SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
KESEHATAN MATRA
Kesehatan Haji
Disusun Oleh :
Aisyah Rofifah (1807026032)
Leni Maesenda Abdillah (1807026057)
Mia Agrina (1807026060)
Olifia (1807026062)
Kelompok 10
Kelas Gizi 5B
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Epidemiologi yang berjudul “Surveilans
Epidemiologi Kesehatan Haji” tanpa suatu halangan apapun. Shalawat serta salam
juga kami sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu kita
nanti-nantikan syafaat nya di hari akhir kelak.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini. Pembuatan
makalah ini juga berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, semoga makalah
ini bermanfaat khususnya bagi kami dan semua pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Surveilans Epidemiologi Matra Kesehatan Haji.........................................................6
2.2 Pengumpulan Data.........................................................................................................8
2.3 Pengolahan dan Penyajian Data..................................................................................12
2.4 Analisis dan Interpretasi Data....................................................................................12
Fungsi Analisis Data..................................................................................................13
Jenis-Jenis Analisis Data...........................................................................................13
Proses Analisa Data...................................................................................................13
Teknik Analisis Data.................................................................................................13
Analisis Data Surveilans............................................................................................14
Langkah-langkah dalam Analisis Surveilans............................................................14
Penafsiran data...........................................................................................................16
Fungsi Interpretasi Data............................................................................................17
Kajian Penting Interpretasi Data...............................................................................17
Teknik Interpretasi Data............................................................................................17
Membuat Interpretasi Yang Sistematik Dari Data Surveilens..................................17
2.5 Laporan dan Diseminasi Surveilans...........................................................................18
2.6 Penanggulangan dan Pencegahan...............................................................................18
BAB III....................................................................................................................................20
KESIMPULAN.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaima pengumpulan data jamaah haji?
2. Bagaimana pengolahan dan penyajian datanya?
3. Bagaimana analisis dan interpretasi datanya?
4. Bagaimana pembuatan laporan, rekomendasi tindak lanjut dan diseminasi
informasi?
5. Bagaimana tindakan pencegahan dan penanggulangan nya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengumpulan data jemaah haji
2. Untuk mengetahui bagaimana pengolahan dan penyajian datanya
3. Untuk mengetahuk bagaimana menganalisis dan interpretasi data nya
4. Untuk Mengetahui pembuatan laporan, rwkomendasi tindak lanjut dan diseminasi
informasi
5. Unuk mengetahui bagaimana tindakan pencegahan dan penaggulangan nya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
9) Mengembangkan sistem kewaspadaan dini dan respon cepat KLB, bencana, serta
musibah massal
7
Sasaran SE meliputi :
8
yang di observasi sementara, jumlah tolak berangkat karena sakit atau ditunda
sementara, jumalah dan pola penyakit kejadian luar biasa.
Sistem atau Cara Pengumpulan Data:
9
• Paru/Toraks (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
• Kardiovaskuler (inspkesi, palpasi, perkusi, auskultasi)
• Abdomen (inspkesi, palpasi, perkusi, auskultasi)
• Ekstremitas : bentuk, kekuatan otot, refleks
d. Pemeriksaan Kesehatan Jiwa:
• Instrumen sederhana gangguan jiwa,
• Algoritme Pemeriksaan Kesehatan Jiwa, atau
• Protap anjuran dari Profesi.
e. Pemeriksaan Penunjang:
• Laboratorium: Atas Indikasi (kadar gula darah, kolesterol, lipid, ureum creatinin),
Faktor Risiko PTM.
• EKG dan Ro Dada : atas indikasi
f. Pemeriksaan Kebugaran:
Gunakan metode yang sesuai.
2. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua
Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara
Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat
pemerintah telah menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun
berjalan.
Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap kedua itetapkan Istithaah Kesehatan
Jemaah Haji.
a) Identitas Jemaah:
• Nama dgn bin/binti,
• Tempat/Tanggal Lahir
• Alamat tinggal (domisili),
• Pekerjaan,
• Pendidikan,
• Status perkawinan
b) Riwayat Kesehatan
• Riwayat Kesehatan Sekarang ( penyakit menular ttt, PTM/disabilitas)
• Riwayat Penyakit Dahulu (pykt yg pernah diderita , operasi
yg pernah dijalani), ditulis secara kronologis.
• Riwayat Penyakit Keluarga (berhubungan secara
genetik)
c) Pemeriksaan fisik :
• Tanda vital ( TD, Nadi, Pernapasan, Suhu )
• Postur tubuh (TB, BB, IMT)
• Kepala : pemeriksaan saraf kranial, mata, THT
• Paru/Toraks (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
• Kardiovaskuler (inspkesi, palpasi, perkusi, auskultasi)
• Abdomen (inspkesi, palpasi, perkusi, auskultasi)
• Ekstremitas : bentuk, kekuatan otot, refleks
d) Pemeriksaan Kesehatan Jiwa:
• Instrumen sederhana gangguan jiwa,
10
• Algoritme Pemeriksaan Kesehatan Jiwa, atau
• Protap anjuran dari Profesi.
e) Pemeriksaan Penunjang:
• Laboratorium Rutin: Darah dan Urin.
• EKG dan Ro Dada : Diatas 40 Tahun dan/atau atindikasi
f) Penilaian Kemandirian:
• Menggunakan Barthel Indeks (1 dan 2).
• Dapat menggunakan metode lain yang direkomeoleh organisasi profesi.
g) Penilaian Kebugaran:
• Gunakan metode yang sesuai.
• Tuliskan metode yang digunakan pada BKJH.
3. Pemeriksaan Kesehatan Tahap Ketiga
Pemeriksaan Kesehatan tahap ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang
Kesehatan di embarkasi pada saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan.
Dilakukan untuk menetapkan status kesehatan Jemaah Haji laik atau tidak laik
terbang.
a. Batasan :
adalah upaya penentuan kelaikan jemaah haji untuk mengikuti perjalanan ibadah
haji dari segi kesehatan, dengan mempertimbangkan hasil Pemeriksaan Kesehatan
Tahap Ketiga dan Riwayat pemeriksaan sebelumnya. Dilaksanakan oleh Tim
PPIH Embarkasi bidang kesehatan berkoordinasi dengan dokter Penerbangan.
b. Langkah-langkah:
• Seluruh data dikompilasikan.
• Lakukan:
• Pengecekan kelengkapan data.
• Pemeriksaan kesehatan akhir jemaah tertentu oleh PPIH Embarkasi
( WUS,Hb,saturasi oksigen, dsb, penyakit menular)
• Buat Rekomendasi Laik/ tidak laik
• Tidak Laik
• tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional dan/atau
peraturan kesehatan International, hamil usia tertentu, menderita penyakit menular
tertentu
c. Rekomendasi:
• Disampaikan kepada semua pihak yang berkepentingan.
11
2.3 Pengolahan dan Penyajian Data
Sebelum data diolah dilakukan pembersihan koreksi dan cek ulang,
selanjutnya data diolah dengan cara perekaman data, validasi, pengkodean, alih
bentuk (transform) dan pengelompokkan berdasarkan variabel tempat, waktu dan
orang.
Hasil Pengolahan dapat berbentuk tabel, grafik, dan peta menurut
variabel golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor
resiko tertentu. Setiap variabel tersebut disajikan dalam bentuk ukuran
epidemiologi yang tepat (rate, rasio dan proporsi)
Pengolahan data yang baik akan memberikan informasi spesifik suatu
penyakit atau masalah kesehatan. Selanjutnya adalah penyajian hasil olahan data
dalam bentuk yang informatif, dan menarik. Hal ini akan membantu pengguna
data untuk memahami keadaan yang disajikan (Kemenkes, 2014)
Data dikumpulkan setiap hari selama kegiatan embarkasi dan debarkasi
haji lalu data dikelompokkan secara manual dan menggunakan komputer dengan
program excel dicek apabila ada data yang kurang lalu data diolah sehingga
menghasilkan data embarkasi berupa data kelengkapan vaksin dan buku kesehatan
jamaah haji (BKJH) serta data debarkasi berupa data. Alat yang digunakan untuk
pengumpulan dan pengolahan data berupa komputer/laptop yang memiliki
koneksi internet untuk mengirim laporan SISKOHATKES.
Pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD) yaitu penyajian data
dengan menggunakan entity dan relationship, perancangan basis data meliputi
perancangan fisik dan perancangan model logic. Perancangan model fisik meliputi
penyusunan diagram konteks, data flow diagram, flow chart, normalisasi, relasi
antar tabel, dan penyusunan kamus data. Perancangan model logic meliputi
penyusunan software berbasis web yang dilengkapi dengan buku panduan cara
pengoperasiannya.
2.4 Analisis dan Interpretasi Data
12
Fungsi Analisis Data
Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan
data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam
dua jenis, yaitu :
1. Data bermuatan kualitatif
2. Data bermuatan kuantitatif
1. Mengidentifikasi tema-tema dari data yang dikumpulkan secara induktif dari tema-
tema yang besar menjadi tema yang lebih kecil
2. Untuk setiap tema ataupun kelompok data dapat dibuat kode, misalnya kode untuk
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, maupun hasilnya
3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: dengan prinsip 5W1H
4. Buatlah bentuk penyajian dari temuan dalam bentuk table, grafik dll.
5. Kemukakan apa yang belum atau tidak ditemukan dalam penelitian, kemudian
identifikasikan.
13
Analisis Data Surveilans
Analisis data diperlukan untuk menjamin bahwa sumber data dan proses
pengumpulan data adalah kuat. Beberapa hal yang penting yang harus
dipertimbangkan dalam analisis data. yaitu ;
a. Analisis data harus relevan. Artinya, data tersebut harus sesuai tujuan, mulai
datri tujuan umum sampai kepada tujuan khusus. Data jelas harus mendukung
relevansi tujuan sampai semakin spesifik. Contohnya : Data surveilan ISPA
harus berdasarkan waktu.
b. Analisis data harus valid. Penggunaan alat ukur yang sama (melalui kalibrasi) di
tempat yang berbeda. Misalnya; untuk mengukur Hb digunakan alat haemocue.
Alat ukur kuesioner juga harus sama. validitas kuesioner minimal responden 30
orang, dengan Pvalue 0,05 atau 0,5% untuk Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Validitas eksternal harus menjawab pertanyaan apakah menggambarkan
komunitas yang diteliti. aliditas ini harus memperhatikan juga segi pembiayaan
dalam surveilan karena rentang waktu surveilan yang lama. Sedangkan untuk
validitas internal perlu memperhatikan
(1) kesalahan random. Semakin besar sampel seharusnya semakin kecil
kesalahan. harus lihat rentngan yang homogen degan melihat metode statistik
distribusi normal.
(2) Bias juga harus diperhatikan. Nias seleksi, bias confounding, bias informasi.
Bias seleksi dicegah dengan jenis studi yang tepat. Case
control untuk Disease dan studi Cohort untuk exposure sehingga bisa dicegah
terjadi penelitian yang tidak berhubungan. Confounding juga diperhatikan
apakah menguatkan ataukah mengurangi hubungan.
14
o Kasus dari perkotaan mungkin lebih mewakili kasus dari daerah pedesaan dengan
cakupan miskin fasilitas kesehatan
o Sumber tertentu pemberitahuan tidak dapat diwakili, seperti dokter umum,
penyedia layanan kesehatan dari sektor swasta.
Cepat melihat data dapat membantu Anda untuk mengidentifikasi keterbatasan
yang Anda perlu memperhitungkan saat meringkas temuan Anda
2. Analisis Deskriptif
Merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil
penelitian berdasarkan satu sample.
ü Analisis Data Menurut Waktu
Analisis ini membandingkan jumlah kasus yang diterima selama interval
waktu tertentu dan membandingkan jumlah kasus selama periode waktu sekarang
dengan jumlah yang dilaporkan selama interval waktu yang sama dalam periode
waktu tertentu.
Data yang diterima dalam sistem surveilans sering disebut sebagai sinyal.
Tujuan dari analisis deskriptif karakteristik waktu adalah untuk menggambarkan
trend, variasi musiman, dan kecelakaan atau wabah potensial dalam residu.
Tanggal onset adalah yang terbaik satu menggambarkan peristiwa
kesehatan. Namun, karena keterlambatan dalam pelaporan, jumlah kasus dengan
onset pada minggu-minggu paling baru selalu akan berada di bawah perkiraan,
memberikan grafis rasa-salah dari tren menurun. Melihat tanggal pemberitahuan
tidak menyampaikan masalah ini. Namun, wabah terdeteksi mungkin terjadi
beberapa minggu lalu, dan dengan demikian data tidak mewakili gambaran yang
benar dari penyakit di masyarakat. Namun, sebagian besar waktu lebih baik untuk
menggunakan tanggal pemberitahuan karena akan memungkinkan perbandingan
dengan tahun sebelumnya tanpa mengoreksi penundaan. Epidemiologi sering
hanya mampu mendeteksi wabah pemberitahuan bukan wabah penyakit. Ini
menekankan kebutuhan untuk melaporkan tepat waktu ketika mencari sinyal
peringatan dini, tanpa menunggu konfirmasi jika akan memakan waktu, atau
untuk penyelidikan penuh.
15
isolrate. Peta ini mirip dengan yang digunakan untuk menunjukkan tingkat hujan
di suatu negara, yang diukur melalui stasiun cuaca yang mirip dengan lokasi
sentinel dalam epidemiologi.
Sistem informasi geografis telah semakin banyak digunakan di tahun
terakhir. Mereka menyediakan kemampuan untuk secara tepat menemukan kasus
di peta. Namun, penggunaannya terbatas dalam pengawasan karena kebanyakan
sistem di seluruh dunia tidak merekam informasi ini secara rutin. Koordinat kasus
dapat diekstraksi dari alamat. Proses ini disebut geo-coding.
Penafsiran data
16
Fungsi Interpretasi Data
Fungsi interpretasi data adalah untuk mengevaluasi atau merefleksi proses dan
hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan.
Diskusi
Kesimpulan,dan
Implikasi
Ada berbagai teknik dalam melakukan interpretasi data, antara lain dengan:
1. Menghubungkan data dengan pengalaman peneliti,
2. Mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori terkait,
3.Memperluas analisis dengan mengajukan pertayaan mengenai penelitian dan
implikasi hasil penelitian, dan/atau
4. Meminta nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan.
Meskipun analisis data dan interpretasi data dilakukan sambil berjalan, tetapi
harus dihindari analisis dan interpretasi data yang terlalu dini. Para peneliti yang
belum berpengalaman seringkali tergesa-gesa untuk melakukan hal ini. Analisis
dan interpretasi data diperlukan untuk merengkumkan apa yang telah diperoleh,
menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg, dan benar. Analisis
dan interpretasi data juga diperlukan untuk memberi jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis dan interpretasi data akhirnya
digfunakan untuk memberikan masukan bagi perbaikan kegiatan baik bagi
kegiatan peneliti sendiri maupun teman satu tim. Pada akhir kegiatan penelitian,
hasil analisis dan interpretasi data digunakan untuk menarik kesimpulan dalam
laporan.
17
· Apa keistimewaan atau kekhasan data yang didapat?
· a. Memulai dari data yang paling sederhana ke data yang paling kompleks
· b. Menyadari bila ketidaktepatan dalam data menghalangi analisis-analisis yang
lebih canggih. Jika ada data yang bias maka data tersebut tidak perlu digunakan.
· c. Sifat data surveilans
· d. Perubahan dari waktu ke waktu
· c. Beberapa sumber-sumber informasi
· e. Masalah kualitas dan kelengkapan
· f. Butuh pengetahuan yang mendalam tentang sistem evaluasi.
18
2. Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan kesehatan calon/ jamaah haji
dengan pendekatan manajemen resiko, provesional, terintegrasi lintas program,
lintas sektor terkait dan menyikit sertakan peran masyarakat
3. Mengembangkan dan memperkuat jejaringan surveilans dengan fokus penyakit
potensial wabah terutama meningitis meningokokus, penyakit menular baru dan
penyakit menular yang terjangkit kembal, sistem kewaspadaan dini dan respon
KLB, bencana serta musibah masal.
4. Menyiapkan dan menyusun daftar kebutuhan obat, alat kesehatan haji maupun
distribusinya, menjalin kerjasama lintas program sektoral regional ASEAN
bilateral dengan pemerintah Arab Saudi maupun internasional.
5. Meningkatkan dan memantapkan sistem rekrutmen panitia penyelenggaraan
ibadah haji (PPIH ) di Arab Saudi bidang kesehatan dan petugas yang menyertai
jemaah haji melalui prosedur kriteria, serta cara penyeleksian secara berjenjang
dari dinas kesehatan kabupaten atau kota Dinas Kesehatan Provinsi dan pusat.
6. Meningkatkan kemampuan penggalian sumber daya daerah dan sumber daya yang
berasal dari masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan haji
7. Sosialisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah haji sehingga
petugas dan masyarakat mengetahui manfaat dari pemeriksaan dan pembinaan
kesehatan haji standardisasi pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jemaah
haji.
8. Identifikasi pemeriksaan fisik didukung pemeriksaan laboratorium yang akurat
tatalaksana kasus dengan pendekatan manajemen risiko Sesuai dengan standar
yang berlaku
9. Penggalangan kemitraan dengan badan pengelola Pembiayaan Kesehatan seperti
asuransi kesehatan jaminan, pemeliharaan kesehatan masyarakat dan asuransi
kesehatan lainnya dalam pembinaan kesehatan haji
10. Fasilitasi dan asistensi metode teknologi pemeriksaan pembinaan serta
pengukuran kualitas kesehatan haji, pengembangan metode dan materi pelatihan
petugas kesehatan haji yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
11. Seluruh Puskesmas pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji dan Dinas
Kesehatan daerah kabupaten atau kota melakukan pemeriksaan rujukan dan
pembinaan kesehatan Sesuai dengan standar.
12. Cakupan imunisasi meningitis meningokokus tetravalen 100% dengan indeks
pemakaian 9.
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21