Anda di halaman 1dari 7

RESUME PERUBAHAN BIO-PSIKO-SOSIAL- SPIRITUAL

KULTURAL YANG LAZIM TERJADI PADA PROSES


MENUA

Disusun oleh :

Khalifa Maulana Azhar P27905120022

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANTEN TAHUN AKADEMIK 2022
A. DEFINISI LANSIA

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.


Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam dan luar tubuh, seperti didalam Undang-Undang No 13 tahun
1998 yang isinya menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan
nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, telah
menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia
harapan hidup makin meningkat, sehingga jumlah lanjut usia makin
bertambah. Banyak diantara lanjut usia yang masih produktif dan mampu
berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada
hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya
bangsa.

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa
dan tua (Nugroho, 2006).

B. Batasan-Batasan Lansia
Depkes RI membagi lansia sebagai berikut:
1. Menjelang Usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas
2. Usia Lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium
3. Usia Lanjut (65 tahun <) sebagai masa senium

Sedangkan WHO Lansia dibagi menjadi 3 kategori yaitu:

1. Usia Lanjut: 60-70 tahun


2. Usia Tua: 75-89 tahun
3. Usia sangat lanjut > 90 tahun

C. TIPE - TIPE LANSIA


Pada umumnya lansia lebih dapat beradaptasi tinggal di rumah sendiri dari
pada tinggal bersama anaknya. Menurut Nugroho W ( 2000) adalah:
1. Tipe Arif Bijaksana: Yaitu tipe kaya pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, ramah, rendah hati, menjadi panutan.
2. Tipe Mandiri: Yaitu tipe bersifat selektif terhadap pekerjaan,
mempunyai kegiatan.
3. Tipe Tidak Puas: Yaitu tipe konflik lahir batin, menentang proses
penuaan yang menyebabkan hilangnya kecantikan, daya tarik
jasmani, kehilangan kekuasaan, jabatan, teman.
4. Tipe Pasrah: Yaitu lansia yang menerima dan menunggu nasib baik.
5. Tipe Bingung: Yaitu lansia yang kehilangan kepribadian,
mengasingkan diri, minder, pasif, dan kaget

D. TEORI PENUAAN
1. Biologis: Pada orang tua terjadi proses degenerasi karena:
a. Berkurangnya jumlah sel-sel baru
b. Sel-sel yang terbentuk pada usila, kualitas kurang daripada
usia muda.
c. Terjadi metabolisme kompleks (organ-organ aus)
d. Keturunan: orang yang diturunkan oleh orang dengan usila,
maka mempunyai kemungkinan usila
2. Sosial
a. Teori activity: Lansia yang aktif, lebih besar terpuaskan hidup.
Konsep diri berhubungan dengan peran dan peran sebelumnya
harus diganti dengan peran yang baru untuk tetap aktif.
b. Teori continuity: Mengembangkan interaksi antara pengalaman
biologik dan psikologik.
c. Teori stratifikasi usia: Interdependen yang tinggi antara lansia
dan masyarakat.
d. Teori person: Perubahan pada kompetensi akan
mempengaruhi lansia dalam berhubungan dengan lingkungan
(Lawton, 1982).
3. Psikologik
a. Genertif >< self absorption/stagnasi (40-65 tahun):
➢ Dewasa menengah
➢ Kematangan
➢ Ekspresi tentang dunia umum
b. Integritas ego >< despair (65-70 tahun)
➢ Dewasa tua
➢ Menerima, menjanda
4. Kultur/Budaya (Herskouits, 1955)
a. Culture: pengalaman universal, unik
b. Culture: stabil, dinamis
c. Bagian dari: kehidupan
5. Spiritual: Kepercayaan spiritual, praktik, pengertian hidup dan mati,
usaha untuk aktualisasi diri (Haugk, 1976).
➢ Tempat ibadah dan pemimpin agama memberikan kontribusi
yang unik, untuk mewujudkan kesehatan mental komunitas
➢ Perubahan spiritual/kepercayaan agama mempengaruhi
apapun yang menjadi kehendak Tuhan
➢ Bertindak pasif dan menolak
➢ Upaya rehabilitasi: dihukum atas dosanya , rasa bersalah
➢ Banyak terlibat dalam peran-peran keagamaan

E. PERUBAHAN - PERUBAHAN MULTISISTEM YANG TERJADI PADA


LANSIA
Pada lansia terjadi perubahan-perubahan akibat proses menua
diantaranya adalah perubahan pada sistem pencernaan seperti :
➢ Kehilangan gigi penyebab utama periodontal disiase yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun.
➢ Indra pengecap menurun,adanya iritasi selaput lendir yang kronis,
atrofi indra pengecap, hilangnya sensivitas saraf pengecap lidah
terutama rasa manis,asin,pahit.
➢ Rasa lapar menurun.
➢ Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi atau gangguan pada
sistem gastrointestinal seperti penyakit gastritis.
➢ Fungsi absorbsi melemah.
➢ Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun, aliran
darah berkurang.

F. DAMPAK KEMUNDURAN DAN MASALAH-MASALAH KESEHATAN


PADA LANSIA
Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap
kehidupan, yaitu masa anak, dewasa, dan masa tua yang tidak dapat
dihindari oleh setiap individu dimana akan menimbulkan perubahan-
perubahan struktur dan fisiologis dari beberapa sel/jaringan/organ dan
system yang ada pada tubuh manusia (Mubarak,2009:140) Kemunduran
biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, diantaranya
yaitu :
➢ Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang
menetap
➢ Rambut kepala mulai memutih atau beruban
➢ Gigi mulai lepas (ompong)
➢ Penglihatan dan pendengaran berkurang
➢ Mudah lelah dan mudah jatuh
➢ Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah akibat penurunan
kelemahan
➢ otot ekstremitas bawah dan kekuatan sendi
➢ Gangguan gaya berjalan
➢ Sinkope-dizziness;
Disamping itu, juga terjadi kemunduran kognitif antara lain

➢ Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik


➢ Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik dari pada hal-hal
yang baru saja terjadi
➢ Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
➢ Sulit menerima ide-ide baru
DAFTAR PUSTAKA

Damanik, Sri Melfa. Hasain. 2019. Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik.

Jakarta: Universitas Kristen Indonesia.

Nasrullah, Dede,. dkk. 2017. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 1. Jakarta:

Trans Info Media.

Manurung, Sarida Surya,. dkk 2020. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.

Yogyakarta: CV Budi Utama.

Maunaturrohmah, Agustina. Endang Yuswatiningsih. 2018. Modul

Pembelajaran Gerontik. Jombang: Icme Press

Anda mungkin juga menyukai