Pendahuluan
Dan nilai guna penulisan essay ini untuk memberikan ransangan atau stimulus
Pemda agar penanggulangan Pandemi Covid-19 di wilayahnya berjalan dengan efektif.
Maksud penulisan essay ini memberikan gambaran kepada Pimpinan tentang inovasi
Dandim membantu penanggulangan Pandemi Covid-19 di wilayahnya dalam rangka
tugas perbantuan kepada Pemda. Sedangkan tujuan penulisan essay ini untuk
memberikan ide-ide atau gagasan bagaimana inovasi Dandim membantu
penanggulangan Pandemi Covid-19 di wilayahnya dalam rangka tugas perbantuan
kepada Pemda. Penulisan essay ini dibatasi pada ruang lingkup Pendahuluan,
Pembahasan dan Penutup.
Pembahasan
Pandemi Covid-19 yang sedang mewabah di Indonesia membuat Pemerintah
harus berupaya keras untuk memutus rantai penyebaran pandemi ini. Hal ini dikarenakan
dampak yang ditimbulkan oleh Pandemi Covid-19 ini tidak hanya di sektor kesehatan
saja, tetapi sudah mencakup seluruh kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Di
Indonesia sudah melewati fase inisiasi atau awal gelombang penyebaran pandemi Covid-
19. Kemudian Indonesia kemudian akan memasuki fase akselerasi, yang ditunjukkan
dengan laporan kasus baru yang terus meningkat. Selanjutnya adalah fase puncak yang
ditandai dengan jumlah laporan kasus paling tinggi dibandingkan sebelum dan
sesudahnya. Mengantisipasi hal tersebut Indonesia harus mencegah adanya
penyebaran virus Corona dan memutus penyebarannya melalui langkah-langkah yang
strategis.
Pandemi Covid-19 menjadi trending topik selama 3 bulan terakhir ini, baik di
lingkup Internasional maupun di negara Indonesia. Seperti diketahui data dan fakta
dampak dari Virus Corona atau Covid-19 sudah mempengaruhi di semua aspek
kehidupan manusia, sehingga oleh WHO menetapkan bahwa virus corona sebagai
Pandemi global1. Pandemi merupakan wabah yang berjangkit secara serempak, meliputi
daerah geografis yang luas. Pandemi merupakan epidemi yang menyebar hampir di
seluruh negara atau benua, ketika sebuah epidemi menyebar ke beberapa negara atau
wilayah di dunia, wabah ini sudah dianggap pandemi2. Seorang dosen Griffith University
yang bernama Lee Morgenbesser dan juga ahli dalam politik Asia Tenggara, menyatakan
bahwa dari semua negara di Asia Tenggara, Indonesia yang paling mengkhawatirkan.
Karena Indonesia memiliki populasi yang sangat besar namun birokrasi yang tidak rapi.
Penanganan wabah yang lambat, tidak sistematis dan tidak terorganisir di Indonesia akan
membuat Indonesia terpapar semakin buruk dari perkembangan virus corona ini. Butuh
waktu sekitar 14 hari untuk mengetahui apakah seseorang terjangkit atau terpapar dari
virus corona ini, oleh karenanya Indonesia yang memiliki populasi masyarakat yang besar
harus sigap dan tegas dalam disiplin penanganannya. Karena dalam 14 hari tersebut,
seseorang yang terinfeksi virus corona berdampak akan menularkan ke orang lain.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memutus mata rantai
penyebaran penyakit ini. Beberapa upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk
menanggulangi bencana Virus Corona (Covid-19). Langkah-langkah yang diambil
pemerintah diantaranya melakukan screaning kesehatan dengan metode rapid test atau
tes cepat untuk mendeteksi penyebaran virus corona atau coronavirus disease 2019
(Covid-19), melakukan penyemprotan disinfectan ke daerah-daerah umum, melakukan
1
Widyaningrum, Laras.2020 melalui https://nationalgeographic.grid.id/read/132059249/who-tetapkan-covid-
19-sebagai-pandemi-global-apa-maksudnya diakses 27 April 2020 pukul 15.32
2
Resti, Novrina. 2020 melalui https://itjen.kemdikbud.go.id/public/post/detail/memahami-istilah-endemi-
epidemi-dan-pandemi diakses 27 April 2020 pukul 15.54
himbauan jaga jarak (phsycal distancing), penggunaan masker apabila keluar rumah,
pembatasan sosial berskala besar (lockdown wilayah) sampai dengan larangan mudik
bagi masyarakat. Namun dari langkah-langkah dan upaya yang sudah dilakukan
pemerintah pusat, belum semua diikuti oleh Pemerintah Daerah. Indikasi dari wilayah
yang cenderung lambat, tidak sistematis dan belum terorganisir yaitu adanya permohonan
status PSBB yang masih menunggu adanya infeksi terlebih dahulu. Misalnya di wilayah
belum ada yang terinfeksi, Pemda setempat setidaknya tetap melakukan pembatasan
kegiatan masyarakat dan tetap mengikuti dari langkah-langkah Pemerintah Pusat.
Sehingga apabila di wilayah tersebut diberlakukan PSBB maka tidak terjadi kepanikan di
masyarakat.
Berdasarkan data dan fakta di atas, harapan dan keinginan penulis yang
diinginkan adalah penanganan dari pemerintah pusat yang secara serius, terstruktur
dan transparan sebelum penyebaran virus ini semakin sulit dikendalikan. Apabila
pemerintah pusat sudah mengambil tindakan yang terstruktur dan terorganisir, maka
pemerintah daerah juga akan mengikuti alur dari pemerintah pusat. Sehingga
penanganan pandemi covid-19 ini dari pemerintah pusat sampai daerah berjalan dengan
selaras dan seimbang. Dan masyarakat di wilayah pun tidak kebingungan dan tidak panik
di tengah wabah pandemi covid-19.
Dalam teori virus menurut Alfred Hershey dan Martha Chase, Virus bersifat parasit
dan berukuran mikroskopik dan dapat menginfeksi sel organisme biologis. Virus ini hanya
dapat berkembang biak di dalam material hidup (manusia, hewan dan tumbuhan) dengan
memanfaatkan sel dari makhluk hidup tersebut karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk berkembang biak sendiri3. Kemudian menurut Buku Patofisiologi , virus
disebut sebagai kemungkinan penyebab neoplasma ganas pada manusia. Ada bukti yang
menunjukkan bahwa virus mengubah genom sel yang terinfeksi, yang kemudian turunan
dari selnya4. Dari teori dan buku tentang virus, maka virus covid-19 yang membuat
terjadinya Pandemi Global harus ditangani secara cepat, sistematis dan terstruktur.
Karena dampak penularan virus ini yang sangat mudah dan cepat ke orang lain melalui
semua media atau sarana. Sedangkan peran TNI dalam membantu Pemerintah untuk
penanggulangan bencana sudah ditegaskan dalam UU RI Nomor 34 tahun 2004 tentang
3
Hasbimutsani. 2019 . melalui https://www.biology.co.id/virus-sejarah-ciri-cirinya-dan-struktur-terlengkap/
diakses 28 April 2020 pukul 10.16
4
Tambayong, Jan, dalam buku Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta-EGC, 2000 melalui
https://books.google.co.id/books?
id=KdJfk2qazVIC&pg=PA69&dq=teori+virus&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiP8dO5lIrpAhWBUn0KHVAVA-
QQ6AEIKDAA#v=onepage&q=teori%20virus&f=false diakses 28 April 2020 pukul 10.23
TNI, dalam pasal 7 Ayat (2), tugas pokok TNI dilakukan dengan Operasi Militer Selain
Perang yang diantaranya yaitu untuk membantu menanggulangi akibat bencana alam,
pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan.
Dari kendala dan kelemahan yang ditemukan dan melihat peluang serta kekuatan,
dapat dilakukan Inovasi Dandim dalam membantu menanggulangi Pandemi Covid-19 di
wilayahnya dalam rangka tugas perbantuan kepada Pemda terkait untuk melakukan
kegiatan yang cepat, sistematis dan terstruktur yaitu, Pertama, Dandim menghimbau
Pemda untuk bersama-sama membuat konsep SOP kepada instansi jajaran Pemda untuk
melakukan kegiatan sesuai Tupoksi dalam penanganan Pandemi, dengan adanya
kejelasan “siapa”, “berbuat apa” dan “menyiapkan apa” serta jalur koordinasinya. Kedua,
Setelah dibuat konsep SOP, selanjutnya Dandim menyiapkan skenario dan simulasi
pencegahan dan penanganan Pandemi Covid-19. Simulasi ini mulai dari melakukan
evakuasi, perawatan, sampai dengan pemakaman (apabila ada korban jiwa) dan alih
fungsi suatu bangunan menjadi tempat isolasi karantina untuk pencegahan bagi
pendatang. Ketiga, Dandim melatih anggota Kodim untuk melaksanakan tugas
membantu tenaga kesehatan wilayah membantu penanganannya, misalnya untuk
mambantu distribusi logistik APD dan Alkes lainnya. Kemudian sebagai pemeriksa suhu
tubuh di Puskesmas yang ada di wilayahnya. Dan apabila memungkinkan, anggota Kodim
siap membantu pemakaman dengan protokol Covid-19 (dilengkapi APD) apabila
wilayahnya ada masyarakat yang terinfeksi dan menimbulkan korban jiwa.
PSBB atau karantina wilayah bukanlah kunci untuk memutus rantai penyebaran
Covid-19. Sekalipun penutupan wilayah dilakukan, apabila masyarakat tidak bisa
mematuhi aturan tersebut dan kesadaran akan bahaya virus ini kurang maka virus korona
tetap akan menyebar kemana-mana. Sudah ada arahan dari Presiden untuk bekerja dari
rumah, beribadah di rumah, tetapi masih ada yang tidak dipatuhi. Ini menunjukkan bahwa
kesadaran atau kedisiplinan masyarakat Indonesia masih rendah. Dibutuhkan kesadaran
kolektif untuk memahami bahwa ancaman virus ini tidak boleh lagi dianggap ringan.
Pemerintah-pemerintah daerah, dalam kondisi seperti ini, juga diminta memiliki
manajemen kelola yang mumpuni dalam mengendalikan masyarakat di wilayahnya 5.
Selain karantina wilayah atau PSBB, sampai sekarang masih ada kekhawatiran dari
Pemerintah mengenai penyebaran virus corona yang tidak diimbangi dengan kesadaran
masyarakat mematuhi anjuran pemerintah yaitu ketidakpatuhan serta masih rendahnya
warga masyarakat untuk menjaga jarak atau social/physical distancing yang akan
mengancam jiwa masyarakat itu sendiri6. Sehingga dari data dan fakta di atas
menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya covid-19 di wilayah
masih kurang.
5
Prasetyo, Andika.2020 melalui https://mediaindonesia.com/read/detail/297716-kesadaran-masyarakat-
kunci-penanggulangan-covid-19 diakses 28 April 2020 pukul 11.20
6
Tubagus, Akhmad. 2020 melalui http://harianpelita.co/2020/04/08/tingkat-kesadaran-masyarakat-dalam-
social-and-physical-distancing-masih-rendah/ diakses 28 april 2020 pukul 11.23
Sesuai dengan teori behaviorisme atau kesadaran menurut John Watson dan
S.Skinner, kesadaran merupakan bentuk kesiapan seseorang menghadapi segala bentuk
peristiwa sekitar maupun peristiwa kognitif meliputi memori, pikiran, perasaan serta fisik.
Kesadaran memiliki dua definisi antara lain memahami pengaruh lingkungan sekitar
kemudia mengenal seseorang menghadapi masalah mentalnya sendiri 7. Kemudian
peranan TNI sesuai dengan regulasi Perkasad No. 91/XI/2009 tanggal 30 November
2009 tentang Pedoman Bantuan TNI AD kepada Pemda di Daerah dan Perkasad No.
96/XI/2009 tanggal 30 November 2009 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana di
Darat. Namun pedoman ini perlu disinergikan dengan SOP yang dimiliki BPBD sehingga
penanggulangan akibat bencana alam di daerah berjalan secara cepat, tepat sasaran,
komprehensif dan terpadu.
Dari kendala dan kelemahan yang ditemukan dan melihat peluang serta kekuatan,
dapat dilakukan Inovasi Dandim dalam membantu menanggulangi Pandemi Covid-19 di
wilayahnya dalam rangka tugas perbantuan kepada Pemda untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang bahaya Covid-19 yaitu Pertama, pemberian materi
bahaya Covid-19 tidak dalam bentuk monoton. Pemberian materi yang monoton akan
membosankan dan tidak menarik perhatian masyarakat. Pemberian materi ini dikaitkan
7
Febri, Fitri.2020 melalui https://dosenpsikologi.com/sejarah-kesadaran-dalam-psikologi diakses 28 April
2020 pukul 11.32
dengan Komsos di bidang teritorial. Komsos dibuat dalam bentuk menarik, yaitu
pembuatan video karikatur atau “kartun manga” ditampilkan di videotron-videotron di
daerah. Kedua, Membuka lapangan pekerjaan baru, yaitu dengan menjadi relawan
membantu tenaga kesehatan . Tenaga kesehatan misalnya menjadi pengemudi
ambulance khusus pasien virus corona. Menjadi tenaga untuk pemakaman korban jiwa
yang terinfeksi virus corona. Walaupun menjadi tenaga relawan, Pemda harus siap
menyiapkan anggaran yang diberikan kepada relawan tenaga kesehatan sesuai
kebutuhan wilayahnya. Tenaga kesehatan lainnya misalnya menjadi layanan masyarakat
mobile. Layanan mobil kesehatan tiap daerah perlu dioperasikan secara intens dan masif
untuk cek kesehatan dan tes virus. Ketiga, Pasca pengumuman PSBB oleh pemerintah
Pusat kemudian seluruh aktifitas masyarakat berada di rumah (karantina), total estimasi
penjualan pada aplikasi belanja di toko online adalah mengalami kenaikan sebesar lebih
dari 400%. Hal ini dapat dimanfaatkan yaitu Dandim mengajak bagi pekerja informal
untuk membuat platform aplikasi online yang sederhana dalam transaksi. Contohnya
bagi pekerja tukang sayur keliling, yang biasanya bekerja mengedarkan sayur di rumah-
rumah, dapat membuat group Medsos untuk pemesanan sayur dan pembayaran melalui
transfer.
Perkembangan situasi dan kondisi pandemi Covid-19 saat ini dengan adanya data
dan fakta bahwa Regulasi penanganan Pandemi Covid-19 belum maksimal
direalisasikan oleh Pemda. Pasca ditetapkannya kebijakan pembatasan sosial berskala
besar (PSBB) dan status kedaruratan kesehatan masyarakat oleh pemerintah pusat,
pemerintah daerah diharapkan dapat segera berkoordinasi untuk mengambil langkah
pengendalian Covid-19 secara tepat dan terukur di wilayahnya masing-masing. Semua
pihak harus berkoordinasi dan satu langkah dari pusat hingga daerah dalam memerangi
wabah corona. Regulasi hukum yang digunakan untuk penerapan PSBB ini merujuk pada
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan8. Kemudian
Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Peningkatan Kemampuan dalam Mencegah, Mendeteksi, dan Merespons Wabah
Penyakit, Pandemi Global, dan Kedaruratan Nuklir, Biologi, dan Kimia. Namun, pada
kenyataannya, Inpres tersebut masih belum maksimal direalisasikan oleh pemerintah atau
lembaga terkait. Akibatnya, masyarakat masih dilingkupi ketidakpastian dan kekhawatiran.
8
Prabowo, Dani. 2020 melalui https://nasional.kompas.com/read/2020/03/31/21084821/sudah-ada-payung-
hukum-pemda-diharapkan-berkoordinasi-dengan-pusat-dalam diakses 28 April 2020 pukul 12.14
Melalui data dan fakta di atas, maka harapan dan keinginan penulis yang
diinginkan adalah regulasi penanganan Pandemi Covid-19 dapat direalisasikan oleh
Pemda. Adanya regulasi dari Pemerintah pusat, Pemerintah daerah tidak boleh membuat
kebijakan yang bertentangan dengan peraturan yang dibuat pemerintah pusat. Hal ini
harus direalisasikan karena kasus Pandemi Covid-19 masih terus meningkat,
berdasarkan data pasien positif yang terkonfirmasi. Tentu hal tersebut meresahkan
masyarakat, sebab hal ini menandakan pemerintah belum tangkas dalam menyelesaikan
permasalahan. Bahkan, bukan tidak mungkin keresahan tersebut menjadi ketakutan.
Masyarakat akan semakin khawatir jika membandingkan angka pasien positif yang
terjangkit virus corona yang berakibat korban jiwa yang semakin meningkat.
Menurut teori Regulasi Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa para ahli
teori berpendapat, regulasi muncul sebagai respon akibat adanya krisis yang tidak dapat
diidentifikasi, dengan demikian hal yang mendorong kebijakan regulasi muncul adalah
karena adanya krisis dalam penentuan standar. Pihak penentu standar kesehatan
menyediakan suatu kebijakan standar yang dimotivasi oleh krisis yang muncul 9. Maka
untuk Pandemi covid-19 ini, Pemerintah selalu berusaha mengupdate regulasi untuk
percepatan penanganannya. Kemudian sesuai dengan Buku Putih Pertahanan
Indonesia Ancaman nyata merupakan ancaman yang sering terjadi dan dihadapi setiap
saat, dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nyata
merupakan bentuk ancaman yang menjadi prioritas dalam penanganannya, meliputi:
terorisme dan radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam,
pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian kekayaan alam, wabah
penyakit, serangan siber dan spionase, serta peredaran dan penyalahgunaan narkoba 10.
Sehingga apabila covid-19 tidak ditanggulangi dengan simultan dan masif, dampak yang
lebih besar akan dihadapi oleh bangsa Indonesia bahkan sampai sektor pertahanan
keamanan terjadi kerusuhan (chaos) di wilayah-wilayah Indonesia.
9
Melalui http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11714/BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y diakses 28 April 2020 pukul 12.33
10
Menhan RI. 2015 dalam Permenhan RI nomor 23 tahun 2015 tgl 20 Nov 2015 tentang Buku Putih
Pertahanan Indonesia.
belum ditindaklanjuti oleh instansti terkait di daerah sehingga dari sisi ekonomi belum
dirasakan kebijakan ekonomi tersebut di kalangan masyarakat bawah. Sehingga dunia
usaha mengalami kerugian yang tidak sedikit karena banyak usaha harus menghentikan
produksi. dan lebih dalam penghasilan masyarakat informal yang hilang atau berkurang.
Sedangkan kelemahan yaitu regulasi mengikat kepada TNI, pada UU nomor 34 tahun
2004 tentang TNI, maka pengerahan kekuatan TNI hanya menjadi kewenangan Presiden,
sehingga apabila Ketua BNPB dinyatakan dapat mengerahkan kekuatan TNI untuk
penanganan Covid-19 akan menjadi sesuatu yang bertentangan. Dalam undang-undang
yang sama bahwa Operasi Militer Selain Perang (OMSP) hanya dapat dilakukan
berdasarkan kebijakan politik Negara yang berarti akan dilakukan oleh TNI setelah
diperintahkan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Dari kendala dan kelemahan yang ditemukan dan melihat peluang serta kekuatan,
dapat dilakukan Inovasi Dandim dalam membantu menanggulangi Pandemi Covid-19 di
wilayahnya dalam rangka tugas perbantuan kepada Pemda untuk merealisasikan regulasi
penanganan Pandemi covid-19 di daerahnya yaitu Pertama, melakukan “pemetaan
daerah zona merah Covid-19” secara cermat berdasarkan referensi data dari instansi
terkait diantaranya BPBD, Dinas kesehatan, dan lain-lain. Dengan adanya penentuan
daerah zona merah, dapat digunakan dalam merealisasikan penerapan regulasi
penanganan Covid-19. Kedua. Pembentukan Satgas yang saling terintegrasi. Adanya
Satgas ini akan saling memberi informasi tentang regulasi yang sudah diterapkan dan
yang belum diterapkan di daerah. Ketiga, Untuk mencapai hasil optimal yang menyentuh
hati masyarakat, Dandim membangun motivasi untuk selalu hidup sehat dengan
mengedepankan pendekatan kemanusiaan, teknologi, psikologis medis, secara
menyeluruh, terpadu, secara intensif sampai kondisi menjadi normal kembali.
Penutup
Dari beberapa kesimpulan yang ada, untuk melengkapi penulisan essay ini,
penulis memberikan saran sebagai berikut: Pertama, Pembuatan regulasi turunan dari
UU nomor 34 tahun 2004 tentang pelibatan TNI dalam penanganan pandemi covid-19
terutama bagi Satkowil. Kedua, Meskipun dalam kondisi penuh keterbatasan, TNI
sebagai kekuatan yang terorganisir dan terlatih cukup mampu mengatasi proses
emergency response dengan baik. Untuk itu, pada masa yang akan datang semua
fasilitas yang dimiliki TNI perlu mendapat perhatian terutama fasilitas yang sangat
diperlukan dalam penanggulangan Covid-19. Ketiga, Untuk menanamkan rasa
kepedulian dan cinta tanah air, perlunya regulasi tentang bela negara bagi masyarakat
Indonesia melalui peran TNI.