Anda di halaman 1dari 7

Jurnal KESMAS, Vol. 8, No.

6, Oktober 2019 364

TREND KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO


TAHUN 2009-2018
Risca Natalia Butarbutar*, Oksfriani Jufri Sumampouw*,Odi Roni Pinontoan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti. Infeksi DBD diakibatkan oleh virus dengue. Faktor iklim seperti curah hujan, suhu dan
kelembaban berpengaruh terhadap penyebaran DBD. Penelitian bertujuan untuk mengetahui
trend kejadian DBD di Kota Manado tahun 2009-2018. Jenis penelitian menggunakan penelitian
deskriptif analitik. Penelitian ini menggunakan data time series. Penelitian dilakukan di Kota
Manado pada Mei-September 2019. Subjek penelitian yaitu prevalensi DBD tahun 2009-2018.
Data diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Manado. Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif menggunakan microsoft excel. Data ditampilkan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pada tahun 2009 prevalensi DBD sebesar 1045 dan tahun 2018 sebesar
294 kasus dengan rata-rata kasus sebesar 506 kasus. Kejadian DBD tertinggi yaitu pada tahun
2009 sebanyak 1045 kasus, terendah yaitu pada tahun 2011 sebanyak 134 kasus dan rata-rata
kejadian per tahun sebesar 506 kasus. Secara umum, terlihat kecenderungan kejadian DBD
mengalami penurunan. Kesimpulan penelitian ini yaitu kejadian DBD tahun 2009-2018 di kota
Manado mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa upaya pengendalian DBD di kota
Manado sudah berjalan dengan baik.

Kata kunci: Prevalensi DBD, Kecenderungan, Kota Manado

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease transmitted by Aedes aegypti mosquitoes. DHF
infection is caused by dengue virus. Climate factors such as rainfall, temperature and humidity
affect the spread of DHF. The study aims to know the trend of DHF prevalence in Manado in
2009-2018. This research was an descriptive study with a retrospective approach. The study was
conducted in the city of Manado with the time of research in May-September 2019. The research
sample is the number of DHF events taken from the Manado City Health Office. Data was
analyzed using microsoft excel. Data was displayed in graphical form. The results of this study
showed that in 2009 the prevalence of DHF was 1045 and in 2018 it was 294 cases with an
average of 506 cases. The highest prevalence of DHF in 2009 as many as 1045 cases, the lowest
was in 2011 as many as 134 cases and the average prevalence per year was 506 cases. In general,
there was a decrease tendency for the prevalence of DHF. The conclusion was a decrease
tendency for the prevalence of DHF 2009-2018. Thus, the controlling program of DHF in Manado
city were done well.

Keywords: DHF Prevalence, Trend, Manado


Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 365

PENDAHULUAN Menurut data Dinas Kesehatan Kota


Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah Manado kasus DBD pada tahun 2015
penyakit yang ditularkan oleh nyamuk tercatat sebanyak 446 kasus dan 6 kasus
Aedes aegypti yang memiliki gejala diantaranya meninggal dunia, tahun
pendarahan pada bagian hidung, gusi, 2016 tercatat 567 kasus dan 6 kasus
mulut, sakit pada ulu hati terus menerus diantaranya meninggal dunia, tahun
dan memar di kulit. Nyamuk Aa. aegypti 2017 tercatat 139 kasus dan tidak ada
merupakan nyamuk yang memiliki yang meninggal dunia dan pada tahun
perkembangan begitu cepat dan 2018 tercatat 294 kasus (Dinkes Kota
menjadikan 390 juta orang yang Manado, 2019).
terinfeksi setiap tahunnya. Di Indonesia Menurut Ottay et al (2015), masalah
DBD salah satu masalah kesehatan kesehatan di kota Manado khususnya
masyarakat karena penderitanya tiap daerah pesisir yaitu masalah kesehatan
tahun semakin meningkat serta lingkungan dan perilaku kesehatan.
penyebarannya yang begitu cepat. Salahs satu masalah kesehatan
Penyakit DBD dapat ditularkan pada lingkungan yaitu tingkat kepadatan yang
anak-anak yang berusia kurang dari 15 tinggi. Menurut Hairani (2009)
tahun hingga pada orang dewasa kepadatan penduduk sangat berpengaruh
(Kemenkes RI, 2017). terhadap peningkatan kasus DBD.
Kasus DBD di Indonesia pertama kali Semakin padat penduduk, akan semakin
dilaporkan pada tahun 1968 di Kota meningkat kasus DBD begitu juga
Surabaya dengan penderita yang sebaliknya. Adanya banyak perumahan,
terinfeksi 58 orang, dan 24 orang dan perubahan pola tempat tinggal, serta
diantaranya meninggal dunia (41,3%). banyak daerah berada pada ketinggian
Kemudian pada tahun 1988 DBD wilayah (>50 mdpl). Adanya perubahan
menyebar ke seluruh Indonesia dengan lingkungan menjadi perumahan harus
jumlah penderita mencapai 13,45 per dilakukan kajian sehingga tetap
100.000 penduduk. Indonesia berwawasan kesehatan (Sumampouw
merupakan daerah endemis DBD dan dan Roebijoso 2017).
epidemi dalam 4-5 tahun (Soedarto, Menurut Soedarto (2012), hujan
2012). Menurut Pangemanan dan dapat mempengaruhi kelembaban dan
Nelwan (2012), DBD merupakan salah menambah jumlah tempat perindukan
satu penyakit yang banyak ditemukan di nyamuk. Jika suatu daerah memiliki
daerah perkotaan. lingkungan yang kurang bersih, terdapat
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 366

wadah-wadah penampungan yang METODE


kosong dan curah hujan meningkat Jenis Penelitian ini merupakan
terus-menurus maka wadah-wadah penelitian korelasional analitik dengan
kosong akan menampung air hujan dan pendekatan retrospektif. Penelitian ini
dapat menjadi tempat dilakukan di Kota Manado. Penelitian
perkembangbiakan nyamuk Ae. aegypti ini dilaksanakan Pada bulan Mei-
dan dapat bertambahnya kejadian September 2019. Penelitian ini
Demam Berdarah Dengue. menggunakan data time series. Data
Suhu udara merupakan salah satu tersebut yaitu prevalensi DBD di Kota
faktor yang mempengaruhi terjadinya Manado tahun 2009-2018. Data
penyakit DBD. Suhu udara dapat diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
mempengaruhi perkembangan virus Manado (data sekunder). Data dianalisis
dengue dalam nyamuk, penyebaran, menggunakan Microsoft Excel. Data
tingkat menggigit, istirahat, dan ditampilkan dalam bentuk grafik.
perkembangbiakan. Rata-rata suhu
untuk pertumbuhan nyamuk yaitu 25- HASIL DAN PEMBAHASAN
27oC. Naiknya suhu karena perubahan Kota Manado berada di Provinsi
iklim menyebabkan pertumbuhan Sulawesi Utara. Secara geografis, Kota
nyamuk lebih pendek dan Manado terletak diantara 1º 30’- 1[B1]º
berkembangbiak lebih cepat. Nyamuk 40’ Lintang utara, dan 124º 40’ -
A.aegypti biasanya menularkan virus 126[B2].º50’ Bujur Timur. Kota
dengue di daerah tropis dan sub tropis Manado memiliki luas wilayah sebesar
(Sucipto, 2011). 157,26 Km2 dan berbatasan dengan
Menurut Sumampouw (2019), efek sebelah utara dengan Kabupaten
tidak langsung dari berubahnya iklim Minahasa Utara, sebelah timur dengan
terhadap kesehatan masyarakat di Kabupaten Minahasa Utara dan
Indonesia ialah timbulnya peningkatan Kabupaten Minahasa, sebelah selatan
vector borne disease, seperti Demam dengan Kabupaten Minahasa dan
Berdarah Dengue, malaria, filariasis dan sebelah barat dengan Laut Sulawesi
lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka (BPS, 2018).
peneliti tertarik mengetahui hubungan Prevalensi DBD di Kota Manado tahun
antara kelembaban udara, suhu dan 2009-2018 dapat dilihat pada Gambar 1
curah hujan dengan kejadian DBD di sebagai berikut.
Kota Manado.
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 367

PRevalensi DBD per tahun


1200
1045 998
1000
800
517 567
600 500 506
414 452
400 294
200 134 139

0
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Rataan
Tahun

Gambar 1. Prevalensi DBD tahun 2009-2018 di Kota Manado


Gambar 1 menunjukkan jumlah kejadian meningkatkan pengetahuan, sikap dan
DBD di Kota Manado tahun 2009-2018, tindakan masyarakat. Penelitian dari
dimana prevalensi DBD tertinggi yaitu Nelwan (2019) dan Bawole et al (2018)
pada tahun 2009 sebanyak 1045 kasus, menunjukkan bahwa adanya hubungan
terendah yaitu pada tahun 2011 antara pengetahuan dengan perilaku
sebanyak 134 kasus dan rata-rata hidup bersih siswa sekolah dasar.
kejadian per tahun sebesar 506 kasus. Menurut Bangkele dan Safriyanti
Secara umum, terlihat kecenderungan (2016) menyatakan bahwa tidak terdapat
prevalensi DBD mengalami penurunan. hubungan antara kejadian demam
Berdasarkan hasil penelitian ini bisa berdarah dengue dengan kelembaban di
dilihat bahwa upaya pengendalian DBD Kota Palu dimana Kota Palu memiliki
yang telah dilakukan sudah berjalan kelembaban yang optimal untuk
dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, perkembang biakan nyamuk, akan tetapi
maka dibutuhkan tindakan pengendalian kejadian DBD tidak dapat terjadi
penyakit. Menurut Sumampouw (2017), dikarenakan pelayanan kesehatan yang
tindakan pengendalian merupakan suatu sudah baik, oleh sebab itu kelembaban
upaya untuk menekan atau menurunkan tidak menjadi salah satu hal yang dapat
kejadian suatu penyakit. Upaya mempengaruhi terjadinya DBD.
pengendalian bisa dilakukan dengan Sama halnya dengan penelitian Dini
memperhatikan faktor agen penyebab dkk (2010) bahwa tidak ada hubungan
(Virus Dengue), penjamu dan yang bermakna antara kejadian DBD
lingkungan (kebersihan lingkungan). dengan kelembaban dikarenakan Kota
Salah satu upaya intervensi terhadap Serang memiliki kelembaban 80-90%.
penjamu (manusia) yaitu melalui Menurut penelitian Dinata dan
tindakan promosi kesehatan untuk Dhewantara (2011) nyamuk Aedes
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 368

aegypti memiliki sistem pernafasan yang peningkatan kejadian DBD yang tidak
menggunakan trachea (pipa udara) sebanding dengan rata-rata suhu seperi
dengan lubang-lubang di dinding tubuh penelitian dari Dini dkk (2010) bahwa
nyamuk. Dengan adanya lubang-lubang vektor DBD dapat tinggal pada
di dinding tubuh nyamuk yang terbuka lingkungan yang memiliki suhu dengan
lebar maka kelembaban yang rendah rata-rata 25-27oC yang merupakan suhu
dapat mempengaruhi terjadinya optimal dalam perkembangbiakan larva
penguapan dalam tubuh nyamuk, hal dari vektor DBD. Peningkatan suhu
tersebut dapat memperpendek usia hidup tidak selalu diiringi dengan peningkatan
nyamuk. kejadian DBD ataupun sebaliknya..
Menurut Sumampouw (2019a), suhu Penularan penyakit DBD dapat terjadi
udara di bumi telah terbukti mengalami oleh faktor suhu karena mempengaruhui
peningkatan sehingga terjadi suatu angka gigitan, masa inkubasi virus
fenomena global yaitu perubahan iklim. dengue dan reproduksi nyamuk.
Fenomena ini berpengaruh terhadap Menurut Gandawari dkk (2018) yang
kejadian penyakit khususnya DBD. menyatakan bahwa tidak ada hubungan
Salah satu, pengaruh terhadap DBD yang bermakna antara kejadian DBD
yaitu virus Dengue. Virus ini bisa hidup dengan curah hujan. Penelitian Hidayat
pada suhu sekitar 28oC. (Sumampouw, dkk (2017) mengatakan bahwa curah
2019b) hujan tidak memiliki hubungan dengan
Menurut Rasmanto dkk (2016) yang curah hujan di Kota Sukabumi
mengatakan bahwa terdapat hubungan dikarenakan masyarakat melakukan
dengan kekuatan korelasi lemah karena pemberantasan sarang nyamuk sebelum
nilai p>0,05 antara kejadian DBD musim hujan datang, curah hujan yang
dengan suhu di Kota Kendari tahun tinggi dan jumlah hari hujan yang
2000-2015. Penelitian Fitriana (2017) sedikit menjadikan hilangnya tempat
menyatakan bahwa terdapat hubungan perindukan dan menurunnya
antara kejadian DBD dengan suhu udara perkembangan nyamuk. Penelitian yang
di kecamatan Sawahan Surabaya, dilakukan oleh Rokim (2017)
dimana arah hubungan yaitu menyatakan bahwa curah hujan
peningkatan suhu akan diikuti dengan mempunyai pengaruh yang tidak
peningkatan kejadian DBD. Beberapa signifikan terhadap kejadian DBD di
penelitian menunjukan bahwa tidak ada Kabupaten Jombang. Berbeda dengan
hubungannya suhu dengan kejadian penelitian Arianti dan Anwar (2014)
DBD dikarenakan terjadinya mengatakan bahwa curah hujan
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 369

mempunyai hubungan dengan kejadian faktor-faktor yang dapat


DBD di Kota Bogor, kejadian DBD mempengaruhi kejadian DBD di
yang bertambah bersamaan dengan Kota Manado
curah hujan meningkat sehingga 2. Praktisi
terdapat genangan air untuk tempat Diharapkan kepada tenaga
perkembang biakan jentik nyamuk kesehatan untuk membuat program
Aedes aegypti, curah hujan yang ideal pencegahan terjadinya kejadian
yaitu curah hujan yang tidak DBD di Kota Manado agar tidak
menimbulkan banjir dan tempat menimbulkan masalah kesehatan di
genangan untuk tempat perkembang dalam keluarga maupun
biakan nyamuk. Manusia digigit oleh masyarakat.
nyamuk yang memiliki virus dengue 3. Pemerintah
akan membutuhkan 4-7 hari untuk Disarankan kepada Dinas Kesehatan
terjangkit penyakit DBD, dan jika hanya baik kota maupun provinsi agar
memperhatikan faktor risiko curah dapat mengontrol wilayah-wilayah
hujan, maka waktu utuk musim hujan yang rentan kejadian DBD yang
hingga terjadi kejadian DBD yaitu tinggi dan dapat memantau
sekitar 3 minggu. kesehatan lingkungan dalam
masyarakat secara berkala dan
KESIMPULAN mengadakan pembinaan kepada
Berdasarkan hasil penelitian yang masyarakat upaya pencegahan
dilakukan dapat kesimpulan dari penyakit DBD.
penelitian ini yaitu prevalensi DBD di
kota Manado tahun 2009-2019 terlihat DAFTAR PUSTAKA
memiliki trend menurun. Hal ini Bangkele E.Y dan Safriyanti N. 2016.
Hubungan Suhu Dan
mengindikasikan bahwa upaya
Kelembaban Dengan Kejadian
pengendalian DBD di kota Manado Demam Berdarah Dengue Di
Kota Palu Tahun 2010-2014.
sudah dilakukan dengan baik.
Jurnal Ilmiah Kedkteran Vol.
3 No. 2
SARAN Bawole, B. B., Umboh, J. M., &
1. Teoritis Sumampouw, O. J. (2019).
Hubungan Antara Tingkat
Diharapkan bagi penelitian Pengetahuan Dan Sikap
selanjutnya agar dapat melakukan Dengan Tindakan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat Pada
perlu dilakukan dan ditambahkan Murid Sekolah Dasar GMIM 9
variabel lain untuk mengetahui Dan Sekolah Dasar Negeri
Jurnal KESMAS, Vol. 8, No. 6, Oktober 2019 370

Inpres Pinangunian Kota the city of Manado North


Bitung. KESMAS, 7(5). Sulawesi Indonesia). Food and
Public Health, 5(2), 29-37.
Dinas Kesehatan Kota Manado. 2019.
Data Penyakit Demam Pangemanan, J., & Nelwan, J. (2012).
Berdarah Dengue. Manado: Perilaku Masyarakat Tentang
Dinas Kesehatan Kota Manado Program Pemberantasan
Penyakit DBD di Kabupaten
Dinata A dan Dhewantara PW. 2011. Minahasa Utara. Kesmas, 1(1),
Karakteristik Lingkungan 45-50.
Fisik Biologi Dan Sosial Di
Daerah Endemis DBB Kota Rasmanto MF dkk. 2016. Model
Banjar Tahun 2011. Jurnal Prediksi Kejadian Demam
Ekologi Kesehatan Vol. 11 No. Berdarah Dengue Berdasarkan
4 Unur Iklim Di Kota Kendara
Tahun 2000-2015. Univeritas
Dini A.M.V dkk. 2010. Faktor Iklim Halu Oleo
Dan Angka Insiden Demam
Berdarah Dengue Di Rokim A. 2017. Pengaruh Faktor-Faktor
Kabupaten Serang. Makara Kondisi Sosial Ekonomi Dan
Kesehatan Vol. 14. No.1 Lingkungan Fisik Wilayah
Terhadap Kasus Demam
Fitriana BR dan Yudhastuti. 2017. Berdarah Dengue Di
Hubungan Faktor Suhu Kabupaten Jombang. Swara
Dengan Kasu Demam Bhumi Vol. 4 No. 4
Berdarah Dengue Di
Kecamatan Sawahan Soedarto. 2012. Demam Berdarah
Surabaya. The Indonesian Dengue (Dengue
Journal Public Health Vol.13 Haemoohagic Fever). Jakarta:
No. 1 CV Sagung Seto
Gandawari VT dkk. 2018. Hubungan Sucipto, C.D. 2011. Vektor Penyakit
Antara Variabilitas Iklim Tropis. Yogyakarta: Gosyen
Dengan Kejadian Demam Publishing
Berdarah Dengue Di Kota
Bitung Tahun 2015-2017. Sumampouw, O. J.
Jurnal Kesmas Vol.7 No.5 (2017). Pemberantasan
Penyakit Menular. Deepublish.
Hidayat L dkk. 2017. Kejadian Demam
Berdarah Dengue Di Kota Sumampouw, O. J. (2019). Mikrobiologi
Sukabumi Berdasarkan Kondii Kesehatan. Deepublish.
Iklim. Acta Veterinaria Sumampouw, O. J. (2019). Perubahan
Indonesiana Vol.5 No.1 22-28 Iklim Dan Kesehatan
Nelwan, J. E. (2019). Pengaruh Masyarakat. Deepublish.
Penyuluhan Kesehatan Sumampouw, O. J., & Roebijoso, J.
Terhadap Perubahan (2017). Pembangunan Wilayah
Pengetahuan Masyarakat Berwawasan Kesehatan.
Tentang Hipertensi Di Kota Deepublish.
Manado. Journal Public
Health Without Border, 1(2).
Ottay, R. I., Sumampouw, O. J.,
Nelwan, J. E., & Cahyo, H. C.
D. (2015). Coastal area public
health problem (a case study in

Anda mungkin juga menyukai