STRATEGI PENINGKATAN
PENGETAHUAN MASYARAKAT MELALUI KONSEP “TAU-MAU-
IKUT MELAKUKAN” UNTUK MENCEGAH MUNCULNYA
PENYAKIT MENULAR COVID-19
Oleh :
AANNISAH FAUZAANIA
(10012682125045)
DOSEN PENGAMPU :
DR. ARDIYAN SAPTAWAN, M.HUM
Bismillahirahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “STRATEGI
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT UNTUK
MENCEGAH MUNCULNYA PENYAKIT MENULAR” shalawat serta salam tidak lupa
penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya,
tabi’in dan kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi baik dukangan moral maupun spiritual demi suksesnya penyusunan makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka harus dilaksanakan secara bertahap dan
diharapkan keikutsertaan atau partisipasi aktif dari seluruh masyarakat didalamnya karena
partisipasi berarti ikut sertanya masyarakat di dalam usaha-usaha pemerintah dalam proses
pembangunan, baik bersifat dana, tenaga, atau pikiran. Dari sekian banyak kebijaksanaan
pembangunan, salah satunya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Sikome, J., Gosal, R., &
Singkoh, F. (2017). Masyarakat berhak untuk memperoleh derajat kesehatan yang sama dan
berkewajiban ikut serta dalam usaha kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk
memperoleh itu semua maka diperlukan berbagai usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
pokok masyarakat Indonesia, yang pada hakekatnya terpenuhi sandang, pangan, papan,
kesehatan dan pendidikan. Nopiani, N. (2019).
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
SARS-CoV-2. Coronavirus adalah kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam
kelompok Coronavirus adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus
dari kelompok yang sama, yakni Coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
(alodokter.com. 2021)
Oleh karena itu diperlukan suatu strategi peningkatan pengetahuan dan partisipasi
masyarakat dalam rangka pencegahan penyakit menular terutama yang ada di Indonesia.
Adapun rumusan masalah dari paper ini adalah bagaimana strategi yang tepat dalam
rangka peningkatan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam rangka pencegahan
penyakit menular.
Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui strategi yang tepat dalam rangka
peningkatan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam rangka pencegahan penyakit
menular.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit Menular adalah penyakit yang disebut juga infeksi; yang dapat menular ke
manusia dimana disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit;
bukan disebabkan faktor fisik atau kimia; penularan bisa langsung atau melalui media atau
vektor dan binatang pembawa penyakit. Penyakit menular masih menjadi masalah besar
kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang
tinggi sehingga perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan yang efektif dan efisien. (Sumampouw, O.
J. (2017).
Ahli kesehatan mengenali ada empat agen yang menyebabkan penyakit menular.
Seperti sudah disinggung di atas, penyebab penyakit menular terdiri atas:
a. Bakteri
Kita bisa menemui bakteri di mana saja. Bahkan juga bisa Anda temukan pada ponsel
maupun layar komputer. Bakteri sering dipakai untuk membuat yogurt dan keju. Pada
tubuh manusia, bakteri juga membantu sistem pencernaan mencerna makanan. Hanya saja,
ada juga jenis bakteri jahat. Jenis ini bisa memasuki tubuh lewat mulut, mata, hidung, alat
kelamin, atau luka. Kemudian, bisa disebarkan lagi via droplet, cairan tubuh, hingga kontak
fisik.
Saat bakteri masuk ke dalam sistem tubuh, maka bakteri akan langsung berkembang
biak secara cepat. Dalam kasus tertentu, seperti infeksi bakteri Salmonella typhi yang
menyebabkan tifus, penyakit muncul saat bakteri mati lalu mengeluarkan racun yang
berdampak buruh pada manusia. Ada dua pengobatan sakit akibat infeksi bakteri. Yakni
menggunakan antibiotik dan vaksin.
b. Virus
Masih banyak orang yang bingung membedakan antara infeksi virus dan bakteri. Tapi,
ada cara mudah untuk mengenali perbedaan di antara keduanya. Bakteri adalah organisme
hidup. Sedangkan virus tidak. Virus adalah fragmen asam nukleat yang dibungus protein.
Protein ini, yang berisi virus, memasuki tubuh yang sehat lalu menuju dinding sel.
Kemudian, protein tersebut menggunakan sistem repliasi sel (organel) untuk berkembang
biak.
Saat virus masuk ke dalam sel yang sehat, virus menjadi tidak terlihat oleh antibodi.
Sehingga virus lebih leluasa untuk menyebar lewat aliran darah. Dan di antara berbagai
jenis penyakit, influenza merupakan salah satu jenis yang diakibatkan serangan
virus.Terdapa beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mengobati infeksi virus. Bisa
dengan mengkonsumsi obat antivirus atau vaksin. Pada obat antivirus, obat tidak
menyerang lalu membunuh virus secara langsung. Obat hanya mengidentifikasi sel yang
terinfeksi lalu mengurung virus dalam sel tersebut.
c. Parasit
Biasanya, obat yang digunakan untuk merawat serangan parasit antara lain Albendazole,
Ivermection, ,Mebendazole, Nitazoxanide, dan Thiabendazole. Tapi, wajib dicatat, tidak
semua serangan parasit bisa diobat menggunakan obat-obatan di atas. Oleh karena itu,
penting kiranya agar Anda segera menghubungi dokter saat merasakan tubuh kurang enak.
(Rajab, W., & Epid, M. (2009).
b) Diare
c) Tuberkulosis (TB)
e) Cacingan
g) Malaria
h) Difteri
i) Influenza
j) Muntaber
k) Tifus
l) Campak
m) Pneumonia
n) Hepatitis
q) Rabies
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi.
Jenis penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit terdiri atas:
Beberapa penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit antara lain :
Malaria; Demam Berdarah (DBD); hikungunya; Filariasis dan Kecacingan;
Schistosomiasis; Japanese Enchepalitis; Rabies; Antraks; Pes; Toxoplasma; dll. (Syafri,
N. F. F. (2021).
Promosi Kesehatan;
Surveilans Kesehatan;
Penemuan Kasus;
Penanganan Kasus;
3) Mengurangi Kontak.
Pengendalian faktor risiko ditujukan untuk memutus rantai penularan dengan cara:
perbaikan kualitas media lingkungan; pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit; rekayasa lingkungan. Sedangkan pemberian vaksin untuk mencegah dan
menangkal terjadinya penyakit tertentu. Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang terhadap suatu antigen, sehingga jika terpapar olen antigen yang sama tidak
terjadi infeksi.
Pencegahan dengan vaksin relatif lebih baik; namun proses pembuatan vaksin sejak
munculnya penularan atau infeksi; cukup lama dan punya perjalanan panjang dengan
berbagai tahapan. Pembuatan vaksin selain memakan waktu yang lama juga memerlukan
biaya tinggi, dimulai dengan identifikasi virus atau mikroorganisme, pembuatan,
percobaan pada hewan, percobaan pada manusia, sampai dinyatakan aman untuk
digunakan sebagai vaksin. (Syafri, N. F. F. (2021).
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari Coronavirus yang menular ke manusia.
Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari lansia (golongan usia lanjut), orang
dewasa, anak-anak dan bayi, sampai ibu hamil dan ibu menyusui. Coronavirus adalah
kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Meski jumlah kematian akibat COVID-19 tergolong tinggi, angka kesembuhan dari
COVID-19 juga terus bertambah. Data terakhir menyebutkan, jumlah penyintas atau orang
yang pernah terinfeksi virus Corona kemudian sembuh adalah 5.462.344 orang.
Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius), batuk kering, sesak napas. Ada
beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang,
yaitu: Diare, Sakit kepala, Konjungtivitis, Hilangnya kemampuan mengecap rasa, Hilangnya
kemampuan untuk mencium bau (anosmia), dan Ruam di kulit
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa
mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini disebut happy
hypoxia.
BAB III
PEMBAHASAN
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
SARS-CoV-2. Coronavirus adalah kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam
kelompok Coronavirus adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus
dari kelompok yang sama, yakni Coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Strategi peningkatan pengetahuan masyarakat pada hakikatnya erat kaitannya dengan
bagaimana sinergitas kerjasama antar pihak yang terlibat pula dalam suatu program kesehatan.
Adapun metode yang dapat digunakan antara lain stimulus-organism-respon, atau dapat juga
melalui T-M-M atau Tau, mau, dan Mampu. Secara umum, peningkatan pengetahuan haruslah
dimulai dari penyuluhan pada masyarakat. Namun, dalam melakukan suatu hal seseorang
memang harus melalui sejumlah tahapan antara lain tau, mau, lalu mampu melakukan.
Masyarakat harus ditanamkan terlebih dahulu terkait pentingnya menjaga kesehatan terutama
dari bahaya penyakit menular dengan cara-cara yang kreatif dan tidak hanya penyuluhan
melalui lisan.
Misalnya membuat media iklan layanan masyarakat yang berkaitan dengan dampak
yang akan terjadi dari suatu penyakit menular yang kemudian ditayangkan di TV yang
berkaitan dengan covid-19, dipasang sebagai poster di ruang public, dan diviralkan melalui
sosial media sehingga akhirnya masyarakat tertarik untuk mengetahui apa isi informasi
tersebut. Setelah mengetahui tentang bahaya penyakit menular, masyarakat kemudian tentu
mau mencari informasi kembali tentang cara pencegahan agar tak sampai terjangkit penyakit
tersebut. Langkah terakhir, barulah masyarakat mau ikut melakukan tindakan pencegahan
tersebut karena telah mendapat banyak informasi dan pengetahuan terkait masalah yang akan
dihadapi jika penyakit tersebut dibiarkan saja.
Usai mau ikut melaksanakan, langkah selanjutnya yang juga harus dipikirkan ialah
bagaimana agar masyarakat tersebut ikut berpartsisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan
penyebaran pengetahuan terhadap masyarakat lainnya sehingg informasi yang disebarluaskan
dapat lebih merata dan program pencegahan yang dicanangkan dapat berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Sianturi, E., Pardosi, M., & Surbakti, E. (2019). Kesehatan Masyarakat. Zifatama Jawara.
Depkes, R. I. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Depkes Ri.
Sikome, J., Gosal, R., & Singkoh, F. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan
Kesehatan Lingkungan Di Desa Kisihang Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten
Sitaro. Jurnal Eksekutif, 1(1).
Nopiani, N. (2019). Implementasi Program Pembangunan Dibidang Kesehatan Dalam
Rajab, W., & Epid, M. (2009). Buku Ajar Epidemiologi U Mhsiswa Kebidanan. Egc.
Syafri, N. F. F. (2021). Five Level Of Prevention.
Tristanto, A. (2020). Peran Dinas Kesehatan Dalam Penanggulangan Wabah Difteri Di
Kelurahan Bandara Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda.
Oey-Gardiner, M., & Abdullah, M. A. (2021). Ragam Perspektif Dampak Covid-19. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Pratiwi, R. R., Artha, D. A., & Nurlaily, H. (2020). Analisa Yuridis Penetapan Covid 19
Sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan
di Indonesia. Inicio Legis, 1(1).