Anda di halaman 1dari 12

Efektivitas Sistem Pembelajaran Online Selama Masa

Pandemi Covid-19

Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Penelitian Kualitatif

Oleh

Agis Defani

NIM 6662180110

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL


DAN POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – BANTEN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Alla SWT, yang telah memberikan limpah rahmat-Nya. Sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “EFEKTIVITAS SISTEM PEMBELAJARAN
ONLINE SELAMA MASA PANDEMI COVID-19”, yang disusun untuk memenuhi tugas Ujian
Tengah Semester Mata Kuliah Penelitian Kualitatif, Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

Serang, 29 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun 2020 menjadi tahun yang berat bagi kita semua, karena adanya pandemi
Covid-19 melanda seluruh negeri di belahan dunia termasuk Indonesia. Covid-19
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus
2 (serever acute resipiratory syndrome coronavirus 2 atau SARSCoV -2). Virus ini
merupakakan keluarga Coronavirus yang dapat menyerang hewan dan manusia.
Ketika menyerang manusia, Coronavirus biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, seperti flu, MERS (Middle East Respiratory Syndrome), dan SARS
(Serever Acute Resipiratory Syndrome). COVID-19 sendiri merupakan coronavirus jenis
baru yang ditemukan di Wuhan, Hubei, China pada tahun 2019 (Ilmiyah, 2020; Hui, et
al., 2020).
Kasus Covid-19 diIndonesia terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020, ketika dua
orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Hingga Kamis 29 Oktober
2020, jumlah kasus positif virus Corona di Indonesia telah mencapai 60.569 pasien.
Berdasarkan data pemerintah yang masuk hingga Kamis pukul 12.00 WIB, ada 3.565
kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan total ada
404.048 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden
Joko Widodo pada 2 Maret 2020. Jumlah penambahan tersebut didapatkan dari hasil
pemeriksaan terhadap 34.317 spesimen dalam 24 jam terakhir. Spesimen tersebut
didapatkan dari 25.393 orang. Selain itu, jumlah pasien sembuh dari Covid-19 di
Indonesia kini berjumlah 329.778 orang. Angka itu merupakan akumulasi setelah ada
tambahan pasien sembuh sebanyak 3.985 orang dalam 24 jam terakhir. Sementara itu,
jumlah pasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 juga masih terus bertambah.
Berdasarkan data pemerintah hingga Kamis (29/10/2020) pukul 12.00 WIB, terjadi
penambahan 89 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Dengan demikian, total
pasien yang meninggal dunia menjadi 13.701 orang.
Pemerintah juga masih melakukan pemantauan terhadap pasien suspek.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), suspek
merupakan istilah pengganti untuk pasien dalam pengawasan (PDP). Seseorang disebut
suspek Covid-19 jika mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan pada 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal. Istilah suspek juga merujuk
pada orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19.

Rumitnya penanganan wabah, belum ditemukannya vaksin dan obat untuk


penyembuhan pasien Covid-19 serta terbatasnya alat pelindung diri (APD) untuk tenaga
kesehatan membuat pemerintah menerapkan kebijakan ketat untuk memutus rantai
penyebaran Covid-19. Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19
adalah dengan melakukan pembatasan interaksi masyarakat yang diterapkan dengan
istilah physical distancing. Namun, kebijakan physical distancing tersebut dapat
menghambat laju pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang ekonomi,
sosial, dan tentu saja pendidikan.

Covid-19 banyak membawa dampak baik maupun buruk bagi semua mahkluk
hidup dan alam semesta. Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah
melanda 215 negara di dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan,
khususnya Perguruan Tinggi. Segala daya dan upaya sudah dilakukan pemerintah guna
memperkecil kasus penularan Covid-19. Tak terpungkiri salah satu nya adalah kebijakan
belajar online, atau dalam jaringan (daring) untuk seluruh siswa/i hingga mahasiswa/i
karena adanya pembatasan sosial.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat


Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari
rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani
tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan;

b. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain
mengenai pandemic Covid-19;

c. Aktivitas dan tugas pembeljaran belajar dari rumah dapat bervariasi antarsiswa,
sesuai minat dan kondisi masing-masng, termasuk mempertimbangkan
kesenjangan akses/fasilitas belajar dirumah;

d. Bukti atau prosuk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat
kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah telah melarang


perguruan tinggi untuk melaksanakan perkuliahan tatap muka (konvensional) dan
memerintahkan untuk menyelenggarakan perkuliahan atau pembelajaran secara daring
(Surat Edaran Kemendikbud Dikti No. 1 tahun 2020). Perguruan tinggi dituntun untuk
dapat menyelenggarakan pembelajaran secara daring atau on line (Firman, F., & Rahayu,
S., 2020).
Tidak sedikit universitas dengan cepat merespon intruksi pemerintah, tidak
terkecuali Universitas Indonesia (UI) dengan mengeluarkan surat instruksi tentang
pencegahan penyebaran corona virus diesease (Covid-19) di lingkungan Universitas
Indonesia. Di surat edaran itu ada 10 poin dan salah satunya adalah anjuran untuk
menerapkan pembelajaran daring (Yandwiputra, 2020). Ada sekitar 65 perguruan tinggi
di Indonesia yang telah melaksanakan pembelajaran daring dalam mengantisipasi
penyebaran Covid-19 (CNNIndonesia, 2020). Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan,
H., & Paujiah, E. (2020) menyatakan bahwa pembelajaran daring memiliki kekuatan,
tantangan dan hambatan tersendiri.
Untuk mencegah penyebaran Covid-19, WHO memberikan himbauan untuk
menghentikan acara-acara yang dapat menyebabkan massa berkerumun. Maka dari itu,
pembelajaran tatap muka yang mengumpulkan banyak mahasiswa di dalam kelas ditinjau
ulang pelaksanaanya. Perkuliahan harus diselenggarakan dengan skenario yang mampu
mencegah berhubungan secara fisik antara mahasiswa dengan dosen maupun mahassiswa
dengan mahasiswa (Firman, F., & Rahayu, S., 2020). Menurut Milman (2015)
penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan mahasiswa dan dosen melaksanakan
proses pembelajaran walaupun mereka ditempat yang berbeda.
Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemi covid-19
adalah pembelajaran daring. Menurut Moore, Dickson-Deane, & Galyen (2011).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet
dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan
berbagai jenis interaksi pembelajaran. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang
mampu mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi
pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E. (2017).
Pada tataran pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan
perangkat- perangkat mobile seperti smarphone atau telepon adroid, laptop, komputer,
tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses informasi kapan saja dan
dimana saja (Gikas & Grant, 2013). Perguruan tinggi pada masa WFH perlu
melaksanakan penguatan pembelajaran secara daring (Darmalaksana, 2020).
Pembelajaran secara daring telah menjadi tuntutan dunia pendidikan sejak beberapa tahun
terakhir (He, Xu, & Kruck, 2014). Pembelajaran daring dibutuhkan dalam pembelajaran
di era revolusi industri 4.0 (Pangondian, R. A., Santosa, P. I., & Nugroho, E., 2019).
Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga
pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh
(Korucu & Alkan, 2011). Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan
layanan Google Classroom, Edmodo, dan Schoology (Enriquez, 2014; Sicat, 2015;
Iftakhar, 2016), dan applikasi pesan instan seperti WhatsApp (So, 2016). Pembelajaran
secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media social seperti Facebook dan
Instagram (Kumar & Nanda, 2018). Pembelajaran daring menghubungkan peserta didik
dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik
terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau
berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM (Molinda, 2005).
1.2 Rumusan Masalah
Setelah kita mengetahui latar belakang dari makalah ini, maka rumusan masalah
dari makalah ini yaitu?
1. Apa saja kendala dalam Sistem Pembelajaran Online?
2. Apakah sistem pembelajaran online berjalan dengan efektif?
3. Apa dampak dari sistem pembelajaran secara online?
4. Bagaimana usaha pemerintah dalam mendukung sistem pembelajaran online?
1.3 Identifikasi Masalah
Penelitian ini berguna untuk mengidentifikasi keefektivitasan sistem
pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19. Selain mengidentifikasi
keefektivitasan sistem pembelajaran online, penelitian ini juga berguna untuk mengetahui
apa saja kendala yang terjadi selama pembelajaran online berlangsung dan usaha dari
pemerintah pusat dalam mendukung pembelajaran online ini.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kendala yang terjadi dalam sistem pembelajaran online.
2. Untuk mengetahui sistem pembelajaran online berjalan secara efektif atau
tidak.
3. Untuk mengetahui dampak dari pembelajaran online
4. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan pemerintah dalam mendukung
pembelajaran online ini.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dalam
pengembangan penelitian yang memusatkan perhatian tentang “Efektivitas
Sistem Pembelajaran Online Selama Masa Pandemi Covid-19”
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini berguna untuk memperluas wawasan mengenai
keefetivitasan sistem pembelajaran online selama masa pandemi Covid-19.
c. Manfaat Sosial
Penelitian ini berguna untuk para pelajar khususnya mahasiswa yang
sedang menjalankan sistem pembelajaran online.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


2.1.1. Penelitian Analisis Keefektifan Pembelajaran Online di Masa Pandemi
Covid-19 Dari Universitas Trunojoyo Madura
Penelitian ini berjudul “Analisis Keefektifan Pembelajaran Online di
Masa Pandemi Covid-19” yang disusun oleh Briliannur Dwi C, Aisyah
Amelia, Uswatun Hasanah, Abdy Mahesha Putra, Hidayatur Rahman.
Didalam penelitian ini para peneliti melakukan analisis terhadap keefektifan
pembelajaran online di masa pandemi yang sedang melanda seluruh dunia.
Responden dalam penelitian ini yaitu siswa SD dan Guru SD Banyuajuh 6
Kamal. Untuk mendapatkan hasil, para peneliti melakukan wawancara
terhadap 2 guru, 2 wali murid, dan 1 murid. Wawancara dilakukan terstruktur
dengan pertanyaan yang disusun dan dikaitkan serta dikembangkan dengan
literatur terkait. Hasil dari penelitian ini adalah kurang efektif nya
pembelajaran online karena faktor kurangnya sarana dan prasarana serta
ketidaksiapan edukasi teknologi.
2.1.2. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19 Dari Universitas
Jambi
Penelitian “Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19” disusun
oleh Ali Sadikin*, Afreni Hamidah. Penelitian ini dibuat untuk mencari solusi
untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang tengah terganggu akibat
Covid-19. Subjek dari penelitian ini yaitu mahasiswa Prodi Pendidikan
Biologi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran pelaksanaan
pembelajaran daring di Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi
sebagai upaya menekan penyebaran covid-19 di Perguruan Tinggi. Para
peneliti mengambil data dengan melakukan wawancara secara online melalui
aplikasi zoom cloud meeting. Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19
dan anjuran dari pemerintah untuk tidak melakukan kontak secara langsung
dengan orang lain. Hasil dari penelitian ini yaitu:
 Mahasiswa telah memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang dibutuhkan
untuk mengikuti pembelajaran daring
 Pembelajaran daring memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya dan
mampu mendorong munculnya kemandirian belajar dan motivasi
untuk lebih aktif dalam belajar; dan
 Pembelajaran jarak jauh mendorong munculnya perilaku social
distancing dan meminimalisir munculnya keramaian mahasiswa
sehingga dianggap dapat mengurangi potensi penyebaran covid-19 di
lingkungan perguruan tinggi. Lemahnya pengawasan terhadap
mahasiswa, kurang kuatnya sinyal di daerah pelosok, dan mahalnya
biaya kuota adalah tantangan tersendiri dalam pembelajaran daring.
Meningkatkan kemandirian belajar, minat dan motivasi, keberanian
mengemukakan gagasan dan pertanyaan adalah keutungan lain dari
pembelajaran daring.
2.1.3. Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online Selama
Pandemi Covid-19 Pada Mata Pelajaran Matematika Dari SMA Negeri 1
Wajo, Sulawesi Selatan
Penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Daring
Menggunakan Media Online Selama Pandemi Covid-19 Pada Mata
Pelajaran Matematika“ disusun oleh Mustakim dari SMA Negeri 1 Wajo,
Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
efektivitas pembelajaran daring menggunakan media online selama pandemi
covid-19 pada mata pelajaran matematika. Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa SMAN 1 Wajo yang diajar pada mata pelajaran matematika
menggunakan metode daring. Instrumen pengumpulan data menggunakan
kuesioner pembelajaran daring. Hasil dari penelitian ini yaitu peserta didik
menilai pembelajaran matematika menggunakan media online sangat efektif
(23,3%), sebagian besar mereka menilai efektif (46,7%), dan menilai biasa
saja (20%). Meskipun ada juga peserta didik yang menganggap pembelajaran
daring tidak efektif (10%), dan sama sekali tidak ada (0%) yang menilai
sangat tidak efektif.

Anda mungkin juga menyukai