Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS OPINI PUBLIK

TERHADAP VAKSIN
CORONAVIRUS DESEASE
2019 (COVID-19)

Kelompok 1 :
• Alfath Riadhul Fauzi (6662180089)
• Agis Defani (6662180110)
• Fachri Muhammad (6662180120)
• Siti Aulia Syarif Putri (6662180111)
VIRUS COVID-19
 Tahun 2020 merupakan tahun krisis dan
mengkhawatirkan yang dialami oleh seluruh
negara di dunia akibat pandemi virus Covid 19.
Virus Covid 19 merupakan penyakit baru yang
memiliki tingkat penularan relatif cepat dan
tingkat kematian yang tinggi. Hingga saat ini
belum ditemukan terapi definitif yang tepat
untuk mengobati virus ini oleh sebab itu, virus
Covid 19 tidak dapat dianggap penyakit yang
sepele.
 Penelitian yang terkait dengan tema bahasan dalam makalah ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Leon A. Abdillah yang berjudul "Stigma
Terhadap Orang Positif COVID-19". Pada penelitian ini, Abdillah
mendapatkan temuan bahwa stigma sosial dalam konteks kesehatan adalah
hubungan negatif antara seseorang atau sekelompok orang yang berbagi
karakteristik tertentu dan penyakit tertentu (WHO, 2020d). Stigma dapat:
 Mendorong orang untuk menyembunyikan penyakit untuk menghindari
diskriminasi,
 Mencegah orang mencari perawatan kesehatan segera, dan
 Mencegah mereka untuk mengadopsi perilaku sehat.
KERANGKA TEORITIS
Teori Kesenjangan Pengetahuan Terdapat lima alasan untuk menjustifikasi
terjadinya kesenjangan pengetahuan
(Knowledge Gap Theory) sebagaimana yang diutarakan oleh
Teori ini pertama kali dikenalkan Tichenor, Donohue, dan Olien (1970) yaitu
oleh Phillip Tichenor, George bahwa orang-orang dengan tingkat
sosioekonomi yang lebih tinggi :
Donohue, dan Clarice Olien. Teori Memiliki keterampilan komunikasi,

ini menyatakan bahwa pendidikan, kemampuan membaca,


bertambahnya jumlah informasi kemampuan mengingat informasi yang
lebih baik.
mengenai suatu topik Dapat menyimpan informasi secara lebih

mengakibatkan bertambahnya mudah atau mengingat topik berdasarkan


pula kesenjangan pengetahuan latar belakang pengetahuan.
Memiliki konteks sosial yang lebih relevan.
antara mereka yang mengetahui Lebih baik dalam melakukan terpaan
lebih banyak dan mereka yang selektif, penerimaan, dan retensi.
mengetahui lebih sedikit. Lebih mudah menjangkau media massa.
TEORI LINGKAR KESUNYIAN
(Spiral of Silence Theory)

 Teori ini diperkenalkan oleh Elizabeth Noelle Neumann,


mantan jurnalis yang kemudian menjadi professor di salah
satu sekolah publistik di Jerman. Teorinya banyak berkaitan
dengan kekuatan media yang bisa membuat opini publik,
tetapi dibalik itu ada opini yang bersifat laten berkembang
tingkat bawah yang bersembunyi karena tidak sejalan dengan
opini publik mayoritas yang bersifat manifest (nyata
dipermukaan). Opini publik yang tersembunyi disebut opini
yang berada dalam lingkar keheningan (the spiral of silence).
PEMBERITAAN TERKAIT
 
CNBC Indonesia, 19 Oktober 2020 “Kemenkes Pastikan Vaksinasi Covid-19 Mulai
Akhir November”
Kompas, 13 Oktober 2020. “RI Impor 50 Juta Vaksin Corona dari Inggris”
COVID-19
 Dalam 2 (dua) dekade awal di abad ini setidaknya ada sejumlah kasus
wabah (outbreak) baik yang bersifat epidemi (regional) bahkan pandemi
(global). Beberapa di antara wabah tersebut, antara lain:
 Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang disebabkan oleh
SARS Coronavirus (SARS-CoV), mulai terjadi di Guangdong, China pada
Tahun 2002 (Peiris et al., 2003).
 Middle Eastern Respiratory Syndrome (MERS) yang disebabkan oleh
MERS Coronavirus (MERS-CoV) dan mulai terjadi di Negara Arab Saudi
dan Timur Tengah pada tahun 2012 (Zumla, Hui and Perlman, 2015).
 Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh SARS
Coronavirus 2 (SARS-Cov-2), mulai muncul di Wuhan, Hubei, Cina pada
Tahun 2019.Pada akhir 2019 dan awal 2020 dunia dikejutkan dengan
munculnya suatu penyakit yang disebabkan oleh virus.
 Sebagai penyakit yang baru saja muncul, COVID-19 masih
berkembang dengan pesat trend-nya. Bagi sebagian orang dengan
imunitas yang baik, COVID-19 bisa dilawan dengan sistem imun
dalam tubuhnya sendiri. Karena orang yang menderita COVID-19
atau terinfeksi virus corona ini baru bisa diketahui setelah
melakukan test tertentu. Untuk membantu pemerintah dan pihak
kesehatan menganalisis para pasiennya, maka setidaknya ada 4
(empat) sebutan orang terkait COVID-19, yaitu:
 Orang Dalam Pemantauan (ODP).
 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) atau suspek
 Orang Tanpa Gejala (OTG).
 Positif COVID-19.
Informasi COVID-19 dari Media Sosial dan Online

 Perkembangan TI yang pesat membuat pergeseran


media komunikasi dan interaksi menjadi bentuk
baru berupa media sosial online lintas platforms.
Melalui media sosial dan online, seseorang akan
dengan mudahnya mendapatkan, membagikan data
atau informasi dari satu media sosial ke media
sosial yang lainnya sehingga menjadi viral dan
trend.
Peranan Pemerintah
 Pemerintah telah melakukan upaya dalam menekan penyebaran COVID-19
melalui beberapa cara:
 Pembentukan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 berdasarkan Kepres
Nomor 7 Tahun 2020 (Keppres No. 7 Tahun 2020, 2020; Keppres No. 9 Tahun
2020, 2020).
 Pengembangan website resmi (https://www.covid19.go.id/) dan Infeksi
Emerging website (https://covid19.kemkes.go.id/).
 Penunjukan dr. Achmad Yurianto (Sesditjen P2P Kemenkes) sebagai Juru
Bicara COVID-19. Dengan penunjukan ini maka informasi resmi terkait
COVID-19 bersifat terpadu.
 Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disejumlah provinsi,
kabupaten, kota yang terdampak COVID-19.
 Menganjurkan pola hidup sehat, pemakaian masker kain, cuci tangan dengan
sabun, dan lain-lain.
VAKSIN COVID-19

 Baru-baru ini Pemerintah Republik


Indonesia mengimport vaksin Covid-19
dari Britania Raya sebanyak 100 juta dosis.
Vaksin ini dibuat oleh perusahaan medis
asal Inggris bernama AstraZeneca,
diperkirakan vaksin ini akan tiba di
Indonesia pada April 2021. Indonesia
melakukan kerja sama pengembangan
vaksin Covid-19 bersama Imperial College
London (ICL) yang bernama COVAC.
OPINI PUBLIK
 Opini publik merupakan  Opini publik yang
sekumpulan atau kolektifitas digambarkan Morrissan (2018)
pendapat-pendapat dari satu mengacu pada perasaan
kelompok masyarakat terhadap bersama dari suatu populasi
kejadian atau isu tertentu. atas suatu masalah tertentu
Menurut Cutlip, 2007 Opini yang sedang dihadapi. Dalam
Publik merupakan sekumpulan hal ini jika dikatakan peran
pandangan individu terhadap isu media menjadi sangatlah
yang sama yang berhubungan penting untuk menjadi
dengan arah opini, pengukuran perantara informasi dan
intensitasn stabilitas, dukungan
menentukan topik, masalah
informasional & dukungan
atau hal penting untuk menjadi
sosial.
perhatian masyarakat.
 Ada beberapa alasan mengapa opini publik perlu untuk dikaji
dan dipelajari adapun alasannya antara lain:
 Alasan Sosiologis
 Alasan Yuridis
 Alasan Psikologis
 Alasan Politis
ANALISIS OPINI PUBLIK TERHADAP VAKSIN
COVID-19

 Semua pembentukan opini didasarkan pada pengalaman pribadi (field of


experience) dan pengalaman orang lain secara langsung ataupun tidak langsung
diketahui oleh individu dan terkenal sebagai frame of reference. Opini dapat
dinyatakan secara aktif maupun secara pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal,
terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui
pilihan- pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan
(konotatif).
 Dalam konteks opini publik pengadaan vaksin Covid-19, masyarakat
menyampaikan opini mereka dengan beragam media. Seperti pada
pembahasan diatas bahwa opini juga dapat diluapkan melalui komunikasi
interaksional.
Contohnya :
 media sosial, seperti dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Syarifudin sebagaimana tertera pada BAB II. Di media sosial
masyarakat menunjukkan hasil positif dalam memberikan tanggapan
terhadap Covid-19 walaupun hanya berbanding tipis yaitu 63,21%.
Sisanya memberikan tanggapan negatif karena adanya kekhawatiran
terhadap dampak kesehatan yang mengancam.

Anda mungkin juga menyukai