Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SELF LEARNING

ESSAY AGENDA 1
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
(PKA ANGKATAN 1 TAHUN 2023)

Oleh : Indriya Amirulyati


NIP : 197012292002122003

Judul :

PERAN RUMAH SAKIT DALAM BELA NEGARA DI ERA PANDEMI


COVID-19
PENDAHULUAN

Corona virus atau virus korona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu, namun virus ini juga
bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Banyak
orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.

Era pandemi covid-19 yang melanda hampir seluruh belahan dunia menyebabkan
dampak negatif yang mungkin dirasakan kebanyakan orang, gangguan masalah kesehatan,
ekonomi, pendidikan dan berbagai sektor sehingga banyak sekali aktivitas masyarakat yang
harus berubah. Dari sekian banyak kerugian yang disebabkan musibah pandemic covid 19,
kerugian yang teramat besar adalah terenggutnya nyawa banyak orang, baik di Indonesia
maupun di seluruh dunia.

Akan tetapi perubahan-perubahan karena pandemi covid-19 memiliki dampak lain


yang menguntungkan jika dilihat bahwa pandemi covid-19 ini sebagai peringatan untuk
mengubah kebiasaan-kebiasaan kita selama ini, diantaranya banyak masyarakat yang lebih
sadar mengenai kebersihan diri dan kesehatan mereka kemudian memberikan perhatian lebih
kepada diri sendiri, masyarakat bisa lebih melakukan evaluasi kembali hubungan pribadi
mereka.

Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik
Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri. Kesadaran bela negara
menjadi modal dasar sekaligus kekuatan bangsa, dalam rangka menjaga keutuhan, kedaulatan
serta kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia.

Berbicara bela negara tentulah di benak kita akan terlintas suatu tindakan upaya
pembelaan mempertahankan yang dijiwai rasa kecintaan kepada bangsa dan negara, arti bela
negara sendiri sebenarnya sikap atau perilaku warga negara yang dijiwai oleh rasa nasionalisme
terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalani
kehidupan berbangsa dan bernegara.
ANALISIS MASALAH

Corona atau Covid-19 sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia bahkan
masyarakat dunia. Setiap hari kita pasti mendengar corona atau covid-19, apalagi di awal virus
ini merebak. Covid-19 seolah-olah menjadi malaikat pencabut nyawa yang mengerikan yang
merenggut hidup orang banyak. Setiap hari kita mendapatkan informasi orang meninggal
terinfeksi virus corona dari media, baik cetak, online maupun televisi. Bagi masyarakat yang
terdampak walaupun belum sampai kondisi kritis ataupun meninggal dunia, tetap terganggu
aktivitas sehari-hari karena harus mengisolasikan diri dari lingkungan, terlepas dari kebiasaan
sehari-hari untuk kumpul Bersama keluarga, bekerja dan aktivitas rutin lainnya.

Sistem kesehatan dan sosial di seluruh dunia sedang berjuang untuk mengatasi masalah
ini. Keadaan ini sangat menantang dalam konteks negara yang rapuh dan berpenghasilan
rendah, saat sistem kesehatan dan sosial sudah lemah. Dari sekian banyak kerugian yang
disebabkan musibah pandemic covid-19, kerugian yang teramat besar adalah terenggutnya
nyawa banyak orang, baik di Indonesia maupun seluruh dunia. Hal lain yang disebabkan covid-
19 yaitu gangguan terhadap perekonomian global termasuk Indonesia, penurunan pertumbuhan
ekonomi bahkan sampai nilai negatif. Sektor lain yang tidak kalah penting adalah sector
Pendidikan.

Virus corona atau covid-19 yang menular dengan sangat cepat dan menyebar hamper
ke semua negara, termasuk Indonesia membuat beberapa negara memberlakukan kebijakan
lockdown untuk mencegah virus corona makin meluas. Di Indonesia, pemerintah menerapkan
kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan
penyebaran virus ini. Sementara untuk pelayanan kesehatan tetap berjalan seperti biasa, tetap
dengan pelayanan dengan pengaturan untuk semua tenaga baik dokter, paramedis, bidan,
apoteker, analis medis, radiografer dan seluruh support system yang ada di rumah sakit

Pandemi covid-19 telah mempengaruhi tenaga kesehatan secara fisik dan psikologi.
Tenaga kesehatan lebih rentan terjangkit Covid-19 daripada masyarakat umum karena lebih
sering kontak dengan orang yang terjangkit (pasien maupun keluarga pasien). Dampak dari
pelayanan langsung penanganan kasus covid bagi tenaga kesehatan adalah tingginya kasus
kematian bagi dokter dan perawat, disamping itu terdapat dampak psikologis berupa
kecemasan, depresi dan stress karena harus melakukan isolasi diri terlibat dalam karantina atau
jatuh sakit.
Rumah Sakit mempunyai tugas membantu Dinas Kesehatan di bidang promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif dalam bentuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).

Dalam Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), RSUD Husada Prima ditunjuk sebagai
salah satu Rumah Sakit rujukan kasus Covid-19, dimana pelayanan kasus covid-19 meliputi
pelayanan rawat jalan, gawat darurat, rawat inap dan kamar operasi khususnya pelayanan ibu
melahirkan dengan Covid-19. Untuk tetap dapat menjaga mutu pelayanan baik bagi pasien,
petugas rumah sakit maupun pengunjung rumah sakit, harus dilakukan penataan untuk petugas
dan sarana prasarana yang mendukung pelayanan sehingga tetap terlaksana pelayanan
kesehatan bagi seluruh masyarakat yang membutuhkan pelayanan di RSUD Husada Prima.
Penataan tenaga kesehatan khususnya di ruang rawat inap khusus covid-19, isolasi bagi tenaga
kesehatan yang terdampak, sangat membutuhkan strategi khusus dan keberanian untuk para
tenaga kesehatan bangkit dan berkecimpung langsung dengan para pasien covid-19.
Pengaturan alih fungsi ruangan yang harus dilakukan seiring berkembangnya kasus dan
kebutuhan masyarakat akan perawatan di rumah sakit bahkan ruang rawat inap intensif sangat
membutuhkan upaya yang kuat sehingga tetap bisa memberikan pelayanan yang bermutu
masyarakat dan tetap bisa menjaga kesehatan para tenaga kesehatan untuk dapat melindungi
diri dan keluarga saat kembali ke lingkungan rumah.

Di saat kebanyakan masyarakat bisa bekerja dari rumah (WFH) kami para tenaga
kesehatan harus tetap berada di garda terdepan dalam pelayanan langsung, baik dalam
penanganan rawat jalan, rawat inap bahkan pelayanan skrining bagi masyarakat yang
membutuhkan sebagai persyaratan perjalanan maupun kepentingan lainnya. Tetap
melaksanakan pekerjaan sebagai tanggung jawab profesi di tengah masyarakat yang bisa
melaksanakan pekerjaan dari rumah (WFH), merupakan salah satu wujud bela negara

Dalam Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), disamping pelayanan penanganan


langsung terhadap pasien covid-19, rumah sakit juga ikut serta dalam upaya pemerintah untuk
mencegah penularan covid-19. Sebagai upaya mencegah penularan covid-19 dengan
memberikan penyuluhan pada masyarakat secara langsung bagi pasien dan keluarga pasien
serta pengunjung rumah sakit lain baik secara langsung maupun melalui media penyuluhan
lain. Upaya lain dalam mencegah penularan covid-19 melalui upaya pembentukan kekebalan
melalui vaksinasi covid-19.
PERAN KEPEMIMPINAN

Pandemi Covid-19 mengajarkan pada semua lapisan masyarakat untuk lebih peduli
terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Virus corona mengingatkan kembali
pentingnya menjaga kebersihan diri, etika batuk dan menghindari kerumunan.

Peran kepemimpinan harus bisa menjadi contoh sebagai agen perubahan dalam
berperilaku di era pandemi. Sebagai seorang pemimpin dalam bidang pelayanan kesehatan,
harus bisa memberikan motivasi yang kuat bagi para tenaga kesehatan untuk lebih menjiwai
keprofesionalitas masing-masing sehingga terpanggil untuk terjun langsung dalam pelayanan
masyarakat yang terpapar visrus corona maupun masyarakat yang membutuhkan kepastian
kondisi kesehatannya apakah terpapar virus corona atau tidak melalui skrining covid-19. Inilah
saatnya bagi para tenaga kesehatan untuk menunjukkan baktinya bagi negeri untuk turut dalam
mengatasi dan mencegah penularan virus corona sehingga negara kita pulih lebih cepat dan
bangkit lebih kuat, sebagai wujud bela negara. Disamping itu peran kepemimpinan juga harus
bisa memberikan jaminan keamanan dalam pelaksanaan pelayanan covid -19 melalui
kecukupan penyediaan alat pelindung diri, pengaturan alur dan ruang perawatan, kebijakan
pemberian hak untuk mendapatkan tambahan suplemen untuk meningkatkan tubuh,
kemudahan dalam penapisan/skrining covid-19 serta hak untuk mendapatkan fasilitas istirahat
paska pelayanan setelah terpapar dengan pasien covid-19.

Anda mungkin juga menyukai