Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Keperawatan


Dosen Pengampu: Kusniawati, S.Kep., Ners., M.kep

Disusun Oleh:

Afifa Tunnisaa (P27905120001)


Diana Varizka (P27905120013)
Iin Roihatul Zannah (P27905120018)
Khalifa Maulana Azhar (P27905120022)
Maemuniyyah (P27905120023)
Nabila Fika Aprilia (P27905120026)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2023
SKENARIO GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Pemeran:
1. Afifa Tunnisaa : Perwat B
2. Diana Varizka : Katim B
3. Iin Roihatul Zannah : Perwat A2
4. Khalifa Maulana Azhar : Kepala Ruangan
5. Maemuniyyah : Katim A
6. Nabila Fika Aprilia : Perawat A

Waktu Kegiatan : Setelah Operan Shif malam ke pagi.

Tempat : Ruang KARU, Ners Station, dan Ruang Ganti Perawat.

Penanggung Jawab : Kepala Ruangan

Saat setelah melakukan opershif malam ke pagi yang di pimpin oleh kepala
ruangan. Kepala ruangan menginformasikan terkait jadwal cuti bulanan di ruang
rawat inap Mawar.

KARU : “Baik, semuanya untuk jadwal cuti bulan depan saya tunggu ya
nama-namanya dari Tim A dan Tim B”.

Katim B : “Baik Pak, nanti untuk nama-nama yang mengajukan cuti di bulan
depan saya akan serahkan”.

Setelah itu kepala ruangan, katim, dan perawat lain kembali ke ruangan dan
memulai tugasnya masing-masing.

Perawat A menghampiri Katim A yang sedang berada di ruang ganti perawat untuk
menyerahkan pengajuan surat izin cuti untuk bulan depan.
Perawat A : “Permisi Bu, saya mau menyerahkan surat izin cuti untuk bulan
depan, semoga gak ditolak lagi yaa Bu kayak bulan kemaren”.
(sambil menyerahkan surat izin cuti)

Katim A : “Okey Bil, nanti saya serahkan ke Pak Alif yaa”.

Perawat A : “Makasih yaa Bu”.

Katim A : “Sama-sama, buat anggota Tim A ada yang mau mengajukan cuti
bulan depan lagi gak?”(anggota Tim A menjawab tidak ada)

Setelah Katim A bertanya kepada anggota Timnya tidak ada tambahan anggota
Tim A yang mengajukan cuti untuk bulan depan, Katim A pun segera menuju ruang
Kepala Ruangan Mawar.

Saat diperjalanan menuju ruang kepala ruangan Katim A bertemu Katim B yang
akan menyerahkan surat izin cuti anggota Tim B.

Katim B : “Mau ke ruangan Pak Alif juga Bu?”

Katim A : “Iya nih Bu, mau nyerahin surat izin cuti Tim A”

Perawat A : “Sama Bu, ayo Bu masuk”. (sambil mengetuk pintu)

Katim A dan Katim B pun bersama-sama masuk ke ruang Kepala Ruangan Mawar.

KARU : “Silahkan masuk”.

Katim B : “Punten Pak, ini saya mau menyerahkan surat pengajuan cuti dari
Tim B, jumlahnya ada tiga orang yang mengajukan cuti di bulan
depan”. (Sambil menyerahkan surat izin cuti)

KARU : “Oke, buat Tim A ada berapa orang?”

Katim A : “Punten Pak, ini hanya ada satu orang yang mengajukan cuti di
bulan depan dari Tim A”. (Sambil menyerahkan surat izin cuti)
KARU : “Hmmm... ” (Sambil melihat surat izin cuti)

Katim A : “Kenapa Pak?”

KARU : “Tidak apa-apa, nanti saya infokan besok untuk nama-nama yang
mendapatkan jadwal cuti di bulan depan”.

Katim A : “Baik Pak”.

Katim B : “Baik Pak, kami izin kembali ke ruangan dulu”.

KARU : “Iyaa silahkan”.

Katim A dan Katim B keluar dari ruang Kepala Ruangan dan melakukan tugasnya
seperti biasa.

Keesokkan harinya setelah operan shif malam ke pagi Ners Station, Kepala
Ruangan mengumumkan nama-nama yang mendapatkan izin cuti bulan depan.

KARU : “Baik, untuk yang mendapatkan cuti di bulan depan dari Tim B ada
Afifa (Perawat B) dan dari Tim A ada Iin (Perawat A2)”.

Katim A : “Maaf Pak, untuk Tim A kemaren saya hanya mengajukan satu
orang atas nama Nabila (Perawat A)”.

KARU : “Kemarin Iin sudah mengajukan langsung ke saya”

Perawat A : “Pak bukannya jalur izin cuti harus melalui katim dulu baru ke
bapak? kemaren saya duluan yang mengajukan cuti, kenapa saya
tidak di acc sedangkan Iin langsung di acc. Dari kemarin saya sudah
diam saja ya pak!”

KARU : “Di sini saya karunya! saya yang memutuskan”.

Perawat A : “Tapikan Pak ...”

KARU : “Udah kamu nih ngebantah aja, silahkan semuanya kembali


bekerja!.” (Meninggalkan ners station)
Perawat lain meninggalkan ners station untuk menjalankan tugasnya masing-
masing. Lalu, Perawat B menghampiri Perawt A untuk menenangkan Perawat A
dan mengajaknya ke ruang ganti perawat.

Perawat B : “Udah-udah Bil, kamu tau kan Pak Alif kayak gimana orangnya”.

Perawat A : “Tapi kan ini gak adil”.

Perawat B : “Udah-udah ayo kita ke ruang ganti aja takut keliatan sama
keluarga pasien”.

Saat di ruang ganti perawat, Perawat B mengambilkn minum untuk Perawat A. Di


ruang itu juga ada Perawat A2 yang sedang bersiap-siap untuk memulai bekerja.

Perawat B : “Bil, minum dulu nih biar kamu agak tenangan”. (Sambil
memberikan segelas air minum)

Perawat A : “Iyaa.. makasih yaa”. (Menerima segelas air minum)

Perawat B : “Eh In, jadwal cuti kamu kasih ke Nabila (Perawat A) dulu aja sih”.

Perawat A2 : “Ihhh gak bisa, udah gak bisa di cancel lagi”.

Perawat A : “Udah sering cuti juga In... gantian napa”.

Perawat A2 : “Gak bisa.. udah gua mau TPRS dulu”. (Meninggalkan Perawat A
dan Perawat B)

Perawat B : “Udah Bil, sabar aja.. ayo kita ke Ners Station”.

Perawat A dan Perawat B pun pergi menuju Ners Station. Di Ners Station Katim A
menghampiri Perawat A.

Katim A : “Nabila”.

Perawat A : “Iyaa Bu, ada apa?”.


Katim A : “Maaf yaa Bil tadi Ibu gak bisa bantu, kamu tau sendiri kan Pak
Alif gimana orangnya, nanti buat pengajuan cuti bulan depannya lagi
Ibu usahain kamu dapat cuti”.

Perawat A : “Iyaa Bu gapapa.. Makasih Bu”.

Katim A : “Iyaa sama-sama.”

Setelah itu, semua perawat kembali bekerja sesuai tugasnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai