Disusun oleh:
Alhamdulillah, Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah Swt., karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai
secara tepat waktu. Makalah ini berjudul “Epidemiologi Penyakit Tidak Menular”.
karena makalah ini berisi materi mengenai definisi penyakit tidak menular, faktor –
faktor resiko penyakit tidak menular, karakteristik penyakit tidak menular, serta usaha
pencegahan penyakit tidak menular.
Terimakasih kami ucapkan kepada ibu dr. Rani Kusumaningrum, M.MRS
selaku dosen pengampu pada mata kuliah epidemiologi. Serta seluruh pihak yang
sudah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penyusunan kata, sehingga kami membuka dan menerima kritik dan saran bagi
seluruh pembaca.
Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 DEFINISI EPIDEMIOLOGI...........................................................................2
2.2 MANFAAT EPIDEMIOLOGI........................................................................2
2.3 ISTILAH PENYAKIT TIDAK MENULAR..................................................2
2.4 PERANAN DAN PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI DALAM PENYAKIT
TIDAK MENULAR...................................................................................................2
2.5 KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR..................................3
2.6 KARAKTERISTIK PENYAKIT TIDAK MENULAR..................................5
2.7 PERBEDAAN PENYAKIT MENULAR DENGAN TIDAK MENULAR...5
2.8 JENIS-JENIS PENYAKIT TIDAK MENULAR............................................5
2.9 UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR.........6
2.10 TRANSISI DEMOGRAFI PENYAKIT TIDAK MENULAR.......................6
2.11 TRANSISI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR..................7
2.12 RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT.............................................................7
BAB III.........................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................10
KESIMPULAN............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari epidemiologi.
2. Untuk menambah wawasan para pembaca mengenai istilah istilah serta jenis
jenis penyakit tidak menular.
3. untuk mengetahui upaya upaya dalam pencegahan penyakit tidak menular
4. untuk mengetahui peranan serta pendekatan epidemiologi dalam penyakit
tidak menular.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Peranan dan pendekatan epidemiologi dalam penyakit tidak menular :
a. Peranan
1. Mengetahui distribusi PTM didalam masyarakat.
2. Mengetahui penyebab tingginya distribusi PTM dalam suatu
masyarakat
3. Menentukan pilihan prioritas dalam menangani masalah PTM
b. Pendekatan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Tujuan dari pendekatan Epidemiologi Penyakit tidak menular ini
adalah untuk mengetahui distribusi dan factor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya PTM atau mengetahui faktor determinantnya. Distribusi ini
diarahkan untuk melihat beban dari PTM, trend yang meningkat, frekuensi
melalui Rate, Ratio dan proporsi. Pendekatan epidemiologi dalam PTM
tidak terlepas dari dasar segitiga epidemiologi (person, place, time),
disamping melihat populasi dan determinant.
Sebagaimana umumnya penelitian epidemiologi, penelitian untuk
penyakit tidak menular dikenal juga adanya penelitian Observasional dan
Eksperimental. Namun karena waktu berlangsungnya yang lama, maka
umumnya penelitian PTM merupakan penelitian Observasional.
3
1. Agent
a. Agent dapat berupa (non living agent) :
1. Kimiawi
2. Fisik
3. Mekanik
4. Psikis
b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang
paling sederhana sampai yang komplek (mulai molekul sampai zat-
zat yang komplek ikatannya)
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan
lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari agent tersebut
d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan
yang berbeda-beda dinyatakan dalam skala pathogenitas).
Pathogenitas Agent : kemampuan / kapasitas agent penyakit untuk
dapat menyebabkan sakit pada host.
e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan
antara lain :
1. Kemampuan menginvasi / memasuki jaringan
2. Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan irreversible
3. Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif
2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah,
udara, air batu dll) dimana agent dapat hidup, berkembang biak dan
tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent
adalah benda mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan
agent tidak berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan.
3. Relasi Agent – Host
a. Fase Kontak
Adanya kontak antara agent dengan host, tergantung :
- Lamanya kontak
- Dosis
- Patogenitas
b. Fase Akumulasi pada jaringan
Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus.
c. Fase Subklinis
Pada fase subklinis gejala/sympton dan tanda/sign belum muncul.
Telah terjadi kerusakan pada jaringan, tergantung pada :
- Jaringan yang terkena
- Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
- Sifat kerusakan (reversible dan irreversible/ kronis, mati dan
cacat)
4
d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan
menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda).
5
minuman 18. Alzheimer 29. Katarak
7. Sariawan 19. Varises 30. Penyakit jiwa
8. Rematik 20. Keloid
9. Stroke
10. Kanker
Tahap 1: angka kelahiran dan kematian yang tinggi sekitar 40-50. Pada tahap
ini, kelahiran tidak terkendali, kematian bervariasi tiap tahunnya. Kelaparan
merajalela bersamaan dengan penyakit menular yang menimbulkan
kematian.Tahap ini identik dengan “masa penyakit pes” dan kelaparan
merajalela pada transisi epidemiologi.
Tahap 2: angka kematian menurun akibat adanya penemuan obat baru dan
anggaran kesehatan diperbesar. Namun angka kelahiran tetap tinggi sehingga
pertumbuhan penduduk meningkat dengan pesat.
6
Tahap 3: angka kematian terus menurun tetapi tidak secepat pada tahap 2.
Angka kelahiran mulai menurun akibat urbanisasi, pendidikan, dan peralatan
kontrasepsi yang makin maju tahap2 dan 3 identik dengan “ masa ketika
pandemic dan penyakit menular mulai menghilang” pada transisi
epidemiologi.
7
stimulus dan manusia
3) Interaksi awal antara faktor –faktor host, agent dan environment
disebut periode prepathogenesis
Pathogenesis
Mulai saat terjadinya terjadinya kelainan /gangguan pada tubuh
manusia akibat interaksi antara stimulus penyakit dengan manusia
sampai terjadinya : kesembuhan, kematian, kronik dan cacat.
Pada pembahasan diatas tidak dijelaskan tentang kondisi orang
sebelum terinfeksi, tetapi mempunyai resiko untuk terkena suatu
penyakit. Untuk mengatasi kekurangan ini, perjalanan penyakit
dikembangkan menjadi :
a. Fase Suseptibilitas (Tahap Peka)
1. Pada fase ini penyakit belum berkembang, tapi
mempunyai faktor resiko atau predisposisi untuk
terkena penyakit . Faktor resiko tersebut dapat berupa :
a) Genetika /etnik
b) Kondisi fisik, misalnya : kelelahan, kurang tidur
dan kurang gizi.
c) Jenis kelamin : Wanita mempunyai resiko lebih
tinggi untuk terkena penyakit Diabetes
mellitus dan reumatoid artritis dibandingkan
dengan pria dan sebaliknya pria mempunyai
resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan
hipertensi dibandingkan wanita.
d) Umur : Bayi dan balita yang masih rentan
terhadap perubahan lingkungan mempunyai
resiko yang tinggi terkena penyakit infeksi
sedangkan pada usia lanjut mempunyai resiko
untuk terkena penyakit jantung dan kanker.
e) Kebiasaan hidup : Kebiasaan hidup yang kurang
sehat seperti merokok mempunyai resiko untuk
terkena penyakit jantung dan karsinoma paru-
paru.
f) Sosial ekonomi : Tingkat sosial ekonomi yang
rendah mempunyai resiko terkena penyakit
infeksi sedangkan tingkat sosial yang tinggi
mempunyai resiko terkena penyakit
hipertensi, penyakit jantung koroner, gangguan
kardiovaskuler dll, karena pada dengan tingkat
sosial ekonomi yang tinggi mempunyai
kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola
konsumsi makanan dengan kadar kolesterol
tinggi.
8
Untuk menimbulkan penyakit, faktor-
faktor diatas dapat berdiri sendiri atau kombinasi
beberapa faktor. Contoh : Kadar kolesterol
meningkat akan mengakibatkan terjadinya
penyakit jantung koroner. Kelelahan, alkoholik
merupakan kondisi yang suseptibel untuk
terjadinya Hepatitis,
b. Fase Subklinis
Disebut juga fase Presimptomatik. Pada tahap ini
penyakit belum bermanifestasi dengan nyata (sign dan
symptom masih negatif) , tapi telah terjadi perubahan-
perubahan dalam jaringan tubuh (Struktur ataupun fungsi).
Kondisi seperti diatas dikatakan dalam kondisi “Below The
Level of clinical horizon”. Fase ini mempunyai ciri-ciri :
Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen
penyebab penyakit masih belum nampak pada penyakit
infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme patogen
sedangkan pada penyakit non – infeksi merupakan periode
terjadinya perubahan anatomi dan histologi, misalnya
terjadinya ateroskelotik pada pembuluh darah koroner yang
mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
c. Fase Klinis
Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi pada
jaringan tubuh telah cukup untuk memunculkan gejala-
gejala (symptom) dan tanda-tanda (signs) penyakit. Fase ini
dibagi menjadi fase akut dan kronis.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10