Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi merupakan wabah penyakit yang menjangkit secara serempak dimana-


mana, meliputi daerah geografis yang luas. Pandemi merupakan epidemi yang menyebar
hampir ke seluruh negara atau pun benua dan biasanya mengenai banyak orang.
Peningkatan angka penyakit diatas normal yang biasanya terjadi, penyakit ini pun terjadi
secara tibatiba pada populasi suatu area geografis tertentu.
Pandemi juga merupakan penyakit yang harus sangat diwaspadai oleh semua
orang, karena penyakit ini menyebar tanpa disadari. Untuk mengantisipasi dampak
pandemi yang ada disekitar kita maka yang kita lakukan adalah dengan menjaga
kebersihan diri dan lingkungan yang ada disekitar kita. Pandemi ini terjadi tidak secara
tiba-tiba akan tetapi terjadi pada suatu wilayah tertentu yang kemudian menyebar ke
beberapa wilayah lainnya dengan cepat.
Coronavirus Disease (Covid-19)merupakan salah satupenyakit menular yang
disebabkan oleh virus corona yang baru ditemukan dan dikenal sebagai sindrom
pernafasan akut atau parah virus corona 2 (SARSCoV-2).2Coronavirus Disease ialah
jenis penyakit yang belum teridentifikasi sebelumnya oleh manusia, virus ini dapat
menular dari
manusia ke manusia melalui kontak erat yang sering terjadi, orang yang memiliki
resiko tinggi tertular penyakit ini ialah orang yang melakukan kontak erat dengan pesien
Covid-19 yakni dokter dan perawat. Virus corona merupakan virus yang umumnya
terdapat pada hewan dan dapat menyebabkan penyakit hewan ataupun manusia, orang
yang sudah terinfeksi virus ini maka akan dengan mudah menyebarkan pada orang
lainnya, penyakit ini merupakan infeksi yang terjadi pada pernafasan mulai dari flu biasa
hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dan
Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS).
Phisycal Distancingialah jaga jarak fisik yang harus dijaga ketika berinteraksi
dengan orang lain, tidak menghilangkan ruang sosial yang berkembang ditengah
masyarakat. Phisycal Distancing ketika sedang melakukan interaksi komunikasi harus
menggunakan jaga jarak aman, yaitu dengan jarak satu meter.
Pembatasan jarak atau jaga jarak merupakan tindakan yang dilakukan untuk
pencegahan penyebaran penyakit yang menular dengan menjaga jarak fisik antar satu
orang dengan satu sama lainnya dan menghindari tempat berkumpul dalam skala yang
besar. Pembatasan ini dilakukan agar mengurangi penyebaran penyakit Covid-19 yang
sekarang sedang terjadi di sekitar kita.
Pembatasan jarak dan pembatasan sosial dilakukan agar dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya kontak antara orang tidak berinteraksi dan orang yang
berinteraksi, dengan hal ini dapat meminimalisir penyebaran penyakit menular terutama
pada penambahan jumlah kematian. Tindakan ini disertai dengan selalu menjaga
kebersihan dengan membiasakan mencuci tangan

dengan adanya kesulitan terhadap aktivitas di luar rumah serta instruksi untuk
bekerja dan belajar dari rumah, pola konsumsi dan belanja makanan pun
berubah. Masyarakat sebagai konsumen sebagian besar memilih untuk membeli bahan
mentah untuk dimasak di rumah ataupun membeli makanan yang dapat disimpan agar
dapat dikonsumsi di rumah. Bagi masyarakat yang membeli bahan mentah untuk
dimasak di rumah, memasak sendiri dinilai lebih aman dan higienis karena cara
pengolahannya diketahui secara pasti, tanpa ragu terjadi penyebaran virus orang yang
mengolah makanan.
B. Rumusan masalah
1. Apa defenisi dari pandemi COVIDE-19 ?
2. Apa defenisi dari isu dan trend ?
3. Apa definisi dari pola makan ?
4. Apa penyebab terjadinya Isu dan tren pola konsumsi pada saat pandemi Covid 19 ?
5. Apa dampak yang terjadi dari Isu dan tren pola konsumsi pada saat
pandemi Covid 19 ?
6. Apa intervensi dari Isu dan tren pola konsumsi pada saat
pandemi Covid 19 ?

C. Tujuan pembelajaran
Untuk menegtahui bagaiman trend dan isu yang terjadi di dalam masyarakat pada masa
pandemic covid 19 dan bagaiamana cara mencegah biar tidak terjadinya dampak yang
tidak diinginkan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Defenisi dari pandemic covid 19


Pandemi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah wabah yang
berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografi yang luas sedangkan
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-
2 yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.
Pada tanggal 9 Maret 2020, WHO secara resmi mendeklarasikan virus corona sebagai
pandemi yang berarti virus corona telah menyebar luas di dunia. Gejala yang timbul dari
virus ini adalah demam, batuk, dan kehilangan indra perasa dan penciuman. Tentunya
virus ini adalah virus yang cukup berbahaya karena sudah memakan banyak sekali jiwa.

2. Defenisi isu dan trend


Isu merupakaan perbedaan pendapat yang diperdebatkan, masalah fakta, evaluasi,
atau kebijakan yang penting bagi pihak-pihak yang berhubungan. Lalu yang terakhir
didefinisikan bahwa isu merupakan sebuah konsekuensi dari tindakan yang diusulkan
seseorang atau pihak lain yang dapat membawa dampak dalam negosiasi pribadi dan
penyesuaian, sipil dan criminal litigasi, atau hal yang dapat menjadi sebuah masalah dari
kebijakan public melalui legislativ aturan tindakan.
Definisi sederhana lainnya menurut Regester dan Larkin bahwa sebuah isu
mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek koorporat dengan harapan-harapan
para stakeholdernya. Dengan kata lain, sebuah isu yang timbul ke permukaan adalah
suatu kondisi atau peristiwa, baik didalam maupun diluar organisasi, yang jika dibiarkan
akan menjadi efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada
target-trget organisasi tersebut dimasa mendatang. Selain itu biasanya kita juga pernah
kata rumor, rumor merupakan beragam informasi dengan berbagai versi yang tidak jelas
siapa sumbernya, tidak jelas siapa yang pertama kali menyampaikannya dan tidak jelas
pula kabar atau informasi tersebut mengandung kebenaran atau tidak.
Trend menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bentuk nominal yang
berartikan ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu.
Dalam bahasa Inggris trend merupakan kata yang sudah tidak asing ditelinga kita,
selain mendengar mungkin diantara kita pernah atau bahkan sering mengucapkan kata
trend. Trend adalah segala sesuatu yang saat ini sedang di bicarakan, diperhatikan,
dikenakan atau dimanfaatkan oleh banyak masyarakat pada saat tertentu. Dalam hal ini,
tanda-tanda suatu objek sedang menjadi trend adalah jika disaat tersebut menjadi pusat
pembicaraan, pusat perhatian dan sering sekali digunakan. Dan trend ini terjadi pada saat
tertentu saja, karena trend mempunyai masa atau umur dimayarakat.

3. Defenisi pola makan


Pola makan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang
atau kelompok orang pada waktu tertentu terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan,
dan porsi makan. Menu seimbang perlu dimulai dan dikenal dengan baik sehingga akan
terbentuk kebiasaan makan-makanan seimbang dikemudian hari. Kebiasaan makan
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku yang
berhubungan dengan pengaturan pola makan. Pola makan yang tidak teratur dan tidak
baik dapat menyebabkan gangguan di sistem pencernaan. Dalam penelitian Sulastri
(2012) jumlah dan frekuensi makan perlu diperhatiakan untuk meringankan pekerjaan
saluran penceraan dimana sebaiknya makan tiga kali sehari dalam porsi kecil. Jenis
makanan merangsang perlu di perhatikan agar tidak merusak lapisan mukosa lambung
(Tussakinah, Masrul, & Burhan, 2018)

4. penyebab terjadinya Isu dan tren pola konsumsi pada saat pandemi Covid 19
Social distancing atau lockdown di Indonesia memiliki landasan hukum UU No. 6
Tahun 2018 yang berisi tentang Kekarantinaan Kesehatan. Kekarantinaan Kesehatan
menurut UU tersebut adalah suatu upaya mencegah keluar masuknya penyakit yang
berisiko terhadap kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan situasi darurat.
Dalam UU No. 6 Tahun 2018, respon dari keadaan darurat kesehatan diantaranya adalah
dilakukannya karantina rumah, karantina rumah sakit, karantina wilayah, dan termasuk
yang digagas oleh presiden saat ini yaitu Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.
Respon-respon tersebut didasarkan pada pertimbangan epidemiologis, besarnya ancaman,
efektifitas, dukungan sumber daya, teknis operasional, pertimbangan ekonomi, sosial,
budaya, dan keamanan (Kartono, 2020).

5.

Anda mungkin juga menyukai