Review Penelitian
Pendidikan,66(3), 227–268. https://doi.org/10.3102/00346543066003227
Creswell, J. (2015).Riset pendidikan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi riset kualitatif dan
kuantitatif(V). Pustaka Belajar.
Dichev, C., Dicheva, D., Setuju, G., & Angelova, G. (2013). Praktik, tren, dan tantangan saat ini di
K-12 pembelajaran online.Sibernetika dan Teknologi Informasi,13(3), 91–110. https://
doi.org/10.2478/cait-2013-0028
Direktorat Gender Guru dan Tenaga Kependidikan. (2020).Panduan pembelajaran jarak jauh: Bagi
guru selamat sekolah tutup dan pandemi Covid-19 dengan semangat merdeka belajar. Direktorat
Jenderal Gender dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. http://
repositori.kemdikbud.go.id/18501/
Hikmat, H., Hermawan, E., Aldim, A., & Irwandi, I. (2020).Efektivitas pembelajaran berani selamat
pandemi massal Covid-19: Sebuah survei online. http://digilib.uinsgd.ac.id/30625/
Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Paujiah, E. (2020). Belajar berani masa pandemi
Covid-19 pada calon guru: Hambatan, solusi dan perkiraan. Di dalamKarya Tulis Ilmiah UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. http://digilib.uinsgd.ac.id/30518/
Josep, G. (2020).5 alasan mengapa pembelajaran online adalah masa depan pendidikan.
Pendidikan.Com. https://id.educations.com/articles-and-advice/5-reasons-online-learning-
isfuture-of-education-17146
Listiana, L. (2020).Transformasi Massa Pandemi Covid-19.
Loeb, S. (2020).Seberapa efektifkah pembelajaran online? Apa yang dilakukan dan tidak diberitahukan oleh penelitian kepada kita. Pendidikan
Pekan. https://www.edweek.org/ew/articles/2020/03/23/how-effective-is-online-learning-
whatthe.html
Maryati, M., Zubaidah, E., & Mustadi, A. (2019). Sebuah studi analisis isi pendekatan ilmiah dan

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)
Jurnal Prima Edukasia, 8 (1), 2020 - 94
Rimba Hamid, Izlan Sentryo, Sakka Hasan

penilaian autentik dalam buku teks kurikulum 2013.Jurnal Prima Edukasi,7(2), 128-138. https://
doi.org/10.21831/jpe.v7i2.26792
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020).Surat Edaran Nomor
3636Z / MPK.A / HK / 2020 untuk perlindungan dan bekerja dari rumah dalam rangka
pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Nakayama, M., Yamamoto, H., & Santiago, R. (2007). Dampak karakteristik pembelajar pada pembelajaran
kinerja dalam kursus hibrida di antara siswa Jepang.Jurnal Elektronik E-Learning, 5(3),
195-206.
Primamukti, AD, & Farozin, M. (2018). Pemanfaatan multimedia interaktif untuk meningkatkan pembelajaran
minat dan prestasi belajar anak.Jurnal Prima Edukasi,6(2), 111–117. https://doi.org/
10.21831/jpe.v6i2.19183
Reimers, FM, & Schleicher, A. (2020).Kerangka kerja untuk memandu respons pendidikan terhadap COVID-
19 pandemi 2020. Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan.
Saifuddin, MF (2018). E-learning dalam bidang mahasiswa.Jurnal VARIDIKA,29(2), 102–109.
https://doi.org/10.23917/varidika.v29i2.5637
seno. (2020).Revolusi pendidikan tinggi di tengah pandemi Covid-19. Media Indonesia.Com.
https://mediaindonesia.com/read/detail/313911-revolusi-pendidikan-tinggi-di-tengah-
pandemicovid-19
Shalev-Shwartz, S. (2011). Pembelajaran online dan optimasi cembung online.Yayasan dan Trends®
dalam Pembelajaran Mesin,4(2), 107–194. https://doi.org/10.1561/2200000018
Sharma, P. (2013). Peran multimedia interaktif untuk meningkatkan prestasi dan retensi siswa.
Jurnal Pendidikan Jarak Jauh Wanita Internasional,2(3), 12–22.
Sintema, EJ (2020). Pengaruh COVID-19 pada kinerja siswa kelas 12: implikasi untuk
pendidikan STEM.Jurnal Eurasia Pendidikan Matematika, Sains dan Teknologi,16(7), 1– 6.
https://doi.org/10.29333/ejmste/7893
Winahyu, AI (2020).Komisioner KPAI membongkar permasalahan pembelajaran jarak jauh. Media
Indonesia.Com. https://mediaindonesia.com/read/detail/309647-komisioner-kpai-bongkar-
permasalahan-pembelajaran-jarak-jauh
Yuliana, Y. (2020). Penyakit virus Corona (Covid-19): Sebuah literatur.Kesehatan dan Kesehatan
Majalah,2(1), 187–192. https://wellness.journalpress.id/wellness/article/view/21026

Hak Cipta © 2020, Jurnal Prima Edukasia, ISSN 2338-4743 (cetak), ISSN 2460-9927 (online)

Anda mungkin juga menyukai