Pencegahan Covid-19
Gali Rakasimin
galirakasimin@iainpare.ac.id
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Pada awal 2020, dunia dikejutkan dengan mewabahnya penyakit baru yang bermula dari
Wuhan, Provinsi Hubei yang kemudian menyebar dengan lebih cepat ke lebih dari 190
negara dan teritori (Susilo et al., 2020). Wabah ini diberi nama coronavirus disease 2019
(COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2
(SARS-CoV-2). Penyebaran penyakit ini telah memberikan dampak luas secara social dan
ekonomi dikarenakan jumlah kasus yang sering bertambah seiring berjalannya waktu. Masih
banyak kontroversi seputar penyakit ini termasuk dalam aspek penegakkan diagnosis, tata
laksana namun pencegahan sudah dilakukan seperti protokol kesehataan dasar. Wabah
Covid-19 tidak hanya merupakan masalah global. Penyebaran virus tersebut yang begitu
cepat dan mematikan, penularannya melalui kontak fisik ditularkan melalui mulut, mata, dan
hidung (Siahaineinia & Bakara, 2020). Covid-19 berdampak kepada kehidupan social dan
melemahnya ekonomi masyarakat. Permasalahan bagaimana dampak wabah Covid-19
terhadap pelayanan publik dan upaya penanggulangan wabah tersebut. Untuk mencegah
penyebaran Covid19 diperlukan kerjasama pemerintah, masyarakat, dan tokoh agama untuk
saling membantu, bahu membahu dan mengingatkan satu sama lain bersama melawan Covid-
19. Saat ini Indonesia juga sedang mengalami pandemi Covid-19 dan angka penularannya
makin hari makin meningkat. Hal ini dikarenakan salah satunya karena kesadaran masyarakat
yang masih kurang terkait adanya Covid-19 (Isnawan, 2021; Yatimah, Kustandi, Maulidina,
Irnawan, & Andinnari, 2020). Virus corona (Covid-19) sampai saat ini belum ada atau belum
ditemukan vaksin sehingga dibutuhkan kesadaran dalam diri masyarakat akan pentingnya
pengetahuan tentang kesehatan dalam rangka pencegahan Covid-19. Mengingat kondisi
masyarakat di desa Pletukan dari pendidikan rata-rata lulusan SD sehingga untuk
pengetahuan tentang Covid-19 perlu adanya sosialisasi. Masker adalah hal penting pada
situasi saat ini dikarenakan masker adalah alat pertahanan diri dari udara luar yang kita tidak
tau bersih atau tidak, masker juga mempunyai batas pemakaian kira-kira 4 jam pemakaian
harus ganti supaya tetap sehat. Protocol kesehatan yang lain tidak kalah penting seperti cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir dan jaga jarak. Sosialisasi terjun ke masyarakat
sangatlah penting karena kita semua tahu masih banyak yang belum mematuhi protokol
kesehatan di berbagai kalangan masyarakat.
TELAAH LITERATUR
Merujuk pada salah satu penelitian sebelumnya yang terkait dengan “IMPLEMENTASI
oleh RR Elgaputra, Eya Sakti, Dewi dan DB Widyandri. Hasil ini mencatat bahwa perlu
adanya informasi melalui media sosial platform besar seperti instagram sebagai sarana guna
menyebarluaskan mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat dimasa pandemi
seperti sekarang ini terlebih diera new normal yang akan datang.
METODE
Selain evaluasi alat bukti di lapangan sebagai dasar teori dan kebijakan hukum yang
diterapkan oleh pemerintah sebagai pedoman atau des soleins yang berlaku, penelitian
deskriptif dilakukan untuk mengetahui fakta dan karakteristik subjek atau objek yang dikaji
secara sistematis..1
PEMBAHASAN
1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya (Cet. I; Yogyakarta : Bumu Aksara,
2003), h. 157.
COVID-19 (Virus Corona) merupakan salah satu virus yang pertama kali ditemukan di
kota Wuhan, Republik Rakyat China pada tahun 2019, tepatnya di pasar rakyat kota Wuhan.
Disinyalir bahwa kelelawar adalah hewan yang menjadi penyebab penyebaran virus ini
mengingat kelelawar, merupakan hewan yang biasa, dikonsumsi dan diperdagangkan di pasar
lokal oleh penduduk kota Wuhan.
Di kota Wuhan sendiri virus ini telah merenggut banyak nyawa sebagai sumber penyebaran
virus Corona ke berbagai negara di dunia, bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah
mengidentifikasi virus Corona sebagai salah satu virus yang berbahaya dan sangat mudah
menyebar. Dimana individu disuruh tetap waspada. Dan bijaklah dalam menghadapi kondisi
sekarang terhadap situasi pandemi. Pemerintah, terutama tim medis dan tim lini depan.
Terdapat berbagai jenis tumbuhan herbal di Indonesia, sebagai negara yang berpotensi
memiliki tumbuhan lokal yang dapat dijadikan tumbuhan obat, olehnya itu masyarakat perlu
mengedukasi diri sendiri untuk mencari tahu manfaat serta khasiat tumbuhan lokal apa saja
yang baik dan dapat dijadikan obat herbal yang berfungsi sebagai alternatif pencegahan
COVID-19. Tumbuhan lainnya seperti jahe merah, kunyit, jambu biji, cengkeh amat sangat
membantu dalam menanggulangi COVID-19 ini.
A.Jahe Merah
Dalam bentuk rumpun dan batang semu, jahe merah merupakan tanaman obat. Berbentuk
rimpang dengan daging akar berwarna kemerahan, merupakan akar dari tumbuhan ini. Jahe
memiliki aroma yang sangat khas, serta sedikit pedas.
Kandungan gizi jahe merah yang melimpah seperti gingerol, flavonoid, zat antibakteri, zat
antiradang dan lain-lain diyakini memiliki efek menguntungkan bagi kesehatan. Berikut
beberapa keunggulan yang ditawarkan jahe merah. Jahe dapat digunakan sebagai pengawet
alami jika ditambahkan ke dalam makanan dan sangat baik dikonsumsi khususnya dimasa
pandemi seperti sekarang ini.
B. Kunyit
Kunyit, (Curcuma longa Linn. Syn. Curcuma domestica Val.), Adalah rempah-rempah
dan ramuan obat. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Malaysia, Australia,
Indonesia bahkan Afrika. Tanaman rempah ini, secara tradisional telah banyak diolah dan
dikonsumsi oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia India serta Asia, baik sebagai
pelengkap bumbu masakan, jamu maupun untuk menjaga kesehatan tubuh.
C. Jambu Biji
Jambu biji (Psidium guajava) atau sering disebut juga jambu biji, jambu siki dan jambu
klutuk merupakan tumbuhan tropis yang tersebar melalui Thailand hingga Indonesia, berasal
dari Brazil. Dengan daging buah berwarna putih atau merah dan rasa asam manis, Jambu biji
memiliki buah yang berwarna hijau. Buah jambu biji diketahui banyak mengandung vitamin
C, sehingga yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh sangat baik untuk dikonsumsi saat ini.
D. Cengkeh
Kuncup bunga kering dan aromatik dari famili pohon Myrtaceae cengkIh atau cengkeh
(Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum). Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia,
biasa digunakan di negara-negara Eropa sebagai bumbu dapur dan sebagai bahan utama
dalam rokok yang terbuat dari cengkeh Di Indonesia. Selain itu, cengkeh juga bermanfaat
dalam membantu mengatasi penuaan dini, menurunkan kadar gula darah, melancarkan
pencernaan, menurunkan kadar kolesterol, memperbaiki fungsi lever, dan mengatasi batuk
berdahak.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama Kuliah Pengabdian Masyarakat
(KPM) dengan tema “ Potensi Tanaman Lokal sebagai Tanaman Obat dalam Menghambat
Penyebaran COVID-19” dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Dalam meningkatkan
kekebalan dan stamina, tumbuhan lokal sangat bermanfaat. Diharapkan masyarakat lebih
mengedukasi dirinya sendiri tentang tanaman apa saja yang bisa dijadikan tanaman obat dan
bisa langsung ditanam di pekarangan rumah.Tanaman lokal Indonesia yang memiliki potensi
sebagai antivirus diantaranya jahe merah (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma Longa),
jambu biji (Psidium guajava, cengkeh (Syzygium polyanthum).
DAFTAR BACAAN
Aripin, I., 2019, Pendidikan Nilai Pada Materi Konsep Sistem Imun. Bio Educatio:(The
Journal of Scienceand Biology Education), Vol.4, No.1 : 1-11.
potential of aqueous leaf extract of Psidium guajava against Newcastle Disease Virus in ovo.
Journal of Applied Pharmaceutical Science, Vol.2, No.10 : 45–49.
BIODATA PENULIS
Nurul Alifiah Hatim lahir di Palopo, 22 Desember 1999 merupakan seorang mahasiswi
Institut Agama Islam Negeri Parepare (IAIN) cita-citanya menjadi seorang dosen Bahasa
Inggris dan membuat kedua orang tuanya bahagia, serta membuat orang-orang
disekelilingnya bangga telah mengenalnya. Jenjang pendidikannya ialah SDN 18 Parepare,
SMPN 1 Parepare, SMAN 1 Parepare dan saat ini tercatat sebagai mahasiswi IAIN Parepare.