Anda di halaman 1dari 12

METODE DAN MEDIA

PROMOSI KESEHATAN TENTANG GIZI SEIMBANG DIMASA

PANDEMI COVID-19

Oleh

RENI TAMAYA

NIM : 2020206203162P

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

FAKULTAS KESEHATAN

Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Tahun Akademik 2020/2021


DAFTAR ISI

I. Pendahuluan

II. Pedoman Gizi Seimbang


1. Prinsip Gizi Seimbang
2. Pengertian Promosi Kesehatan
3. Metode Promosi Kesehatan

III. Media
1. Pengertian Media
2. Manfaat Media
3. Jenis dan Karakteristik Media
4. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media

IV. Lampiran
1. Deskripsi Teoritik
2. Hakikat Lempar
3. Hakikat Modifikasi
BAB I

PENDAHULUAN

WHO telah menetapkan covid-19 sebagai pandemi global, dan pemerintah indonesia
menetapkan covid-19 sebagai bencana nasional (bencana-non alam).Untuk mendukung
pencegahan covid-19 dibutuhkan promosi kesehatan yang bertujuan memberikan informasi
kesehatan terkait covid-19 yang transparan dan berkesinambungan serta yang paling penting
adalah menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam
kemudian dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu memutus mata
rantai penyebaran virus ini. Saat ini masyarakat telah diebohkan dengan corona virus, asal mula
corona virus dari wuhan provinsi hubai republik rakyat cina. Virus corona menyerang sistem
pernapasan manusia dan bisa merusak fungsi paru-paru. Corona virus belum ada obatnya dan
belum ada anti flunya. Gejala yang ditimbulkan yaitu : bersin, batuk & flu yg disertai demam di
atas 38 0c. infeksi yg lebih parah ditandai dengan kesulitan bernapas hingga kematian.

Virus corona menyebar melalui droplet yaitu percikan cairan saat batuk, bersin, serta berbicara,
yang keluar dari mulut orang yang terinfaksi. Droplet secara langsung menempel pada tubuh kita
dan masuk kesaluran pernafasan melalui hidung, mulut dan mukosa mata. Droplet juga dapat
jatuh/menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya pada benda-benda yang ada
disekitar kita seperti kursi, meja, pegangan pintu, tangga, tombol liff, tombol mesin atm, uang
kertas, hp, keyboard laptop, komputer dan lain-lain. Penyebaran corona virus juga dapat terjadi
melalui kontak pribadi seperti berjabat tangan, berpelukan, cium pipi. Kelompok yang lebih
rentan beresiko mengalami kondisi buruk dari paparan virus ini adalah usia lanjut diatas 70
tahun, anak-anak, ibu hamil, dan orang yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, kanker,
jantung, paru menahun, paramedis, dokter dll. Mengingat penyebaran virus ini sangatlah cepat
dan agar kita terhindar dari penularannya maka masyarakat dihimbau untuk melakukan langkah-
langkah pencegahan sebagai berikut : menjauhi kerumunan/ keramaian, hindari kontak pribadi
seperti bersentuhan dengan orang bersalaman, berpelukan, cium pipi, tidak bepergian kalau tidak
penting/mendesak/urgent, Sementara kerja, belajar dan ibadah dilakukan dirumah, sedapat
mungkin tunda kegiatan yang melibatkan atau mengundang orang banyak, jaga jarak dengan
orang lain sekurang-kurangnya 1-2 m, gunakan masker apabila sedang sakit, sedang merawat
orang sakit dan sedang bepergian keluar rumah, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
hand sanitizer sebelum makan, sebelum menyentuh area wajah, setelah batuk atau bersin, setelah
merawat orang sakit, setelah menyentuh benda-benda ditempat umum, setelah menggunakan
toilet, setelah membuang sampah dan setelah melakukan kegiatan apapun, bila sehabis kegiatan
diluar rumah, saat tiba dirumah langsung cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, segera ganti
baju, mandi dan keramas, lingkungan disekitar kita perlu didesinfeksi, terutama barang-barang
yang digunakan banyak orang seperti kursi, meja, pegangan pintu, tangga, tombol liff, tombol
mesin ATM, uang kertas, hp, keyboard laptop, komputer dll, konsumsi vitamin untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang bersih, sehat dan bergizi, istirahat
yang cukup /jangan begadang, stop merokok, hindari minum-minuman beralkohol, berjemurlah
dibawah sinar matahari selama 30 menit pada jam 08.00-11.00 pagi dan jam 14.00-16.00 sore,
apabila ada anggota keluarga yang sakit atau mengalami kondisi darurat silahkan menghubungi
fasilitas kesehatan melalui telepon seluler, apabila harus ke fasilitas kesehatan, masyarakat
dihimbau untuk datang sendiri atau cukup 1 orang pengantar dan tidak diperkenankan mengikut
sertakan anggota keluarga lainnya.

Mulai beralihnya Kota Bandar Lampung menjadi wilayah zona kuning (risiko rendah) dari
sebelumnya zona orange (risiko sedang) untuk kasus Covid-19 di Lampung, menjadi perhatian
tersendiri mengingat sebagai ibu kota Provinsi Lampung. Pemerintah Kota Bandar Lampung,
melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengatakan bahwa berubahnya status zona untuk kasus
Covid-19 itu dikarenakan jumlah pasien sembuh yang terus bertambah. Jumat, 17 juli 2020.
Bandar Lampung masuk zona kuning dari orange itu karena kasus covid-19 di Bandar Lampung
tidak banyak dibanding jika di provinsi lain dan banyak juga angka kesembuhan 82 sembuh
meninggal 7, pernyataan langsung dari Kepala Dinkes Kota Bandar Lampung Edwin Rusli.
Menurutnya perbedaan dalam hal tindakan pencegahan dan penanganan kasus covid-19 akan ada
namun tidak terlalu banyak. Pada dasarnya tetap memberikan sosialisasi kepada masyarakat,
penyemprotan cairan disinfektan ke rumah warga sekaligus pengecekan suhu tubuh, dan
pengawasan tempat pusat keramaian. Terhadap situasi sekarang ada perbedaan sedikit, tapi
dalam penerapan di masyarakat tidak terlalu beda jauh tetap seperti biasa, untuk diketahui
sampai saat ini berdasarkan info data kasus covid-19 di Kota Bandar Lampung, berdasarkan data
Dinkes Provinsi Lampung. Untuk kasus positif sebanyak 111, ODP 44, PDP 1, positif dirawat
22, sembuh 82, dan meninggal 7.
BAB II

PEDOMAN GIZI SEIMBANG

1. Prinsip Gizi Seimbang

Gizi Seimbang yang telah diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 1955 merupakan
realisasi dari rekomendasi Konferensi Pangan Sedunia di Roma tahun 1992. Pedoman
tersebut menggantikan slogan “4 Sehat 5 Sempurna” yang telah diperkenalkan sejak tahun
1952 namun sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dalam bidang Gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi.
Diyakini dengan mengimplementasikan Pedoman Gizi Seimbang secara benar, semua
masalah gizi dapat diatasi. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada
dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar
dan zat gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara teratur diantara-nya:

1) Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan
secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah
masalah gizi.
2) Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan dan/atau pembuatan makanan dan minuman.
3) Keanekaragaman pangan adalah anekaragam kelompok pangan yang terdiri dari makanan
pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan air serta beranekaragam dalam setiap
kelompok pangan.
4) Makanan beragam berbagai makanan yang dikonsumsi beragam baik antar kelompok
pangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah) maupun dalam setiap kelompok
pangan. Masing-masing contoh jenis pangan dari berbagai kelompok pangan adalah
sebagai berikut :
a) Makanan pokok antara lain: Beras, kentang, singkong, ubi jalar, jagung, talas,
sagu, sukun.
b) Lauk pauk sumber protein antara lain: Ikan, telur, unggas, daging, susu dan
kacang-kacangan serta hasil olahannya (tahu dan tempe).
c) Sayuran dan buah yang merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat. Terutama
sayuran dan buah yang berwarna banyak mengandung vitamin dan berfungsi
sebagai antioksidan yaitu vitamin A, C, E.

Pada masa pandemi Covid-19 kita harus meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang
merupakan kekuatan pertahanan tubuh melawan bakteri, virus, dan organisme penyebab
penyakit yang mungkin kita sentuh, konsumsi dan hirup setiap hari. Makan-makanan
bergizi dan seimbang sangat penting untuk membangun kekebalan tubuh yang kuat agar
terlindung dari infeksi virus dan resiko penyakit kronis, serta memberikan perlindungan
ekstra bagi tubuh. Cegah tertular covid-19 dengan makanan bergizi seimbang , seperti
makanan pokok,lauk-pauk, sayuran, buah-buahan. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
olahraga dengan terpapar cukup sinar matahari, cukup tidur/istirahat, pola hidup bersih
dan sehat, perbanyak buah dan sayur, jaga jarak fisik dari orang lain, dan jangan lupa
minumlah air putih 8 gelas dalam sehari. Untuk menghadapi situasi seperti ini diperlukan
penyuluhan atau promosi kesehatan oleh tenaga medis agar masyarakat,
anggota/kelompok mengetahui tentang pentingnya peran gizi seimbang di masa pandemi
covid-19, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari infeksi virus
dan resiko penyakit kronis.

2. Pengertian Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, memiliki dua sisi
yaitu sisi ilmu dan seni. Dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan,
merupakan penunjang bagi program‐program kesehatan lain. Artinya, setiap program
kesehatan perlu ditunjang atau dibantu oleh promosi kesehatan. Promosi kesehatan
menurut Australian Health Foundation adalah program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perubahan ke arah perbaikan, baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam
organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik dan sebagainya).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan tidak hanya terkait
pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan praktik kesehatan saja.Tetapi juga
meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun nonfisik) dalam rangka
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
3. Metode Promosi Kesehatan
Juga merupakan suatu proses yang memiliki masukan (input) dan keluaran (output). Suatu
proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya    tujuan perubahan perilaku,
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor materi atau pesannya, pendidik atau petugas
yang melakukannya, dan alat bantu peraga yang digunakan. Metode yang digunakan akan
berbeda menurut sasaran kelompok. Dalam buku Notoatmodjo (2007) menguraikan
beberapa metode pendidikan individual, kelompok, dan massa : 
a. Metode Pendidikan Individual  - Bimbingan dan Penyuluhan - Wawancara
b. Metode Pendidikan Kelompok - Kelompok Besar Kelompok besar adalah apabila
peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik digunakan untuk kelompok
besar adalah ceramah dan seminar. Kelompok kecil adalah apabila peserta penyuluhan
kurang dari 15 orang. Metode yang digunakan untuk kelompok kecil seperti diskusi
kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow balling), kelompok‐
kelompok kecil (buzz group), bermain peran (roel play) dan permainan simulasi
(simulation game).
c. Metode Pendidikan Massa  Bentuk metode pendidikan massa yang digunakan seperti
ceramah umum, pidato/ diskusi mengenai kesehatan melalui media elektronik, simulasi,
tulisan dalam majalah atau koran, dan billboard.
BAB III

MEDIA

1. Pengertian Media
promosi kesehatan adalah alat bantu pendidikan yaitu alat yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Alat bantu
pendidikan lebih sering disebut sebagai alat peraga yang berfungsi untuk membantu
dan memperagakan sesuatu di dalam proses pendidikan atau pengajaran. Disebut
media promosi kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah
penerimaan pesan‐pesan kesehatan bagi masyarakat atau klien.
2. Manfaat Media
Media memiliki peranan penting dalam suatu proses pembelajaran. Beberapa manfaat
penggunaan media, diantaranya:
a. Menumbuhkan motivasi belajar karena proses pembelajaran akan lebih menarik
apabila menggunakan media.
b. Penyampaian pesan melalui media akan lebih mudah sehingga dapat lebih dipahami
sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat dicapai.
c. Proses belajar menjadi tidak membosankan untuk siswa dan akan memberikan
kemudahan bagi pengajar dalam menyampaikan pesan.
d. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar lebih banyak karena dengan
menggunakan media, siswa tidak hanya belajar mendengarkan akan tetapi juga
dituntut untuk mengamati, mendemostrasikan, dan lain‐lain.
3. Jenis dan Karakteristik Media
Media dalam pembelajaran terdiri dari beberapa macam. Pengelompokan media
menurut Supradi et al, berdasarkan jenis yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar
mengajar khususnya di Indonesia, diantaranya:
a. Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti : radio, kaset, dan lain‐lain.Media ini tidak cocok untuk orang yang memiliki
kelainan pendengaran.
b. Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indera pengelihatan. Media
visual menampilkan gambar diam seperti film strip, slide, foto gambar atau lukisan,
cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau symbol bergerak seperti film bisu.
c. Media Audio‐Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar,
media ini dibagi dalam: - Audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara
dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, cetak suara. - Audo
visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur‐unsur suara dan gambar
yang bergerak seperti film suara dan kaset video.

4. Prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media

Dalam menggunakan media sebaiknya memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar


penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik.sedangkan menurut Nana
Sudjana dalam Supradi (2007). terdapat empat prinsip, diantaranya:

a. Menentukan jenis media dengan tepat, artinya sebaiknya memilih media terlebih
dahulu. Media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan
diajarkan.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, artinya perlu diperhitungkan
apakah penggunaan media sesuai dengan tingkat kematangan/ kemampuan audien.
c. Menyajikan media dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media dalam
pengajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu dan sasaran yang
ada.
d. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengahar media digunakan. Tentu
tidak setiap saat atau selama proses belajar terus-menerus memperlihatkan atau
menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.
BAB IV

LAMPIRAN

Pada kesempatan kali ini fasilitator dalam melakukan penyuluhan / promosi kesehatan
menggunakan metode pendidikan kelompok kecil ; Curah pendapat (Brain storming) Adalah
suatu pemecahan masalah ketika setiap anggota mengusulkan dengan cepat semua kemungkinan
pemecahan yang dipikirkan. Kritik evaluasi atas semua pendapat tadi dilakukan setelah semua
anggota kelompok mencurahkan pendapatnya. Metode ini cocok digunakan untuk
membangkitkan pikiran yang kreatif, merangsang, partisipasi, mencari kemungkinan pemecahan
masalah, mendahului metode lainnya, mencari pendapat-pendapat baru dan menciptakan suasana
yang menyenangkan dalam kelompok. Metode ini melatih keaktifan Anggota kelompok dalam
bertanya dan mengolah pertanyaan untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Metode ini
bertujuan untuk mengumpulkan gagasan atau pendapat dalam rangka menentukan dan memilih
berbagai pernyataan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran.
Game Storming merupakan evolusi metode pembelajaran permainan dengan mengedepankan
sebuah proses imajinasi peserta didik dalam memecahkan misi sebuah permainan, melalui ide-
ide spontan. Visualisasi perbedaan permainan dengan game storming, terletak pada perubahan
aturan yang baku menjadi aturan dengan imajinasi fasilitator, tambahan aturan tersebut untuk
menambah imajinasi peserta didik menuju tujuan utama, contoh adalah permainan lempar bola
dengan sasaran tembak, apabila bola dilempar dan mengenai sasaran maka permainan akan
selesai, berbeda dengan game storming, dengan permainan yang sama namun diberikan beberapa
aturan kreatif untuk memenangkan permainan tersebut, contoh lempar bola namun dengan
menggunakan mata tertutup dan dipandu oleh rekan dalam komunikasi mengenai sasaran
tembak, sehingga kelompok / anggota akan lebih mengimajinasikan cara-cara mencapai tujuan.
Game Storming memberikan tujuan utama yang jelas dan memberikan banyak strategi yang
dapat dipecahkan sehingga terlihat proses yang samar, sehingga intuisi peserta akan permainan
akan lebih kreatif mencapai tujuan utama. Dengan ketentuan proses yang sama maka, peserta
akan tertantang secara ESP (Emotional, Sensory dan Progressive).

1) Deskripsi Teoritik

(a). Pengertian Penidikan Jasmani Menurut Bookwalter, 1948:52 (dalam Harsuki, MA,
2003:26) Pendidikan jasmani adalah satu fase dari pendidikan yang mempunyai
kepedulian terhadap penyesuaian dan perkembangan dari individu dan kelompok melalui
aktivitas-aktivitas jasmani, terutama aktivitas berunsurkan permainan, oleh karena itu
pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan
pendidikan jasmani bukan hanya mengembangakan ranah jasmani, tetapi juga
mengembangakan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berpikir kritis,
stabilitas emosional, ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan
aktivitas jasmani dan olahraga. Agar tujuan pengajaran/ pendekatan dengan anggota/
kelompok tercapai maka pembelajaran pendidikan jasmani harus terlaksana sesuai
dengan pedoman yang ada dalam kurikulum, maka dalam metode melalui pendidikan
jasmani diharapkan bisa menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAIKEM). Lebih lanjut Gabbard, Leblanc, dan Lowy (1987) dalam
Sukintaka (1992:10) menyatakan bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan belajar
aktivitas jasmani akan mempengaruhi : (1) Ranah kognitif, yang berupa kemampuan
berpikir (bertanya, kreatif dan menghubungkan), kemampuan memahami, menyadari
gerak, dan perbuatan akademik, (2) Ranah 7 psikomotor, yang berupa pertumbuhan
biologic, kesegaran jasmani, kesehatan, ketrampilan gerak dan peningkatan ketrampilan
gerak (3) Ranah afektif, yang berupa rasa senang, penanggapan yang sehat terhadap
aktivitas jasmani, kemampuan menyatakan dirinya( aktualisasi diri), menghargai diri
sendiri dan orang lain, dan konsep diri.

(b). Tujuan Pendidikan Jasmani Tujuan pendidikan jasmani sama halnya dengan
pengertian pendidikan jasmani, namun tujuan pendidikan jasmani seringkali dituturkan
dalam redaksi yang beragam, namun keragaman pengertian tujuan pendidikan jasmani
tersebut pada dasarnya bermuara pada pengertian pendidikan jasmani itu sendiri. Bahwa
pada pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan
sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani.
Menurut Adang Suherman (2000:23) Tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan
ke dalam empat kategori, yaitu:(1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan
kemampuan melakukan aktivitasaktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari
berbagai organ tubuh seseorang, (2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan
dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna.(3).
Perkembangan mental Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan
menginterpretasikan keseluruhan pengetahun tentang pendidikan jsmani ke dalam
lingkunganya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap,
dan tanggung jawab anggota / kelompok, (4) Perkembangan sosial Tujuan ini
berhubungan dengan kemampuan anggota/kelompok dalam menyesuaikan diri pada suatu
kelompok atau masyarakat.

2) Hakikat Lempar
a. Pengertian Lempar
adalah suatu gerakan yang menyalurkan pada suatu benda yang menghasilkan daya
pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke belakang (Djumidar
2001:7.3) Lemparan adalah suatu gerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda
yang menghasilkan daya pada benda tersebut dilakukan melalui gerakan ayunan dari
samping (Djumidar 2001:7.27)
b. Gerak Dasar Lempar Gerak dasar lempar terdiri dari gerak dasar melempar ke atas
satu atau dua tangan, melempar ke bawah satu atau dua tangan, melempar ke sasaran
dan melempar jauh.
c. Mengoper atau Melempar Bola dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan. Operan
dengan dua tangan diperlukan terutama untuk operan jarak pendek. Pada prinsipnya
mengoper bola dengan dua tangan harus dilakukan dengan mengerahkan tenaga tubuh
yang disalurkan ke bola, bukan hanya tenaga lengan. Seperti yang dikatakan
Mahendra (2000:59) bahwa tenaga yang diperlukan untuk mengoper bola dihasilkan
dari gerakan tubuh yang bergerak ke depan, dan kemudian disalurkan dan digabung
dengan tenaga lengan, tangan dan pergelangan tangan. Adapun operan dengan satu
tangan dilakukan untuk operan jarak jauh atau hanya sekedar untuk mengecoh lawan.
Yang prinsipnya pelaksanaan lemparan harus dilakukan dengan cepat dan kuat.
Sesuai dengan prinsip maximum time-distance yang artinya lemparan harus
dilakukan dalam waktu yang secepat-cepatnya dan jarak lempar yang maksimum.
Gabungan antara dua faktor yang masimum tadi, akan menjamin jauhnya lemparan.

3) Hakikat Modifikasi
Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh fasilitator agar proses
pembelajaran dalam penyampaian materi promosi kesehatan dapat mencerminkan DAP
(Developmentally Appropriate Practice). Artinya tugas ajar yang disampaikan harus
memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak dan dapat membantu
mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar dalam penyampaian materi
tentang promosi kesehatan gizi seimbang dalam masa pandemi covid-19 tersebut harus
sesuai dengan tingkat perkembangan anggota/kelompok yang sedang dalam proses
pemahaman. Tugas penyuluhan/promosi kesehatan yang sesuai ini harus mampu
mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu serta
mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Rusli Lutan (2008:59) menyatakan
modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diperlukan
dengan tujuan : (1) anggota/kelompok memperoleh kepuasan dalam mengikuti materi
penuyuluhan, (2) meningkatkan 13 kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, (3)
anggota/kelompok dalam melakukan pola gerak secara benar. Modifikasi permainan
memiliki manfaaat yang sangat penting. Bahagia (2000:1) menyatakan bahwa modifikasi
memiliki esensi untuk menganalisa sekaligus mengembangkan materi penyuluhan dengan
cara meruntunkannya dalam bentuk aktivitas belajar secara potensial yang dapat
memperlancar anggota/kelompok dalam memahami materi. Cara ini dimaksudkan untuk
menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan anggota/kelompok yang tadinya tidak bisa
menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi memiliki tingkat yang lebih
tinggi. Modifikasi permainan olahraga dapat dilakukan dengan melakukan pengurangan
terhadap struktur permainan. Struktur-struktur tersebut diantaranya: bentuk, ukuran,
jumlah peralatan yang digunakan, jenis skill yang digunakan, aturan, jumlah pemain,
organisasi permainan dan, tujuan permainan (Bahagia, 2000: 31-32).

Anda mungkin juga menyukai