menular
DISUSUN OLEH : NINA FITRIANI
BAB II
PEMBAHASAN
6. 6 3. Melalui Media Air Penyakit dapat menular dan menyebar secara langsung
maupun tidak langsung melalui air. Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air
disebut sebagai water borne disease atau water related disease. 1.4 Kelompok
utama penyakit menular 1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka
kematian sangat tinggi 2. penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan
kematian dan cacat, walaupun akibatnya lebih ringan dari yang pertama 3.
Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapidapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi. 1.5 Komponen Proses
PenyakitMenular 1. Faktor penyebabPenyakit Menular Pada proses perjalanan
penyakit menular di dalam masyarakat sektor yang memegang peranan
pentingya adalah: a. Faktor penyebab / agent yaitu organisme penyebab
penyakit menular b. Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources c.
Cara penularan khusus melalui mode of transmission factor penyebab
dikelompokan dalam : 1. Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies,
pediculosisdll 2. Kelompok cacing / helminthbaikcacing darah maupun cacing
perut 3. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll 4. Fungus / jamur
baik ini maupun multiseluler 5. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia 6.
Virus dengan kelompok penyebab yang paling sederhana 1.6 Sumber
penularan: 1. Penderita, penderita dapat menularkan penyakit yang sedang
dideritanya kepada oranglain yang sehat, misalnya melaui udara ketika bersin,
pemakaian bersama jarum suntik, dll.
8. 8 1.8 Contoh Penyakit Menular 1. Penyakit kulit Ini adalah salah satu jenis
penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah menular dari satu
orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak
langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita,
contohnya handuk, baju, dll. Contoh : cacar air, kudis, panu, dll. 2. Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat
cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada
umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya
hanya ringan atau subklinis. Terdapat empat virus yang terdapat dalam keluarga
parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu virus mempunyai genom RNA
helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid yang
berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah
tonjolan – tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat – sifat
hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel ( protein F). Virus parainfluenza
menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi yang teraerosol atau kontak
tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th anak – anak biasanya
mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3 bersifat endemik dan dapat menyebabkan
penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan, dan dapat mengganggu sistem imun.
Sedangkan pada tipe 1&2 lebih musiman dan terjadi pada musim panas dan
musim gugur, tipe 4 lebih sukar tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi dalm
epitel pernapasan tanpa bukti adanya penyebaran sistemik, kecenderungan
menimbulkan penyakit pada jalan napas lebih besar pada laring, trakhea,
bronkus, . Penghancuran sel pada jalan napas atas dapat menyebbakan invasi
bakteri dan menimbulkan trakeitis bakteri. Obstruksi tuba eustachii dapat
menyebabkan invasi bakteri sekunder ruang telinga tengah dan otitis media
akut. 3. Demam Berdarah Cara penularannya melalui virus yang terdapat pada
nyamuk Aighes Aygepti yang menghisap darah organ.
10. 10 yang telah dilemahkan), sehingga tubuh akan dipaksa membuat antibodi.
Contohnya pemberian vaksin BCG, DPT, campak, dan hepatitis. Pengebalan
pasif, yaitu memasukkan serum yang mengandung antibodi. Contohnya
pemberian ATS (Anti Tetanus Serum). c. Pemeriksaan kesehatanberkala
Merupakan upaya mencegah munculnya atau menyebarnya suatu penyakit,
sehingga munculnya wabah dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan cara ini
juga, masyarakat bisa mendapatkan pengarahan rutin tentang perawatan
kesehatan, penanganan suatu penyakit, usaha mempertinggi nilai kesehatan,
dan mendapat vaksinasi. Selain cara di atas, gaya hidup sehat merupakan cara
yang terpenting untuk mencegah penyakit. Untuk mendapatkan kualitas hidup
yang lebih baik agar terhindar dari penyakit ada beberapa cara, antara lain : 1.
Udara bersih, paru-paru pun sehat Untuk terhindar dari gangguan pernapasan,
hiruplah udara yang bersih dan sehat. Caranya Tidak perlu repot mencari udara
pegungungan, udara pagi pun sangat baik bagi paru-paru Anda. Selain itu
hindari pula udara tercemar, seperti asap rokok, asap kendaraan atau debu.
Bersihkan rumah dan ruangan kerja secara teratur, termasuk perabot, kipas
angin dan AC. 2. Banyak minum air putih Air putih adalah yang terbaik dari
minuman apapun. Biasakanlah minum air putih 8-10 gelas per hari. Kebiasaan
ini akan membantu menjaga kelancaran fungsi ginjal dan saluran kemih.
Upayakan untuk minum air hangat di malam hari dan air sejuk (bukan air es) di
siang hari. Tambahkan juga sedikit perasan jeruk lemon atau jeruk nipis. Selain
baik untuk menyegarkan diri, minuman ini sekaligus membantu mengeluarkan
toksin dari dalam tubuh.
11. 11 3. Konsumsi menu bergizi dan seimbang Pilihlah menu dengan gizi yang
cukup, seimbang, dan bervariasi. Perbanyak konsumsi sayuran hijau dan buah
yang mengandung banyak serat dan zat gizi yang diperlukan tubuh serat.
Sebisa mungkin hindari junk food dan makanan olahan, serta kurangi konsumsi
garam dan gula. Satu lagi, jangan lupa sarapan pagi! Karena sarapan pagi dapat
menunjang aktifitas kita sepanjang hari. 4. Seimbangkan antara kerja, olahraga
dan istirahat Kerja keras tanpa istirahat sama sekali tidak ada untungnya bagi
Anda. Biasakan istirahat teratur 7-8 jam pada malam hari, dan jangan sering
begadang atau tidur terlalu malam. Cobalah menggunakan waktu senggang
untuk berolahraga ringan atau sekedar melemaskan otot-otot persendian.
Dengan berolahraga 2 – 3 kali per minggu, selama 30 – 45 menit, cukup
membuat tubuh bugar dan stamina prima. 5. Kontrol kerja otak Otak, seperti
halnya tubuh kita, dia juga butuh istirahat. Jangan terlalu memberi beban terlalu
banyak, karena otak pun memiliki memori yang terbatas. Lakukan kegiatan di
waktu senggang yang membuat otak bekerja lebih santai, misalkan melakukan
hobi yang menyenangkan, seperti melukis, membaca novel terbaru atau hanya
sekedar mendengarkan musik. 6. Jalani hidup secara harmonis Manusia
merupakan mikrokosmos yang harus mematuhi alam sebagai makrokosmos jika
ia ingin tetap sehat. Gunakan akal sehat, itu kuncinya, jangan mengorbankan
hidup dengan menuruti kesenangan diri lewat kebiasaan hidup yang buruk dan
beresiko. Misalkan, minum-minuman keras, merokok atau menggunakan obat-
obatan terlarang. Cobalah untuk menjalani hidup secara harmonis, sebisa
mungkin perkecil resiko terjadinya stres emosional atau psikis.
12. 12 7. Gunakan suplemen gizi Hanya jika perlu, tubuh kita memerlukan
antioksidan (beta-karoten), vitamin C, vitamin E, dan selenium. Semua zat ini
dibutuhkan oleh tubuh untuk meningkatkan vitalitas dan memperpanjang usia
harapan hidup. Untuk memperolehnya banyak cara yang bisa dilakukan. Selain
mengkonsumsi makanan segar, bisa juga dengan cara mengkonsumsi
suplemen kesehatan yang banyak dijual di pasaran. Sebaiknya, penggunaan
suplemen makanan lebih dianjurkan sebagai terapi alternatif saja dengan
mengutamakan jenis suplemen makanan yang sudah diteliti dan bermanfaat. 2.
Penyakit Tidak Menular 2.1 Pengertian Penyakit tidak menular Penyakit tidak
menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit yang tidak
disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya masalah fisiologis
atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya penyakit ini terjadi
karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik,
penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan, batuk, sakit perut,
demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA, keracunan, dsb.
Penyakit tidak Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent)
dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan
lingkungan sekitar (source and vehicle of agent). Istilah PTM mempunyai
kesamaan arti dengan : a) Penyakit Kronik Penyakit kronik dapat dipakai untuk
PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat kronik/menahun/lama. Namun
ada pula PTM yang kelangsungannya mendadak/akut, misalnya ; Keracunan.
(1) Penyelenggaraan
b. Imunisasi
(a) Setiap bayi dan anak berhak mendapatkan imunisasi lengkap sesuai peraturan
perundang-undangan.
(c) Penentuan wilayah dalam keadaan wabah dan KLB dan upaya
penanggulangan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(d) Penanganan KLB penyakit dikoordinasikan oleh Dinas bekerja sama dengan
OPD dan instansi terkait pemerintah dan swasta.
(e) Rumah Sakit milik pemerintah maupun swasta wajib menerima korban KLB
tanpa melihat status dan latar belakang termasuk status keikutsertaan dalam
jaminan kesehatan, serta menanganinya sesuai dengan prosedur dan standar
pelayanan yang berlaku.
(f) Dalam pelaksanaan penanggulangan wabah dan KLB, tenaga kesehatan yang
berwenang dapat memeriksa tempat-tempat yang dicurigai berkembangnya vektor
dan sumber penyakit lain.
(a) Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh proses
infeksi.
(1) Surveilans
(Pasal 162)
(1) Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya yang ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
(5) Penyelenggara tempat umum seperti hotel, restoran, panti pijat, kolam renang,
tempat pengelolaan makanan dan minuman baik formal maupun informal dan
sarana umum lainnya wajib memiliki surat keterangan laik sehat secara berkala.
(6) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis penerbitan surat
keterangan laik sehat bagi hotel, restoran, panti pijat, kolam renang, tempat
pengelolaan makanan dan minuman baik formal maupun informal dan sarana umum
lainnya.
(7) Pelayanan kesehatan pada lingkungan dilakukan agar lingkungan bebas dari
unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
(d) Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah;
(9) Semua institusi kesehatan yang menghasilkan limbah (cair, padat dan gas)
menyelenggarakan pengelolaan dan menatalaksanakan limbahnya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
(Pasal 164)
(1) Upaya kesehatan kerja adalah upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan.
(2) Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor formal dan informal.
(3) Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja dan penyakit akibat hubungan kerja yang terjadi di lingkungan
kerja.
(4) Pemilik atau pengusaha wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya preventif, promotif, pengobatan, dan pemulihan bagi tenaga kerja.
(6) Pemilik atau pengusaha bertanggung jawab atas keikutsertaan tenaga kerja
dalam program BPJS Ketenagakerjaan.
(7) Pemerintah Daerah melalui Dinas menetapkan standar kesehatan kerja dengan
mengacu regulasi kesehatan tenaga kerja tingkat Nasional.
(8) Dinas bersama OPD yang membidangi ketenagakerjaan serta instansi terkait
melaksanakan pembinaan terhadap pelaksanaan upaya kesehatan kerja baik di
sektor formal maupun informal.
. Sistem Rujukan
(2) Khusus untuk sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan bagi ibu hamil
dan bersalin diselenggarakan berjenjang dari FKTP ke Puskemas PONED 24 Jam,
lalu ke RS PONEK 24 Jam baik milik pemerintah maupun masyarakat/swasta.
(4) Semua fasilitas kesehatan rujukan harus terakreditasi sesuai dengan kelasnya.
(5) RS Pemerintah dan Swasta wajib menerima pasien rujukan dan /atau kasus
gawat darurat tanpa melihat status dan latar belakang termasuk status keikutsertaan
dalam jaminan kesehatan, serta menanganinya sesuai dengan prosedur dan standar
pelayanan yang berlaku.
(6) RS Pemerintah dan Swasta wajib menyediakan tempat tidur Kelas 3 dalam
jumlah yang memadai.
(7) Pembiayaan untuk kasus rujukan bagi peserta BPJS dibebankan kepada BPJS;
bagi pasien yang tidak tercakup dalam skema jaminan kesehatan dibebankan
kepada yang bersangkutan, dan bagi masyarakat miskin yang tidak termasuk dalam
PBI dibebankan kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
(9) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis upaua memfasilitasi
tersedianya pelayanan transportasi rujukan medis dari puskesmas.
(10) Dinas berwenang untuk menata, mengarahkan, dan mengawasi sistem rujukan
kesehatan perorangan.
(Pasal 41)
(Pasal 25)
(2) Rumah sakit pendidikan dapat menerima pasien yang menjadi kewenangan
FKTP untuk kepentingan pendidikan kedokteran dan kesehatan.
Tujuan
Unsur Utama
(1) Jaminan ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan adalah
upaya pemenuhan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan sesuai
dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan masyarakat.
(2) Jaminan pemerataan sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan adalah
upaya penyebaran sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan secara merata
dan berkesinambungan sehingga mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat.
(3) Jaminan mutu Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan adalah upaya
menjamin khasiat, keamanan, dan keabsahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan sejak dari produksi hingga pemanfaatannya.
Prinsip
(1) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan adalah kebutuhan dasar
manusia yang berfungsi sosial, sehingga tidak boleh diperlakukan sebagai
komoditas ekonomi semata.
(2) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan sebagai barang publik harus
dijamin ketersediaan dan keterjangkauannya sehingga penetapan harganya
dikendalikan oleh pemerintah pusat dan daerah.
(3) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan tidak dipromosikan secara
berlebihan dan menyesatkan.
(6) Pengembangan dan peningkatan obat tradisional ditujukan agar diperoleh obat
tradisional yang bermutu tinggi, aman, memiliki khasiat nyata yang teruji secara
ilmiah, dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri oleh
masyarakat maupun digunakan dalam pelayanan kesehatan formal.
(a) Penyediaan dan pengelolaan bufferstock obat provinsi, alat kesehatan, dan
vaksin lainnya skala provinsi serta berperan aktif dalam menyebarluaskan dan
mengawasi branded generik.
(b) Pembinaan terhadap kesesuaian jenis pelayanan dan obat di Rumah Sakit
bersama dengan Komite Medik Fungsional.
(d) Pembinaan produksi, distribusi dan mutu sediaan farmasi, makanan, minuman
dan alat kesehatan bersama dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan
(BBPOM), Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi.
a. Sediaan Farmasi
(1) Apotek, pedagang eceran obat, klinik pratama, klinik utama, Puskesmas, dan
rumah sakit harus memiliki izin untuk melakukan kewenangan pengelolaan sediaan
farmasi.
(2) Setiap orang dan/atau badan yang tidak memiliki keahlian, kewenangan dan
izin dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan
mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat.
(3) Apotek, klinik pratama, klinik utama dan instalasi farmasi rumahsakit harus
memiliki apoteker.
(5) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis penerbitan izin
Apotek dan toko obat.
(6) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pembinaan dan
pengawasan terhadap Apotek dan toko obat.
(7) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis penerbitan izin
produksi usaha mikro obat tradisional (UMOT).
(8) Penerbitan izin edar usaha mikro obat tradisional (UMOT) dilakukan oleh Badan
POM.
(11) Sediaan farmasi yang beredar harus memenuhi standar dan/atau persyaratan
yang ditentukan.
(13) Persyaratan dan tata cara pemberian izin Usaha Mikro Obat Tradisional
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-perundangan.
c. Alat Kesehatan
(2) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis penerbitan izin toko
alat kesehatan.(Pasal 9)
(3) Alat kesehatan yang digunakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan harus
dilakukan kalibrasi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 5)
e. Perbekalan Kesehatan
(3) Dalam hal adanya indikasi kerugian akibat penggunaan alat kesehatan dan/atau
perbekalan kesehatan rumah tangga, dapat dilakukan penelusuran untuk segera
diambil tindakan lebih lanjut berdasarkan tingkat risiko yang ditimbulkan.
(4) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Dinas menyusun
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis Izin toko alat kesehatan.
(5) Dinas menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pencabutan Surat
Izin Praktik Apoteker (SIPA) atau izin pedagang eceran obat terhadap apotek atau
pedagang eceran obat yang menyalurkan alat kesehatan yang tidak mempunyai izin
edar dan/atau mengadakan dan menyalurkan alat kesehatan yang tidak mempunyai
izin sebagai penyalur alat kesehatan (PAK).
Unsur Utama
1) Administrasi Kesehatan adalah suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di Provinsi Riau.
Prinsip
(2) Informasi kesehatan mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan
baik yang berasal dari sektor kesehatan maupun dari berbagai sektor pembangunan
lain, yang tersedia secara akurat, cepat, dan tepat waktu untuk mendukung proses
pengambilan keputusan di berbagai jenjang administrasi dengan mendayagunakan
teknologi informasi dan komunikasi.
a) Kejadian Luar Biasa dalam waktu 1×24 jam (Laporan W1);
(4) Semua informasi yang diterima dari Provinsi, Kabupaten dan Kota selanjutnya
menjadi dasar dalam proses perencanaan pembangunan kesehatan.
Perencanaan
c) Menyesuaikan fasilitas pelayanan kesehatan dengan standar yang diminta oleh
kebijakan jaminan kesehatan nasional;
(4) Dinas Kesehatan menyediakan sistem terintegrasi agar terjadi proses analisis
yang otomatis dan menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan.
2. Manajemen Kesehatan
Tujuan
Perencanaan
Perencanaan terdiri dari:
d. Sistem Kesehatan Provinsi Riau menjadi acuan dalam penyusunan program pada
rencana strategis Dinas;
e. Sistem Kesehatan Provinsi Riau menjadi acuan dalam penyusunan kegiatan pada
rencana kerja tahunan Dinas.
3) RPJMD.
Pengorganisasian
c. Rumah Sakit kelas D dan kelas C, klinik utama, praktik dokter spesialis dan Balai
Kesehatan Paru Masyarakat adalah pelaksana pelayanan kesehatan perorangan
tingkat kedua;
Penggerakan
Penganggaran
b. Anggaran RSUD bersumber dari APBD, APBN dan sumber lain yang sah;
c. Anggaran Puskesmas bersumber dari APBD, APBN dan sumber lain yang sah;
b. RSUD Provinsi adalah unit kerja non struktural yang berkedudukan di bawah
kepala Dinas, yang berstatus PPK BLUD;
c. Puskesmas adalah unit kerja non struktural yang berkedudukan di bawah kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang berstatus PPK BLUD;
d. Penambahan unit kerja non struktural yang berkedudukan di bawah Kepala Dinas
ditetapkan oleh Gubernur.
Hubungan Kerja
Evaluasi
e. Evaluasi dapat dilakukan melalui proses penelitian yang dilaksanakan oleh pihak
ketiga yang kompeten serta dapat melibatkan peran serta masyarakat.
. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan
Unsur Utama
Prinsip
(1) Pemberdayaan masyarakat berbasis pada tata nilai perorangan, keluarga dan
masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya, kebutuhan dan potensi setempat.
Peran
(3) Bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) antara lain Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK), Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu), Posyandu Lansia, Pos Kesehatan Pondok
Pesantren (Poskestren), Saka Bakti Husada (SBH), Kelurahan Siaga Sehat, dan
kemandirian dalam upaya kesehatan.51(Pasal 36)
Tugas Dinas
(3) Dinas membentuk kemitraan dengan kelompok potensial dan dunia usaha.
(4) Pemberdayaan masyarakat umum dilakukan melalui pembentukan wadah
perwakilan masyarakat yang peduli kesehatan. Wadah perwakilan yang dimaksud
yang antara lain adalah penyantun puskesmas (dikecamatan), Konsil/Komite,
Kesehatan Kabupaten/Kota (di Kabupaten/Kota) atau Koalisi/Jaringan/Forum Peduli
Kesehatan (di Provinsi).