Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PROGRAM NASIONAL KESEHATAN LANSIA

(Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Keperawatan Gerontik)


Dosen Pengampu: Ns. Dona Sartika, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.K

Disusun Oleh:

1. Ainun Nurul F P27905120002 7. Naomi Eklesia P27905120027


2. Desti Nurhalilah P27905120010 8. Norma Dwi N P27905120030
3. Devika Meidy S P27905120011 9. Novia Fathiyatul P27905120031
4. Diana Varizka P27905120013 10. Putri Widiasari P27905120034
5. Khalifah Maulana P27905120022 11. Shofi Ramadhanti P27905120041
6. Niah Fera F P27905120028

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN `
2023
KATA PENGANTAR

Senantiasa kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi untuk
menyelesaikan makalah tentang “Program Nasional Kesehatan Lansia” tepat
waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Ns. Dona
Sartika, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.K selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Gerontik. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kami mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diperlukan untuk
perbaikan makalah ini. Kami memohon maaf apabila dalam penulisan masih
terdapat kalimat-kalimat yang kurang dapat dipahami. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi setiap pembaca.

Tangerang, 11 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah ......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
2.1 Pengertian Program Nasional Kesehatan Lansia .....................................3
2.2 Tujuan Program Nasional Kesehatan Lansia ...........................................5
2.3 Sasaran Program Nasional Kesehatan Lansia ..........................................5
2.4 Dasar Hukum dan Pengembangan Program Pembinaan Kesehatan
Lansia .....................................................................................................6
2.5 Kegiatan – Kegiatan dalam Pembinaan Lansia ........................................6
2.6 Jenis Pelayanan Kesehatan pada Lansia ..................................................9
2.7 Contoh Penerapan Puskesmas Santun Lansia ..........................................13
2.8 Contoh Kegiatan Pelaksanaan Posyandu Lansia ......................................16
BAB III PENUTUP ..........................................................................................19
3.1 Kesimpulan ............................................................................................19
3.2 Saran ......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun
keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Proporsi penduduk di atas 60 tahun di
dunia diperkirakan akan terus meningkat. Perkiraan peningkatan dari tahun
2000 sampai 2050 akan berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi 22%, atau
secara absolut meningkat dari 605 juta menjadi 2 milyar lansia( WHO,2014).
Saat ini Jumlah penduduk usia lanjut Berkisar antara 27 juta (angka nasional),
dan diprediksi pada tahun 2020 akan menjadi sekitar 38 juta atau 11,8% dari
seluruh jumlah penduduk usia lanjut yang ada pada saat ini di kota Surakarta
sebesar 11,3% (DKK Surakarta, 2016).
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
factor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu
kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan
hal tersebut pemerintah telah merencanakan visi Indonesia sehat 2010 yaitu
gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang penduduknya hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil, merata serta memiliki derajat kesehatanm yang setinggi
tingginya. Keperawatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan nasional turut serta ambil bagian dalam mengantisipasi peningkatan
jumlah populasi lansia dengan menitikberatkan pada penanganan di bidang
kesehatan dan keperawatan.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia pemerintah membuat
beberapa kebjakan-kebijakan pelayanan kesehatan lansia. Tujuan umum
kebijakan pelayanan kesehatan lansia adalah meningkatkan derajat kesehatan
lansia untuk mencapai lansia sehat, mandiri, aktif, produktif dan berdaya guna
bagi keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini perlu sekiranya informasi

1
mengenai tingkat kesehatan dan tingkat ketergantungan lansia di masyarakat.
Salah satu pelayanan kesehatan dimasyarakat adalah posyandu lansia
Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah suatu wadah pelayanan
kesehatan bersumber daya masyarakat untuk melayani penduduk lansia, yang
proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama
lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non-
pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan
pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. ampilan, olah raga,
seni budaya, dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (KEMENKES, 2016)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Program Nasional Kesehatan Lansia?
2. Apa saja Tujuan Program Nasional Kesehatan Lansia?
3. Apa saja sasaran Program Nasional Kesehatan Lansia?
4. Apa saja Dasar Hukum dan Pengembangan Program Pembinaan
Kesehatan Lansia?
5. Apa saja Kegiatan dalam Pembinaan Lansia?
6. Apa saja Jenis Pelayanan Kesehatan Lansia?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui Pengertian Program Nasional Kesehatan Lansia
2. Mengetahui Tujuan Program Nasional Kesehatan Lansia
3. Mengetahui Sasaran Program Nasional Kesehatan Lansia
4. Mengetahui Dasar Hukum dan Pengembangan Program Pembinaan
Kesehatan Lansia
5. Mengetahui Kegiatan-Kegiatan dalam Pembinaan Lansia
6. Mengetahui Jenis Pelayanan Kesehatan Lansia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Program Nasional Kesehatan Lansia


Pertambahan populasi lansian akan menimbulkan berbagai masalah,
antara lainmenimbulkan permasalah penanganan kasus penyakit, mental sosial
dan sosial ekonomi. Dikarenakan 38% permasalah pada usia lanjut adalah pada
penurunan status kesehatan yang dapat menghambat produktivitas kerja yang
akhirnya akan memperngaruhi kesejahteraan lansia itu sendiri. Upaya
pelayanan kesehatan terhadap lansia diberbagai pelayanan kesehatan harus
dilakukan dengan manajemen yang baik dan terarah dengan memperhatikan
beberapa aspek yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,
skrining, pembinaan, serta penilaian dan pengembangan (Dahlan, 2018).
Upayan kesehatan lansia adalah upaya kesehatanparipurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yaitu meliputi penignkatan
kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan (Nasrullah, 2016). Upaya
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia dapat
tetap diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan. Hal
tersebut sejalan dengan UU no. 36 tahun 2009 tentang kesehatan masyarakat
dilaksanakan berdasarkan prinsip no diskriminatif, partisipatif dan
berkelanjutan serta upaya untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat
merupakan investasi bagi pembangunan negara. Pasal 138 Undang-Undang
kesehatan menyebutkan bahwa upaya pemeliharaan kesehatan untuk lanjut
usia ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial
dan ekonomis dan pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan bagi usia lanjut agar tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial
ekonomis (Kemenkes RI. 2012).
Dalam rangka peningkatan kualitas hidup lansia dan menjadikan lansia
sehat dan mandiri pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan
kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna

3
dalah kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut
ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia seperti Posyandu
lansia, Puskesmas santun dan Panti Werdha (Kholifah, 2016).
Pengertian upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan
paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi
penignkatan kesehatan, pencegahan, pengoabtan dan pemulihan. Tempat
pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di puskesmas-puskesmas
ataupun rumah sakit serta panti-panti dan institusi lainnya. Teknologi tepat
guna dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah teknologi yang mengacu pada
masa usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber daya yang tersedi di
masyarakat sesuai dengan azas manfaat.
Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah peran
serta masyarakat baik sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun penerima
pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan
masalah usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan usia lanjut setempat.
Program kementerian kesehatan di Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan
status kesehatan para lansia, di antaranya:
1. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di pelayanan
kesehatan dasar, khususnya puskesmas dan kelompok lansia melalui
konsep puskesmas santun lanjut usia.
2. Penignkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia di rumah sakit.
3. Peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan
gizi bagi lansia.
4. Sosialisasi program kesehatan lansia, serta pemberdayaan masyarakat
melalui pengembangan dan pembinaan kelompok usia lanjut/posyandu
lansia di masyarakat (Nasrullah, 2016).
Program kementerian kesehatan di Indonesia dalam upaya untuk
meningkatkan status kesehatan para lansia di antaranya peningkatan dan
pemantapan upaya kesehatan para lansia dipelayanan kesehatan dasar,

4
peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia di rumah sakit, dan
peningkatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan dan gizi bagi
lansia.

2.2 Tujuan Program Nasional Kesehatan Lansia


Tujuan umum meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata
kemasyarakatan.
Tujuan khusus meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk
membina sendiri kesehatannya, meningkatkan kemampuan dan peran serta
masyarakat termasuk keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan
usia lanjut, meningkatkan jenis dan jangkauan kesehatan usia lanjut dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

2.3 Sasaran Program Nasional Kesehatan Lansia


1. Sasaran pembinaan secara langsung
Kelompok usia menjelang usia lanjut atau dalam virilitas dalam
keluarga maupun masyarakat luas. Kelompok usia lanjut dalam masa
prasenium dalam keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan
masyarakat umumnya. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (>65
tahun) dan usia lanjut dengan resiko tinggi (>70 tahun) hodup sendiri,
terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat, cacat dan lain-lain.

2. Sasaran pembinaan tidak langsung


Keluarga dimana usia lanjut berada, organiasi sosial yang bergerak
didalam pembinaan kesehatan lanjut, dan masyarakat.

5
2.4 Dasar Hukum dan Pengembangan Program Pembinaan Kesehatan
Lansia
1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang pokok-pokok Kesehatan.
2. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1974 tentang pokok-pokok
Organisasi Departemen Kesehatan
3. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1985 tentang Susunan Organisasi
Departemen Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 558 Tahun 1984 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan
5. Keputusan Menter Kesehatan Nomor 9 a Tahun 1982 tentang berlakunya
Sistem Kesehatan Nasional dan RP3JPK
6. Keputusan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Nomor 5 Tahun
1990 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Tetap Kesejahteraan Usia
Lanjut
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 134 Tahun 1990 tentang
Pembentukan Tim Kerja Geatric

2.5 Kegiatan-Kegiatan dalam Pembinaan Lansia


Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut adalah bentuk pelayanan kesehatan
bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun atau lebih meliputi kesehatan
jasmani, rohani maupun sosial melalui seluruh upaya kesehatan terutama upaya
promotive, preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative serta
pelayanan rujukan kepada para pasien usia lanjut (Dahlan, 2018).
1. Upaya promotive
Upaya promotive yaitu merangsang semangat hidup bagi usia lanjut
agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
keluarga, maupun masyarakat. Upaya promotive dapat berupa
penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal
yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut
yang antara lain adalah:

6
a. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan
kemampuan usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
b. Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi
seimbang.
c. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
yang Maha Esa.
d. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau
hobonya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
e. Meningkatkan kegiatan sosial dimasyarakat atau mengadakan
kelompok sosial.
f. Hidupnya menghindari kebiasaan yang tidak baik, seperti merokok,
alcohol, kopi, kelelahan fisik, dan mental (Wahjusaputri & Saputra.
2018).

2. Uapaya preventif
Uapaya preventif yaitu uapaya pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh
proses menua. Uapya preventif dapat berupa kegaitan:
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan
secara dini penyakit-penyakit usia lanjut.
b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan
dengan kemampuan usia lanjut sserta tetap merasa sehat dan bugar.
c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu, misalnya kaca
mata, alat pendengar agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya
dan tetap merasa berguna.
d. Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
kecelakaan pada usia lanjut (Wahjusaputri & Saputra. 2018).

3. Upaya kuratif
Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut.
Bertambahnya umur pada lansia akan menyebabkan banyak gangguan

7
fisik maupun psikologis. Kegiatan dapat berupa pelayanan kesehatan dasar
dan pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan. (Ayu Ida
Rochmah, dkk. 2021).

4. Upaya rehabilitative
Upaya rehabilitative yaitu upaya memulihkan penurunan fungsi
prgan pada lansia. Kegiatan dapat berupa memberikan informasi,
pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan alat bantu, misalnya alat
pendengaran dan lain-lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan
tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan, mengembalikan
kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita,
pembinaan usia dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi dan aktivitas di
dalam maupun di luar rumah, nasihat cara hidup yang sesuai dengan
penykit yang diderita, serta perawatan fisioterapi (Dahlan, 2018).

5. Upaya penyuluhan kesehatan


Upaya penyuluhan kesehatan masayrakat yang merupakan bagian
integral dari setiap program kesehatan. Adapun tujuan khusus program
penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut ditujukkan kepada usia
lanjut itu sendiri, kelompok keluarga yang memiliki usia lanjut, kelompok
masyarakat lingkungan usia lanjut, penyelenggaraan kesehatan, dan lintas
sectoral (pemerintah dan swasta).
Sedangkan penyuluhan kesehatan masyarakat pada usia lanjut terdiri dari:
a. Mengembangkan, memproduksi, menyebarluaskan bahan-bahan
penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut.
b. Meningkatkan sikap, kemampuan dan mitvasi petugas.
c. Puskesmas dan rujukan serta masyarakat dibidang kesehatan.
d. Masyarakat usia lanjut.
e. Melengkapi puskesmas dan rujukannya dengan sarana dan
penyuluhan.

8
f. Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk media
massa agar pesan kesehatan masyarakat usia lanjut menjadi again
integral.
g. Meningkat penyuluhan kepada masayrakat umum dan kelompok
khusus seperti daerah terpencil, tranmigrasi dan lain-lain.
h. Melakukan pengkajian dan pengembangan serta pelaksanaan
teknologi tepat guna dibidang penyebarluasan informasi.
i. Melaksanakan evaluasi secara berkala untuk mengukur dampak serta
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyuluhan.
j. Menyebarluaskan informasi secara khusus dalam keadaan darurat
seperti wabah, bencana alam, kecelakaan (Dahlan, 2018).

6. Adapun langkah-langkah dari penyuluhan yang perlu diperhatikan adalah:


a. Perencanaan sudah dimulai dengan kegiatan tersebut, dimana masalah
kesehatan, masayarakat usia lanjut, dan wilayahnya jelas diketahui.
b. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat usia lanjut harus
berdaya guna serta berhasil guna.
c. Merinci tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang
yang harus jelas, realitas, dan bisa diukur.
d. Jangkauan penyuluhan harus dirinci, pendekatan ditetapkan, dan
dicapai lebih objektif, rasional hasil sasarannya.
e. Penyusunan pesan-pesan penyuluhan.
f. Pengembangan peran serta masyarakat, kemampuan penyelenggaraan
benar-benar tepat guna untuk dipergunakan.
g. Memilih media atau saluran untuk mengembangkan peran serta
masyarakat dan kemampuan penyelengaraan (Dahlan, 2018).

2.6 Jenis Pelayanan Kesehatan pada Lansia


1. Puskesmas santun lansia
Salah satu upaya pelayanan kesehatan pada lansia di masyarakat adalah
melalui puskesmas santun lansia. Aistyawati (2016) mengemukakan

9
bahwa puskesmas santun lansia merupakan puskesmas dengan ciri-ciri
berikut:
a. Pelayanan yang baik, sopan, dan berkualitas dalam arti adanya
kesabaran dalam menghadapi lansia, kemauan dan kemampuan dalam
memberikan informasi secara jelas, memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan prosedur yang ada, menghargai lansia dengan melayani
secara santun dan sopan.
b. Adanya kemudahan akses pelayanan pada lansia seperti:
mendahulukan pemberian layanan kesehatan pada lansia, adanya
loket pendaftaran tersendiri, adanya ruang tunggu yang dilengkapi
tempat duduk khusus bagi lansia, adanya toilet atau kamar mandi serta
jalan atau koridor yang aman bagi lansia.
c. Adanya penghapusan atau keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi
lansia miskin atau tak mampu yang memiliki keterbatasan dalam
memenuhi biaya hidup ataupun biaya kesehatannya, sehingga
prioritas diberikan pada lansia terlantar atau dari keluarga miskin
sesuai dengan ketentuan yang ada.
d. Adanya bimbingan atau dukungan pada lansia dalam meningkatkan
dan memelihara kesehatan dirinya agar tetap bugar dan mandiri,
adanya penyuluhan gizi dan kesehatan, serta perilaku hidup sehat,
menganjurkan lansia agar tetap menjalankan aktivitas kesehariannya,
tetap mengembangkan hobi, dan beraktivitas sosial di masyarakat
lewat kelompok lansia.
e. Adanya pelayanan kesehatan yang proaktif agar sebanyak mungkin
dapat menjangkau para lansia yang masuk dalam wilayah kerja
puskesmas, melakukan pembinaan dan fasilitas pada kelompok lansia
melalui deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan, serta melakukan
tinjauan saat dilakukannya kegiatan, melakukan kunjungan rumah
bagi lansia yang sedang dirawat di rumah, melakukan kunjungan luar
Gedung atau pelayanan kesehatan di pusling

10
f. Mengadakan kerja sama ditingkat kecamatanbaik lintas program
maupun lintas sectoral berdasarkan asas kemitraan agar dapat
bersama-sama membina lansia untuk menignkatkan kualitas
hidupnya.

2. Posyandu lansia
a. Definisi posyandu lansia
1) Kemenkes (2011), posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu
untuk masyarakat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, dan digerakkan oleh masyarakat agar lanjut usia
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan merupakan
kebijakan pemerintah untuk pengembangan pelayanan kesehatan
bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
puskesmas dengan melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial.
2) Posyandu lansia adalah suatu forum komunikasi, dan pelayanan
kesehatan oleh masyarakat untuk masyarakat yang memupunyai
nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
khususnya lanjut usia. Program posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelengaraannya melalui program
puskemas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga,
tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya (Ainiah, dkk. 2021).
3) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa posyandu lanjut usia
merupakan pos pelayanan terpadu lanjut usia yang kegiatannya
dilaksanakan dan dikelola oleh masyarakat yang dibantu oleh
pemerintah setempat seperti RT/RW agar masyarakat lanjut usia
dapat memelihara kesehatannya dengan mandiri.

11
b. Tujuan umum posyandu lansia
Menurut Depkes RI adalah meningkatkan kualitas hidup dan
derajat kesehatan pada lansia agar tercipta hari tua yang bahagia serta
tetap berdaya guna sesuai dengan keberadaannya baik di lingkungan
keluarga maupun masyarakat.
c. Tujuan khusus posyandu lansia
Tujuan khusus dari posyandu lansia adalah:
1) Meningkatkan rasa sadar lansia untuk dapat membina
kesehatannya sendiri.
2) Menignkatkan peran serta dan kemampuan keluarga mapun
masyarakat di sekitar lansia agar dapat menghayati dan mengatasi
masalah kesehatan pada lansia.
3) Meningkatkan jangkauan dan jenis pelayanan kesehatan lansia.
4) Menignkatkan mutut pelaynan kesehatan lansia (nafisadilah,
2016).
d. Sasaran posyandu lansia
Sasaran dari posyandu lansia adalah:
1) Sasaran langsung berupa pra lansia yang berusia 45-59 tahun,
lansia yang berusia 60-69 tahun, dan lansia risiko tinggi yang
berusia 70 tahun ke atas.
2) Sasaran tidak langsung berupa keluarga tempat lansia tinggal,
masyarakat di sekitar lansia, tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan pada lansia, organisasi sosial yang turut berperan
dalam membina kesehatan lansia, serta masyarakat luar
(Departemen Kesehatan RI, 2006).
e. Kegiatan posyandu lansia
Posyandu lansia memiliki beberapa kegaitan yang dapat
dikelompokkan ke dalam 4 tingkatan perkembangan yaitu:
1) Posyandu lansia pratama, merupaka posyandu yang belum stabil,
kegiatan yang dilakukan setiap bulannya tidak rutin dan masih
terbatas dengan frekuensi kurang dari delapan kali dalam setahun,

12
banyak kader yang aktif masih terbatas, dan pendanaannya masih
didukung oleh pemerintah
2) Posyandu lansia madya. Merupakan posyandu yang sudah
berkembang, kegiatan yang dilakukn setiap bulannya meliputi
tiga sector dengan frekuensi minimal delpan kali dalam setahun,
banyaknya kader yang aktif lebih dari tiga orang, cakupan
programnya masih kurang dari 50%, dan pendanaanya masih
didukung oleh pemerintah
3) Posyandu lansia purnama. Merupakan posyandu yang telah stabil
kegiatan yang dilakukan setiap bulannya sudah lengkap dan
disertai dengan beberapa aktivitas tambahan di luar bidang
kesehatan dengan frekuensi minimal 10 kali dalam setahun,
cakupan programnya lebih tinggi (lebih dari 60%)
4) Posyandu lansia mandiri. Merupakan posyandu lansia purnama
yang disertai dengan beragam kegiatan tambahan dan telah
mampu mendanai kegaitannya sendiri (Departemen Kesehatan
RI, 2006).
2.7 Contoh Penerapan Puskesmas Santun Lansia
Subkoordinator Kesga Gizi Dinas Kesehatan Kota Cilegon melalui
Program Lansia Dinas Kesehatan Kota Cilegon mengadakan Kegiatan
Penguatan Puskesmas Santun Lansia bertempat Swiss-Belexpress Cilegon.
Kondisi indonesia mengalami transisi demografi dimana angka harapan
hidup meningkat dan angka fertilitas menurun maka ratio ketergantungan
meningkat penduduk usia produktif meningkat dan tahun 2020 terjadi
peningkatan populasi lanjut usia 10% dan akan meningkat menjadi 20%
(tahun 2045) dan tahun 2070 menjadi 26%. Rasio ketergantungan lansia
semakin meningkat menjadi 2 kali lipat pada 25 tahun ke depan dari 15%
(tahun 2020) menjadi 33% Yang menjadi perhatian usia harapan hidup tinggi
idealnya kemampuan lansia untuk hidup sehat dan produktif hal yang penting
untuk di upayakan.(UUH Sehat/HALE). Program kesehatan lanjut usia
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia agar sehat, mandiri, aktif

13
dan produktif serta berdaya guna bagi keluarga dan masyarakat dengan
pendekatan siklus hidup.
Peraturan Presiden Indonesia No. 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional
(STRANAS) Kelanjutusiaan di strategi ke 3 (tiga) Pembangunan Masyarakat
dan Lingkungan Ramah Bagi Lanjut Usia dengan meningkatkan sarana dan
prasarana yang ramah bagi lanjut usia dan ke 4 (empat) yaitu penguatan
kelembagaan pelaksana program kelanjutusiaan adalah :
1. Mengembangkan standar dan meningkatkan kualitas kelembagaan
kelanjutusiaan ;
2. Memperkuat sistem akreditasi lembaga kelanjutusiaan
3. Mengembangkan sistem pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi untuk
tenaga pelayanan lanjut usia.
Implementasi hal tersebut dengan Puskesmas Santun Lansia dimana
amanah SPM dalam pengelolaan manajemen puskesmas terakreditasi adalah
puskesmas santun lansia, dengan layanan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan penjaminan indikator pada akses dan kualitas pelayanan
kesehatan lansia.
Maka untuk menjawab hal tersebut dengan kreteria 50% puskesmas
membina posyandu lansia di wilayah kerjanya, minimal 50% puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan santun lansia dan puskesmas
mengembangkan program PJP bagi lansia, dengan indikator layanan
persentase penduduk usia 60 tahun atau lebih yang mendapatkan pemeriksaan
kesehatan dan konseling/edukasi minimal 1 kali dalam kurun waktu 1 tahun
antara lain:
1. Pengukuran Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Tingkat Kemandirian Lansia (Adl)
3. Pemeriksaan Gangguan Mental Emosional
4. Pemeriksaan Gangguan Kognitif
5. Pemeriksaan Risiko Jatuh
6. Pemeriksaan Masalah Gizi/Status Gizi
7. Pemeriksaan Laboratorium: Kadar Gula Darah, Kolesterol Dan Asam Urat

14
Kondisi capaian yang di Kota Cilegon pada tahun 2021 lansia
mendapatkan skrening sesuai dengan standar 21.141 (60.4%). Pelayanan
sesuai dengan standar masih di bawah 100% dan pencapaian di tahun 2022 ini
sampai dengan bulan Juni 2022 baru mencapai 13.190 (35.45 %).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka ada langkah – langkah kegiatan yang
harus di lakukan untuk tercapainya hal tersebut yaitu Pendataan Lansia,
Edukasi PHBS, Skrening Kesehatan Lansia bersama dengan penyakit tidak
menular dan penyakit menular, pemberian buku lansia, pelayanan rujukan
lansia, penguatan pencatatan dan pelaporan, monitoring dan evaluasi (monev
berbasis aplikasi e Kohort Lansia) dan perkuat SDM yaitu dokter, bidan,
perawat dan tenaga gizi.
Kegiatan ini di buka oleh Subkoordinator Kesga Gizi dr. Kentjana
Widjajasri, dengan 2 narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang yaitu
dr. Hj. Indri Bevi dan dr. Vini Setiawan.
Judul Materi
1. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas.
2. Puskesmas Santun lansia di Puskesmas Santun Lansia.
Semoga kedepan dengan adanya puskesmas santun lansia maka diharapkan
capaian indikator SPM 100% bisa terealisasi dan semoga Allah SWT
senantiasa membimbing segala upaya yang kita lakukan dan menjadikan
ladang amal soleh bagi kita semua.

15
2.8 Contoh Kegiatan Pelaksanaan Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia
lanjut di Desa kekeran yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh
masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu
lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas Busungbiu Melalui POSKESDes Desa Kekeran dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi
sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk
pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk
oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya
pada penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah
berusia 60 tahun keatas.
1. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
2. Sasaran Posyandu Lansia
a. Sasaran langsung
 Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
 Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
 Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
b. Sasaran tidak langsung
 Keluarga dimana usia lanjut berada
 Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
 Masyarakat luas

16
3. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja,
pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada
mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di Desa Kekeran . Ada
yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu
balita, ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan
kegiatan sebagai berikut :
- Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan
dan atau tinggi badan
- Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan
sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.
- Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga
bisa dilakukan pelayanan Pemberi makan tambahan PMT.
4. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan
Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan
Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
5. Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di
Posyandu Lansia Desa Kekeran adalah
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar
dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian,
naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mental emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua )
menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh
(IMT).

17
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop
serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. dan
i. Penyuluhan Kesehatan.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program nasional kesehatan lansia adalah program kementrian
kesehatan di Indonesia dalam upaya untuk meningkatkan status kesehatan para
lansia. Upaya upaya dalam meningkatkan kesehatan lansia yaitu meliputi.
Upaya promotif, upaya preventif,upaya kuratif,upaya rehabilitatif,dan upaya
penyuluhan kesehatan. Upaya promotif yaitu mengairahkan semangat hidup
bagi usia lanjut agar mereka tetap di hargai dan tetap berguna baik bagi diri
sendirinya keluarga maupun masyarakat.
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit yang di sebabkan oleh proses
ketuaan. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut. Upaya
rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ tubuh yang telah
menurun. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat yang merupakan bagian
integral dari setiap program kesehatan. Program kesehatan lansia meliputi
posyandu lansia, dan terapi lansia.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, maka
saran, kritik dari mahasiswa atau mahasiswi dan bapak/ibu dosen yang bersifat
membangun kami. Dengan demikian sehingga bisa menjadi bahan masukan
agar dimasa yang akan datang ada perubahan yang lebih baik lagi dalam
penyusunan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Noor Rochman. Maria Lambertina., Dkk. 2021. Keperawatan Gerontik.

Purwokerto: Duta Media Publishing.

Fariana, Erlina., Oktarian Pratama. 2018. Pengembangan Program Posyandu

Lansia Dengan Aplikasi Pendekatan Program Pengelolaan Penyakit Kronis


(Prolanis) Di Wilayah Kerja Puskesmas Rancaekek (Studi Kualitatif).
Bandung : Jurnal Sehat Masada.

Rofiq, Ainur. 2018. Jurnal. Partisipasi Masyarakat Dalam Keberhasilan

Pengembangan Program Posyandu Lansia Di Puskesmas Jagir Surabaya.


Surabaya: Universitas Airlangga.

Simorangkir, Lindawati. Amnita Anda Yanti Ginting., Dkk. 2022. Mengenal

Lansia Dalam Lingkup Keperawatan. Yayasan Kita Menulis.

Sari, Wahyuni Puspita. 2020. Analisis Pelaksanaan Program Kesehatan Lanjut

Usia Di Puskesmas Simpang Timbang Kabupaten Ogan Ilir. Sriwijaya :


Universitas Sriwijaya.

Qasim, Muhammad (Eds). 2021. Keperawatan Gerontik. Aceh : Yayasan Penerbit

Muhammad Zaini.

20

Anda mungkin juga menyukai