Anda di halaman 1dari 16

KEERAWATAN MATRA

KESEHATAN HAJI

OLEH:

NAMA KELOMPOK 2:
1. NI PUTU TRISNA WULANDARI (C1118035)
2. NI PUTU SANYA DEWI (C1118043)
3. NI LUH NYOMAN ARYA TRI YANI (C1118049)
4. NI KADEK MIANTARI (C1118051)
5. PUTU AYU MELANI (C1118053)
6. LUH WIDIA VERAWATI (C1118056)
7. AYU NANDA ROSMA DEWI (C1118058)
8. KADEK ARIASA (C1118060)
9. I PUTU YUDA SANJAYA (C1118068)
10. NI WAYAN SRI RATNADI (C1318105)
11. NI MADE INDAH CAHYANI (C1318107)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan
Tugas Makalah " Kesehatan Hahi ".

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen Pembimbing  Mata Kuliah
Keperawatan Matra.

Kelompok kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca mengenai “Kesehatan Haji”. Kelompok kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kelompok kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah penulis buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Badung, 24 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Kesehatan Matra........................................................................................................3
B. Tujuan Kesehatan Matra..............................................................................................................3
C. Pengertian Kesehatan Haji...........................................................................................................3
D. Tujuan Pemeriksaan Haji.............................................................................................................4
E. Pemeriksaan Kesehatan Haji........................................................................................................4
F. Penyelenggara Kesehatan Haji.....................................................................................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................11

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah haji dilaksanakan kaum muslim dan muslimah dari seluruh penjuru dunia
yang terdiri dari berbagai suku dan bangsa.Jamaah haji memiliki latar belakang penyakit
endemis dan epidemi masingmasing,sehinggamemiliki risiko terjadi penularan penyakit
antar jamaah haji terutama penyakit menular. Penyakit yang berisiko menular antara lain
meningitis, TBC, hepatitis, diare, kholera, influenza, dan lain lain. Penyakit baru yang
perlu di Waspadai menular pada saat melakukan ibadah haji yaitu MERS-CoV.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia, sehingga
Indonesia merupakan negara terbanyak yang mengirimkan jamaah haji ke Arab Saudi.
Indonesia berisiko tinggi tertular penyakit dari penyakit menular yang sedang endemis di
Arab Saudi atau negara lain yang ikut dalam ibadah haji.
Jamaah haji di Indonesia sebagian besar merupakan jamaah haji yang memiliki
risiko tinggi. Jamaah haji risiko tinggi kesehatan adalah jamaah haji dengan kondisi
kesehatan yang secara epidemiologi berisiko sakit dan atau mati selama perjalanan
ibadah haji, meliputi jamaah haji lanjut usia, jamaah haji penderita penyakit menular
tertentu yang tidak boleh terbawa keluar dari Indonesia, jamaah haji wanita hamil, dan
jamaah haji dengan ketidak mampuan tertentu terkait penyakit kronis dan atau penyakit
tertentu lainnya (Pascasarjana, Universitas, Surabaya, & Artikel, 2019).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 62 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji terdapat penguatan manajemen penyelenggaraan
kesehatan haji, untuk mencapai pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan haji
yang berkualitas, perlu dilakukan penguatan manajmen penyelenggaraan kesehatan haji.
Penguatan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji dilaksanakan salah satu nya
melalui pengembangan sistem informasi kesehatan. Pengembangan sistem informasi
kesehatan haji dilakukan untuk mendukung pelaksanaan surveilans pada penyelenggaraan
kesehatan haji (Pascasarjana et al., 2019).
Untuk dapat melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan calon/ jemaah

1
haji Indonesia secara profesional, berkualitas perlu didukung sumberdaya manusia yang
berpengetahuan, terampil, berdedikasi tinggi, sarana dan prasarana serta sistem informasi
kesehatan haji terpadu (Siskohat) bidang kesehatan(Noprika, Asfara, Novita, Bs, &
Amelia, 2020).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan kesehatan matra?
2. Apa yang dimaksud dengan kesehatan haji?
3. Apa tujuan pemeriksaan kesehatan haji?
4. Bagaimana tahap pemeriksaan kesehatan haji?
5. Bagaimana bentuk penyelenggaraan kesehatan haji?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan Kesehatan Matra
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kesehatan haji
3. Mengetahui apa saja tujuan pemeriksaan kesehatan haji
4. Mengetahui bagaimana tahap pemeriksaan kesehatan haji
5. Mengetahui bagaimana bentuk penyelenggaraan kesehatan haji

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Matra


Matra adalah dimensi atau lingkungan atau wahana atau media tempat seseorang
atau sekelompok orang melangsungkan hidup serta melaksanakan kegiatan. Kondisi
matra adalah keadaan dari seluruh aspek pada matra yangserba berubah dan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dan pelaksanaankegiatan manusia yang hidup dalam
lingkungan tersebut. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan fisikdan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang berubah secara bermakna baik di lingkungan darat, laut dan udara.

B. Tujuan Kesehatan Matra


Pengaturan Kesehatan Matra dimaksudkan untuk :
a. Mewujudkan upaya kesehatan pada Kondisi Matra secara cepat, tepat,
menyeluruh dan terkoordinasi guna menurunkan potensi Risiko Kesehatan,
b. meningkatkan kemampuan adaptasi, dan mengendalikan Risiko Kesehatan.
c. Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam
menurunkan risiko serta memelihara kesehatan masyarakat dalam
d. menghadapi Kondisi Matra agar tetap sehat dan mandiri.
e. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi
apapun.

C. Pengertian Kesehatan Haji


Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia, beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang di
tetapkan. Istithaah adalah kemampuan Jemaah Haji secara jasmaniah, ruhaniah,
pembekalan dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan

3
kewajiban terhadap keluarga.
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari aspek
kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai
tuntunan Agama Islam.
Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji adalah rangkaian kegiatan penilaian status
kesehatan Jemaah Haji yang diselenggarakan secara komprehensif. Pengaturan Istithaah
Kesehatan Haji bertujuan untuk terselenggaranya Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan
Kesehatan Jemaah Haji agar dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran
agama Islam.

D. Tujuan Pemeriksaan Haji


1. Mencapai kondisi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji
2. Mengendalikan faktor risiko kesehatan haji
3. Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selama di Indonesia, selama
perjalanan, dan Arab Saudi
4. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar
dan/atau masuk oleh Jemaah Haji
5. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesehatan Haji

E. Pemeriksaan Kesehatan Haji


Pemeriksaan Kesehatan dilakukan sebagai dasar pelaksanaan Pembinaan Kesehatan
Jemaah Haji dalam rangka Istithaah Kesehatan Jemaah Haji. Pemeriksaan Kesehatan
sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 meliputi:
a. Tahap pertama
Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat
jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi.
b. Tahap kedua
Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat

4
pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun
berjalan.
c. Tahap ketiga
Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang
Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan.

F. Penyelenggara Kesehatan Haji


Penyelenggaraan Kesehatan Haji dilaksanakan dalam bentuk:
1) Pembinaan Kesehatan haji Pembinaan
Kesehatan Haji diselenggarakan secara terpadu, terencana, terstruktur, dan
terukur melalui serangkaian kegiatan promotif dan preventif yang dimulai pada
saat Jemaah Haji mendaftar sampai kembali ke Indonesia. Pembinaan Kesehatan
haji dilakukan secara terintegrasi dengan program promosi kesehatan,
pengendalian penyakit tidak menular, pengendalian penyakit menular, kesehatan
keluarga, kesehatan lingkungan, gizi masyarakat, kesehatan jiwa, kesehatan
tradisional, dan kesehatan olahraga. Pembinaan Kesehatan Haji dilaksanakan di
kabupaten/kota, dalam perjalanan, dan di Embarkasi/Debarkasi, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembinaan Kesehatan Haji di kabupaten/kota dan dalam perjalanan
dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Tim Penyelenggara Kesehatan Haji
Kabupaten/Kota dan masyarakat.Pembinaan Kesehatan Haji di
Embarkasi/Debarkasi dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi/Debarkasi Bidang
Kesehatan. Pembinaan Kesehatan Haji selama di Arab Saudi diselenggarakan di
KKHI, Sektor, Kloter, fasilitas lain yang memungkinkan perluasan jangkauan
layanan, dan di perjalanan.
Pembinaan Kesehatan Haji di Arab Saudi dilaksanakan oleh TKHI, PPIH
Arab Saudi Bidang Kesehatan, dan Tenaga Pendukung Kesehatan. Pembinaan
kesehatan haji diselenggarakan dalam bentuk deteksi dini, pembimbingan
kesehatan, penyuluhan, konseling, pemberian brosur dan poster kepada Jemaah
Haji, serta upaya lainnya yang bersifat promotif dan preventif.
2) Pelayanan Kesehatan haji Pelayanan Kesehatan Haji di Indonesia diselenggarakan

5
di :
a. Puskesmas/klinik
b. Rumah sakit di kabupaten/kota
c. Perjalanan
d. Embarkasi/Debarkasi
e. Rumah sakit rujukan
1. Pelayanan Kesehatan Haji di Perjalanan Pelayanan Kesehatan Haji di
perjalanan meliputi perjalanan dari daerah asal ke asrama haji dan
sebaliknya, dari asrama haji menuju ke bandara keberangkatan dan
sebaliknya. sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam bentuk:
a. Pertolongan pertama
Pertolongan pertama dilaksanakan oleh pemerintah daerah asal
jemaah haji
b. Rujukan
Adalah jemaah haji yang sakit dan memerluka tindakan medis
lanjutandan dilakasanakan oleh pihak PPIH embarkasi dan
debarkasi bidang kesehatan

2. Pelayanan Kesehatan Haji di Embarkasi/Debarkasi Pelayanan


Kesehatan Haji di Embarkasi/Debarkasi, meliputi:
a. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan dalam rangka
menetapkan status kesehatan Jemaah Haji layak terbang atau
tidak layak terbang dan penilaian kembali Istithaah Kesehatan
Jemaah Haji. Penilaian kembali Istithaah Kesehatan Jemaah
Haji dilakukan terhadap Jemaah Haji tertentu yang pada saat di
embarkasi secara medis memiliki potensi tidak memenuhi
syarat istithaah kesehatan.
b. Pelayanan rawat jalan
c. Pelayanan rawat darurat
Pelayanan rawat darurat diberikan di lapangan maupun pada

6
fasilitas pelayanan kesehatan dalam lingkup wilayah
kewenangan PPIH Embarkasi/Debarkasi Bidang Kesehatan.
d. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan penunjang dilaksanakan untuk
penegakan diagnostik berdasarkan indikasi medis.
e. Pelayanan rujukan
Pelayanan rujukan dilaksanakan dalam hal Jemaah Haji di
Embarkasi/Debarkasi perlu dirujuk karena sakit atau untuk
penegakan diagnostik, dilakukan oleh Panitia PPIH
Embarkasi/Debarkasi Bidang Kesehatan ke rumah sakit
rujukan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka memfasilitasi pelayanan rujukan bagi peserta
Jaminan Kesehatan Nasional, Klinik Embarkasi/Debarkasi
dapat membentuk Klinik yang berafiliasi dengan Program
Jaminan Kesehatan Nasional.
f. pelaksanaan kekarantinaan kesehatan
g. Penanganan jemaah haji wafat di pesawat
Penanganan Jemaah Haji Wafat meliputi penetapan penyebab
wafat dan identifikasi potensi penyebab wafat. Potensi
penyebab wafat dapat disebabkan oleh penyakit menular
dan/atau wabah serta keracunan makanan dan substansi toksis
lainnya. Data yang diperoleh dari penanganan Jemaah Haji
wafat digunakan sebagai pelengkap data dokumen pengiriman
Jemaah Haji wafat ke rumah sakit dan/atau lembaga terkait
lainnya.

3. Pelayanan Kesehatan Haji di Rumah Sakit


Rujukan Rumah Sakit Rujukan merupakan rumah sakit pemerintah
maupun rumah sakit swasta yang ditetapkan oleh Menteri, rumah
sakit rujukan juga harus menyampaikan kondisi perkembangan
pasien kepada Ketua PPIH Embarkasi /Debarkasi Bidang

7
Kesehatan. Pelayanan Kesehatan Haji di Rumah Sakit Rujukan
meliputi:
a. pelayanan rawat darurat
b. pelayanan rawat jalan
c. pelayanan rawat inap
d. pelayanan tindakan medik operatif dan non operatif
e. pelayanan darah
f. pelayanan mobil jenazah
g. pelayanan penunjang medik
h. pelayanan intensif
i. pelayanan rujukan atau evakuasi.

4. Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi


Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi diselenggarakan di
perjalanan, Pos Kesehatan di kloter dan/atau Sektor, Pos Kesehatan
Satelit, KKHI, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Pelayanan
Kesehatan Haji di Arab Saudi dilakukan oleh TKHI, PPIH Arab
Saudi Bidang Kesehatan, tenaga pendukung kesehatan, serta
tenaga lainnya. Pelayanan rujukan Jemaah Haji selama berada di
Arab Saudi dapat dilakukan di rumah sakit Arab Saudi. Pelayanan
kesehatan haji di Arab Saudi meliputi:
a. penanganan kegawatdaruratan/life saving
b. rawat jalan
c. rawat inap
d. rujukan
e. evakuasi
f. safari wukuf jemaah haji sakit
g. pemulangan Jemaah Haji sakit

5. Pelayanan Kesehatan Haji Pasca Operasional


Jemaah Haji pasca rawat dari rumah sakit di Arab Saudi yang di

8
pulangkan ke Indonesia pasca operasional haji dan memerlukan
perawatan di rumah sakit, dapat dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan.
Kantor Kesehatan Pelabuhan berwenang dalam pengurusan rujukan
Jemaah Haji yang sakit. Dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan
bertanggung jawab atas penilaian kondisi kesehatan Jemaah Haji
setiba di bandara internasional setempat. Rujukan Jemaah Haji
ditentukan oleh dokter pemeriksa pada Kantor Kesehatan
Pelabuhan dengan mempertimbangkan surat keterangan rumah
sakit di Arab Saudi dan kondisi kesehatan terkini. Dokter pada
Kantor Kesehatan Pelabuhan berwenang menilai transportabilitas
Jemaah Haji yang sakit untuk penerbangan ke daerah asal dan
merekomendasikan penanganan tertentu selama penerbangan
dan/atau perawatan lanjutan. Dalam rangka memfasilitasi
dukungan kesehatan bagi Jemaah Haji yang sakit selama perjalanan
kepulangan, Kantor Kesehatan Pelabuhan yang memiliki wilayah
kerja tempat Jemaah Haji mendarat, melakukan koordinasi dengan
Kantor Kesehatan Pelabuhan asal Jemaah Haji.

3) Perlindungan Kesehatan haji


Perlindungan Kesehatan Haji diselenggarakan selama di Indonesia dan Arab
Saudi. Perlindungan Kesehatan Haji dilaksanakan dalam bentuk:
a. Perlindungan spesifik, merupakan upaya untuk mencegah terjadinya atau
memberatnya keadaan pada penyakit atau gangguan tertentu kepada jemaah
haji. Perlindungan spesifik meliputi vaksinasi dan penyediaan alat pelindung
diri.
b. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan, dilakukan dengan cara Inspeksi
Kesehatan Lingkungan dan Intervensi Kesehatan Lingkungan. Inspeksi
Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara pemeriksaan dan pengamatan
secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan
berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk
meningkatkan kualitas lingkungan.

9
c. Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa:
a) Komunikasi, informasi, dan edukasi
b) Perbaikan dan pembangunan sarana
c) Pengembangan teknologi tepat guna
d) Rekayasa lingkungan.

d. Penyelenggaraan gizi Penyelenggaraan gizi dilakukan melalui:


a) Pemberian rekomendasi kepada Kementerian Agama tentang
standar menu dan gizi makanan bagi Jemaah Haji dan petugas
selama di Embarkasi
b) Pengawasan mutu makanan katering Jemaah Haji di Embarkasi dan
di Arab Saudi
c) Pemberian makanan pada jemaah haji sakit.
d) Visitasi Jemaah Haji sakit, diselenggarakan di rumah sakit Arab
Saudi. Visitasi dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH), Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), dan/atau
Tenaga Pendukung Kesehatan (TPK)

10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

11
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian kesehatan. 2013. Kesehatan Matra Direktorat Jenderal Peraturan Perundang.


(Online) .http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/inc/buka.php?
czozMjoiZD1ibisyMDEzJmY9Ym4xMjAzLTIwMTMucGRmJmpzPTEiOw

Noprika, A. Dela, Asfara, E., Novita, R., Bs, S., & Amelia, R. (2020). Kesehatan matra dan
kesehatan haji.

Pascasarjana, D., Universitas, E., Surabaya, A., & Artikel, I. (2019). Siswanto , Hari Basuki
Notobroto,. 88–110.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2016 tentang Istithaah
Kesehatan Jemaah

12

Anda mungkin juga menyukai