Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINIRISET BIOMEDIK

DOSEN PENGAMPU : KHAIRUNNISA SITUMORANG S,ST,M,Kes

OLEH KELOMPOK 8:

FUJA RAMADHANI 0801183307

SITI KHOFIFAH SIREGAR 0801183399

RIZKY DWI KHAIRANI 0801183500

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Biomedik. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kitananti-natikansyafa’atnya di akhirat nanti.
Penulisan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai kemampuan
yang kami miliki. Kami berterima kasih kepada dosen kami yang telah mengarahkan
dan memberi saya tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu kami meminta maaf jika masih terdapat kesalahan dalam penulisan.
Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
tugas ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Semoga dapat bermanfaat dan
bisa menambah wawasan bagi pembaca.

Medan,juli 2019

KELOMPOK 8
DAFTARISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1
D. Manfaat ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3

A. Landasan Teori ........................................................................................ 3


BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 4

A. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 5


B. Subjek Dan Objek Penelitian .................................................................. 5
C. Metode Penelitian.................................................................................... 5
D. Analisis Data ........................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 6

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 12

A. Kesimpulan ........................................................................................... 12
B. Saran ...................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

LAMPIRAN ..................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketifa pada
pasien yang berusia 45 – 46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker).
Diseluruh dunia sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar
25.000 orang meninggal setiap tahun akibat penyakit ini. Sirosis hati merupakan
penyakit hati yang sering ditemukan dalam ruang perawatan Bagian Penyakit Dalam.
Perawatan di Rumah Sakit sebagian besar kasus terutama ditujukan untuk mengatasi
berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti perdarahan saluran cerna bagian atas,
koma peptikum, hepatorenal sindrom, dan asites, Spontaneous bacterial peritonitis
serta Hepatosellular carsinoma.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sirosis hepatitis ?
2. Jenis jenis sirosis hepatitis?
3. Apa saja faktor dan gejala sirosis hepatitis?
4. Bagaimana cara penyembuhan nya?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui definisi sirosis hepatitis
2. Mengetahui jenis jeis sirosis hepatitis
3. Mengetahui faktor dan gejala sirosis hati
4. Mengetahui bagaimana cara penyembuhannya

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah Menambah pengetahuan tentang salah satu
penyakit yaitu sirosis hepatitis.
BAB II

Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Pustaka
DEFENISI
Istilah Sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari kata
Khirros yang berarti kuning orange (orange yellow), karena perubahan warna pada
nodulnodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut
yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat
nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis. Secara lengkap Sirosis
hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan
seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi
penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami
regenerasi. Insidens Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada kaum laki-laki
jika dibandingkan dengan kaum wanita sekita 1,6 : 1 dengan umur rata-rata terbanyak
antara golongan umur 30 – 59 tahun dengan puncaknya sekitar 40 – 449 tahun.

KLASIFIKASI

Berdasarkan morfologi Sherlock membagi Sirosis hati atas 3 jenis, yaitu : 1.


Mikronodular 2. Makronodular 3. Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-
dan makronodular)

Secara Fungsional Sirosis terbagi atas :

1. Sirosis hati kompensata


Sering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada atadiu kompensata ini belum terlihat
gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan
screening.

2. Sirosis hati Dekompensata Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan


stadium ini biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya ; ascites, edema dan ikterus.
ETIOLOGI

Virus hepatitis (B,C,dan D) Kelainan metabolic :

1. Hemakhomatosis (kelebihan beban besi)

2. Penyakit Wilson (kelebihan beban tembaga)

3. Defisiensi Alphal-antitripsin 4. Glikonosis type-IV 5. Galaktosemia 6. Tirosinemia

4. Kolestasis Saluran empedu membawa empedu yang dihasilkan oleh hati ke usus,
dimana empedu membantu mencerna lemak. Pada bayi penyebab sirosis terbanyak
adalah akibat tersumbatnya saluran empedu yang disebut Biliary atresia. Pada
penyakit ini empedumemenuhi hati karena saluran empedu tidak berfungsi atau rusak.
Bayi yang menderita Biliary berwarna kuning (kulit kuning) setelah berusia satu
bulan. Kadang bisa diatasi dengan pembedahan untuk membentuk saluran baru agar
empedu meninggalkan hati, tetapi transplantasi diindikasikan untuk anak-anak yang
menderita penyakit hati stadium akhir. Pada orang dewasa, saluran empedu dapat
mengalami peradangan, tersumbat, dan terluka akibat Primary Biliary Sirosis atau
Primary Sclerosing Cholangitis. Secondary Biliary Cirrosis dapat terjadi sebagai
komplikasi dari pembedahan saluran empedu.

5. Sumbatan saluran vena hepatica - Sindroma Budd-Chiari - Payah jantung 6.


Gangguan Imunitas (Hepatitis Lupoid) 7. Toksin dan obat-obatan (misalnya :
metotetrexat, amiodaron,INH, dan lainlain) 8. Operasi pintas usus pada obesitas 9.
Kriptogenik 10. Malnutrisi 11. Indian Childhood Cirrhosis

GEJALA KLINIS

Manifestasi klinis dari Sirosis hati disebabkan oleh satu atau lebih hal-hal yang
tersebut di bawah ini : 1. Kegagalan Prekim hati 2. Hipertensi portal 3. Asites 4.
Ensefalophati hepatitis
Keluhan dari sirosis hati dapat berupa :

a. Merasa kemampuan jasmani menurun

b. Nausea, nafsu makan menurun dan diikuti dengan penurunan berat badan

c. Mata berwarna kuning dan buang air kecil berwarna gelap

d. Pembesaran perut dan kaki bengkak

e. Perdarahan saluran cerna bagian atas

f. Pada keadaan lanjut dapat dijumpai pasien tidak sadarkan diri (Hepatic
Enchephalopathy

g. Perasaan gatal yang hebat

Seperti telah disebutkan diatas bahwa pada hati terjadi gangguan arsitektur hati
yang mengakibatkan kegagalan sirkulasi dan kegagalan perenkym hati yang
masingmasing memperlihatkan gejala klinis berupa :

1. Kegagalan sirosis hati a. edema b. ikterus c. koma d. spider nevi e. alopesia


pectoralis f. ginekomastia g. kerusakan hati h. asites i. rambut pubis rontok j. eritema
palmaris k. atropi testis l. kelainan darah (anemia,hematon/mudah terjadi
perdaarahan)

2. Hipertensi portal a. varises oesophagus b. spleenomegali c. perubahan sum-sum


tulang d. caput meduse e. asites f. collateral veinhemorrhoid g. kelainan sel darah tepi
(anemia, leukopeni dan trombositopeni)

Klasifikasi Sirosis hati menurut criteria Child-pugh : Skor / parameter 1 2 3


Bilirubin (mg%) <2,0 2 - < 3 > 3,0 Albumin (gr%) >3, 5 2,8 - < 3,5 <2,8 Prothrombin
time (Quick%) > 70 40 - < 70 < 40 Asites 0 Minimal – sedang (+) – (++) Banyak
+++) Hepatic enchepha Lopathy Tidak ada Std 1 dan II Std III dan IV
KOMPLIKASI

Perdarahan gastrointestinal Hipertensi portal menimbulkan varises oesopagus,


dimana suatu saat akan pecah sehingga timbul perdarahan . 2. Koma Hepatikum. 3.
Ulkus Peptikum 4. Karsinoma hepatosellural Kemungkinan timbul karena adanya
hiperflasia noduler yang akan berubah menjadi adenomata multiple dan akhirnya
menjadi karsinoma yang multiple. 5. Infeksi Misalnya : peritonisis, pnemonia,
bronchopneumonia, tbc paru, glomerulonephritis kronis, pielonephritis, sistitis,
peritonitis, endokarditis, srisipelas, septikema 6. Penyebab kematian

PENATALAKSANAAN

Pengobatan sirosis hati pada prinsipnya berupa : 1. Simtomatis 2. Supportif,


yaitu : a. Istirahat yang cukup b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang;
misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin c. Pengobatan
berdasarkan etiologi Misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba
dengan interferon. Sekarang telah dikembangkan perubahan strategi terapi bagian
pasien dengan hepatitis C kronik yang belum pernah mendapatkan pengobatan IFN
seperti a) kombinasi IFN dengan ribavirin, b) terapi induksi IFN, c) terapi dosis IFN
tiap hari A) Terapi kombinasi IFN dan Ribavirin terdiri dari IFN 3 juta unit 3 x
seminggu dan RIB 1000-2000 mg perhari tergantung berat badan (1000mg untuk
berat badan kurang dari 75kg) yang diberikan untukjangka waktu 24-48 minggu. B)
Terapi induksi Interferon yaitu interferon diberikan dengan dosis yang lebih tinggi
dari 3 juta unit setiap hari untuk 2-4 minggu yang dilanjutkan dengan 3 juta unit 3 x
seminggu selama 48 minggu dengan atau tanpa kombinasi dengan RIB. C) Terapi
dosis interferon setiap hari. Dasar pemberian IFN dengan dosis 3 juta atau 5 juta unit
tiap hari sampai HCV-RNA negatif di serum dan jaringan hati. 3. Pengobatan yang
spesifik dari sirosishati akan diberikan jika telah terjadi komplikasi seperti 1. Astises
2. Spontaneous bacterial peritonitis 3. Hepatorenal syndrome 4. Ensefalophaty
hepatic
Ad. Asites Dalat dikendalikan dengan terapi konservatif yang terdiri atas : -
istirahat - diet rendah garam : untuk asites ringan dicoba dulu dengan istirahat dan
diet rendah garam dan penderita dapat berobat jalan dan apabila gagal maka penderita
harus dirawat. - Diuretik Pemberian diuretic hanya bagi penderita yang telah
menjalani diet rendah garam dan pembatasan cairan namun penurunan berat
badannya kurang dari 1 kg setelah 4 hari. Mengingat salah satu komplikasi akibat
pemberian diuretic adalah hipokalemia dan hal ini dapat mencetuskan encepalophaty
hepatic, maka pilihan utama diuretic adalah spironolacton, dan dimulai dengan dosis
rendah, serta dapat dinaikkan dosisnya bertahap tiap 3-4 hari, apabila dengan dosis
maksimal diuresinya belum tercapai maka dapat kita kombinasikan dengan furosemi

Terapi lain : Sebagian kecil penderita asites tidak berhasil dengan pengobatan
konservatif. Pada keadaan demikian pilihan kita adalah parasintesis. Mengenai
parasintesis cairan asites dapat dilakukan 5 10 liter / hari, dengan catatan harus
dilakukan infus albumin sebanyak 6 – 8 gr/l cairan asites yang dikeluarkan. Ternyata
parasintesa dapat menurunkan masa opname pasien. Prosedur ini tidak dianjurkan
pada Child’s C, Protrombin < 40%, serum bilirubin > dari 10 mg/dl, trombosit <
40.000/mm3, creatinin > 3 mg/dl dan natrium urin < 10 mmol/24 jam. Ad.
Spontaneus Bacterial Peritonitis (SBP) Infeksi cairan dapat terjadi secara spontan,
atau setelah tindakan parasintese. Tipe yang spontan terjadi 80% pada penderita
sirosis hati dengan asites, sekitar 20% kasus. Keadaan ini lebih sering terjadi pada
sirosis hati stadium kompesata yang berat. Pada kebanyakan kasus penyakit ini
timbul selama masa rawatan. Infeksi umumnya terjadi secara Blood Borne dan 90%
Monomicroba. Pada sirosis hati terjadi permiabilitas usus menurun dan mikroba ini
beraasal dari usus. Adanya kecurigaan akan SBP bila dijumpai keadaan sebagai
berikut :

Spontaneous bacterial peritonitis Sucpect grade B dan C cirrhosis with ascites


Clinical feature my be absent and WBC normal Ascites protein usually <1 g/dl
Usually monomicrobial and Gram-Negative Start antibiotic if ascites > 250 mm
polymorphs 50% die 69 % recur in 1 year
Pengobatan SBP dengan memberikan Cephalosporins Generasi III (Cefotaxime),
secara parental selama lima hari, atau Qinolon secara oral. Mengingat akan
rekurennya tinggi maka untuk Profilaxis dapat diberikan Norfloxacin (400mg/hari)
selama 2-3 minggu. Ad. Hepatorenal Sindrome Adapun criteria diagnostik dapat kita
lihat sebagai berikut : Criteria for diagnosis of hepato-renal syndrome

Major Chronic liver disease with ascietes Low glomerular fitration rate Serum
creatin > 1,5 mg/dl Creatine clearance (24 hour) < 4,0 ml/minute Absence of shock,
severe infection,fluid losses and Nephrotoxic drugs Proteinuria < 500 mg/day No
improvement following plasma volume expansion Minor Urine volume < 1 liter / day
Urine Sodium < 10 mmol/litre Urine osmolarity > plasma osmolarity Serum Sodium
concentration < 13 mmol / litre Sindroma ini dicegah dengan menghindari pemberian
Diuretik yang berlebihan, pengenalan secara dini setiap penyakit seperti gangguan
elekterolit, perdarahan dan infeksi. Penanganan secara konservatif dapat dilakukan
berupa : Ritriksi cairan,garam, potassium dan protein. Serta menghentikan obat-
obatan yang Nefrotoxic. Manitol tidak bermanfaat bahkan dapat menyebabkan
Asifosis intra seluler. Diuretik dengan dosis yang tinggi juga tidak bermanfaat, dapat
mencetuskan perdarahan dan shock. TIPS hasil jelek pada Child’s C, dan dapat
dipertimbangkan pada pasien yang akan dilakukan transplantasi. Pilihan terbaik
adalah transplantasi hati yang diikuti dengan perbaikan dan fungsi ginjal.
Ad.Perdarahan karena pecahnya Varises Esofagus Kasus ini merupakan kasus
emergensi sehingga penentuan etiologi sering dinorduakan, namun yang paling
penting adalah penanganannya lebih dulu. Prrinsip penanganan yang utama adalah
tindakan Resusitasi sampai keadaan pasien stabil, dalam keadaan ini maka dilakukan

- Pasien diistirahatkan daan dpuasakan - Pemasangan IVFD berupa garam fisiologis


dan kalau perlu transfusi

- Pemasangan Naso Gastric Tube, hal ini mempunyai banyak sekali kegunaannya
yaitu : untuk mengetahui perdarahan, cooling dengan es, pemberian obat-obatan,
darah
- Pemberian obat-obatan berupa antasida,ARH2,Antifibrinolitik,Vitamin K,
Vasopressin, Octriotide dan Somatostatin

- Disamping itu diperlukan tindakan-tindakan lain dalam rangka menghentikan


perdarahan misalnya Pemasangan Ballon Tamponade dan Tindakan Skleroterapi /
Ligasi aatau Oesophageal Transection. Ad. Ensefalopati Hepatik Suati syndrome
Neuropsikiatri yang didapatkan pada penderita penyakit hati menahun, mulai dari
gangguan ritme tidur, perubahan kepribadian, gelisah sampai ke pre koma dan koma.
Pada umumnya enselopati Hepatik pada sirosis hati disebabkan adanya factor
pencetus, antara lain : infeksi, perdarahan gastro intestinal, obat-obat yang
Hepatotoxic.

Prinsip penggunaan ada 3 sasaran :

1. mengenali dan mengobati factor pencetua

2. intervensi untuk menurunkan produksi dan absorpsi amoniak serta toxin-toxin


yang berasal dari usus dengan jalan : - Dier rendah protein - Pemberian antibiotik
(neomisin) - Pemberian lactulose/ lactikol

3. Obat-obat yang memodifikasi Balance Neutronsmiter - Secara langsung


(Bromocriptin,Flumazemil) - Tak langsung (Pemberian AARS)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Dalam hal ini tim peneliti mengambil lokasi di RSU Herna

Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini merupakan salah satu pasien dari rumah sakit
tersebut .Sementara Objek dari penelitian ini adalah dioagnosa si pasien dan pada
penelitian ini diagnosa nya adalah sirosis hepatitis.

penelitian ini merupakan bagaimana gejala yang dialami pasien penderita sirosis hati
dan apa saja pengaruh nya bagi kesehatan nya.

Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang dipilih adalah deskriptif analisis, adapun


pengertian dari metode deskriptif analitis menurut (Sugiono: 2009; 29) adalah suatu
metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum.

Teknik pengumpulan data :

- Wawancara langsung dengan subjek

Alat pengumpulan data :

- Handphone

Analisis Data

Analisis data pada penilitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sirosis Hepatitis
Dari hasil miniriset yang kami lakukan di RSU .Herna kami mendapatkan
salah seorang pasien yang bernama RADEN SINAGA yang berumur 50
tahun.setelah kami wawancarai pasien tersebut ternyata dia diagnosis Sirosis
Hepatitis. pada awal diagnosa pasien ini di diagnosa mengalami gangguan liver oleh
salah satu Dr. Spesialis dalam disalah satu rumah sakit di Sidikalang,namun setelah 3
bulan melakukan perobatan keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke
salah satu rumah sakit yang berada di medan yaitu rumah sakit umum herna.

Dan di RSU.Herna inilah si pasien di diagnosa mengidap Sirosis Hepatitis.


pasien tersebut di diagnosa terkena penyakit tersebut karena melihat dari gejala serta
akibat yang ditimbulkan dari penyakit tersebut,menurut pasien tersebut selama
mengidap penyakit ini lebih kurang 6 bulan dia merasakan nafsu makan nya jauh
bekurang serta juga mengganggu pola tidur nya.

Adapun selama pengobatan di RS dia hanya di anjurkan untuk mengurangi


makan makanan berlemak seperti daging dan makanan yang mengandung minyak.
Tetapi , pihak RS juga masih memberinya daging walaupun sekali seminggu.
KESIMPULAN
Adapun simpulan yang dapat diambil dari hasil kunjungan rumah sakit ini antara
lain :

1. Keluarga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien yang dapat


dilihat dari usaha keluarganya untuk mendukung pemulihan pasien.
2. Keluarga pasien merupakan pribadi sabar dan sayang terhadap pasien.
3. Keluarga pasien juga sangat baik dan ramah

SARAN
Adapun saran yang saya berikan kepada pasien dan keluarga ialah sebagai
berikut:

1. Keluarga hendaknya tetap memberi dukungan dengan penuh kesabaran


untuk terus menyemangati pasien.
2. Pasien juga harus lebih sabar serta menjaga pola hidup sehat agar tidak
semakin parah dan dapat mengurangi resiko penyakit yang lebih parah.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai