Anda di halaman 1dari 17

PAPER EXAM

STRATEGI PENINGKATAN
PENGETAHUAN MASYARAKAT MELALUI KONSEP “TAU-MAU-
IKUT MELAKUKAN” UNTUK MENCEGAH MUNCULNYA
PENYAKIT MENULAR COVID-19

Oleh :

AANNISAH FAUZAANIA
(10012682125045)

DOSEN PENGAMPU :
DR. ARDIYAN SAPTAWAN, M.HUM

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “STRATEGI
PENINGKATAN PARTISIPASI DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT UNTUK
MENCEGAH MUNCULNYA PENYAKIT MENULAR” shalawat serta salam tidak lupa
penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya,
tabi’in dan kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi baik dukangan moral maupun spiritual demi suksesnya penyusunan makalah ini.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang utama ditujukan kepada golongan
masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik didaerah pedesaan maupun perkotaan. Serta
adanya upaya perbaikan kesehatan rakyat antara lain melalui pemberantasan penyakit
menular, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta
pelayanan kesehatan ibu dan anak dan pelayanan kesehatan lainnya. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong para tenaga ahli
selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah
penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit.
Sianturi, E., Pardosi, M., & Surbakti, E. (2019). 

Tujuan pembangunan kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional adalah


masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan
sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam wilayah kesatuan Negara RI
yang kuat. Tujuan pembangunan seperti ini memuat ciri-ciri keselarasan antara kemajuan
lahiriah dan kepuasan batin, keselarasan hubungan Manusia dengan Tuhan, antara Manusia
dengan sesamanya, antara Manusia dengan Lingkungan Alam dan keselarasan hubungan
dengan Bangsa-Bangsa. Oleh karena itu tujuan pembangunan adalah meningkatkan kualitas
manusia, baik kualitas fisik maupun non fisik (Depkes RI 2014).

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka harus dilaksanakan secara bertahap dan
diharapkan keikutsertaan atau partisipasi aktif dari seluruh masyarakat didalamnya karena
partisipasi berarti ikut sertanya masyarakat di dalam usaha-usaha pemerintah dalam proses
pembangunan, baik bersifat dana, tenaga, atau pikiran. Dari sekian banyak kebijaksanaan
pembangunan, salah satunya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Sikome, J., Gosal, R., &
Singkoh, F. (2017). Masyarakat berhak untuk memperoleh derajat kesehatan yang sama dan
berkewajiban ikut serta dalam usaha kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk
memperoleh itu semua maka diperlukan berbagai usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
pokok masyarakat Indonesia, yang pada hakekatnya terpenuhi sandang, pangan, papan,
kesehatan dan pendidikan. Nopiani, N. (2019).

Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
SARS-CoV-2. Coronavirus adalah kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam
kelompok Coronavirus adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus
dari kelompok yang sama, yakni Coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
(alodokter.com. 2021)
Oleh karena itu diperlukan suatu strategi peningkatan pengetahuan dan partisipasi
masyarakat dalam rangka pencegahan penyakit menular terutama yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari paper ini adalah bagaimana strategi yang tepat dalam
rangka peningkatan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam rangka pencegahan
penyakit menular.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui strategi yang tepat dalam rangka
peningkatan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam rangka pencegahan penyakit
menular.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Penyakit Menular

Penyakit Menular adalah penyakit yang disebut juga infeksi; yang dapat menular ke
manusia dimana disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit;
bukan disebabkan faktor fisik atau kimia; penularan bisa langsung atau melalui media atau
vektor dan binatang pembawa penyakit. Penyakit menular masih menjadi masalah besar
kesehatan masyarakat yang dapat menimbulkan kesakitan, kematian, dan kecacatan yang
tinggi sehingga perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan yang efektif dan efisien. (Sumampouw, O.
J. (2017). 

Penyakit menular bisa menjadi wabah; adalah  kejadian  berjangkitnya suatu 


penyakit  menular  dalam  masyarakat  yang  jumlah penderitanya meningkat  secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada  waktu dan daerah tertentu  serta dapat
menimbulkan malapetaka. COVID-19 yang disebabkan oleh penularan dan infeksi Virus
SARSCoV2 merupakan contoh penyakit menular yang telah menjadi wabah bahkan
pandemi yang melanda hampir seluruh penjuru dunia. (Pratiwi, R. R., Artha, D. A., &
Nurlaily, H. (2020).

2.2 Penyebab Penyakit Menular

Ahli kesehatan mengenali ada empat agen yang menyebabkan penyakit menular.
Seperti sudah disinggung di atas, penyebab penyakit menular terdiri atas:

a. Bakteri

Kita bisa menemui bakteri di mana saja. Bahkan juga bisa Anda temukan pada ponsel
maupun layar komputer. Bakteri sering dipakai untuk membuat yogurt dan keju. Pada
tubuh manusia, bakteri juga membantu sistem pencernaan mencerna makanan.  Hanya saja,
ada juga jenis bakteri jahat. Jenis ini bisa memasuki tubuh lewat mulut, mata, hidung, alat
kelamin, atau luka. Kemudian, bisa disebarkan lagi via droplet, cairan tubuh, hingga kontak
fisik.

Saat bakteri masuk ke dalam sistem tubuh, maka bakteri akan langsung berkembang
biak secara cepat. Dalam kasus tertentu, seperti infeksi bakteri Salmonella typhi yang
menyebabkan tifus, penyakit muncul saat bakteri mati lalu mengeluarkan racun yang
berdampak buruh pada manusia. Ada dua pengobatan sakit akibat infeksi bakteri. Yakni
menggunakan antibiotik dan vaksin. 

b. Virus

Masih banyak orang yang bingung membedakan antara infeksi virus dan bakteri. Tapi,
ada cara mudah untuk mengenali perbedaan di antara keduanya. Bakteri adalah organisme
hidup. Sedangkan virus tidak. Virus adalah fragmen asam nukleat yang dibungus protein.
Protein ini, yang berisi virus, memasuki tubuh yang sehat lalu  menuju dinding sel.
Kemudian, protein tersebut menggunakan sistem repliasi sel (organel) untuk berkembang
biak. 

Saat virus masuk ke dalam sel yang sehat, virus menjadi tidak terlihat oleh antibodi.
Sehingga virus lebih leluasa untuk menyebar lewat aliran darah. Dan di antara berbagai
jenis penyakit, influenza merupakan salah satu jenis yang diakibatkan serangan
virus.Terdapa beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mengobati infeksi virus. Bisa
dengan mengkonsumsi obat antivirus atau vaksin. Pada obat antivirus, obat tidak
menyerang lalu membunuh virus secara langsung. Obat hanya mengidentifikasi sel yang
terinfeksi lalu mengurung virus dalam sel tersebut. 

c. Parasit

Parasit adalah organisme hidup dan menggantungkan hidupnya ke makhluk hidup


lain -atau disebut inang. Ada banyak sekali dari jenis umum parasit. Seperti malaria yang
berukuran 4 mm hingga cacing pita yang panjangnya bisa mencapai beberapa
meter. Biasanya, parasit akan menyimpan telurnya di dalam inang. Tanpa diketahui
inangnya. Dan saat telur menetas, maka gejala serangannya pun mulai terlihat. 
Pengobatan infeksi parasit bergantung pada jenis parasit yang menginfeksi tubuuh
serta tingkat keparahannya. Pada kasus ringan, infeksi parasit bisa pulih sendiri. Sedangkan
kasus lain, infeksi parasit memerlukan perawatan dan obat-obatan. 

Biasanya, obat yang digunakan untuk merawat serangan parasit antara lain Albendazole,
Ivermection, ,Mebendazole, Nitazoxanide, dan Thiabendazole. Tapi, wajib dicatat, tidak
semua serangan parasit bisa diobat menggunakan obat-obatan di atas.  Oleh karena itu,
penting kiranya agar Anda segera menghubungi dokter saat merasakan tubuh kurang enak.
(Rajab, W., & Epid, M. (2009).

2.3 Jenis Penyakit Menular

a) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

b) Diare

c) Tuberkulosis (TB)

d) Demam Berdarah Dengue

e) Cacingan

f) Penyakit Kulit seperti kudis, kurap, dan kusta

g) Malaria

h) Difteri

i) Influenza

j) Muntaber

k) Tifus

l) Campak

m) Pneumonia

n) Hepatitis

o) Penyakit PES (Pesteurellosis) atau yang biasanya disebabkan Kutu Tikus


p) Polio

q) Rabies

2.4 Tiga Kelompok Utama Penyakit Menular

1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.

2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,


walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama

3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi.

Berdasarkan cara penularannya, Penyakit Menular dikelompokkan menjadi:


a. Penyakit Menular Langsung; dan
b. Penyakit Tular Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit

Penyakit menular langsung sebagaimana dimaksud terdiri atas:


Beberpa penyeakit menular langsung, antara lain : Difteri; Pertusis; Tetanus; Polio;
Campak; Typhoid; Kolera: Rubella; Yellow Fever; Influensa; Meningitis; Tuberkulosis;
Hepatitis; penyakit akibat Pneumokokus; penyakit akibat Rotavirus; penyakit akibat
Human Papiloma Virus (HPV); penyakit virus ebola; MERS-CoV; Infeksi Saluran
Pencernaan; Infeksi Menular Seksual; Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV);
Infeksi Saluran Pernafasan; Kusta; dan Frambusia.

Jenis penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit terdiri atas:
Beberapa penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit antara lain :
Malaria; Demam Berdarah (DBD); hikungunya; Filariasis dan Kecacingan;
Schistosomiasis; Japanese Enchepalitis; Rabies; Antraks; Pes; Toxoplasma; dll. (Syafri,
N. F. F. (2021).

2.5 Penanggulangan Penyakit Menular

Penanggulangan Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang mengutamakan


aspek promotif dan preventif yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian, membatasi penularan, serta penyebaran
penyakit agar tidak meluas antar daerah maupun antar negara serta berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. (Tristanto, A. (2020).

1) Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan dilakukan melalui beberpa


kegiatan :

 Promosi Kesehatan;

 Surveilans Kesehatan;

 Pengendalian Faktor Risiko;

 Penemuan Kasus;

 Penanganan Kasus;

 Pemberian Kekebalan (Imunisasi)

 Pemberian Obat Pencegahan Secara Massal;

2) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;(PHBS);  paling sedikit berupa:

 Cuci Tangan Pakai Sabun (Ctps);

 Pemberantasan Jentik Nyamuk;

 Menggunakan Air Bersih Untuk Keperluan Rumah Tangga;

 Mengkonsumsi Makanan Gizi Seimbang;

 Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari;

 Menggunakan Jamban Sehat;

 Menjaga Dan Memperhatikan Kesehatan Reproduksi; Dan

 Mengupayakan Kondisi Lingkungan Yang Sehat.

3) Mengurangi Kontak.

Pencegahan penyakit menular dapat diupayakan melalui perilaku mengurangi


kontak; yaitu mengurangi kontak dengan orang yang sakit dan mengurangi kontak dengan
binatang pembawa penyakit. Perilaku mengurangi kontak anatara lain : mengenakan
masker, menjaga jarak, dan tidak mengunjungi tempat yang sedang terdapat wabah. (Oey-
Gardiner, M., & Abdullah, M. A. (2021). 

Pengendalian faktor risiko ditujukan untuk memutus rantai penularan dengan cara:
perbaikan kualitas media lingkungan; pengendalian vektor dan binatang pembawa
penyakit; rekayasa lingkungan. Sedangkan pemberian vaksin untuk mencegah dan
menangkal terjadinya penyakit tertentu. Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang terhadap suatu antigen, sehingga jika terpapar olen antigen yang sama tidak
terjadi infeksi.

Pencegahan dengan vaksin relatif lebih baik; namun proses pembuatan vaksin sejak
munculnya penularan atau infeksi; cukup lama dan punya perjalanan panjang dengan
berbagai tahapan. Pembuatan vaksin selain memakan waktu yang lama juga memerlukan
biaya tinggi, dimulai dengan identifikasi virus atau mikroorganisme, pembuatan,
percobaan pada hewan, percobaan pada manusia, sampai dinyatakan aman untuk
digunakan sebagai vaksin. (Syafri, N. F. F. (2021).

2.6 Penyakit Menular Covid-19

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal
dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari Coronavirus yang menular ke manusia.
Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai dari lansia (golongan usia lanjut), orang
dewasa, anak-anak dan bayi, sampai ibu hamil dan ibu menyusui. Coronavirus adalah
kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam


kelompok Coronavirus adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus
dari kelompok yang sama, yakni Coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Jika dilihat berdasarkan usia, kelompok usia >60 tahun memiliki persentase angka
kematian yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya. Sedangkan, bila dilihat dari
jenis kelamin, 52,3 % penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 47,7%
sisanya adalah perempuan.

Meski jumlah kematian akibat COVID-19 tergolong tinggi, angka kesembuhan dari
COVID-19 juga terus bertambah. Data terakhir menyebutkan, jumlah penyintas atau orang
yang pernah terinfeksi virus Corona kemudian sembuh adalah 5.462.344 orang.

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu


demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat
hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita COVID-19 dengan gejala berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, atau nyeri dada.
Keluhan tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona.

Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius), batuk kering, sesak napas. Ada
beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang,
yaitu: Diare, Sakit kepala, Konjungtivitis, Hilangnya kemampuan mengecap rasa, Hilangnya
kemampuan untuk mencium bau (anosmia), dan Ruam di kulit

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus Corona bisa
mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini disebut happy
hypoxia.
BAB III
PEMBAHASAN

Peningkatan pengetahuan masyarakat terkait covid-19 dapat digaungkan melalui


penyuluhan secara berkala dengan menggunakan ragam media. Melalui penyuluhan langsung,
iklan layanan masyarakat, televisi, billboard, poster, maupun spanduk yang diletakkan di
ruang publik atau sepanjang jalan.
Peningkatkan peran serta masyarakat dengan meningkatkan kesadaran masyarakat
sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat dilakukan
dengan metode kegiatan yaitu:
1) Survey dengan cara melakukan screening pemeriksaan kesehatan terutama untuk screening
kasus
2)Pendidikan masyarakat dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya
peningkatan pengetahuan, pemahaman serta kesadaran tentang penyakit tidak menular (PTM),
3) Pelatihan dengan melakukan demonstrasi keterampilan melakukan terapi modalitas
(pemanfaatan pengobatan NonFarmokologi).
Selain itu, ada beberapa cara lain mengoptimalkan peran serta masyarakat yaitu :
a). Melalui paksaan
Optimalisasi peran serta masyarakat dengan paksaan yaitu memaksa masyarakat untuk
konstribusi dalam suatu program, baik melalui perundangundangan, peraturan-peraturan
maupun dengan perintah lisan saja. Cara ini akan lebih cepat hasilnya dan mudah. Tetapi
masyarakat akan takut, merasa dipaksa dan kaget, karna dasarnya bukan kesadaran
(awerenees), tetapi ketakutan. Akibatnya lagi masyarakat tidak akan mempunyai rasa
mememiliki terhadap program.

b). Melalui persuasi dan edukasi


Optimalisasi peran serta masyarakat dengan persuasi dan edukasi yaitu suatu
partisipasi masyarakat yang didasari pada kesadaran. Hal ini sepertinya sukar ditumbuhkan
dan akan membutuhkan waktu yang lama, tetapi bila tercapai maka hasilnya akan memiliki
dan rasa memelihara. Partisipasi dimulai dengan penerangan, pendidikan dan sebagainya, baik
secara langsung dan tidak langsung.
Nilai-nilai peran serta masyarakat merupakan suatu pendekatan atau jalan yang
terbaik untuk memecahkan masalah-masalah penanggulangan dan pencegahan Penyakit
menular. Terlebih dengan ikut berpartisipasinya masyarakat dalam programprogram
kesehatan, itu berarti diperolehnya sumber daya dan dana dengan mudah untuk melengkapi
fasilitas kesehatan mereka sendiri. Bila partisipasi itu berhasil, bukan hanya salah satu bidang
saja yang dapat dipecahkan, tetapi dapat menghimpun dana dan daya untuk memecahkan
masalah di bidang yang lain. Peran serta masyarakat akan membuat semua orang ikut belajar
bertanggung jawab terhadap perlindungan kesehatan tubuhnya sendiri.
BAB IV
SIMPULAN

Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
SARS-CoV-2. Coronavirus adalah kumpulan virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun,
virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam
kelompok Coronavirus adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus
dari kelompok yang sama, yakni Coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan
dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Strategi peningkatan pengetahuan masyarakat pada hakikatnya erat kaitannya dengan
bagaimana sinergitas kerjasama antar pihak yang terlibat pula dalam suatu program kesehatan.
Adapun metode yang dapat digunakan antara lain stimulus-organism-respon, atau dapat juga
melalui T-M-M atau Tau, mau, dan Mampu. Secara umum, peningkatan pengetahuan haruslah
dimulai dari penyuluhan pada masyarakat. Namun, dalam melakukan suatu hal seseorang
memang harus melalui sejumlah tahapan antara lain tau, mau, lalu mampu melakukan.
Masyarakat harus ditanamkan terlebih dahulu terkait pentingnya menjaga kesehatan terutama
dari bahaya penyakit menular dengan cara-cara yang kreatif dan tidak hanya penyuluhan
melalui lisan.
Misalnya membuat media iklan layanan masyarakat yang berkaitan dengan dampak
yang akan terjadi dari suatu penyakit menular yang kemudian ditayangkan di TV yang
berkaitan dengan covid-19, dipasang sebagai poster di ruang public, dan diviralkan melalui
sosial media sehingga akhirnya masyarakat tertarik untuk mengetahui apa isi informasi
tersebut. Setelah mengetahui tentang bahaya penyakit menular, masyarakat kemudian tentu
mau mencari informasi kembali tentang cara pencegahan agar tak sampai terjangkit penyakit
tersebut. Langkah terakhir, barulah masyarakat mau ikut melakukan tindakan pencegahan
tersebut karena telah mendapat banyak informasi dan pengetahuan terkait masalah yang akan
dihadapi jika penyakit tersebut dibiarkan saja.
Usai mau ikut melaksanakan, langkah selanjutnya yang juga harus dipikirkan ialah
bagaimana agar masyarakat tersebut ikut berpartsisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan
penyebaran pengetahuan terhadap masyarakat lainnya sehingg informasi yang disebarluaskan
dapat lebih merata dan program pencegahan yang dicanangkan dapat berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Sianturi, E., Pardosi, M., & Surbakti, E. (2019). Kesehatan Masyarakat. Zifatama Jawara.
Depkes, R. I. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Depkes Ri.
Sikome, J., Gosal, R., & Singkoh, F. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan
Kesehatan Lingkungan Di Desa Kisihang Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten
Sitaro. Jurnal Eksekutif, 1(1).
Nopiani, N. (2019). Implementasi Program Pembangunan Dibidang Kesehatan Dalam

Meningkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat. Jisip: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu


Politik, 8(3), 130-134.

Sumampouw, O. J. (2017). Pemberantasan Penyakit Menular. Deepublish.

Rajab, W., & Epid, M. (2009). Buku Ajar Epidemiologi U Mhsiswa Kebidanan. Egc.
Syafri, N. F. F. (2021). Five Level Of Prevention.
Tristanto, A. (2020). Peran Dinas Kesehatan Dalam Penanggulangan Wabah Difteri Di
Kelurahan Bandara Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda.
Oey-Gardiner, M., & Abdullah, M. A. (2021). Ragam Perspektif Dampak Covid-19. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Pratiwi, R. R., Artha, D. A., & Nurlaily, H. (2020). Analisa Yuridis Penetapan Covid 19
Sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan
di Indonesia. Inicio Legis, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai