Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

Nama : Sri Intan P.S

Kelas : 2 a

D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan Masalah.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

1. Konsep dasar epidemologi, penyakit menular dan penyakit tidak


menula……………………………………………...…………………….…….2

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

A. Kesimpulan.................................................................................................15

B. Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selawat
beserta salam semoga tercurah kepada junjungan kita baginda nabi besar
Muhammad SAW. Serta para keluarganya,para sahabatnya dan para pengikut
setianya sampai saat ini,amin.

Penulis mengucapkan terima kasih pada Ibuk Hj. Lili Dariani, SKM, M.
Kes atas arahan dan bimbingannya. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang turut membantu,baik secara moral maupun material
dalam proses penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut,penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna mewujutkan
makalah yang lebih baik dimasa mendatang.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan


pendapat manfaat terutama dapat memberikan kontribusi positif kepada para
pembaca.

Terima kasih

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang menimpa penduduk di
muka bumi ini. Berbagai batasan definisi tentang epidemiologi dari pakar/ ahli kesehatan. Secara
umum epidemiologi di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi (jumlah),
distribusi (penyebaran) dan determinant (faktor yang mempengaruhi) terjadinya masalah kesehatan pada
sekolompok orang atau masyarakat.

Penyakit menular dan penyakit tidak menular merupakan masalah kesehatan yang paling
sering menimpa penduduk dan merupakan faktor penyebab tingginya angka kematian/ mortalitas. Saat ini
di Indonesia, tingginya kasus penyakit menular maupun penyakit tidak menular menjadi beban
ganda dalam pelayanan kesehatan. Sehingga dengan demikian masalah ini masih menjadi tantangan
besar yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam pengembangan program-program kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan tersebut. Upaya pengendalian penyakit menular maupun penyakit menular
tidak akan teratasi dengan baik jika hanya bertumpu pada sektor kesehatan saja, sehingga
dibutuhkan peran lintas sektor pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan dan keterlibatan
seleuruh lapisan masyarakat karena suatu penyakit bisa terjadi disebabkanadanya penyebab multi
faktor.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah konsep dasar epidemologi, penyakit menular dan penyakit tidak
menular

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan permasalahan maka tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan mengenai konsep dasar epidemologi, penyakit menular dan penyakit tidak menular

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep dasar epidemologi, penyakit menular dan penyakit tidak menular

Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang menimpa penduduk di
muka bumi ini. Berbagai batasan definisi tentang epidemiologi dari pakar/ ahli kesehatan. Secara
umum epidemiologi di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi (jumlah),
distribusi (penyebaran) dan determinant (faktor yang mempengaruhi) terjadinya masalah kesehatan pada
sekolompok orang atau masyarakat.

Penyakit menular dan penyakit tidak menular merupakan masalah kesehatan yang paling
sering menimpa penduduk dan merupakan faktor penyebab tingginya angka kematian/ mortalitas. Saat ini
di Indonesia, tingginya kasus penyakit menular maupun penyakit tidak menular menjadi beban
ganda dalam pelayanan kesehatan. Sehingga dengan demikian masalah ini masih menjadi tantangan
besar yang harus dihadapi oleh pemerintah dalam pengembangan program-program kesehatan untuk
mengatasi masalah kesehatan tersebut. Upaya pengendalian penyakit menular maupun penyakit menular
tidak akan teratasi dengan baik jika hanya bertumpu pada sektor kesehatan saja, sehingga
dibutuhkan peran lintas sektor pemerintah, swasta, organisasi kemasyarakatan dan keterlibatan
seleuruh lapisan masyarakat karena suatu penyakit bisa terjadi disebabkanadanya penyebab multi
faktor.

A. Penyakit Menular

1. Pengertian

Definisi Penyakit menular atau biasa disebut dengan penyakit infeksisecara umum
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh suatu agent yang ditularkan dari manusia ke
manusia, binatang ke manusia, dengan cara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai
media. Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling
mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu lingkungan (enviroment), agen penyebab penyakit
(agent), dan pejamu (host), ketiga faktor penting ini biasa disebut segi tiga epidemiologi atau
trias epidemiologi (epidemiological triangel). Hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan
secara sederhana seperti timbangan, yaitu agen penyebab penyakit pada satu sisi dan pejamu
pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya. Bila agen dengan pejamu berada
dalam keadaan seimbang maka seseorang akan berada dalam keadaan sehat. Perubahan

2
keseimbangan akan menyebabkan seseorang sehat atau sakit. Penurunan daya tahan tubuh
akan menyebabkan bobot agen penyebab penyakit menjadi lebi berat sehingga seseoang
menjadi sakit. Demikian pula bila agen penyakit lebih banyak atau lebih ganas sedangkan
faktor pejamu tetap, maka bobot agen menjadi lebih berat. Sebaliknya jika daya tahan tubuh
seseorang baik atau meningkat maka ia akan dalam keadaan sehat. Apabila faktor lingkungan
berubah menjadi cenderung menguntungkan agen penyebab penyakit, maka orang akan sakit.
Pada prakteknya seseoarang menjadi sakit akibat pengaruh berbagai faktor baik lingkungan,
agen maupun pejamu (Widoyono,2011). Faktor tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1) Agen atau patogen; adalah penyebab penyakit. Agen penyebab penyakit menular
dikenal dengan agen Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular biologis
adalah mikroorganisme, unsur organisme hidup atau kuman penyebab terjadinya suatu
penyakit, contohnya: bakteri, virus, parasit dan jamur. Penting untuk mengetahui sifat-
sifat dari suatu agen penyakit menular untuk mengidentifikasi bagaimana upaya
pencegahan dan penangannya. Sifat-sifat yang dimaksud adalah bagaimana ukuran,
kemampuan suatu agen berkembangbiak yang dapat memberikan informasi tentang jumlah
mikrobadalam waktu tertentu, daya tahan agen terhadap suhu panas dan dingin serta
kematian agen.

2) Host atau pejamu adalah mahluk hidup baik manusia atau hewan yang menjadi tempat
persinggahan suatu penyakit. Karateristik pejamu yang berhubungan dengan kejadian
penyakit yaitu daya tahan tubuh, status gizi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
keturunan/hereditas, ras, selain itu ada beberapa karakteristik yang lain seperti jenis
kelamin dan umur.

3) Lingkungan adalah hal – hal yang berkaitan dan juga berada diluar individu baik manusia
maupun hewan yang dapat menyebabkan atau menjadi sumber penularan suatu penyakit.
Faktor lingkungan dapat dibedakan menajdi 2 yaitu lingkungan fisik dan lingkungna
non fisik. Faktor lingkungan fisik dapat berupa keadaan geografis suatu wilayah, suhu,
kelembapan udara dan lingkungan tempat tinggal. Sementara untuk faktor lingkungan
non fisik dapat meliputi faktor budaya seperti adat istiadat, ritual – ritual atau kebiasaan
secara turun temurun, faktor ekonomi, politik dan faktor sosial seperti pendidikan,
pekerjaan.

a. Krakteristik

3
Adapun karakteristik penyakit menular berdasarkan manifestasi klinik secara umum adalah
sebagai berikut :

1) Spektrum penyakit menular Terdapat beberapa manifestasi klinik pada proses penyakit
menular, yaitu dimulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat
disertai komplikasi dan berakhir cacat atau meninggal dunia. Pada fase akhir dari proses
penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal.

2) Infeksi Terselubung Infeksi terselubung merupakan suatu keadaan dimana penyakit tidak
nampak secara nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas akibatnya penegakan
diagnosisi harus dilakukan dengan cara tertentu. Dalam penegakan diagnosis dilakukan tes
seperti test tuberkolin, kultur teggorokan, pemeriksaan antibody dalam tubuh dan lain-
lain. Untuk mendapatkan perkiraan besar dan luasnya infeksi terselubung dalam
masyarakat maka perlu dilakukan pengamatan atau survei epidemiologis dan tes tertentu
pada populasi.

3) Sumber Penularan penyakit Sumber penularan adalah media yang menjadikan suatu penyakit
bisa menular kepada orang lain. Sumber penularan penyakit dapat melalui penderita,
pembawa kuman, binatang yang terinfeksi penyakit, vektor, tumbuhan, benda yang
terkontaminasi. Penyakit dapat menyerang manusia dengan beberapa cara diantaranya
dengan kontak langsung, melalui udara, melalui makanan/ minuman, melalui vektor,
keadaan penderita. Penyabab penyakit dapat menyerang manusia melalui berbagau cara
diantaranya; kulit atau mukosa, sslurang pernapasan, saluran pencernaan, salurang
urogenetalia, plasenta, suntikan, luka, serta interaksi penyakit dengan penderita.

b. Cara Penularan Penyakit

Ada berbagai cara agen untuk berpindah dari pejamu yang satu ke penjamu yang lain, atau
keluar dari pejamu untuk menginfeksi pejamu lainnya yang rentan. Secara umum cara penularan
penyakit dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Penularan langsung atau penularan dari manusia ke manusia yang lain, yaitu
perpindahan agen atau patogen secara langsung dan segera dari pejamu ke penjamu yang
lain yang lebiih rentan. Adapun penularan terjadi melalui kontak fisik, contohnya
kontaminasi melalui sentuhan tangan dengan tangan, kulit dengan kulit, melalui mata,
hidung, mulut, dan hubungan seksual.

4
2) Penularan tidak langsung yaitu penularan yang terjadi karena adanya perpindahkan agen
atau patogen melalui perantara ke pejamu yang rentan. Ada berbagai perantara atau
mediator pembawa agen penyakit yaitu fomite atau benda mati (obyek yang di sentuh
oleh penderita/pembawa agen/patogen), vektor, partikel debu di udara, udara yang
beredar membawa kuman, droplet, air, makanan, transmisi fecal oral (perpindahan partikel
tinja yang mengandung patogen ke mulut). Penularan tidak langsung terjadi melalui
beberapa cara yaitu sebagai berikut:

a) Penularan airborne, terjadi melalui percikan droplet atau partikel debu membawa
patogen ke pejamu. Penularan ini biasanya terjadi ketika seseorang batuk,
berbicara, bersin, percikan droplet yang mengandung patogen ke udara dan
dihirup oleh orang yang rentan, atau ketika droplet terbawa melalui saluran
pendingin ruangan atau disebar melalui kipas angin ke seluruh ruangan dalam
gedung. Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui udara yaitu Salesma,
Influenza, Chickenpox, Mumps (gondongan), Campak, Pertussis, Tuberculosis,
cacar air, antrax, difteri dan Covid 19.

b) Penularan waterborne, terjadi ketika agen atau patogen terbawa dalam media air
seperti sumber air minum, atau pada sungai, danau, rawa, kolam renang yang
digunakan oleh manusia untuk berenang atau untuk kebutuhan rumah tangga.
Jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui media air yaitu Diare,
Gastroenteritis, Typhoid, Disentri, Kolera, Meningitis, Hepatitis, Polio,
Paratyphus, Dysentrie amoeba, Balantidiasis, Giardiasis Ascariasis,
Chlonorchiasis, Diphylobothriasis, Taeniasis, Schistosomiasis, dan Leptospirosis.

c) Penularan vehicleborne terjadi karena adanya kontaminasi agen atau patogen


pada barang/ benda/obyek seperti peralatan makan, pakaian, peralatan cuci,
botol, instrumen bedah, paralatan laboratorium, peralatan infus/transfusi dan
sebagainya. Beberapa jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui perantara
barang/benda/obyek yaitu hepatitis A, demam thypoid, cryptosporodiosis, Hepatitis
B & C, HIV/AIDS, dll.

d) Penularan Vektorborne, terjadi apabila agen/ patogen berupa parasit, virus dan
bakteri ditularkan melalui vektor. Vektor merupakan jenis mahluk hidup selain
manusia pembawa agen/patogen yang menularkan ke manusia atau hewan.
Penularan melalui kotoran, gigitan dan cairan tubuh yangs secara langsung

5
atau tidak melalui kontaminasi makanan atau minuman. Jenis vektor yaitu
nyamuk (aedes, anopheles,culex), siput air, lalat, kutu, kutu rambut,
tikus,mencit, lalat pasir, serangga triatom, lalat tsetse. Jenis penyakit yang
dapat ditularkan melalui vektor adalah Chikungunya, Demam Berdarah Dengue
(DBD), Filariasis, Demam kuning, Malaria, Ensefalitis Jepang, Demam West
Nile, Schistosomiasis(bilharziasis), Onchocerciss, Tungiasis, Tifus, Penyakit
Lyme, Demam berulang (borreliosis), Penyakit Rickettsial, Penyakit Tularemia
Chagas (trypanosomiasis Amerika), dan Penyakit tidur (trypanosomiasis Afrika).

c. Aspek Penularan Penyakit

Penyakit menular memiliki sifat – sifat penularan yaitu sebagai berikut:

1. Waktu generasi (generation time) Waktu generasi adalah waktu antara masuknya
penyakit pada pejamu sampai masa kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk
menularkan penyakit. Masa ini sangat penting untuk diketahui dalam mempelajari
proses penularan suatu penyakit. Waktu generasi inni berbeda dengan masa
tunas.Perbedaanya adalah masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab
sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada gejala
penyakit yang terselubung atau tidak nampak. Sementara waktu generasi
merupakan waktu masuknya unsur penyebab penyakit sehingga timbulnya
kemampuan penyakit untuk menularkan kepada pejamu yang laun tanpa gejala
klinik atau terselubung.

2. Kekebalan kelompok (Herd immunity) Kekebalan kelompok merupakan tingkat daya


tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur
penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu
anggota kelompok tersebut. H Immunity merupakan faktor utama dalam proses
kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok
penduduk tertentu.

3. Angka serangan (Attack Rate) Angka serangan (Attack Rate) adalah sejumlah kasus
yang berkembang atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu di kalangan anggota
kelompok yang mengalami kontak serta memiliki risiko atau kerentanan terhadap
penyakit tersebut. Formula angak serangan ini adalah banyaknya kasus baru (tidak
termasuk kasus pertama) dibagi dengan banyaknya orang yang peka dalam satu

6
jangka waktu tertentu. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat
penularan dan tingkat keterancamam dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep
keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu
dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok populasi tertentu merupakan unit
epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.

d. Spektrum Penyakit Menular

Adapun pola penyebaran penyakit menular adalah sebagai berikut:

1) Epidemi atau wabah atau kejadian Luar Biasa (KLB) adalah munculnya suatu
penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber tunggal yang menyerang satu
kelompok, populasi, masyarakat atau wilayah yang jumlah kasusnya (kasus baru)
melebihi jumlah kasus sebelumnya atau prevalesi sebelumnya. Contohnya flu
burung (H5N1) di Indonesia pada 2012, Ebola di Republik Demokratik Kongo
(DRC) pada 2019.

2) Endemi: adalah suatu keadaan dimana berlangsungnya suatu penyakit pada kelompok
masyarakat atau wilayah secara terus mnnerus, atau prevalensi suatu penyakit yang
biasa berlangsung di suatu wilayah atau kelompok terterntu. Contohnya adalah
malaria yang endemis di daerah - daerah tertentu seperti papua. Pandemi adalah
epidemi yang menyebar atau meluas di seluruh dunia atau hampir diseluruh dunia
yang melintasi negara dan benua. Contohnya HIV/AID, Flu, Covid 19 yang
kasusnya menyebar di hampir atau seluruh dunia.

3) Sporadik adalah suatu keadaan penyakit yang ada di wilayah tertentu dan
prekuensinya berubah – ubah menurut waktu tertentu. Contohnya pada kasus
penyaklit DBD yang meningkat kasusnya pada musim pancaroba.

e. Upaya Pencegahan dan Penanaganan Penyakit Menular

1. Upaya pencegahan Pencegahan penyakit menular bertujuan untuk mencegah atau


menghalangi terjadinya dan perkembangan suatu penyakit sebelum terjadi atau
mengalami tingkat keparahan. Ada tiga tahapan pencegahan penyakit menular sesuai
dengan konsep pencegahan dalam ilmu kesehatan masyarakat yaitu:

a) Pencegahan primer Pencegahan primer atau pencegatan tingkat pertama


merupakan upaya untuk mencegah sebelum penyakit menular terjadi. Ada tiga

7
aspek utama upaya pencegahan meliputi upaya promosi kesehatan, pendidikan
kesehatan dan perlindungan kesehatan. Upaya pencegahan primer sejatinya
perlu di fokuskan pada pengendalian faktor perilaku atau mengubah faktor
perilaku individu/masyarakat dan melakukan pengendalian lingkungan.
Berbagai upaya dapat dilakukan seperti melakukan perubahan gaya hidup;
pemenuhan gizi seimbang; perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS));
pengendalian sumber infeksi/agen/ patogen seperti sanitasi lingkungan
(mengelola sampah dan limbah baik organik maupun non organik, penyediaan
air bersih); dan imunisasi.

b) Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua


adalah segala upaya yang dilakukan pada saat sakit untuk dapat menghentikan
atau memperlambat perkembangan suatu penyakit menular. Upaya pencegahan
yaitu untuk menemukan status patogenik, diagnosis dini serta pengobatan yang
cepat dan tepat. Salah satu bentuk upaya pencegahan sekunder adalah program
skrining penyakit menular. Program ini sangat baik dilaksanakan pada acara-
acara kesehatan, acara teprogram seperti pada kegiatan puskesmas keliling,
atau program khusus disebuah institusi pemerintah maupun swasta yang
tujuannya untuk deteksi dini, perujukan dan pengobatan secara cepat dan tepat
untuk menyembuhkann ataupun menghentikan perkembangan suatu penyakit
sedini mungkin.

c) Pencegahan tersier Pencegahan tersier atau pencegahan tingkat ketiga


merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecatatan atau
kematian serta mencegah terulannya kembali penyakit menular. Pencegahan
tersier juga meliputi pembatasan pada segala ketidakmampuan dengan
menyediakan upaya rehabilitatif dari munculnya efek dari suatu penyakit, baik
berupa cedera maupun munculnya ketidakmampuan dan menimbulkan kerusakan
baik kecatatan fisik, psikis maupun sosial akibat penyakit menular.Upaya
rehabilitatif merupakan upaya yang dilakukan untuk memulihkan seseorang
dari sakit sehingga menjadi manusia yang lebih produktif , berdaya guna dan
memberikan kualitas hidup yang lebih baik sesuai dengan tingkatan penyakit
dan ketidakmampuan/ kecatatannya.

8
2. Upaya Penanggulangan

Upaya penanggulangan penyakit menular dilakukan untuk menekan seminimal mungkin


kejadian penyakit menular dalam masyarakat sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan
yang lebih besar dan menimbulkan terjadinya wabah penyakit menular. Upaya penanggulangan
penyakit menular dapa meluputi upaya dibawah ini:

a) Penanggulangan langsung pada sumber penularan Sumber penularan (reservoir)


merupakan faktor yang utama dalam rantai penulatan penyakit menular. Contoh
Sumber penularan bisa terdapat pada binatang yang terinfeksi penyakit, sehingga
upaya untuk mengatasi penularan adalah dengan memusnahkan binatang yang
terinfeksi serta melindungi binatang lainnya dari penyakit tersebut (imunisasi dan
pemeriksaan berkala). Selain itu sumber penularan yang lain adalah dari menuasia,
sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan isolasi dan karantina serta menjalani
pengobatan.

b) Penanggulangan ditujukan pada cara penularan Salah satu penularan penyakit menular
dapat terjadi dengan cara ditularkan melalui udara. Upaya yang bisa dilakukan adalah
desinfeksi udara dengan bahan kimia atau dengan sinar ultra violet serta perbaikan
sistem ventilasi serta aliran udara dalam ruangan.

c) Penanggulangan ditujukan pada penjamu yang potensial Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya penyakit menular ada penjamu potensial adalah tingkat
kekebalan (imunitas) serta tingkat kerentanan/kepekaan yang pengaruhi oleh status
gizi, keadaan umum serta faktor genetika. Salah atu upaya untuk menangani hal
tersbut adalah perbaikan status gizi, dan peningkatan kekebalan aktif pada penjamu
dengan pemberian vaksinasi.

2. Penyakit Tidak Menular

a. Pengertian

Ada beberapa istilah tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) diantaranya disebut juga
dengan penyakit kronis, penyakit degeneratif dan penyakit non infeksi. Penyakit tidak
menular adalah suatu penyakit yang tidak ditularkan dari individu ke individu yang lain.
Aikins (2016) mendefinisikan penyakit tidak menular dengan sebutan chronic non-

9
communicable disease (NCDs), yaitu penyakit non infeksi yang berlangsung seumur hidup dan
membutuhkan pengobatan dan perawatan jangka panjang.

b. Karakteristik Penyakit tidak Menular

1. Agent

Agen penyakit tidak menular adalah penyebab timbulnya suatu penyakit menular.
Penyebab terjadinya penyakit tidak menular dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Kelompok agent pada penyakit menular terdiri dari agent fisik, kimia, psikologi, zat gizi
dan kekuatan mekanik yang dapat menimbulkan cedera.

a) Agen fisik; contohnya suhu, radiasi bising, getaran, tekanan udara

b) Agent Kimia; contohnya debu, gas, uap, asap, cairan kimiawi, obat – obatan, limbah
industri, pestisida.

c) Agent zat gizi mengacu pada komponen diet seperti ketidakseimbangan konsumsi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.

d) Agent mekanik; contohnya hal yang dapat menyebabkan terjadinya cedera seperti
kecelakaan lalu lintas

2. Reservoir Reservoir pada penyakit tidak menular merupakan benda mati seperti tanah,
udara, air batu dan sebagainya dimana agent dapat tinggal dan berkembang.

3. Keterkaitan Agent dan Host/ penjamu

a) Fase Kontak : Fase kontak merupakan terjadinya kontak antara agen dan host yang
dipengaruhi oleh lamanya kontak antara agen dan host, dosis, dan patogenesis

b) Fase Akumulasi Fase akumulasi merupakan fase dimana host/ penjamu telah
terpapar dengan agen dalam dalam waktu yang lama dan secara terus-menerus

c) Fase Subklinis Pada fase subklinis belum muncul gejala/sympton dan tanda/sign
namun telah terjadi kerusakan pada jaringan yang tergantung pada Jaringan yang
terkena, Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat) dan Sifat
kerusakan (reversiblle dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)

10
d) Fase Klinis Pada fase klinis terjadi reaksi pada host dengan menimbulkan
manifestasi (gejala dan tanda).

4. Cara host/penjamu mengalami keterpaparan Agent penyakit

a) Melalui sistem pernafasan,

b) Sistem digestiva,

c) Sistem integumen/kulit dan

d) Sistem vaskuler (Darmawan, 2016).

c. Jenis Penyakit Tidak Menular

Terdapat berbagai jenis penyakit tidak menular. Empat jenis PTM utama menurut
WHO dalam Riskesdas (2013) adalah penyakit kardiovaskular (penyakit jantung koroner,
stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan
diabetes. Jenis penyakit tidak menular yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia
sebagai berikut:

1) Stroke; adalah penyakit pada otak berupa gangguan fungsi syaraf lokal dan/atau
global, munculnya mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada
stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan
syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain: kelumpuhan wajah atau anggota
badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas, mungkin perubahan kesadaran,
gangguan penglihatan, dan lain-lain

2) Penyakit Jantung Koroner; adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung
kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Secara
klinis, ditandai dengan nyeri dada atau terasa tidak nyaman di dada atau dada
terasa tertekan berat ketika sedang mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-
buru pada saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh.

3) Diabetes Melitus; adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan


gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa
darah di atas nilai normal. Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme
glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. Ada 2
tipe diabetes melitus yaitu diabetes tipe I/diabetes juvenile yaitu diabetes yang

11
umumnya didapat sejak masa kanak-kanak dan diabetes tipe II yaitu diabetes
yang didapat setelah dewasa.

4) Hipertensi/Tekanan darah tinggi; adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di


pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung
bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan
nutrisi tubuh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90
mmHg atau lebih, atau keduanya. Adapun penggolongan hipertensi berdasarkan
tingkat keparahan penyakit yaitu hipertensi ringan: 140-159 mmHg 90-99
mmHg (Stadium 2), hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Stadium 3), hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119 mmHg (Stadium 4) dan
hipertensi maligna : 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih. Klasifikasi
Penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-organ
vital seperti jantung

5) Kanker; adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus


bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati). Sel kanker dapat menyusup
ke jaringan sekitar dan dapat membentuk anak sebar. Penyakit kanker dengan
jumlah kasus tertinggi penyebab kematian pada wanita adalah penyakit kanker
payudara dan penyakit kanker rahim.

6) PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik); adalah penyakit kronis saluran napas
yang ditandai dengan hambatan aliran udara khususnya udara ekspirasi dan
bersifat progresif lambat (semakin lama semakin memburuk.

7) Asma; merupakan gangguan inflamasi kronis di jalan napas. Dasar penyakit ini
adalah hiperaktivitas bronkus dan obstruksi jalan napas. Gejala asma adalah
gangguan pernapasan (sesak), batuk produktif terutama pada malam hari atau
menjelang pagi, dan dada terasa tertekan. Gejala tersebut memburuk pada
malam hari, adanya alergen (seperti debu, asap rokok) atau saat sedang
menderita sakit seperti demam. Gejala hilang dengan atau tanpa pengobatan.

8) Penyakit ginjal; adalah kelainan yang mengenai organ ginjal yang timbul akibat
berbagai faktor, misalnya infeksi, tumor, kelainan bawaan, penyakit metabolik
atau degeneratif, dan lain-lain. Kelainan tersebut dapat mempengaruhi struktur

12
dan fungsi ginjal dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Penderita penyakit
ginjal akanmerasa nyeri, mengalami gangguan berkemih, dan lain-lain.
Terkadang pasien penyakit ginjal tidak merasakan gejala sama sekali. Pada
keadaan terburuk, pasien dapat terancam nyawanya jika tidak menjalani
hemodialisis (cuci darah) berkala atau transplantasi ginjal untuk menggantikan
organ ginjalnya yang telah rusak parah

d. Faktor Risiko Penyakit tidak menular

Etiologi atau penyebab utama penyakit tidak menular sampai saat ini belum dapat
dijelaskan secara pasti. Terdapat berbagai faktor yang dapat menimbulkan kerentangan pada
host/ penjamu dalam hal ini manusia untuk mengalami penyakit tidak menular, dimana
faktor tersebut disebut dengan faktor risiko. Berdasarkan berbagai penelitia atau kajian ilmiah
ada banyak faktor risiko dapat menyebabkan terjadinya penyakit tidak menular atau penyakit
kronis. Faktor risiko tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Faktor risiko yang tidak dapat di intervensi atau tidak dapat dimodifikasi seperti
usia, jenis kelamin dan riwayat keturunan/genetik

2) Faktor risiko yang dapat di intervensi atau dapat dimodifikasi, faktor ini sangat
terkait dengan perilaku diantaranya pola makan yang tidak seimbang, gaya hidup,
kurang aktifitas fisik, stress, obesitas, merokok, mengkonsumsi alkohol,
mengkonsumsi narkoba, terpapar radiasi atau agent kimiawi, dan sebagainya.
Selain itu terdapat faktor risiko lingkungan yang turut mempengaruhi kejadian
penyakit tidak menular yaitu sosial ekonomi, budaya, modenisasi, polusi,
globalisasi dan lain-lain.

e. Upaya pencegahan dan pengendalian Penyakit tidak menular

Secara Umum upaya pencegahan penyakit tidak menular dapat dilakukan dengan
menerapkan pola hidup sehat dan menghindari faktor risiko penyebab penyakit tidak menular
seperti tidak merokok, rajin konsumsi sayur dan buah, membatasi konsumsi garam, gula,
lemak secara berlebihan, rutin melakukan aktifitas fisik, tidak mengonsumsi alkohol dan
narkoba, tidak merokok, mengelola atau mengendalikan stress, serta menjaga lingkungan
tetap sehat. Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam mencegah dan
mengendalikan tingginya angka kejadian penyakit tidak menular di Indonesia melalui
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI (2019),

13
diataranya yaitu upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif secara komprehensif
seperti dibawah ini:

1) Menyebarluaskan secara masif sosialisasi pencegahan dan pengendalian faktor


risiko PTM kepada seluruh masyarakat.

2) Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui penerapan budaya perilaku


CERDIK (Cek kondisi kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat yang cukup dan
Kendalikan stress)

3) Melakukan deteksi dini dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM baik di
Posbindu maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.

4) Melakukan penguatan tata laksana kasus sesuai standar.

5) Meningkatkan program peningkatan kualitas hidup (perawatan paliatif) sesuai


ketentuan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang menimpa penduduk di
muka bumi ini. Berbagai batasan definisi tentang epidemiologi dari pakar/ ahli kesehatan. Secara
umum epidemiologi di definisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang frekuensi (jumlah),
distribusi (penyebaran) dan determinant (faktor yang mempengaruhi) terjadinya masalah kesehatan pada
sekolompok orang atau masyarakat.

Definisi Penyakit menular atau biasa disebut dengan penyakit infeksisecara umum adalah suatu
penyakit yang disebabkan oleh suatu agent yang ditularkan dari manusia ke manusia, binatang ke
manusia, dengan cara langsung maupun tidak langsung melalui berbagai media. Penyakit menular
merupakan hasil perpaduan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Faktor tersebut yaitu
lingkungan (enviroment), agen penyebab penyakit (agent), dan pejamu (host), ketiga faktor penting
ini biasa disebut segi tiga epidemiologi atau trias epidemiologi (epidemiological triangel). Hubungan
ketiga faktor tersebut digambarkan secara sederhana seperti timbangan, yaitu agen penyebab penyakit
pada satu sisi dan pejamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya. Bila agen dengan
pejamu berada dalam keadaan seimbang maka seseorang akan berada dalam keadaan sehat.
Perubahan keseimbangan akan menyebabkan seseorang sehat atau sakit. Penurunan daya tahan
tubuh akan menyebabkan bobot agen penyebab penyakit menjadi lebi berat sehingga seseoang
menjadi sakit. Demikian pula bila agen penyakit lebih banyak atau lebih ganas sedangkan faktor
pejamu tetap, maka bobot agen menjadi lebih berat. Sebaliknya jika daya tahan tubuh seseorang baik
atau meningkat maka ia akan dalam keadaan sehat. Apabila faktor lingkungan berubah menjadi
cenderung menguntungkan agen penyebab penyakit, maka orang akan sakit. Pada prakteknya
seseoarang menjadi sakit akibat pengaruh berbagai faktor baik lingkungan, agen maupun pejamu
(Widoyono,2011).

Ada beberapa istilah tentang Penyakit Tidak Menular (PTM) diantaranya disebut juga dengan
penyakit kronis, penyakit degeneratif dan penyakit non infeksi. Penyakit tidak menular adalah suatu
penyakit yang tidak ditularkan dari individu ke individu yang lain. Aikins (2016) mendefinisikan
penyakit tidak menular dengan sebutan chronic non-communicable disease (NCDs), yaitu penyakit non
infeksi yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan pengobatan dan perawatan jangka panjang.

15
B. Saran

Demikianlah makalah ini saya buat, Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, tolong di sampaikan kepada saya.Apa bila terdapat
kesalahan mohon dapat maafkan Dan memakluminya, karna saya hanya hamba allah yang tak
luput dari salah, khilap,alfa dan dosa

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/
357575601_EPIDEMIOLOGI_PENYAKIT_MENULAR_DAN_PENYAKIT_TIDAK_MENUL
AR
1. Aikins., Ama,G., & Charles,A. (2016). “Introduction: Addrressing the Choronic Non-
communicable Disease Burden in Low-and-Middle-income Countries”. London: CAB
Publishing.
2. Anonim. Penyakit Tidak Menular (PTM), Penyebab dan Pencegahannya
https://www.krakataumedika.com/info-media/artikel/penyakit-tidak-menular-ptm-penyebab-
dan-pencegahannya. (diakses tanggal 21 Juli 2021)
3. Darmawan, A. ( 2016) Epidemiologi Penyakit Menular Dan Penyakit Tidak Menular. JMJ,
Vol 4, No 2, Hal: 195 – 20
4. Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. (2019).
Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
5. Irwan. (2017). Epidemiologi Penyakit Menular.yogyakarta : CV.Absolute Media.
6. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
7. Marcelin,R.N. (2021). Bedanya Endemi, Epidemi, dan Pandemi (unair.ac.id).
https://ners.unair.ac.id (diakses tanggal 19 Juli 2021)
8. Sudayasa,P.I. et.al. (2020). Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada
Masyarakat Desa Andepali Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe . Journal of
Community Engagement in Health. Vol.3 No.1. Page.60-66. ISSN: 2620-3758 (print); 2620-
3766 (online). http:jceh.org
9. Thomas,C. T. (2005). Epidemiologi Suatu Pengantar, edisi 2. Jakarta : EGC
10. World Health Organisation (WHO). (2020).Vector-borne diseases.
https://www.who.int/news-room/fact-
Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular | 47 sheet/detai/ Vector-borne
diseases 2020 (diakses tanggal 18 Juli 2021)

17
11. Widoyono. (2011). Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2011.

18

Anda mungkin juga menyukai